Penataan Spektrum Frekuensi Radio Nilai BHP Pita Frekuensi Seluler, 3G, dan BWA

BAB LIMA BIDANG PENATAAN SUMBER DAYA 40 | DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER I TAHUN 2016 Indonesia kembali mengirimkan satelit ke luar angkasa yaitu satelit LAPAN-A3 berselang beberapa hari setelah BRIsat. Satelit LAPAN-A3 LAPAN-IPB diluncurkan dari Bandar Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India, pada hari Rabu 22 Juni 2016 dengan lift off time pada pukul 10:55:00 WIB. Satelit LAPAN-A3 diluncurkan bersama dengan satelit lain dari Amerika Serikat, India, Jerman, dan Kanada. Setelah peluncuran, satelit mengorbit di sekitar 500 KM di ruang angkasa. Sinyal pertama diterima di Berlin, Jerman, dan diterima pada pukul 21.30 WIT di Biak, Papua, yang menandakan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik. Satelit LAPAN-A3 memiliki fungsi yang lebih baik dibanding pendahulunya LAPAN-A1 dan LAPAN-A2. Satelit berbobot 115 KG ini memiliki misi pemantauan pertanian dan pertumbuhan padi, dan aplikasi- aplikasi lain, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor IPB. Untuk mendukung misi ini satelit LAPAN-A3 menggunakan kamera imager agar dapat memberikan informasi yang lebih detail. Satelit ini juga memiliki sistem pemantauan kapal dengan menggunakan Automatic Identiication System AIS serta untuk kebutuhan sains. Satelit LAPAN-A3 akan berputar secara polar empat kali dalam sehari sementara Satelit LAPAN-A2 yang diluncurkan di tempat yang sama pada 28 September 2015 masih berputar secara ekuatorial sebanyak 14 kali sehari. Untuk dapat beroperasi sepenuhnya, diperlukan waktu paling tidak satu bulan guna mengatur sensor dari satelit. Kesuksesan peluncuran satelit ini terhitung sejak satelit direncanakan dalam bentuk pendaftaran iling satelit ke International Telecommunication Union ITU yang prosesnya dilakukan bersama-sama antara pihak LAPAN dan Ditjen SDPPI. Selanjutnya, bab ini menampilkan data statistik yang terdiri dari nilai BHP Pita Frekuensi, pengelolaan orbit satelit, dan notiikasi radio ke ITU.

5.1. Penataan Spektrum Frekuensi Radio

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas limited natural resources sebagaimana tercantum di dalam konstitusi dari BAB LIMA BIDANG PENATAAN SUMBER DAYA DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER I TAHUN 2016 | 41 ITU Bab VII, Pasal 44 ayat 2 yang menyebutkan bahwa: “In using frequency bands for radio services, Member States shall bear in mind that radio frequencies and any associated orbits, including the geostationary- satellite orbit, are limited natural resources and that they must be used rationally, eficiently and economically, in conformity with the provisions of the Radio Regulations, so that countries or groups of countries may have equitable access to those orbits and frequencies, taking into account the special needs of the developing countries and the geographical situation of particular countries ”. Spektrum frekuensi radio memiliki sifat dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah geograis. Oleh sebab itu penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling mengganggu.

5.2. Nilai BHP Pita Frekuensi Seluler, 3G, dan BWA

Setiap pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar Biaya Hak Penggunaan BHP Spektrum Frekuensi Radio yang dibayar di muka untuk masa penggunaan satu tahun. Seluruh penerimaan BHP frekuensi radio tersebut disetor ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP. Tabel 5.1 berikut menyajikan jumlah total besaran tagihan BHP Izin Pita Frekuensi Radio IPFR semester I tahun 2016. Tabel 5.1. Perhitungan Besaran Tagihan BHP Izin Pita Frekuensi Radio IPFR Semester I Tahun 2016 Items Up Front Fee Miliar Rp. Annual Fee Miliar Rp. 2G --- -- -- 3G BAB LIMA BIDANG PENATAAN SUMBER DAYA 42 | DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER I TAHUN 2016 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa selama semester I Tahun 2016, penerimaan BHP IPFR adalah Rp. 1.604,5 miliar. Penerimaan ini berasal dari annual fee untuk irst carrier dan thrid carrier 3G, dengan rincian sebagai berikut. First Carrier --- 1.288,6 80,31 Second Carrier --- -- -- Third Carrier --- 315,9 19,69 BWA 2,3 GHz --- -- -- Total 1.604,5 100,00 Items Up Front Fee Miliar Rp. Annual Fee Miliar Rp. Tabel 5.2. Akumulasi Penerimaan BHP Izin Pita Frekuensi Radio IPFR Tahun 2013 hingga Semester I Tahun 2016 Items Up Front Fee Miliar Rp. Annual Fee Miliar Rp. 2013 2014 2013 2014 2015 2016 Sem I Sem II Sem I Sem II Sem I Sem II Sem I Sem II Sem I 2G --- --- --- 5.693,6 1.879,6 6.839,4 --- 7.463,5 -- 3G First Carrier --- --- 1.764,2 --- --- 1.737,7 1.615,7 --- 1.288,5 Second Carrier --- --- --- 881,9 --- 1.252,3 --- 1.364,9 -- Third Carrier 1.026,4 1.026,4 102,6 --- 218,7 --- 176,2 --- 315,9 BWA 2.3 GHz --- --- --- 343,7 --- 342,9 --- 343,7 -- Total 1.026,4 1.026,4 1.886,8 6.919,2 2.098,3 10.172,3 1.791,9 9.173 1.604,5 BAB LIMA BIDANG PENATAAN SUMBER DAYA DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER I TAHUN 2016 | 43

5.3. Pengelolaan Orbit Satelit