Pukat Cincin mini purse seine di Maluku Utara

Menurut Subani dan Barus 1989 umumnya perikanan pukat cincin purse seine di dunia menggunakan satu kapal. Ada dua tipe kapal purse seine, yaitu tipe Amerika dan tipe Skandinavia Eropa. Kapal purse seine tipe Amerika mempunyai bridge anjungan dan ruang akomodasi pada bagian haluan. Kapal purse seine tipe Skandinavia Eropa mempunyai bridge anjungan, dan ruang akomodasi di buritan. Kegiatan penurunan jaring dilakukan pada sisi kanan kapal starboart, sedangkan sisi kiri kapal portside ditempati untuk ruang kemudi. Alat penangkapan purse seine disimpan pada bagian buritan dan power block, biasanya terletak di sisi anjungan kapal Fyson 1985 diacu dalam Setyawan 1999. Menurut Fridman dan Corrothes 1992 diacu dalam Setyawan 1999 jenis purse seine yang dioperasikan dengan satu unit kapal memiliki kantong bunt yang terletak pada salah satu ujung jaring, sedangkan kantong bunt pada purse seine yang manggunakan dua unit kapal terletak pada bagian tengah jaring. Gambar 2 Unit penangkapan pukat cincin purse seine Sumber. Balai Penelitian Perikanan Laut 1992

2.3 Pukat Cincin mini purse seine di Maluku Utara

Alat tangkap pukat cincin mini purse seine yang terdapat oleh di daerah Maluku Utara terdiri dari dua jenis yaitu “ pajeko” yang ukurannya relatif lebih besar dan target penangkapan adalah jenis-jenis ikan pelagis kecil dan “giop” yang ukurannya relatif lebih kecil dan tujuan penangkapannya hanya untuk spesies tertentu yaitu ikan julung-julung Hemirhamphus far. Dalam penelitian ini dikhususkan pada alat tangkap pajeko, karena alat tangkap ini lebih dominan digunakan oleh nelayan di Maluku Utara dalam menangkap ikan pelagis kecil. Pajeko adalah jenis mini purse seine yang banyak digunakan di pantai utara Jawa Jakarta, Cirebon, Batang, Pemalang, Tegal, Pekalongan, Juana, Muncar. Pantai selatan Jawa Cilacap, Prigi dan lainlainnya. Selain dinamakan pajeko Maluku Utara dinamakan juga kursin, jaring kolor, pukat cincin janggutan, jaring slerek. Pajeko ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Pajeko terdiri dari beberapa komponen penting yaitu : bagian jaring, papetang selvedge, tali-temali, pelampung, pemberat dan cincin Subani dan Barus 1989. Operasi penangkapan dengan pajeko di daerah ini memerlukan 2 buah perahu motor yang berukuran 5-7 GT dengan 2 buah mesin tempel 40 PK dan 13-17 GT dengan 2 buah mesin tempel 40 PK. Penggunaan perahu 5-7 GT sebagai slep, yaitu untuk melingkari rumpon dan kemudian hasil tangkapan diangkut ke pelabuhan pendaratan ikan. Sedangkan perahu motor 13-17 GT digunakan untuk mengangkut alat tangkap dan ABK. Tenaga kerja yang diperlukan antara 15-20 orang Djamhur 2003. Untuk satu trip penangkapan dilakukan pada dini hari sampai pagi hari sekitar pukul 03.00 – 07.00. Penangkapan dengan pajeko ini untuk menangkap ikan surihi Layang, komo Tongkol, kombong Kembung dan tude Selar. Jenis ikan yang lebih dominan tertangkap dengan pajeko adalah ikan surihi diikuti oleh ikan komo. Operasi penangkapan dilakukan dengan terlebih dahulu melihat gerombolan ikan yang terdapat pada rumpon, bila ikan yang terlihat dalam jumlah yang banyak, maka dilakukan penangkapan. Tetapi jika rumpon yang dituju gerombolan ikannya sedikit, maka armada diarahkan ke rumpon yang lain. Selain itu nelayan mengarahkan alat tangkapnya bergiliran untuk setiap rumpon yang dimiliki, hal ini dilakukan untuk menjaga agar hasil tangkapan yang diperoleh teta p lestari Salasa 2002. Hasil tangkapan yang diperoleh dengan menggunakan alat tangkap pajeko adalah surihi Decapterus sp, Kombong Rastrelliger sp, Tude Selamides sp dan Komo Auxis Thazard Djamhur 2003. Distribusi dari alat tangka p pajeko yaitu Maluku Utara Ternate, Tidore, Kayoa dan Moti. Pantai utara Jawa Jakarta, Cirebon, Batang, Pemalang, Tegal, Pekalongan, Juana, Muncar. Pantai selatan Jawa Cilacap, Prigi dan Selat Bali Subani dan Barus 1989.

2.4 Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil