13
Total Aktiva
b. Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin X1 Laba Bersih
Net Profit Margin X1 = Penjualan
Rasio ini merupakan ukuran efisiensi dilihat dari besar kecilnya laba operasi dalam hubungannya dengan penjualan. Sugiyarsono dan Winarni, 2006:113
c. Rasio Perputaran Total Aktiva atau Total Asset Turnover X2 Rasio ini merupakan ukuran efisiensi dilihat dari kecepatan perputaran aktiva
operasi Sugiyarsono dan Winarni, 2006:113. Penjualan
Total assets turnover X2 = Total Aktiva
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan, Jl.
Suprapto No.2 Medan. Penelitian mulai dilakukan pada bulan Juli 2007 sampai
dengan bulan Desember 2007.
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang meliputi : sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas dan laporan keuangan yang
terdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk periode 2002 – 2006 .
14
5. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan informasi yang berasal dari data-data laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi PT.Perkebunan
Nusantara IV Persero Medan, buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
b. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan bagian keuangan dan pihak- pihak lain didalam perusahaan yang dapat memberikan keterangan yang
diperlukan. 6. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif yaitu metode
analisis tentang keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, serta mengiterpretasikannya sehingga memberi suatu gambaran atau keterangan yang
jelas tentang masalah yang ditemukan. b. Metode sistem Du Pont
Metode sistem Du Pont merupakan sistem bagan yang dirancang untuk menunjukkan hubungan antara Return On Investment, Net Profit Margin dan
Total Asset Turn Over.
15
c. Metode analisis Korelasi Spearman Analisis korelasi Spearman berguna untuk mengetahui hubungan dua variabel
yang berskala ordinal atau peringkat Suharyadi dan Purwanto, 2004:620. Besarnya hubungan antara dua variabel atau derajat hubungan yang mengukur
korelasi berpangkat disebut koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan lambang r
s
r
s
=
Keterangan: r
s
: Koefisien Korelasi Spearman Di
: Selisih peringkat untuk setiap data n
: Jumlah sampel atau data Koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis-1
≤ r
s
≤1. Tanda positif + menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif searah dan tanda negatif - menunjukkan arah hubungan dua variabel yang
negatif tidak searah. 6
∑ Di
2
1 - n n
2
-1
16
Tabel 1.1 merupakan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.
Tabel 1.2 Interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 0,20 - 0,399
0,40 - 0,599 0,60 - 0,799
0,80 - 1,000 Sangat rendah
Rendah Sedang
Kuat Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono 2004:183 Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan pengujian signifikansi rs
Ho : r
s
= 0 Artinya variabel XI dan X2 NPM dan TATO tidak mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap variabel Y ROI. Ha : r
s
≠ 0 Artinya variabel X1 dan X2 NPM dan TATO mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap variabel Y ROI.
Kriteria pengambilan keputusan: Jika –r
s tabel
≤ r
s hitung
≤ r
s tabel
dengan menggunakan α = 5 , maka Ho diterima
dan korelasinya tidak signifikan. Jika – r
s tabel
r
s hitung
r
s tabel
dengan menggunakan α = 5 , maka Ho ditolak dan
korelasinya signifikan.
17
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN