40
Gambar 10. Sterilisasi polong anggrek Phalaenopsis hibrida a polong dicuci, b larutan pensteril, c polong disterilkan, d polong
diletakan pada cawah petridis, e polong dibakar secara cepat, f polong dibelah untuk mengeluarkan biji anggrek.
Penanaman biji dilakukandengan cara menaburkan sejumlah biji kepermukaan media perlakuan menggunakan ujung spatula steril, diusahakan agar
volumenya samaGambar 11. Setelah itu botol ditutup kembali dan diikat dengan karet. Kemudian botol tersebut diberi label tanggal penanaman dan jenis
bahan tanaman yang digunakan. Selanjutnya botoldiletakkan di rak-rak dalam ruang kultur yang bersuhu 24-28
C denganpencahayaan lampu flouresens ±1000 lux secara terus menerus.
Penanaman biji dilakukandengan cara menaburkan sejumlah biji kepermukaan media perlakuan menggunakan ujung spatula steril, diusahakan agar
volumenya samaGambar 11. Setelah itu botol ditutup kembali dan diikat dengan karet. Kemudian botol tersebut diberi label tanggal penanaman dan jenis
41
bahan tanaman yang digunakan. Selanjutnya botoldiletakkan di rak-rak dalam ruang kultur yang bersuhu 24-28
C denganpencahayaan lampu flouresens ±1000 lux secara terus menerus.
Gambar 11. Penyebaran polong anggrek Phalaenopsis hibrida di media MS atau Growmore biru a biji disebar di media, b media yang telah diisi
biji, c biji anggrekdilihatdenganmikroskop.
3.2.4.4 Kondisi Ruang Kultur
Kultur jaringan harus steril sehingga dapatmengurangi kontaminasi kultur jaringan.
Ruang kultur yang digunakan untuk memeliharakultur bijidantanamanin vitroterkontrol baik temperatur, sirkulasi udara, kelembaban maupun kualitas dan
lamanya cahaya. Semua kultur bijidanseedlingdipelihara di rak - rak kultur dengan penerangan lampu fluoresens berintensitas ± 1000 lux dan suhu 24
± 2 C
secara terus menerus.
a b
c
42
3.2.5 Pengamatan dan Analisis Data
Pengamatan dilakukan pada waktu protokorm berumur 2 bulan setelah penyemaian biji in vitro, dengan variabel pengamatan sebagai berikut:
1. Pengamatan visual menggunakankamera. 2. Menghitungbanyaknya biji yang berkecambah yang dilakukan dengan
skoring, hal ini dilakukan karena protokorm anggrek Phalaenopsis sangat kecil dan banyak sehingga sangat sulit untuk menghitungnya secara manual
sehingga dilakukan secara skoring. Dilakukan dengan mengurutkan banyaknya biji yang berkecambah, dapat dilihat padaGambar12.
3. Menghitungpersentase protokorm yang sudah membentuk primordia daunGambar 13.
4. Menghitungbobot 100 protokorm yang berkecambah.
Data dianalisis ragamnya dengan uji Bartlett, dan apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, analisis dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah
menggunakan uji beda nyata terkecil BNT pada taraf 0,05.
Tabel 2. Kriteria skoring untuk banyaknya biji Phalaenopsis hibrida yang berkecambah di media perlakuan setelah berumur 2 bulan sejak biji
disemai
Nilai Skor Banyaknya Biji Yang Berkecambah
1 Biji yang berkecambah sedikit
2 Biji yang berkecambah agak banyak
3 Biji yang berkecambah banyak
4 Biji yang berkecambah sangat banyak