Jurugang laut 1 orang, bertugas sebagai penanggang jawab dalam

5.1 .3 Nelayan

Nelayan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam usaha penangkapan di Maluku Utara , terutama dalam mengelola faktor-faktor yang terdapat dalam unit penangkapan sehubungan dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang di daerah tersebut. Kapal pukat cincin dioperasikan oleh nelayan berkisar antara 19– 22 orang. Sebagian besar nelayan yang mengoperasikan pukat cincin merupakan penduduk asli daerah setempat. Sebagai nelayan merupakan mata pencaharian utama dari penduduk setempat, seda ngkan jika pada saat kapal tidak melakukan kegiatan penangkapan yaitu terutama pada saat musim kurang ikan nelayan bekerja sampingan sebagai petani dan memancing. Pembagian tugas nelayan pukat cincin adalah sebagai berikut:

1. Jurugang laut 1 orang, bertugas sebagai penanggang jawab dalam

mengoperasikan kapal utama lambut untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan; 2. Juru tawur 2 orang, bertugas melempar pukat cincin pada saat proses setting dilakukan; 3. Juru mesin 2 orang, bertugas dalam masalah mesin baik untuk mesin pada kapal utama maupun kapal jhonson 4. Juru pantau 1 orang, bertugas mendeteksi gerombolan ikan 5. Juru pelampung 2 orang, bertugas mengatur dan merapikan pelampung sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penangkapan ikan; 6. Juru pemberat 2 orang, bertugas mengatur dan merapikan pemberat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penangkapan ikan; 7. Nelayan biasa, yang bertugas menarik merapikan dan memperbaiki pukat cincin jika ada kerusakan; 8. Juru mesin kapal jhonson atau slep 1 orang, be rtugas menyiapkan kapalnya untuk tempat penanmpungan ikan hasil tangkapan 9. Juru hasil tangkapan 2 orang, bertugas mengambil hasil tangkapan untuk ditempatkan pada kapal jhonson. dua orang tersebut berada di kapal johnson berasama juru mesin. Pembagian tugas tersebut sudah menjadi kesepakatan dalam satu unit pukat cincin. Tugas nelayan yang satu dapat dikerjakan juga oleh nelayan yang lain. seperti pada saat penarikan pukat cincin juru pelampung, juru pemberat dan juru pantau juga melakukan tugas ini. Nelayan pukat cincin di Maluku Utara terbagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik rata-rata berpendidikan terakhir SMP dan SMA, sedangkan nelayan buruh berpendidikan terakhir dari tingkat SD sampai SMA. Nelayan pemilik umumnya hanya memiliki masing-masing satu unit alat tangkap. Sistem pembagian hasil yang berlaku dalam pola perikanan pukat cincin di Maluku Utara, dimana setalah di peroleh hasil penjualan laba kotor dan setelah di kurangi dengan biaya operasional pendapatan bersih kemudian 50 hasil penjualan laba bersih menjadi hak pemilik kapal pemilik usaha, sedangkan 50 sisanya dibagi untuk nelayan, bagian untuk juragan laut fishing master 2 bagian dan sering mendapat bonus dari pemilik. bagian untuk juru mesin 1,5 bagian dan untuk nelayan ABK lainnya memperoleh 1 bagian untuk masing- masingnya Gambar 9 Gamabar 10 Sistem bagi hasil usaha perikanan mini purse seine di Maluku Utara Produksi Juragang Laut 2 bagian Pendapatan Bersih Pendapatan kotor Juru Mesin 1,5 bagian ABK 1 bagian Biaya Operasional Pemilik 50 Kapal 50 Bonus

5.2 Daerah Penangkapan Ikan