pada suatu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian korelasional, merupakan pengukuran
terhadap beberapa variabel serta saling berhubungan antar variabel yang dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistik Azwar, 2005:59. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh hubungan informasi mengenai hubungan inferiority feeling dengan agresivitas pada remaja dengan perilaku menyimpang.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang hendak diteliti, yaitu variabel tergantung dan variabel bebas.
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah inferiority feeling. b. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah agresivitas remaja.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian ini adalah : 1.
Agresivitas remaja Agresivitas remaja yaitu kecenderungan perilaku yang dilakukan remaja
secara sengaja dan bertujuan untuk melukai atau menyakiti pihak lain, baik secara verbal, fisik ataupun keduanya. Aspek agresivitas, diambil dari tipe-tipe
agresivitas menurut Buzz Perry yaitu anger, verbal agression, physical agression, dan hostility.
2. Inferiority feeling
inferiority feeling adalah suatu bentuk perasaan yang ditandai dengan perasaan kurang mampu terhadap dirinya, tidak percaya diri, perasaan rendah diri,
merasa kecil, merasa tidak sempurna dan kurang berharga bila dibandingkan dengan orang lain, serta pesimis dalam menghadapi masalah. Aspek inferiority
feeling diambil berdasarkan alat ukur karya Fleming dan Courtney yaitu merasa tidak mampu pada aspek dalam hal-hal social confidence, school ability, self-
regard, physical appereance, dan physical abilities 3.
Remaja delinkuen Remaja delinkuen adalah individu yang berusia 13- 18 tahun yang
berperilaku menyimpang, diluar kebiasaan orang banyak dan bertentangan dengan hukum, agama, norma norma yang ada di masyarakat dan apabila perilaku
tersebut muncul dalam diri orang dewasa mereka akan disebut kriminal mereka juga disebut dengan anak yang bermasalah dengan hukum, di PSMP Antasena
yang merupakan tempat penelitian diadakan anak delinkuen disebut dengan penerima manfaat.
3.2.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian