Kelas XI SMASMK
72
Manawa Dharmasãstra Kitab Hukum Hindu
“Satyaṁ brūyat priyaṁ, priyaṁ ca nānṛtaṁ brūyād eṣa dharmaá sanātanaá”.
Terjemahannya :
“Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, hendaknya ia mengucapkan apa yang menyenangkan hati, hendaknya ia jangan mengucapkan kebenaran yang
tidak menyenangkan dan jangan pula ia mengucapkan kebohongan yang menyenangkan, inilah hukum hidup duniawi yang abadi”
M.Dharmasastra IV.138.
A. Pengertian Manawa Dharmaṡāstra sebagai Kitab Hukum Hindu
Perenungan
“Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau”.
Terjemahannya:
“Yang dimaksud dengan Sruti, ialah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua macam pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran
ajarannya, karena keduanya itulah sumber dharma” M.Dharmasastra II.10.
Memahami Teks
Kata dharmaṡastra berasal dari bahasa Sansekerta dharma – Šāstra. Dharma
masculine m : perintah menetapkan; lembaga; adat kebiasaan; aturan; kewajiban; moral; pekerjaan yang baik; kebenaran; hukum; keadilan Kamus Kecil Sansekerta Indonesia
KKSI hal. 121. Šāstra neuter n : perintah; ajaran; nasihat; aturan; teori; tulisan ilmiah KKSI hal. 246. Dharmaṡāstra berarti ilmu hukum.
Bab 5
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
73
Bila kita membaca kitab-kitab mantra dan sastra-sastra Sansekerta yang tersedia kitab Smrti dinyatakan sebagai kitab Dharmaṡāstra. Smrti adalah kelompok kitab
yang kedua sesudah kitab Sruti. Dharmaṡāstra Smrti dipandang sebagai kitab hukum Hindu karena di dalamnya banyak dimuat tentang syariat Hindu yang disebut
dharma. Dharma disamakan artinya dengan syariat di dalam bahasa arab. Tentang Dharmaṡāstra sebagai kitab Hukum Hindu selanjutnya didapatkan keterangan yang
sangat mendukung keberadaannya sebagai berikut.
“Šruti wedaá samākhyato dharmaṡāstram tu wai smṛtiá, te sarwātheswam imāmsye
tābhyāṁ dharmo winirbhþtaá. Nyang ujaraken sekarareng, Šruti ngaranya
Sang Hyang Catur Veda, Sang Hyang Dharmaṡāstra Smṛti ngaranira, Sang
Hyang Šruti lawan Sang Hyang Smṛti sira juga prāmanākena, tūtakena warah-warah
nira, ring asing prayojana, yawat mangkana paripurna alep Sang Hyang Dharmaprawṛtti“
Sarasamuscaya, 37
Terjemahannya:
“Ketahuilah oleh mu Šruti itu adalah Veda dan Šmṛti itu sesungguhnya adalah Dharmaṡāstra; keduanya harus diyakini dan dituruti agar sempurna dalam
melaksanakan dharma itu”.
Yang dimaksud dengan Sruti itu sama dengan Veda dan Dharmasastra itu sesungguhnya Smrti, Sruti dan Smrti, keduanya supaya dijalankan, supaya dituruti
untuk setiap usaha, selama demikian halnya, maka sempurnalah dalam berbuat dharma. Penjelasan dan terjemahan yang tertulis dalam kitab
Sarasamuscaya yang diterbitkan oleh Departemen Agama hanya berdasarkan terjemahan bahasa Sansekerta
dan Jawa kuno. Menurut terjemahan bahasa Jawa kuno itu, pemahaman tentang Veda sebagai sumber hukum telah diperluas, seperti; istilah Veda diterjemahkan dengan
Catur Veda. Walaupun demikian pengertian semula tidaklah berubah maknanya. Yang menarik perhatian dan perlu dicamkan ialah bahwa kitab
Manawa Dharmasastra maupun kitab
Sarasamuscaya menganggap bahwa Sruti dan Smrti itu adalah dua sumber pokok dari dharma.
Gambar 5.1 Hukum Hindu Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com
5.1 Hukum Hindu
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Kelas XI SMASMK
74
Berikut ini adalah petikan sloka yang dimaksud. “Itihasa puranabhyam wedam samupawrmhayet, bibhetyalpasrutadwedo
mamayam pracarisyati “ Sarasamuscaya, 39.
Terjemahannya:
“Hendaklah Veda itu dihayati dengan sempurna melalui mempelajari Itihasa dan Purana karena pengetahuan yang sedikit itu menakutkan dinyatakan
janganlah mendekati saya”.
Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban
manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, dan aturan manusia sebagai warga negara tata Negara.
Hukum Hindu juga ber- arti perundang-undangan yang
merupakan bagian terpenting dari kehidupan beragama dan
bermasyarakat. Ada kode etik yang harus dihayati dan diamal-
kan sehingga menjadi kebiasaan- kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat. Dengan demikian pemerintah dapat menggunakan
hukum ini sebagai kewenangan mengatur tata pemerintahan dan
pengadilan, dapat menggunakan sebagai hukuman bagi masyarakat
yang melanggarnya.
Kebutuhan pengetahuan ten- tang Hukum Hindu dirasakan
sangat perlu oleh umat Hindu untuk dipelajari dan dipahami dalam rangka melaksanakan dharma agama dan sebagai wujud bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa sebagai sumber segala yang ada.
Gambar 5.2 Maha Rsi Penulis Kitab Suci Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com
5.2 Maha Rsi Penulis Kitab Suci
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
75
Di samping itu, mengingat umat Hindu juga sebagai warga negara yang terikat oleh hukum nasional. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa hukum Hindu
penting untuk dipelajari. 1. Hukum Hindu merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku bagi masyarakat
Hindu di Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 29 ayat 1 dan 2, serta pasal 2 aturan peralihan Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Untuk memahami bahwa berlakunya hukum Hindu di Indonesia dibatasi oleh falsafah Negara Pancasila dan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar
1945. 3. Untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum adat Bali
dengan hukum agama Hindu atau hukum Hindu. 4. Untuk dapat membedakan antara adat murni dengan adat yang bersumber pada
ajaran-ajaran agama Hindu.
Uji Kompetensi 1. Apakah Manawa Dharmaṡāstra itu? Jelaskanlah
2. Coba gali karya sastra Hindu yang berhubungan dengan konsep Manawa
Dharmaṡāstra dari berbagai sumber yang diketahui 3. Apakah yang dimaksud dengan Manawa Dharmaṡāstra? Jelaskanlah
4. Mengapa kita perlu belajar Manawa Dharmaṡāstra? Narasikanlah Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah dan dengan teman -
temanmu di sekolah
B. Hubungan Dharmaṡāstra dengan Manawa Dharmaṡāstra