Letak Geografis dan Administrasi Karakterisitik Wilayah .1 Karakteristik iklim

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Administrasi

Provinsi Maluku Utara terbentang antara 03 00’00” Lintang Utara sampai 03 00’00” Lintang Selatan dan antara 124 00’00” Bujur Barat sampai 129 00’00” Bujur Timur. Wilayah provinsi ini merupakan kesatuan dari gugusan pulau besar dan kecil dengan batasan-batasan sebagai berikut : Ø Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Seram dan Laut Banda Ø Sebelah Utara berbatasan dengan samudera Pasifik Ø Sebelah Barat berbatasan dengan laut Maluku Ø Sebelah Timur berbatasan dengan laut Halmahera Luas wilayah Maluku Utara mencapai 140 255.36 km 2 , terdiri dari luas perairan laut sekitar 106 977.32 km 2 atau 77 dan luas daratannya 33 278.04 km 2 atau 23 dari luas wilayahnya secara keseluruhan. Gugusan kepulauan Maluku Utara terdiri dari kepulauan Halmahera, Morotai, Bacan, Gane, Obi, dan kepulauan Sula. Namun demikian, secara keseluruhan kepulauan ini terdiri merupakan gugusan dari 500 buah pulau. Sedangkan administrasi wilayah propinsi Maluku Utara sesuai UU No.49 tahun 1999, wilayah provinsi Maluku Utara, meliputi kabupaten Maluku Utara, kabupaten Halmahera Tengah dan kota Ternate. 4.2 Karakterisitik Wilayah 4.2.1 Karakteristik iklim Kondisi wilayah penelitian dipengaruhi oleh iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1.000 – 2.000 mm per tahun. Kelembaban nisbi rata-rata yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Babullah Ternate 1997 diacu dalam Dinas Perikanan dan Kelautan 2004 adalah 71 lower pada bulan Agustus dan 87 higher pada bulan Februari. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson wilayah Maluku Utara beriklim tipe A dan B, sedangkan menurut klasifikasi Koppen adalah bertipe A. Secara umum dipengaruhi oleh 4 musim, yaitu musim Utara atau Barat dan musim Selatan atau Timur dan 2 musim peralihan. Akibat dari pengaruh kondisi iklim yang terjadi, menyebabkan wilayah Maluku Utara mengalami musim penghujan antara bulan Desember-Februari, musim barat pada bulan Oktober- Maret dan musim pancaroba pada bulan April. Musim Selatan pada bulan April- Nopember yang diselingi oleh angin Timur dan pancaroba. Data Stasiun Meteorologi Babullah Ternate pada tahun 2004 menunjukkan bahwa musim hujan jatuh pada bulan Desember-Mei dengan jumlah curah hujan tertinggi pada bulan April 336 mm dan jumlah hari hujan 11-21 hari. Suhu udara maksimum berkisar 29.5-32.3 C dan suhu minimum berkisar 22.1-24.1 C dengan suhu rata-rata 26.6 C. Kelembaban nisbi berkisar 75-87 dengan rata -rata 80.3. Persentase penyinaran matahari rata -rata berkisar 37 F ebruari-97 Agustus. Kecepatan angin pada bulan Nopember -Mei bertiup dari arah Barat Daya dengan kecepatan maksimum 24 knot, bulan Juni-September bertiup angin dari arah Selatan dengan ke cepatan maksimum 21 knot Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik iklim di wilayah penelitian Hari Hujan hari Suhu Maks C Suhu Min C Kec. Angin Mak s knot Kec. Angin Rata 2 knot Arah Angin “ Bulan Curah Hujan mm Suhu Rata 2 C Kelembaban Nisbi Penyinaran Matahari Rata -rata Jan 159 21 30,2 24,0 26,4 84 19 4 330 56 Peb 351 21 29,5 23,0 26,1 87 24 8 320 37 Mar 100 11 30,9 23,6 26,9 82 20 6 300 81 Apr 336 18 30,9 23,4 26,5 85 17 4 320 69 Mei 291 14 31,1 23,2 26,8 82 17 3 320 81 Juni - 3 32,0 23,0 27,0 75 15 4 170 91 Juli 157 18 30,3 23,9 26,7 79 17 5 170 55 Agus - - 31,0 22,4 26,3 71 21 6 160 97 Sep 15 3 31,1 22,1 26,1 77 15 4 180 85 Okt 6 4 32,0 22,6 26,7 79 13 4 100 78 Nop 15 16 32,2 23,3 26,8 81 15 3 320 65 Des 92 14 31,0 24,1 27,1 82 20 5 320 70 Sumber: Maluku Utara dalam angka 2004

4.2.2 Krakteristik oseanografi

Perairan Maluku Utara secara langsaung berbatasan dengan laut lepas, sehingga kondisi yang ter jadi di perairan ini dipengaruhi oleh karakteristik perairan yang berbatasan dengan wilayah perairan Maluku Utara. Beberapa laut yang mempengaruhi secara langsung perairan Maluku Utara adalah laut Maluku, Seram dan lautan Pasifik. Selain memiliki topografi yang landai sampai terjal, perairan Maluku Utara terdapat berbagai palung yang dalam. Kedalaman perairan Maluku Utara mulai dari daerah inshore sampai pada daerah offshore adalah 200- 700 m. Sedangkan pada daerah atau perairan pantai yang terlindung dan memiliki topografi yang landai terutama pada kawasan pulau-pulau kecil kedalamannya tidak lebih dari 200 meter. Kondisi parameter oseanografi perairan Maluku Utara tidak jauh berbeda dengan perairan tropis lainnya, kondisi ini bisa terjadi secara harian, tahunan dan jangka panjang. Kondisi pasang surut bergantung pada tipe pasang surut yang terjadi di perairan tersebut, terutama di perairan yang kedalamannya dangkal inshore, sedangkan untuk pergerakan arus dan gelombang bergantung pada topografi pulau. Pasang surut yang terjadi di perairan pantai Maluku Utara adalah tipe pasang diurnal, yaitu pergerakan naik turunya permukaan air laut pada interval waktu yang sama antara siang dan malam. Selanjutnya pergerakan arus yang berlangsung menurut skala waktu dapat dibedakan menjadi arus musiman akibat perubahan musim, yaitu Barat dan Timur dan arus harian yang dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut. Data Dishidros TNI-AL 1992 diacu dalam Dinas Perikanan dan Kelautan 2004 kecepatan arus tertinggi terjadi di Selat Capalulu mencapai 90 miljam, sedangkan arus lokal bervariasi pada saat arah angin menuju Timur Laut sampai Tenggara dan ke arah Selatan sampai Barat dengan variasi antara 1-45 cmdetik. Parameter oseanografi penting lainnya adalah gelombang, informasi mengenai kondisi gelombang dapat memprediksikan kondisi perairan dan aktifitas di laut termasuk aktifitas perikanan tangkap. Variasi pergerakan gelombang berdasarkan data Dishidros TNI-AL 1992 dan LON-LIPI Ambon 1994 diacu dalam Dinas Perikanan dan Kelautan 2004 gelombang besar terjadi pada bulan September-Desember dengan ketinggian mencapai 1.50 – 2.00 m. 4.3 Kondisi Umum Perikanan Pelagis 4.3.1 Potensi sumberdaya perikanan pelagis