Umum Pemisahan Ruang Intensitas Ruang dan Intensitas Tata Guna Lahan Pemisahan Ruang dan Intensitas Tata Guna Lahan

Tabel 2.2. memperlihatkan bangkitan lalu lintas dari suatu daerah pemukiman yang mempunyai tingkat kepadatan berbeda. Walaupun arus lalu lintas terbesar yang dibangkitkan berasal dari daerah pemukiman diluar kota, bangkitan lalu lintasnya karena intensitas aktivitasnya dihitung dari tingkat kepadatan permukiman paling rendah. Karena bangkitan lalu lintas berkaitan dengan jenis dan intensitas perumahan, hubungan antara bangkitan lalu lintas dan kepadatan permukiman menjadi linier. Tabel 2.2 Bangkitan Lalu Lintas, Jenis Perumahan dan Kepadatannya. Jenis rumah Kepadatan pemukiman keluargaHa Pergerakan Per hari Bangkitan pergerakan per hari - Permukiman di luar kota - Permukiman di batas kota - Unit rumah - Flat tinggi 15 45 80 100 10 7 5 5 150 315 400 500 Sumber : Tamin O.Z, 1997 ; 62

3. Sebaran Pergerakan

a. Umum

Pada sebaran arus lalulintas antara zona i ke zona j dari dua hal yang terjadi secara bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan yang menghasilkan arus lalulintas dan pemisahan ruang, interaksi antara 13 dua buah tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan manusia dan barang.

b. Pemisahan Ruang

Jarak antara dua buah tata guna lahan merupakan batas pergerakan. Jarak jauh atau biaya yang besar akan membuat pergerakan menjadi lebih sulit aksesibilitas rendah, sehingga pergerakan arus lalu lintas cenderung meningkat jika jarak antara kedua zonanya semakin dekat. Pemisahan ruang dapat ditentukan oleh jarak, yang diukur dengan waktu dan biaya yang lukan.

c. Intensitas Ruang dan Intensitas Tata Guna Lahan

Makin tinggi tingkat aktivitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat kemampuannya dalam menarik lalu lintas.

d. Pemisahan Ruang dan Intensitas Tata Guna Lahan

Daya tarik tata guna lahan akan berkurang dengan meningkatkan jarak dampak pemisahan ruang. Tata guna lahan cenderung menarik pergerakan lalu lintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan dari tempat yang jauh. Pergerakan lalu lintas yang berjarak pendek lebih banyak dibanding yang berjarak jauh. Interaksi antara daerah sebagai fungsi dari intensitas setiap daerah dan jarak antara kedua daerah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3. 14 Jaringan transportasi yang baik mampu memecahkan masalah jarak tersebut sehingga interaksi antara kedua tata guna lahan tinggi tanpa memperhatikan faktor jarak. Tabel 2.3 Interaksi Antar Daerah Jarak Jauh Interaksi dapat diabaikan Interaksi rendah Interaksi menengah Dekat Interaksi rendah Interaksi menengah Interaksi sangat tinggi Interaksi tata guna lahan antar dua zona Kecil-kecil Kecil-kecil Besar-besar Sumber : Tamin O.Z, 1997 ; 63 Sistem transportasi mengurangi hambatan pergerakan dalam ruang, tetapi tidak mengurangi jarak, sehingga bisa diatasi dengan memecahkan sistem jaringan transportasi.

4. Pemilihan Moda Transportasi dan Rute