Faktor Penyebab Inferiority Feeling
rasa ketergantungan anak, lalu soci menumbuhkan inferiority feeling Kartono, 2010:154. Diterangkan lebih lanjut lagi oleh Kartono 2010:154 lingkungan
keluarga dan pengkondisian yang sangat kejam tanpa cinta kasih sama sekali, penuh kekerasan dan ucapan-ucapan penghinaan akan mengembangkan perasaan
penolakan terhadap social, benci, dan dendam yang hebat serta inferiority feeling. Rasa rendah diri menurut Adler dalam Ahmadi, 2003:231 disebabkan karena:
a. Cacat jasmani
Setiap orang akan merasa senang bila memiliki tubuh yang sempurna, semen- tara cacat jasmani akan menjadi sasaran ejekan dari teman-teman seper-
mainan anak. Maka itu timbul perasaan tidak enak pada diri sendiri terhadap orang lain, dan merasa seakan lingkungan sekitarnya memusuhinya.
b. Cacat rohani
Timbul sejak anak masih kecil, sejak lahir anak melihat di sekelilingnya orang-orang besar, sempurna dan dapat mengerjakan segala yang ia tidak
dapat. Hal tersebut menimbulkan perasaan kurang pada anak-anak, terutama kalau orang dewasa yang ada disekitarnya tidak dapat menyadari dunia anak-
anak dan tidak menghargainya. Namun, cacat rohani dapat timbul pula pada orang dewasa, apabila cita-cita dan kemampuan diri tidak dapat sejalan.
c. Pendidikan yang salah
Mendidik dengan memanjakan dan mendidik dengan kekerasan, kedua cara mendidik tersebut akan menimbulkan rasa inferioritas pada anak. Me-
manjakan, anak selalu ditolong dalam setiap pekerjaan akan mengakibatkan anak tidak memiliki kekuatan, selalu menggantungkan diri pada orang lain,
tidak dapat berdiri sendiri, dan menganggap dunia sekitarnya harus melad- eninya. Akibatnya anak menjadi tidak berani bergaul dengan masyarakat dan
menjauhkan diri dari lingkungan. Sementara mendidik dengan kekerasan, menyebabkan anak selalu merasa dimusuhi, tertekan, hingga tidak dapat
mengembangkan rasa kemasyarakatannya. Akibatnya anak merasa terasing- kan dari masyarakat dan tidak akan pernah mencapai keinginannya, yaitu cin-
ta dan kasih social. Lin 1997:3 menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan individu da-
lam hal ini siswa mengalami inferiority feeling, diantaranya : a.
Sikap orang tua parental attitude, memberikan pendapat dan evaluasi sosial terhadap perilaku dan kelemahan siswa ketika berada dibawah usia
enam tahun, akan menentukan sikap siswa tersebut di kemudian hari. Ketika siswa diberikan cap sosial, maka hal ini akan terbawa pada saat ia
dewasa. Akibatnya siswa akan merasa rendah diri dan tidak memiliki rasa keyakinan diri, terutama ketika bertemu orang lain karena dalam pan-
dangan dirinya sudah dibentuk konsep diri yang sosial oleh orang tuanya. b.
Kekurangan fisik physical defects, seperti kepincangan, bagian wajah yang tidak proporsional, ketidakmampuan dalam bicara atau penglihatan,
akan mengakibatkan reaksi emosional dan berhubungan dengan pengala- man yang tidak menyenangkan pada kejadian sebelumnya.
c. Keterbatasan mental mental limitations, biasanya muncul rasa rendah diri
saat dilakukan perbandingan dengan prestasi orang lain yang lebih tinggi. Ketika siswa diharapkan untuk penampilan yang sempurna dalam suatu
pertandingan, ia menjadi tidak dapat memahami aturan pertandingan ter- sebut.
d. Kekurangan secara social social disadvantage, biasanya muncul dikare-
nakan status keluarga, ras, jenis kelamin, atau status sosial. Inferiority feeling dapat muncul pula ketika siswa merasa sakit hati karena
dibandingkan dengan orang lain Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa sosial-faktor penyebab
inferiority feeling adalah faktor kekurangan fisik, keterbatasan mental, sikap orang tua, dan kekurangan secara sosial.