Analisis Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Harmono, 2009, Manajemen Keuangan BerbasisBalanced Scorecard, Cetakan Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sjahrial, Dermawan, 2006, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua,Mitra Wacana Media, Malang.

Syahyunan, 2013, Manajemen Keuangan, USU Press, Medan

Tampubolon, Manahan, 2005, Manajemen Keuangan(Finance Management), Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Bogor.


(3)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian laporan keuangan

Pengertian Laporan Keuangan menurut Manahan, (2005 : 18) “Laporan keuangan adalah suatu korporasi umumnya meliputi neraca (balance sheets)“, laporan rugi laba (income statement), dan laporan sumber dan penggunaaan dana (sources and uses fund)” . Laporan Keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula. Misalnya seperti bank sebagai dasar atas pemberian kredit akan memerlukan informasi yang berbeda dengan calon investor. Demikian pula dengan pemerintah melalui kantor pajak atau ekonomi akan memerlukan data yang berbeda pula.

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir, (2010 : 66) “Laporan keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu”. Apa yang dilaporkan kemudian di analisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Di samping itu, juga untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan datang.


(4)

Maksud dari laporan keuaangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu ( untuk laporan laba rugi) . biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan 1 tahun sekali. Disamping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut tentunya.

Dalam praktiknya berikut beberapa macam laporan keuangan : a. Neraca

b. Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan modal

d. Laporan catatan atas laporan keuangan e. Laporan arus kas

B. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan tersebut. Berikut ini akan disajikan bentuk-bentuk laporan keuangan.


(5)

a. Neraca

Menurut Kasmir (2010 : 67) “Neraca adalah merupakan laporan yang menunujukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Artinya, dari suatu neraca akan tergambar beberapa jumlah harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan”. Pembuatan neraca biasanya dibuat secara periode tertentu (tahunan) .akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai butuhan untuk mengetahui secara persis beberapa harta, utang dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu .

Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang dijadikan dalam neraca meliputi :

1. Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki. 2. Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva

3. Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability)

4. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang. 5. Jenis-jenis modal


(6)

Pada Tabel Berikut adalah Neraca PT. Perkebunan Nusantara IV tahun 2012 dan 2013 :

Tabel 3.1

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) DAN ETITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013 2012

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS

Kas dan setara kas 1.284.643.035.092 1.524.236.385.399 Cash and cash equivalents

Piutang usaha-neto Trade receivables - net

Pihak ketiga 10.694.159.880 9.178.100.450 Third parties

Pihak-pihak berelasi 15.006.283.645 15.003.928.260 Related parties

Piutang lain-lain-neto Other receivables - net

Pihak ketiga 14.147.795.020 15.652.874.475 Third parties

Pihak-pihak berelasi 31.251.258.255 18.647.313.617 Related parties

Persediaan 333.250.157.267 453.415.517.104 Inventories

Pajak dibayar dimuka 29.642.202.701 1.168.977.449 Prepaid taxes

Aset lancar lainnya 11.185.978.079 10.137.422.017 Other current assets

Total Aset Lancar 1.729.820.869.939 2.047.440.518.771 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Investasi pada entitas asosiasi 106.660.000.000 106.660.000.000 Investment in associates

Aset pajak tangguhan 6.444.699.740 4.205.005.199 Deferred tax assets

Tanaman perkebunan Plantations

Tanaman menghasilkan - Mature plantations -

setelah dikurangi net of

akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation

Rp867.974.523.217 pada of Rp867,974,523,217

tanggal 31 Desember 2013 as of December 31, 2013

(31 Desember 2012: (December 31, 2012:

Rp708.910.566.733) 3.255.037.536.415 2.775.852.116.131 Rp708,910,566,733)

Tanaman belum menghasilkan 1.751.737.631.302 1.747.887.975.607 Immature plantations

Aset tetap setelah dikurangi Fixed assets - net of accumulated

akumulasi penyusutan depreciation of

Rp1.557.185.458.657 pada Rp1,557,185,458,657

tanggal 31 Desember 2013 as of December 31, 2013

(31 Desember 2012: (December 31, 2012:

Rp1.390.891.458.260) 2.600.263.826.714 2.180.650.880.063 Rp1,390,891,458,260)

Beban tangguhan hak atas tanah - Deferred charges - land right,

setelah dikurangi net of

akumulasi amortisasi accumulated amortization of

Rp42.417.628.294 pada Rp42,417,628,294

tanggal 31 Desember 2013 as of December 31, 2013

(31 Desember 2012: (December 31, 2012:

Rp46.134.442.998) 161.936.981.936 338.811.403.388 Rp46,134,442,998)

Pembibitan 74.473.777.087 114.503.231.833 Seedlings

Goodwill 3.922.731.524 Goodwill

Aset tidak lancar lainnya 277.475.045.045 183.338.154.870 Other non-current assets

Total Aset Tidak Lancar 8.234.029.498.239 7.455.831.498.615 Total Non-Current Assets


(7)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LAIBILITIES

Utang usaha Trade payables

Pihak ketiga 255.927.845.321 150.953.671.618 Third parties

Pihak-pihak berelasi 3.008.760.432 3.384.059.469 Related parties

Utang lain-lain Other payables

Pihak ketiga 373.424.738.773 404.290.191.542 Third parties

Pihak-pihak berelasi 12.738.899.456 20.873.131.586 Related parties

Uang muka pelanggan 150.434.560.316 203.183.344.634 Advances from customers

Utang pajak 14.955.373.084 45.262.901.644 Taxes payable

Biaya masih harus dibayar 323.694.999.300 436.961.638.611 Accrued expenses

Utang jangka panjang

yang jatuh tempo Current maturities

dalam waktu satu tahun 512.948.647.600 399.548.647.600 of long-term debts

Total Liabilitas Jangka Pendek 1.647.133.824.282 1.664.457.586.704 Total Current Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES

Utang jangka panjang – setelah

dikurangi bagian yang jatuh Long-term debts - net of current

tempo dalam waktu satu tahun 3.144.235.341.318 2.899.443.155.100 maturities

Liabilitas imbalan kerja karyawan 311.003.310.437 294.468.558.255 Employment benefit liabilities

Liabilitas pajak tangguhan 221.978.487.914 201.401.655.712 Deferred tax liabilities

Total Liabilitas Jangka Panjang 3.677.217.139.669 3.395.313.369.067 Total Non-Current Liabilities

Total Liabilitas 5.324.350.963.951 5.059.770.955.771 Total Liabilities

EKUITAS EQUITY

Ekuitas Yang Dapat Distribusikan Equity Attributable to the

Kepada Pemilik Entitas Induk Owners of the Parent Entity

Modal saham - nilai nominal Share capital -

Rp1.000.000 per saham par value Rp1,000,000 per share

Modal dasar - 11.700.000 saham Authorized - 11,700,000 shares

(2012: 3.500.000 saham) (2012: 3,500,000 shares)

Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully

penuh - 2.942.116 saham 2.942.116.000.000 2.942.116.000.000 paid - 2,942,116 shares

Saldo laba Retained earnings

Ditentukan penggunaannya 1.016.752.561.884 563.423.713.780 Appropriated

Belum ditentukan penggunaannya 433.666.735.934 697.750.941.380 Unappropriated

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Equity Attributable to the Kepada Pemilik Entitas Induk 4.392.535.297.818 4.203.290.655.160 Owners of the Parent Entity Kepentingan Non-pengendali 246.964.106.409 40.210.406.455 Non-controlling interests

Total Ekuitas 4.639.499.404.227 4.443.501.061.615 Total Equity

TOTAL LIABILITAS DAN


(8)

b. Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba menurut Kasmir, (2010 : 67),“menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui, perusahaan dalam keadaan laba atau rugi ”.

Seperti halnya necara, laporan laba rugi juga memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi :

1. Jenis-jenis pendapatan (penjualan) yang diperoleh dalam suatu periode. 2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan.

3. Jumlah keseluruhan pendapatan

4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode

5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang di keluarkan dan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan.

6. Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya.


(9)

pada tabel berikut ini adalah laporan rugi laba PT. Perkebunan Nusantara IV tahun 2012 dan 2013 :

Tabel 3.2

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) DAN ETITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013 2012

PENJUALAN 5.338.562.789.843 5.419.615.153.672 SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN 3.179.229.392.265 2.952.009.062.633 COST OF GOOD SOLD

LABA KOTOR 2.159.333.397.578 2.467.606.091.039 GROSS PROFIT

Pemasaran dan penjualan -146.056.619.941 -144.229.335.380 Marketing and selling Umum dan administrasi -1.081.338.547.772 -1.152.569.768.962 General and administrative Pendapatan operasi lain 104.178.664.729 109.187.850.071 Other operating income

Beban operasi lain -165.933.720.574 -130.876.972.317 Other operating expenses

LABA USAHA 870.183.174.020 1.149.117.864.451 Operating Profit

Pendapatan keuangan 52.645.850.367 36.959.334.174 Finance income

Beban keuangan -247.392.943.806 -191.248.775.990 Finance expense

LABA SEBELUM BEBAN PROFIT BEFORE

PAJAK PENGHASILAN 675.436.080.581 994.828.422.635 INCOME TAX EXPENSE

BEBAN PAJAK PENGHASILAN -244.686.441.180 -299.167.837.492 INCOME TAX EXPENSE

LABA TAHUN BERJALAN 430.749.639.401 695.660.585.143 PROFIT FOR THE YEAR

Pendapatan komprehensif lain _ _ Other comprehensive income

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE

TAHUN BERJALAN 430.749.639.401 695.660.585.143 INCOME FOR THE YEAR

Laba Tahun Berjalan Profit for the year

Yang Dapat Diatribusikan Kepada attributable to:

Pemilik entitas induk 433.344.791.637 697.428.997.083 Owners of the parent entity Kepentingan non-pengendali -2.595.152.236 -1.768.411.940 Non-controlling interest

Total 430.749.639.401 695.660.585.143 Total

LABA PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN PER SHARE ATTRIBUTABLE

KEPADA ENTITAS INDUK 147.290 237.050 TO THE OWNERS OF THE PARENT ENTITY


(10)

c. Laporan perubahan modal, menurut Kasmir, (2010 : 68) “merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini . kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal ”. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:

1. Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini. 2. Jumlah rupiah tiap jenis modal.

3. Jumlah rupiah modal yang berubah. 4. Sebab-sebab berubahnya modal

5. Jumlah rupiah modal sesudah perubahan.

d. Laporan catatan atas laporan, menurut Kasmir (2010 : 68) “keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan”. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang di sajikan.

e. Laporan arus kas, menurut Kasmir ( 2010 : 68) “merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain”. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah di keluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun kas keluar dibuat untuk periode tertentu.


(11)

Dalam Analisa Laporan Keuangan menurut Harmono, (2009 : 104) dikatakan bahwa “Analisis Laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi/ mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui analisis kondisi arus kan atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja organisasi menyeluruh”.

Sedangkan menurut Kasmir (2010 : 90) “setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang di maksud adalah di ketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki”.

Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan.

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti, sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut.Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama dari analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui poosisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setekah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.


(12)

Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Kemudian analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan manganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode.

Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah dengan menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu laporan.Atau dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan laporan yang lainnya.

Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan.Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari nalisis laporan keuangan adalah. :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah di capai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis


(13)

Berikut ini adalah Ikhtisar keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV.

Tabel 3.3 Ikhtisar Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV

Uraian Tahun Description

2012 2013

Penjualan 5,419,615 5,338,563 Sales

Harga Pokok Penjualan 2,952,009 3,179,229 Cost of Sales

Laba (rugi) Kotor 2,467,606 2,159,334 Income (Expense) – Gross

Laba (rugi) Usaha 1,149,118 870,183 Operating Income (Expense)

Laba Komprehensif Untuk Entitas

Induk 697,429 433,345

Comprehensive Income of Parent Entity

Laba Per Saham (Rp/Saham) 237 147 Earnings per share (Rp/share)

Total Aset 9,503,272 9,963,850 Total Assets

Aset Lancar 2,047,441 1,729,821 Current Assets

Aset Tanaman & Aset Tetap 6,704,389 7,607,039 Plants & Fixed Assets

Aset Tidak Lancar Lainnya 751 627 Other Non-Current Assets

Total Liabilitas 5,059,771 5,324,351 Total Liability + Equity

Liabilitas Jangka Pendek 1,664,458 1,647,134 Short-Term Liability Liabilitas Jangka Panjang 3,395,313 3,677,217 Long-Term Liability Kepentingan Non Pengendali 240,21 246,964 Non-Controlling Interest Ekuitas Entitas Induk 4,203,291 4,392,535 Equity of Parent Entity Total Liabilitas + Ekuitas 9,503,272 9,963,850 Total Liability + Equity

Modal Kerja Bersih 396,886 82,687 Net Working Capital

Investasi (Capex) 1,543,088 1,133,408 Investments (Capex)

Penyertaan pada Entitas Lain 141,184 141,142 Participation to Other Entities

Rasio Keuangan Financial Ratio

Likuiditas Liquidity

~ Curent Ratio 123.01% 105.02% ~ Curent Ratio

~ Cash Ratio 91.58% 77.99% ~ Cash Ratio

Asset Management Asset Management

~ Fixed asset turnover 0,8 x 0.7 x ~ Fixed asset turnover

~ Total asset turnover 0,6 x 0.5 x ~ Total asset turnover

Debt Management Debt Management

~ Debt to total assets 53.24% 53.44% ~ Debt to total assets (D/A)

Profitability Profitability

~ Profit margin on sales 12.87% 8.12% ~ Profit margin on sales

~ Return on assets (ROA) 7.34% 4.35% ~ Return on assets (ROA)

~ Return on equity (ROE) 16.59% 9.87% ~ Return on equity (ROE)


(14)

D. Pengertian Rasio Keuangan

Syahyunan (2013 : 91) “menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan”. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja , atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) atara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja.

Harmono (2009 : 106) “Menyatakan bahwa analisis rasio keuangan dapat diklasifikasikan kedalam lima aspek rasio keuangan perusahaan, yaitu (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio profitabilitas, (4) rasio solvabilitas (rasio leverage), dan (5) rasio nilai perusahaan”. Hasil penelitian Chesnick (2000) yang diterjemahkan Harmono (2009 :106) meneliti tentang perbedaan tujuan manajemen keuangan yang berorientasi pada investor pada para kreditor. “Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio keuangan oleh para investor dan lembaga perbankan sebagai kreditor. Pada umumnya, dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja memberikan kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam praktik mencakup rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas”.


(15)

Menurut Kasmir (2010 : 110) “jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen beragam. Penggunaan masing-masing rasio tergantung kebutuhan perusahaan, artinya terkadang tidak semua rasio digunakan.Hanya saja jika hendak melihat kondisi dan posisi perusahaan secara lengkap maka sebaiknya seleuruh rasio digunakan”.

Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan yaitu :

1. Rasio liquiditas

2. Rasio solvabilitas (leverage) 3. Rasio aktivitas

4. Rasio profitabilitas 5. Rasio pertumbuhan 6. Rasio penilaian

1. Rasio liquiditas

Menurut Fred weston yang diterjemahkan oleh Kasmir (2010 : 110), menyebutkan bahwa ”rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo”.


(16)

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari: 1. Rasio lancar

2. Rasio sangat lancar 3. Rasio kas

4. Rasio perputaran kas

5. Inventory to net working kapital

Rasio lancar atau current ratio, merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya, nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.

Rasio kas atau cash ratio, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di bank (


(17)

yangdapat ditarik setiap saaat menggunakan kartu ATM). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayarutang-utang jangka pendeknya.

Rasio perputaran kas (cash turnover), menurut James O.Gill yang diterjemahkan oleh Kasmir (2010 : 111), “digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan”.

Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar.

2. Rasio Solvabilitas (leverage)

Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva prusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, beberapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain : 1. Debt to assets ratio (debt ratio)


(18)

3. Long term debt to equity ratio 4. Times interest earned

5. Fixed charge coverage.

Debt to assets ratio atau debt ratio, merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Caranya adalah dengan membandingkan antara total utang dengan total aktiva.

Debt to equity ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Long term debt to equity ratio, merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untu kmengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan uang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Times interest earned, merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga menurut J. Fred Weston yang di terjemahkan oleh Kasmir (2010: 113). “Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga”, sama seperti coverage ratio menurut James C. Van Horne yang diterjemahkan oleh Kasmir (2010 : 113).


(19)

Fixed charge coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai rasio times interest earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan jangka panjang.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, sediaan, penagihan, piutang, dan efisiensi di bidang lainnya.Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan Menurut Kasmir (2010 : 113) yaitu:

1. Perputaran piutang (Receivable Turnver)

2. Hari Rata-rata Penagihan Piutang (Days of Receivable) 3. Perputaran Sediaan ( Inventory Turnover)

4. Hari Rata-rata Penagihan Sediaan ( Days of Inventory) 5. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) 6. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assetss Turnover). 7. Perputaran Aktiva (Assetss Turnover)


(20)

Perputaran piutang (receivable Turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi inibagi perusahaan makin baik. Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investmen dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan pemahamam tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.

Hari Rata-rata penagihan piutang (days of Receivable) . bagi perbankan yang akan memberikan kredit, perlu juga menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (beberapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga sering disebut days sales uncollected.

Perputaran Sediaan (inventory turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turnover). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan merupakan rasio yang menunjukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Makin kecil rasio ini, maka makin jelek demikin juga sebaliknya.

Perputaran Modal Kerja atau Working Capital Turnover, merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar selama


(21)

satu periode. Untuk mengukur rasio ini kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.

Perputara Aktiva Tetap (fixed asset turnover),merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu periode.

Perputaran aktiva (assets Turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Jenis-jenis rasio profitabilitas sebagai berikut :

1. Profit Margin (profit Margin on sales) 2. Return on Investment (ROI)

3. Return on Equity (ROE) 4. Laba per Lembar Saham 5. Rasio Pertumbuhan


(22)

Profit Margin on Sales atau rasio profit Margin atau margin laba atas penjualan, merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara membanding antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.

Hasil pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan namaReturn on Investment (ROI) atau Return on Total Assetss, Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Rasio Laba Per Lembar Saham (Earnings Per Share) atau disebut juga rasio nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian yang tinggi.

5. Rasio pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (growth Ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya,.Dalam rasio yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan persaham, dan pertumbuhan dividen persaham.


(23)

6. Rasio penilaian

Rasio penilaian (value Ratio) yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahaanya di atas biaya investasi, seperti:

1. Rasio harga saham terhadap pendapatan. 2. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

E. Analisis Rasio Keuangan

Berdasarkan laporan keuangan dapat dikutip rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas adalah sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas

Aktiva Lancar

a. Current Ratio= --- x 100% Hutang Lancar

2.047.440.518.771

Tahun 2012 = ---x 100% = 1,230094738 x 100% = 123,01% 1.664.457.586.704

1.729.820.869.939

Tahun 2013 = --- x 100% = 1,050200563 x 100% = 105,02% 1.647.133.824.282

Aktiva Lancar - Persediaan

b. Quick Ratio = --- x 100% Hutang Lancar

2.047.440.518.771 -453.415.517.104

Tahun 2012 = ---= 0,957684362 x 100% = 95,78% 1.664.457.586.704

1.729.820.869.939 - 333.250.157.267


(24)

Kas

c. Cash ratio = --- x 100% Hutang Lancar

1.524.236.385.399

Tahun 2012 = --- x 100% = 0,915755618 x 100% = 91,58% 1.664.457.586.704

1.284.643.035.092

Tahun 2013 = --- x 100% = 0,779926328 x 100% = 77,99% 1.647.133.824.282

2. Rasio Solvabilitas

Jumlah Hutang

a. Debt to Asset Ratio = --- Jumlah Aktiva 5.059.770.955.771

Tahun 2012 = --- x 100% = 0,53242409 x 100% = 53,24% 9.503.272.017.386

5.324.350.963.951

Tahun 2013 = --- x100% = 0,534366813 x 100% = 53,44% 9.963.850.368.178

Jumlah Hutang

b. Debt to Equity Ratio = --- x100% Jumlah Modal

5.059.770.955.771

Tahun 2012 = --- x 100% = 1,138690165 x 100% = 113,9% 4.443.501.061.615

5.324.350.963.951

Tahun 2013 = --- x 100% = 1,147613244 x 100%= 114,8% 4.639.499.404.227


(25)

3. Rasio Profitabilitas

Laba Kotor

a. Gross Profit Margin = --- x 100% Penjualan

2.467.606.091.039

Tahun 2012 = --- x100% = 0,4553102058117726x 100% = 45,5% 5.419.615.153.672

2.159.333.397.578

Tahun 2013 = --- x 100% = 0,4044784116216236x 100%= 40,45% 5.338.562.789.843

EBIT

b. Operating Profit Margin = --- x 100% Penjualan

994.828.422.635

Tahun 2012 = --- x100% = 0,183560713 x 100% =18,36% 5.419.615.153.672

675.436.080.581

Tahun 2013 = --- x 100% = 0,126520209 x 100%=12,65% 5.338.562.789.843

EAT

c. Net Profit Margin = --- x 100% Penjualan

695.660.585.143

Tahun 2012 = ---x 100% = 12,83% 5.419.615.153.672

430.749.639.401

Tahun 2013 = --- x 100% = 8,1% 5.338.562.789.843

EAT

d. Return on Invesment = --- x 100% jumlah Aktiva


(26)

695.660.585.143

Tahun 2012 = ---x 100% = 0,073202217x100% = 7,32% 9.503.272.017.386

430.749.639.401

Tahun 2013 = ---x 100% = 0,043231243 x 100% = 4,32% 9.963.850.368.178

EAT

e. Return on Equity = --- x 100% Equity

695.660.585.143

Tahun 2012 = ---x 100% = 0,1565568625947758 x100% = 15,66% 4.443.501.061.615

430.749.639.401

Tahun 2013 = ---x 100% = 0,0928439906703185x 100% = 9,3% 4.639.499.404.227


(27)

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Tahun 2012 dan 2013

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah) Rasio Tahun 2012 Tahun 2013 Kenaikan dan penurunan 1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio b. Quick Ratio c. Cash Ratio 2. Rasio Solvabilitas

a. Debt To Asset Ratio b. Debt to Equity Ratio 3. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin b. Operating Profit

Margin

c. Net Profit Margin d. Return on Invesment e. Return on Equity

123,01% 95,78% 91,58% 53,24% 113,9% 45,5% 18,36% 12,83% 7,32% 15,66% 105,02% 84,8% 77,99% 53,44% 114,8% 40,45% 12,65% 8,1% 4,32% 9,3% (17,99%) (10,98%) (13,59%) (0,2%) (0.9%) (5,05%) (5,71%) (4,73%) (3%) (6,36%)


(28)

1. Likuiditas a. Current ratio

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi likuiditas perusahaan menurun, dimana pada tahun 2012Current Ratio ( CR ) = 123,01 %, sedangkan tahun 2013 = 105,2 % atau menurun sebanyak 17,81 %.

Tabel 3.5 Current Ratio

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah)

Melalui Tabel 3.5 maka dapat dilihat bahwa rasio lancar pada tahun 2012 diperoleh sebesar 123,01% yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin Rp 1,2301,- aktiva lancar. Pada tahun 2013 rasio lancar diperoleh sebesar 105,2% yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp 1,052,- aktiva lancar.

Jika dibandingkan rasio lancar pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat disimpulkan terjadi penurunan rasio lancar sebesar 17,99% hal ini terjadi karena penurunan hutang lancar pada perusahaan yang mengakibatkan turunnya

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

AKTIVA LANCAR

2.047.440.518.771 1.729.820.869.939 -317.619.648.832 (15,51%)

HUTANG LANCAR

1.664.457.586.704 1.647.133.824.282 -17.323.762.422 (1,04%)

CURRENT RATIO


(29)

kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan aset lancar yang tersedia.

b. Quick Ratio

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi likuiditas perusahaan menurun di mana pada tahun 2012Quick Ratio = 95,78% sedangkan tahun 2013 = 84,8% atau mengalami penurunan 10,98%

Tabel 3.6 Quick Ratio

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

AKTIVA LANCAR

2.047.440.518.771 1.729.820.869.939 -317.619.648.832 (15,51%)

PERSEDIAAN 453.415.517.104 333.250.157.267 -120.165.359.837 (26,5%)

HUTANG LANCAR

1.664.457.586.704 1.647.133.824.282 -17.323.762.422 (1,04%)

QUICK RATIO 95,78% 84,8% - (10,98%)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah)

Melalui Tabel 3.6 maka dapat dilihat bahwa rasio cepat pada tahun 2012 diperoleh sebesar 95,78% yang berarti setiap Rupiah hutang lancar dijamin Rp.0,9578,- aktiva cepat. Pada tahun 2013 rasio cepat diperoleh sebesar 84,8% yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp 0,848- rasio cepat.

Jika dibandingkan rasio cepat pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat disimpulakan terjadi penurunan rasio cepat sebesar 10,98% hal ini terjadi karena penurunan piutang perusahaan yang dapat membantu dalam melunasi utang jangka pendeknya.


(30)

c. Cash Ratio

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi cash ratio perusahaan menurun di mana pada tahun 2012Cash Ratio = 91,58% sedangkan tahun 2013 = 77,99% atau mengalami penurunan 13,59.

Tabel 3.7 Cash Ratio

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

KAS 1.524.236.385.399 1.284.643.035.092 -239.593.350.307 (15,72%)

HUTANG LANCAR

1.664.457.586.704 1.647.133.824.282 -17.323.762.422 (1,04%)

CASH RATIO 91,58% 77,99% - (13,59%)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah)

Melalui Tabel 3.7 maka dapat dilihat bahwa rasio kas pada tahun 2012 diperoleh sebesar 91,58%. Pada tahun 2013 rasio kas diperoleh sebesar 77,99%.

Jika dibandingkan rasio kas pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat disimpulkakan terjadi penurunan rasio kas sebesar 13,59% hal ini terjadi karena penurunan kas perusahaan. Sehingga kurangnya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia.

2. Solvabilitas

a. Debt to Assets Ratio

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi solvabilitas perusahaan mengalami kenaikan dimana Debt to Assets Ratio (DTAR) pada tahun 2012 = 53,24 % sedangkan tahun 2013 = 53,44 % atau naik sebanyak 0,2 %.


(31)

Tabel 3.8 Debt to Assets Ratio

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

JUMLAH HUTANG

5.059.770.955.771 5.324.350.963.951 264.580.008.180 5,23%

JUMLAH AKTIVA

9.503.272.017.386 9.963.850.368.178 460.578.350.792 4,8%

DEBT TO ASSETS

RATIO

53,24% 53,44% - 0.2%

Dari Tabel 3.8 dapat dilihat rasio hutang pada tahun 2012 sebesar 53,24% yang berarti bahwa setiap Rupiah kewajiban perusahaan dibiayai oleh aktiva sebesar Rp 0,5324,- Pada tahun 2013 sebesar 53,44% yang berarti setiap Rupiah kewajiban perusahaan dibiayai oleh aktiva sebesar Rp 0,5344,-.

Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi peningkatan rasio sebesar 0,2% dimana memberikan indikasi kurang baik bagi perusahaan sebab perusahaan dinilai dapat memenuhi kewajibannya tetapi memperkecil laba.

b. Debt to Equity Ratio

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi solvabilitas perusahaan mengalami kenaikan dimana Debt to Equity Ratio pada tahun 2012 = 113.9 % sedangkan tahun 2013 = 114,8 % atau naik sebanyak 0.9 %.


(32)

Tabel 3.9

Debt to Equity Ratio

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

JUMLAH HUTANG

5.059.770.955.771 5.324.350.963.951 264.580.008.180 5,23%

JUMLAH MODAL

4.443.501.061.615 4.639.499.404.227 195.998.342.612 4,41%

DEBT TO EQUITY

RATIO

113,9% 114,8% - 0,9%

Dari Tabel 3.9 dapat dilihat rasio hutang pada tahun 2012 sebesar 113,9% yang berarti bahwa setiap Rupiah,- modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang perusahaan sebesar Rp 1,139,- Pada tahun 2012 sebesar 114,8% yang berarti setiap Rupiah modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang perusahaan sebesar Rp 1,148,-. Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi peningkatan rasio sebesar 0,9% yang disebabkan oleh terjadinya kenaikan modal sendiri.

3. Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi Profitabilitas perusahaan pada tahun 2012 Gross Profit Margin = 45,5% sedangkan tahun 2013 = 40,45 atau turun sebanyak 5,05%


(33)

Tabel 3.10 Gross Profit Margin

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

LABA KOTOR

2.467.606.091.039 2.159.333.397.578 -308.272.693.461 12,5%

PENJUALAN 5.419.615.153.672 5.338.562.789.843 -81.052.363.829 1,49%

GROSS PROFIT MARGIN

45,5% 40,45% - (5,05%)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah)

Melalui rumus diatas dan Tabel 3.10 maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba kotor Pada tahun 2012 diperoleh sebesar 45,5% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,455,- laba kotor. Pada tahun 2013 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 40,45% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp0,4045, laba kotor.

Jika dibandingkan rasio margin laba kotor pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat disimpulan terjadi penurunan rasio margin laba kotor sebesar 5,05% yang disebabkan adanya penurunan laba kotor dan penurunan pendapatan operasional yang lebih besar.

b. Operating Profit Margin

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi Profitabilitas perusahaan pada tahun 2012 Operating Income Ratio (OIR) = 18,36 %, sedangkan tahun 2013 = 12,65 % atau turun sebanyak 5,71%


(34)

Tabel 3.11

Operating Profit Margin

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

EBIT 994.828.422.635 675.436.080.581 -319.392.342.054 (32,1%)

PENJUALAN 5.419.615.153.672 5.338.562.789.843 -81.052.363.829 (1,49%)

OPM 18,36% 12,65% - (5,7%)

Melalui rumus diatas dan Tabel 3.11 maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba operasi pada tahun 2012 diperoleh sebesar 18,36% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1836,- laba operasi.

Pada tahun 2013 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 12,65% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp0,1265,- laba operasi. Jika dibandingkan rasio margin laba operasi pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat disimpulkan terjadi penurunan rasio margin laba operasi sebesar 5,7% yang disebabkan adanya penurunan laba operasi dan penekanan penurunan biaya

operasi

.

c. Net Profit Margin

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi Profitabilitas perusahaan pada tahun 2012 Net Profit Margin (NPM) = 62,93 %, sedangkan tahun 2013 = 63,77 % atau naik sebesar 0,84%


(35)

Tabel 3.12 Net Profit Margin

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

EAT 695.660.585.143 430.749.639.401 -264.910.945.742 38,1%

PENJUALAN 5.419.615.153.672 5.338.562.789.843 -81.052.363.829 (1,49%)

NPM 12,83% 8,1% - (4,73%)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 ( data diolah )

Melalui rumus diatas dan Tabel 3.12 maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba bersih pada tahun 2012 diperoleh sebesar 12,83% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1283,- laba bersih.

Pada tahun 2013 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 8,1% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,081,- laba bersih.

Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio margin laba bersih sebesar 4,73% yang disebabkan adanya penurunan laba bersih dan kinerja perusahaan yang kurang baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan perusahaan.

d. Return on Invesment

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi Profitabilitas perusahaan turun dimana pada tahun 2012 ROI = 7,32 %, sedangkan tahun 2013 = 4,32 % atau turun sebesar 3%.


(36)

Tabel 3.13 Return on Invesment

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

EAT 695.660.585.143 430.749.639.401 -264.910.945.742 (38,1%)

JUMLAH AKTIVA

9.503.272.017.386 9.963.850.368.178 460.578.350.792 4,8%

ROI 7,32% 4,32% - (3%)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah)

Melalui rumus diatas dan Tabel 3.13 maka dapat dilihat bahwa rasio return on invesment pada tahun 2012 diperoleh sebesar 7,32% dan pada tahun 2013 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 4,32%.

Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio ROI sebesar 3% yang disebabkan adanya penurunan laba bersih setelah pajak dan tekanan kenaikan jumlah aktiva.

e. Return On Equity

Dari Tabel 3.4 diketahui kondisi profitabilitas perusahaan turun dimana pada tahun 2012 ROE = 15,66 %, sedangkan tahun 2013 = 9,3 % atau turun sebesar 6,36%.


(37)

Tabel 3.14

Return on Equity

PERKIRAAN 2012 2013

PERUBAHAN

Rp %

EAT 695.660.585.143 430.749.639.401 -264.910.945.742 (38,1%)

EQUITY 4.443.501.061.615 4.639.499.404.227 195.998.342.612 4,4%

ROE 15,66% 9,3% - (6,36%)

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV 2015 (data diolah)

Melalui rumus diatas dan Tabel 3.14 maka dapat dilihat bahwa rasio return on equity pada tahun 2012 diperoleh sebesar 15,66% dan pada tahun 2013 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 9,3%.

Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio ROE sebesar 6,36% yang disebabkan adanya penurunan laba bersih setelah pajak dan kenaikan ekuitas.


(38)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan operasional perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu:

1. Berdasarkan dari rasio likuiditas, posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara IV Medan menunjukkan penurunannya. Rasio lancar pada tahun 2012 adalah 123,01% terjadi penurunan pada tahun 2013 menjadi 105,02%. Demikian juga pada rasio cepatnya, pada tahun 2012 adalah 95,78% dan mengalami penurunan ditahun berikutnya menjadi 84,8%,. Demikian juga dilihat dari kas rasio, pada tahun 2012 adalah 91,58% dan mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 77,99%. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan terhadap hutang kurang baik karena mengalami penurunan yang cukup buruk.

2. Berdasarkan dari rasio Solvabilitas, terlihat secara keseluruhan mengalami hanya sedikit mengalami kenaikan. ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Artinya


(39)

dana dari pihak luar dalam hal ini adalah hutang, yang tidak terlalu besar sehingga perusahaan sudah dapat dikatakan solvable.

3. Berdasarkan dari profitabilitas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor, laba operasi, dan laba bersih mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini terjadi kerena perusahaan kurang mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio terus mengalami penurunan.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Pada rasio likuiditas, masih dianggap baik oleh teori tetapi cenderung mengalami fluktuasi, hendaknya perusahaan tetap memperhatikan aktiva lancarnya sehingga modal kerja perusahaan mengalami kenaikan, dan sebaiknya manajemen perusahaan membuat suatu kebijakan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan aktiva lancar. Misalnya dengan mendapatkan tambahan modal sendiri dan mendapatkan hutang jangka panjang.

2. Pada rasio solvabilitas, perusahaan memiliki nilai rasio yang kurang bagus, karena setiap tahun mengalami sedikit kenaikan dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya menurun, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Keadaan ini harus diperbaiki perusahaan


(40)

agar untuk tahun kedepannya tidak mengalami kenaikan kembali nilai rasionya.

3. Pada rasio profitabilitas, perusahaan memiliki nilai rasio yang buruk karena mengalami penurunan disetiap tahunnya, baik itu laba kotor perusahaan, laba bersih dan laba operasi perusahaan. Keadaan ini harus di perbaiki dengan meningkatkan produksi dan pendapatan operasional dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan perusahaan agar setiap tahunnya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.


(41)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT Perkebunan Nusantara IV

PT. Perkebunan Nusantara IV adalah Perusahaan yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT. Perkebunan Nusantara IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

Total areal kosesi yang diusahakan PT. Perkebunan Nusantara IV mencapai 175.725,43 Ha. Dari total areal tersebut, areal tanaman menghasilkan seluas 98.247,38 Ha, tanaman belum menghasilkan 30.728,85 Ha, dan areal lain-lain 46.722,20 Ha.

Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit (Crude Palm Oil), Inti Sawit (Palm Kernel). Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Meal (PKM), dan Teh jadi. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki 27 unit kebun yang mengola budidaya kelapa sawit dan dilengkapi dengan 15 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS), satu unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, tiga unit kebun yang mengelola budidaya teh dan pabrik teh, tiga unit proyek pengembangan inti kelapa sawit, satu unit proyek pengembangan kebun plasma kelapa sawit, satu unit perbengkelan dan tiga unit rumah sakit serta Kantor Perwakilan Jakarta. PT. Perkebunan Nusantara IV Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1996 tanggal 14 februari 1996 tentang peleburan Perusahaan


(42)

Perseroan PT.Perkebunan VI, PT.Perkebunan VII dan PT.Perkebunan VIII. Menjadi Perusahaan perseroan PT Perkebunan IV (Lembaran Negara Tahun 1996 No. 5) sesuai dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No.37 tertanggal 11 Maret 1996. Dan sesuai dengan perubahan terakhir Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Persereoan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara 4 Nomor PTPN IV/RUPS/01/10/2014, Nomor.SK-51/D1.MBU/10/2014 tanggal 7 Oktober 2014 tentang perubahan Anggaran Dasar No.25 tanggal 23 Oktober 2014, yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan,SH,M.Kn. Tambahan, Berita Negara No.22826. Yang kini beralamat di Jl. Letjend.Suprapto No. 2 Medan.Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, untuk mendapatkan atau mengejakeuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan utama :

1)Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain sehubungan dengan budidaya tanaman tersebut. 2)Produksi yang meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadibarang setengah jadi maupun barang jadi serta produk turunannya.


(43)

3)Penyelenggaraan perdagangan yang meliputi kegiatan pemasaran berbagai macam hasilproduksi serta melakukan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usahaperusahaan.

4)Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis, dan agroindustri. Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

B. Profil PT. Perkebunan Nusantara IV

Nama Perusahaan : PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV Bidang Usaha : AGRO BISNIS dan AGRO INDUSTRI Tanggal Pendirian : 11 Maret 1996

Alamat : Jalan Letjend. Suprapto no. 2 Medan – 20151 Phone : +62-61-4154666

Fax : +62-61-4573117 Website : www.ptpn4.co.id

E-Mail : ptpnusantara4@ptpn4.co.id Kantor perwakilan : Jakarta

Alamat : Jln. Wijaya X No.3 Kebayoran Baru Melawai Jakarta Selatan Telepon : 021-7229508

Fax : 021-7231663 ZIP : 12160

Email : kpj_ptpn4@ptpn4.co.id Website


(44)

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal.

C. Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV

a. Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam usaha angroindustri yang terintegrasi, Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan.

b. Misi

1. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik ,inovatif, dan berdaya saing tinggi.

2. Menyelengarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit dan karet.

3. Mengintegrasikan usaha agroindustri hulu,hilir, dan produk baru,pendukung agroindustri dan pendayagunaan aset dengan preferensipada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut, diperlukan suatu corporate plan atau perencanaan strategis jangka panjang yang akan menjadi acuan pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan strategis.


(45)

D. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk tujuan perusahaan. sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenisdan kegiatan yang dijalankan perusahaan.Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti denganpenyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam

pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasannya, pekerja apa yang diharapkan darinya dan apa yang harus dikerjakannya, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Berikut ini adalah struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara IV, Medan.


(46)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Sumber :PTPN IV Medan


(47)

E. Uraian Pekerjaan

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sesuai dengan SK Direksi No.04.13/Kpts/43/VIII/2003 tentang organisasi dan tata kerjamempunyai beberapa bidang yaitu terdiri dari :

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakanpengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenaiPerseroanmaupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksiserta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaanRencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan AnggaranPerseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat UmumPemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksuddan tujuanPerseroan.

.

2. Direksi

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan denganpengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai denganmaksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalammaupun diluar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.


(48)

3. Direktur Utama

a. Mengelola Perusahaan sesuai amanat RUPS untuk mewujudkan sasaran Perusahaan.

b. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.

c. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan

pelaksanaan program kegiatan Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur Keuangan dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Manajer Grup dan Manajer Unit.

d. Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS.

e. Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi.

f. Mengadakan dan memimpin rapat Direksi secara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha.

g. Memberi penjelasan kepada Dewan Komisaris dan atau Rapat Umum Pemegang Saham, mengena Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerjadan Anggaran Perusahaan serta Laporan Tahunan.


(49)

h. Melaksanakan pemenuhan aspek legal dan kepatuhan Perusahan terhadap Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan.

i. Mengkoordinir penyelenggaraan akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan administrasi aset.

j. Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.

k. Mengkoordinir pembuatan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

l. Melakukan pembinaan dan monitoring tugas-tugas dibidang Satuan Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan (termasuk P2BJ).

m. Mengkoordinir pelaksanaan dan pemantauan terhadap implementasi Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko.

n. Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha, dan Sekretaris Perusahaan serta SPI yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP.

o. Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

p. Penanggung jawab pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan pengembangan usaha Perusahaan.


(50)

4. Direktur Produksi

a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat Produksi.

b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaandi bawah Direktorat Produksi.

c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Tanaman, Pengolahan (termasuk P3TBS) dan Teknik.

d. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.

e. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat Produksi untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

g. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS).

h. Menindak lanjuti temuan hasil audit SPI dan auditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

i. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan dibidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS).


(51)

j. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS) yang didasarkan kepada penjabaran dari RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerjayang digunakan dilingkungan Direktorat Produksidan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan

5.Direktur SDM dan Umum

a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat SDM dan Umum.

b. Menyusun struktur organisasi Perusahaan besertauraian tugasnya. c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah

Direktorat SDM dan Umum.

d. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang SDM, Umum, Hukum dan Pertahanan serta Pengadaan.

e. Melaksanakan pengelolaan SDM, termasuk rekrutmen,penempatan, penilaian kinerja, karir, remunerasi danpurna tugas.

f. Menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk dibahas bersama dengan Serikat Pekerja dan peraturan kepegawaian.

g. Mengurus permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan dan pengurusan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku.

h. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.


(52)

i. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatannya.

j. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

k. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan.

l. Menindak lanjuti temuan hasil audit SPI danauditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

m. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan, dan Pengadaan. n. Merumuskan dan menetapkan program kegiatanBagian SDM, Bagian

Umum, Bagian Hukum dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

o. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat SDM danUmum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

6. Direktur Keuangan

a. Memimpin dan mengkordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat Keuangan.


(53)

b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat Keuangan.

c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan yang telah dirumuskan, meliputi Bidang Keuangan,Akuntansi dan Pemasaran d. Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama,Dewan Komisaris

dan RUPS.

e. Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalah-masalah dibidang Keuangan,Akuntansi dan Pemasaran.

f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasionalnya.

g. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.

h. Menindak lanjuti temuan hasil audit SPI dan audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

i. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksisebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

j. Menyelenggarakan dan memelihara akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan akuntansi aset.

k. Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang keuangan, akuntansi, dan pemasaran dansesuai dengan jadwal yang


(54)

telah ditetapkan untuk selanjutnya mengkoordinir penyusunan RKAP, RJPP dan rencana lainnya secara korporasi.

l. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Keuangan, Akuntansi dan Bagian Pemasaran yang didasarkan kepada RKAP dan RJP yang telahdisahkan.

m. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerjayang digunakan dilingkungan Direktorat Keuangan dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utamauntuk ditetapkan.

n. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan/ pemasaran dan persediaan produk.

7.Direktur Perencanaan dan PengembanganUsaha

a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatandi Bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha (tidak termasuk pengembangan di Bidang Tanaman) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

d. Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan Penyertaan (tidak termasuk aspek legal).

e. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.


(55)

f. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

h. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL.

i. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan,Semesteran dan Tahunan di Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL j. Menindak lanjuti temuan hasil audit SPI dan eksternal auditor yang

berkaitan dengan tugas operasionalnya.

k. Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnyadi bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

l. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan bagian Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telahdisahkan.

m. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedomankerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Pengembangan Usaha dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.


(56)

8. Komite Audit

a. Bertugas memonitori dan mengevaluasi proses penyelesaian Laporan Keuangan Tahun buku setiap tahunnya dan penetapan laporan pertanggung jawaban keuangan perusahaan tahun sebelumnya.

b. Melakukan evaluasi atas efektivitas Satuan Pengawasan Intern (SPI). c. Melakukan evaluasi atas sistem Pengendalian Intern kegiatan tertentu. d. Melakukan evaluasi dan memonitori atas laporan Direksi tentang

progres pelaksanaan arahan RUPS.

e. Melakukan evaluasi atas Laporan Manajemen Triwulan Direksi.

9.Sekretaris Perusahaan

a. Bertugas memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan BUMN, Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar. b. Memberikan penjelasan atas peraturan perundang-undangan yang

berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

c. Mengkoordinasikan atas kepatuhan pelaksanaan GCG di lingkungan PT Perkebunan Nusantara IV.

d. Menyimpan dokumen-dokumen perusahaan, seperti Risalah RUPS, Risalah Rapat Direksi dan Risalah Rapat Dewan Komisaris.

e. Menyimpan dan mengawasi stempel resmi perusahaan.

f. Membantu, jika diperlukan, dalam mempersiapkan Laporan Tahunan Perusahaan


(57)

10.Satuan Pengawas Intern (SPI)

a. Bertugas menilai terhadap informasi keuangan mencakup penilaian terhadap informasi keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.

b. Menilai terhadap ketaatan Unit Usaha yang bersangkutan pada peraturan perundang-undangan yang mendasari transaksi/kegiatan yang mempunyai pengaruh kepada laporan keuangan serta ketaatan terhadap RKAP yang telah ditetapkan.

c. Menilai terhadap penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan, apakah telah dikelola denga baik efisien dan berdaya guna.

d. Menilai capaian realisasi yang sebenarnya dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan termasuk pengajuan ketaatan Unit usaha terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kehematan, daya guna dan hasil guna.

e. Melakukan audit terhadap kegiatan dalam perusahaan yang diindikasikan adanya kecurangan atau penyimpangan maupun tindak pidana korupsi.


(58)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu fungsi organisasi yang erat kaitannya dengan keputusan manajemen adalah fungsi akuntansi yang bertanggungjawab mengontrol dan melaporkan kinerja keuangan perusahaan. Agar laporan keuangan dan analisa laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan karakteristiknya, perlu suatu sistem yang komparatif dan integral dari keseluruhan proses bisnis yang ada.

Di dalam menyusun laporan keuangan, diperlukan bukti transaksi dari setiap departemen yang ada di dalam perusahaan, dimana transaksi itu akan dicatat kedalam jurnal umum (pencantatan harus transparan dan auditable), setelah itu dikelompokkan ke dalam buku besar. Proses selanjutnya memasukkan perkiraan-perkiraan yang ada pada buku besar kedalam neraca lajur, sehingga akan diperoleh laporan keuangan.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci keberhasilan perusahaan untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan merupakan komponen laporan keuangan yang digunakan sebagai alat untuk menilai baik tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan untuk maju dan berkembang. Salah satu faktor yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan itu baik atau tidak yaitu dengan analisis laporan keuangan.

Perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan dengan membandingkan kondisi tahun sebelumnya dengan tahun berikutnya, apakah perusahaan tersebut meningkat atau


(59)

tidak sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaan.

Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan financial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi.Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun.

Didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan meliputirasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

Dengan melihat dan memahami laporan keuangan, yang tentunya tidak semua orang bisa mengetahuinya, hal ini akan menjadi nilai tambah bagi seseorang yang mampu menganalisa laporan keuangan khususnya di dalam mencari pekerjaan, dengan kata lain kemampuan itu akan dicari dan sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Selanjutnya apa yang akan diambil untuk dapat memiliki kemampuan seperti itu, tentunya dengan mempelajari dan membahas lebih dalam tentang materi laporan keuangan.

Dalam menilai hasil pencapaian/prestasi perusahaan yang terlihat pada laporan keuangan perusahaan, pimpinan perusahaan biasanya berorientasi pada


(60)

laba perusahaan saja. Padahal dari laporan keuangan dapat tercermin berbagai aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus ditanggulangi.

Menurut Dermawan(2006 :27) tujuan dari laporan keuangan “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Pihak yang menggunakan informasi dari laporan keuangan terdiri dari pihak intern dan ekstern, yaitu para pemilik perusahaan, pihak manajemen, para kreditur, investor, pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, karyawan perusahaan dan serikat pekerjanya, serta masyarakat umum.

Masing-masing pihak tersebut berbeda-beda kepentingannya dalam menganalisis data keuangan suatu perusahaan.Karenanya, dalam melakukan analisis data keuangan suatu perusahaan, sifat analisis dan informasi yang dibutuhkan tergantung pada kebutuhan para pemakai dan masalah yang tercakup.

Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada periode tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan, tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber


(61)

dan penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.

` PT Perkebunan Nusantara IV merupakan perusahaan yang sudah dikenal baik oleh masyarakat dalam mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

Setelah penulis melakukan pengumpulan data, yaitu dengan melakukan analisa dari data-data perusahaaan untuk beberapa tahun terakhir, penulis mencoba mempelajari dan menjabarkan dalam penelitian ini.

PT. Perkebunan Nusantara IV tidak lepas dari usaha yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam menghasilkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan. PT. Perkebunan Nusantara IV dalam mengetahui kondisi keuangan perusahaannya perlu adanya penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan berbagai macam rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas,rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang.

Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul “Analisis Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV periode 2012-2013”.

Selanjutnya penulis akan berusaha untuk mempelajari laporan-laporan keuangan dan menganalisanya, sehingga kelak penulis dapat mengorientasikan hasil analisis ini, baik ke dalam dunia pendidikan ataupun dalam perusahaan.


(62)

B. Perumusan Masalah

Dari uraian-uraian di atas kiranya perumusan masalah yang penulis angkat, yaitu :

1. Bagaimana keadaan likuiditas, solvabilitas, dan Profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara IV pada tahun 2012 dan tahun 2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui hasil analisis rasio keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara IV.

2. Untuk mengetahui keadaan keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan di bidang keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara IV.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di peroleh dari hasil penelitian:

1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan masukan mengenai manfaat penggunaan analisis rasio keuangan ini.

2. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan bahan studi perbandingan antara realita dan teori.


(63)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

NANDA RAZACHRI LUBIS

122101132

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(64)

(65)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan”Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas EkonomiUniversitas Sumatera Utara, pada program Studi Diploma III Manajemen Keuangan.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini belum sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kurangnya pengalaman dibidang ini.Walaupun demikian penulis telah mencoba berusaha keras agar Tugas Akhir ini dapat disusun dengan baik.

Keberhasilan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini tidak terlepas dari pertolongan Allah SWT dan Nabi Junjungan kita Muhammad SAWserta dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1 . Kepada Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Ichwansyah Lubis dan Ibunda Mariani Surbakti yang telah memberikan motivasi dan doa selama ini, baik dari segi moral maupun materi.

2. Kepada Kakak Poppy Marwansyah Lubis yang telah memberikan dukungan dan semangat penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3 . Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak,CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(66)

4 . Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5 . Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi Tugas Akhir ini.

6. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis dalam mengikuti perkuliahan sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir ini.

7 . Ibu Ir. Hj. Deriati, MM, selaku Kepala Bagian Manajemen Resiko dan GCGdan Kepada Seluruh Staff Khususnya Bagian Manajemen Resiko dan GCG PT. Perkebunan Nusantara IV.

9. Buat teman spesial Fairust Niende Siara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Buat sahabat-sahabat satu jurusan D-III Keuangan Khususnya Stambuk 2012, Bima, Azwar, Naga, Yuda, Angga, Dira , dan lainya yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.

Akhirnya atas bantuan dan perhatian yang telah diberikan, sekali lagi penulis mengucapkan Terima kasih.Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal.Amin.

Medan, Juli 2015 Penulis


(67)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A.Sejarah Perusahaan... 6

B.Profil Perusahaan ... 8

C.Visi dan Misi ... 9

D.Struktur Organisasi ... 10

E. Uraian Pekerjaan ... 12

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Laporan Keuangan ... 23

B. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ... 24

C. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 31

D. Pengertian Rasio Keuangan ... 34

E. Analisis Rasio Keuangan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan”Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas EkonomiUniversitas Sumatera Utara, pada program Studi Diploma III Manajemen Keuangan.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini belum sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kurangnya pengalaman dibidang ini.Walaupun demikian penulis telah mencoba berusaha keras agar Tugas Akhir ini dapat disusun dengan baik.

Keberhasilan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini tidak terlepas dari pertolongan Allah SWT dan Nabi Junjungan kita Muhammad SAWserta dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1 . Kepada Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Ichwansyah Lubis dan Ibunda Mariani Surbakti yang telah memberikan motivasi dan doa selama ini, baik dari segi moral maupun materi.

2. Kepada Kakak Poppy Marwansyah Lubis yang telah memberikan dukungan dan semangat penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3 . Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak,CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(3)

4 . Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5 . Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi Tugas Akhir ini.

6. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis dalam mengikuti perkuliahan sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir ini.

7 . Ibu Ir. Hj. Deriati, MM, selaku Kepala Bagian Manajemen Resiko dan GCGdan Kepada Seluruh Staff Khususnya Bagian Manajemen Resiko dan GCG PT. Perkebunan Nusantara IV.

9. Buat teman spesial Fairust Niende Siara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Buat sahabat-sahabat satu jurusan D-III Keuangan Khususnya Stambuk 2012, Bima, Azwar, Naga, Yuda, Angga, Dira , dan lainya yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.

Akhirnya atas bantuan dan perhatian yang telah diberikan, sekali lagi penulis mengucapkan Terima kasih.Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal.Amin.

Medan, Juli 2015 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A.Sejarah Perusahaan... 6

B.Profil Perusahaan ... 8

C.Visi dan Misi ... 9

D.Struktur Organisasi ... 10

E. Uraian Pekerjaan ... 12

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Laporan Keuangan ... 23

B. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ... 24

C. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 31

D. Pengertian Rasio Keuangan ... 34

E. Analisis Rasio Keuangan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 3.1Laporan Neraca PT. Perkebunan Nusantara IV ... 26

Tabel 3.2 Laporan Rugi Laba PT. Perkebunan Nusantara IV... 29

Tabel 3.3 Ikhtisar Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV ... 33

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Rasio PT. Perkebunan Nusantara IV ... 47

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Current Ratio... 48

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Quick Ratio ... 49

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Cash Ratio ... 50

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Debt to Assests Ratio ... 51

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio ... 52

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin ... 53

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Operating Profit Margin ... 54

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Net Profit Margin ... 55

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Return on Invesment ... 56


(6)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman