55
jumlah persentase cacatnya 15 selanjutnya adalah jenis cacat pemeraman dan tingkat kepadatan teh tidak sama yang masing-masing mempunyai persentase
sebesar 14 dan 12. Jadi perbaikan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu cacat saat
penyortiran bahan baku. Hal ini dikarenakan cacat tersebut merupakan jumlah cacat yang terbesar dibandingkan dengan cacat lainnya.
4.3.2 Analisis Diagram Sebab-Akibat
Berkaitan dengan pengendalian kualitas secara statistik, diagram sebab- akibat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masalah
kualitas. Faktor utama yang mempengaruhi adanya produk akhir seperti Penyortiran, Pemanggangan, Kertas pembungkus teh sobek maupun Tingkat
kepadatan teh tidak sama adalah karena mesin mengalami kesalahan dan kelalaian tenaga kerja yang kurang teliti. Kemampuan kerja mesin sangat
diandalkan untuk memproses daun teh guna menurunkan kadar air menjadi teh kering dan proses penyerapan aroma melati melekat. Mesin menjadi kendala
utama dalam proses produksi karena mesin harus bekerja selama 24 jam per hari,
sehingga hampir tidak istirahat. Servis dan perawatan terhadap mesin sudah dilakukan oleh bagian teknis untuk memperkecil kesalahan tetapi tidak dilakukan
setiap hari. Saat melakukan proses produksi mesin disetting agar bekerja sesuai program. Tetapi karena ada beberapa mesin yang sudah digunakan sejak 1976,
sehingga dapat dikatakan cukup tua, pada proses produksi mesin mengalami gangguan yang mengakibatkan lambatnya proses produksi dan teh yang
dihasilkan tidak sesuai standar, perusahaan mengalami kerugian. Semakin baik dalam hal penyetingan dan perawatan maka hasil pengeringan atau
pemanggangan, pembungkusan teh juga semakin baik dan memuaskan. Proses akhir yaitu pembungkusan teh wangi yang dipengaruhi oleh faktor
kinerja karyawan, dimana ketika dalam proses pembungkusan karyawan kurang hati-hati dan kurang mahir. Hal ini bisa terjadi karena karyawan tergesa-gesa dan
kurang hati-hati dalam bekerja dengan harapan segera memperoleh hasil yang lebih banyak dan cepat selesai. Kelalaian karyawan dalam memperhatikan saran
dari Quality Control QC untuk bekerja dengan baik agar menghasilkan
56
pengemasan yang standar dan memuaskan. Disamping itu suasana hati dan kesehatan karyawan juga sangat mempengaruhi dalam bekerja, dimana ketika
suasana hati karyawan sedang senang dan kondisi kesehatan juga baik maka konsentrasi kerja mereka juga terfokus dengan baik pada pekerjaan. Sehingga
hasil pembungkusannya juga sangat baik dan memuaskan. Sebaliknya jika mereka bekerja dalam suasana hati yang buruk misalnya stres, masalah pribadi, atau
masalah keluarga maka dapat mengakibatkan konsentrasi kerja mereka kurang terfokus, sehingga hasil pembungkusan mereka banyak yang cacat atau tidak
sesuai. Metode pengawasan kualitas yang ditetapkan oleh bagian teknisi yang
bertugas mengontrol mesin dan memperbaiki apabila terjadi kerusakan, tidak semua dilakukan inspeksi jadi pengawasan kurang optimal dan tidak teliti.
Sehingga mesin selalu mengalami gangguan pada saat proses produksi akibatnya aroma melati tidak melekat, kertas pembungkus kotor, terbuka.
Faktor bahan baku dalam proses produksi teh di CV Duta Java Tea Industri biasanya bahan baku teh hijau diambil daun yang paling muda, tidak
berlubang atau daun berwarna hijau segar. Cuaca juga berpengaruh pada tingkat
kesuburan teh dan pemilihan bunga melati sangat mempengaruhi. Jika bunga melati terlalu kering atau basah maka akan mempengaruhi kepadatan
pembungkusan teh sehingga mengakibatkan banyaknya ketidaksesuaian atau
cacat.
Jadi, faktor bahan baku, karyawan, mesin, metode dan lingkungan pengawasan berpengaruh pada proses produksi mulai dari pemilihan baku sampai
dengan produk akhir. Apakah produk siap dipasarkan atau sudah memenuhi standar kualitas. Berikut digambarkan pengaruh faktor-faktor pada proses
produksi sampai produk akhir dalam bentuk diagram sebab-akibat.
57
Gambar 4.3 Diagram Sebab-Akibat Untuk Jenis Teh Hijau
Berdasarkan pengamatan diatas kecacatan produk yang paling utama disebabkan oleh mesin, karyawan, bahan baku, metode dan lingkungan. Mesin
paling mempengaruhi terjadinya produk akhir dan kinerja karyawan yang kurang teliti. Faktor-faktor tersebut penyebab utama yang mempengaruhi kelemahan
proses produksi sehingga menimbulkan adanya produk akhir cacat pada jenis teh wangi di CV Duta Java Tea Industri Adiwerna-Tegal dapat dilihat pada diagram
pareto dan diagram sebab-akibat untuk jenis teh wangi adalah sebagai berikut:
4.3.2.1 Mesin
Intensitas penggunaan mesin yang hampir tidak istirahat mengakibatkan mesin menjadi lelah. Meskipun mesin dikendalikan secara otomatis dan
mempunyai program yang sama tetapi karena ada beberapa mesin yang telah aus, umur mesin sudah tua dan umur ekonomis mesin sudah habis masa produksinya.
Sehingga tidak layak dipakai disamping itu mendapatkan suku cadang mengalami kesulitan untuk digunakan dalam proses produksi. Tetapi karena mesin masih bisa
Bahan baku Mesin Pengesetan
Basah dan berlubang Intensitas Tinggi Kertas Pembungkus Servis Perawatan
Umur Mesin Mutu daun jelek
Produk
Akhir Jenis
Teh Wangi
Perawatan tidak menyeluruh Kurang Konsentrasi Kurang Disiplin
Kelelahan Kebersihan Gudang
Cara kerja salah tidak
58
menghasilkan produk teh wangi yang cukup baik maka masih dipertahankan oleh perusahaan untuk tetap produksi. Disamping itu jika perusahaan akan
menggantikan mesin yang baru, perusahaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit maka dari itu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah lebih
diperhatikan perawatan dan perbaikan secara berkala.
4.3.2.2 Karyawan
Kinerja karyawan yang kurang maksimal akan berpengaruh pada penanganan seleksi bahan baku, proses produksi sampai dengan pengepakan
produk jadi yang siap dipasarkan. Terutama pada proses pemanggangan dan
pembungkusan teh karyawan kurang konsentrasi sehingga ada produk yang tidak memenuhi kriteria standar. Oleh karena itu karyawan yang merasa kurang ahli
dalam pengoperasian mesin maupun pembungkusan teh, maka karyawan diharuskan untuk mengikuti training atau pelatihan yang diselengarakan oleh
perusahaan. Disamping itu manajer produksi memberikan motivasi pada semua karyawan sehingga semangat untuk bekerja tinggi, ahli dalam pembungkusan
hingga hasil pembungkusannya sesuai dengan standar perusahaan. Selain itu karyawan bisa bertanya atau berbagi pengalaman dengan karyawan lain yang
lebih ahli dan sebagainya. Karyawan harus serius dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, tidak tergesa gesa dan selalu memperhatikan setiap peringatan maupun
saran dari Quality Control QC. Jika Hal tersebut mereka langgar maka yang rugi adalah mereka sendiri KaryawanPekerja dan pastinya pihak perusahaan.
Perusahaan akan memberikan jaminan dan tunjangan karyawan supaya karyawan
dalam bekerja bersemangat dan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. 4.3.2.3
Bahan baku
Perusahaan mengambil bahan baku daun teh hijau, bunga melati dan bunga gambir diperoleh dari perkebunan teh yang berada di daerah: Ajibarang,
Brebes, Tasikmalaya dan Bandung. Daerah-daerah itu menghasilkan daun teh, bunga melati dan gambir yang bermutu tinggi. Pendekatan bahan baku harus
dikerjakan manajemen perusahaan agar bahan baku yang diterima dapat di jaga kualitasnya. Pada seleksi bahan baku perusahaan mengadakan pengadaan bahan
baku terlebih dahulu memesan kepada pemasok. Untuk mengetahui karakteristik
59
masing-masing pemasok adalah dengan cara mengadakan penelitian terhadap kualitas para perusahaan pemasok bahan baku yang ada, pemeriksaan bahan baku
yang datang dari dalam gudang sebelum diproses ke bagian produksi. Selain bahan baku utama daun teh, perusahaan memerlukan kertas
pembungkus teh dan lem untuk membungkus teh yang sudah jadi. Tidak semua kertas pembungkus teh dan lem yang diterima perusahaan memenuhi standar,
karena terlewatkan oleh saat inspeksi kualitas pemasok. Kertas pembungkus dan lem yang tidak baik akan mempengaruhi saat pembungkusan teh wangi.
Namun hal tersebut dapat diperbaiki dan dicegah sedini mungkin agar di masa yang akan datang dapat mengurangi dan memperkecil tingkat kesalahan.
Tindakan perusahaan selanjutnya adalah lebih hati-hati dalam menganalisis dan mencari banyak informasi daerah perkebunan teh yang mana menghasilkan daun
teh bermutu tinggi. Guna memperbaiki kemampuan proses produksi, perusahaan perlu mengambil langkah melakukan pemeriksaan produk jadi sebelum di
masukan ke gudang tempat penyimpanan, pengawasan pada operasional mesin, meningktakan motivasi dan kinerja karyawan dan memperbaiki metode inspeksi.
4.3.2.4 Metode
Metode pengawasan kualitas pada proses produksi masih ada bagian yang tidak dikenakan inspeksi secara intensif yaitu mesin belong untuk pengeringan
atau pemanggangan. Pengawasan yang melewatkan salah satu bagian produksi akan mempengaruhi penciptaan produk berkualitas. Perusahaan tidak boleh
meremehkan begitu saja karena akan berdampak pada perusahaan. Disamping itu metode yang umum digunakan untuk mengontrol produk yaitu dengan menyeleksi
secara ketat bahan baku yang digunakan, melakukan training terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan kemampuan, menggunakan mesin-mesin berteknologi
mutakhir dan mengadakan seleksi secara ketat pada produk yang akan dipasarkan. Meski hanya beberapa kali saja, ternyata hal ini ikut bagian saat produk
ditolak pada inspeksi teh wangi dan perusahaan tidak dapat memenuhi selera konsumen maka dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan dan keinginan
konsumen tehadap suatu produk. Jika ini terjadi maka dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian karena jumlah produk yang dihasilkan berkurang dan
60
produk tidak dapat memenuhi keinginan konsumen.Oleh karena itu metode yang dijalankan CV Duta Java Tea Industri diharapkan dapat membuat kualitas produk
sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan mempunyai Standar Operating Prosedure SOP yang berisi prosedur jalannya
proses produksi yang harus dijalankan dan dipatuhi oleh masing-masing pihak yang bersangkutan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang
inginkan. Metode kerja yang diberikan oleh pihak perusahaan sangat berpengaruh
besar terhadap kelancaran proses produksi. Dengan adanya Standar Operating Prosedure yang diterapkan perusahaan untuk mengatur semua bagian yang
terlibat dalam proses produksi dan dapat mengurangi cacat produk. Semakin perusahaan tidak menjalankan metode kerja dengan baik maka semakin besar
kemungkinan produk yang cacat.
4.3.2.5 Lingkungan
Suasana kerja yang baik dan nyaman akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Penerangan yang cukup, sirkulasi udara yang baik, tempat keja yang
bersih, suhu udara, keamanan dan keselamatan kerja yang terjamin serta tata letak lay out yang baik akan membuat para pekerja merasa nyaman dan semangat
dalam bekerja dan dapat mengakibatkan prestasi kerja karyawan meningkat. Disamping itu akan meningkatkan produktifitas sehingga keuntungan perusahaan
akan naik. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah perlakuan dan penilaian hasil kerja
yang diterima oleh karyawan. Misalnya dalam hal pemberian penghargaan dan upah yang adil serta sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai karyawan karena
dalam melaksanakan kerjanya dengan baik dan membuat keuntungan perusahaan meningkat. Dengan demkian, maka para pekerja akan merasa lebih dihargai dan
termotivasi untuk bekerja lebih giat, bergairah, bersemangat dan menyenangi pekerjaannya. Oleh karena itu faktor lingkungan sangat penting untuk mendukung
situasi dalam bekerja dan kenyamanan juga kesehatan para pekerja akan terjamin dengan adanya lingkungan yang bersih.
61
4.4 Upaya Perbaikan untuk Mengatasi Masalah Kualitas dan Kerusakan