Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
75
Di samping itu, mengingat umat Hindu juga sebagai warga negara yang terikat oleh hukum nasional. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa hukum Hindu
penting untuk dipelajari. 1. Hukum Hindu merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku bagi masyarakat
Hindu di Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 29 ayat 1 dan 2, serta pasal 2 aturan peralihan Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Untuk memahami bahwa berlakunya hukum Hindu di Indonesia dibatasi oleh falsafah Negara Pancasila dan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar
1945. 3. Untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum adat Bali
dengan hukum agama Hindu atau hukum Hindu. 4. Untuk dapat membedakan antara adat murni dengan adat yang bersumber pada
ajaran-ajaran agama Hindu.
Uji Kompetensi 1. Apakah Manawa Dharmaṡāstra itu? Jelaskanlah
2. Coba gali karya sastra Hindu yang berhubungan dengan konsep Manawa
Dharmaṡāstra dari berbagai sumber yang diketahui 3. Apakah yang dimaksud dengan Manawa Dharmaṡāstra? Jelaskanlah
4. Mengapa kita perlu belajar Manawa Dharmaṡāstra? Narasikanlah Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah dan dengan teman -
temanmu di sekolah
B. Hubungan Dharmaṡāstra dengan Manawa Dharmaṡāstra
Perenungan
“Šruti dvaidhaṁ tu yatra syāt tatra dharmāvubhau smrtau,
ubhāvapi hi tau dharmau samyag uktau maniṣibhiá”.
Terjemahannya:
“Jika dalam dua kitab suci ada perbedaan, keduanya dianggap sebagai hukum, karena
keduanya memiliki otoritas kebajikan yang sepadan”
Manawa Dharmasastra II.14
Gambar 5.3 Maha Rsi Penulis Veda
Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com
5.3 Maha Rsi Penulis Veda
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Kelas XI SMASMK
76 Memahami Teks
Manawa Dharmasastra adalah sebuah kitab Dharmasastra yang dihimpun dengan bentuk yang sistematis oleh Bhagawan Bhrigu, salah seorang penganut ajaran Manu,
dan beliau pula salah seorang Sapta Rsi. Kitab ini dianggap paling penting bagi masyarakat Hindu dan dikenal sebagai salah satu dari kitab
Sad Wedangga. Wedangga adalah kitab yang merupakan batang tubuh Veda yang tidak dapat dipisahkan dengan
Veda Sruti dan Veda Smrti. Penafsiran terhadap pasal-pasal Manawa Dharmaṡāstra telah dimulai sejak tahun 120 M dipelopori oleh Kullukabhatta dan Medhiti di
tahun 825 M. Kemudian beberapa Maha Rsi memasyarakatkan tafsir-tafsir
Manawa Dharmasastra menurut versinya masing-masing sehingga menumbuhkan beberapa
aliran Hukum Hindu, misalnya: Yajnawalkya, Mitaksara, dan Dayabhaga. Para Maha Rsi yang melakukan penafsiran-penafsiran pada Manawa
Dharmaṡāstra menyesuaikan dengan tradisi dan kondisi setempat. Aliran yang berkembang di Indonesia adalah Mitaksara dan Dayabhaga. Di zaman Majapahit,
Manawa Dharmaṡāstra lebih populer disebut sebagai Manupadesa. Proses penyesuaian kaidah-kaidah hukum Hindu nampaknya berjalan terus hingga abad
ke-12 dipelopori oleh tokoh-tokoh suci: Wiswarupa, Balakrida, Wijnaneswara, dan Apararka. Dua tokoh pemikir Hindu, yaitu Sankhalikhita dan Wikhana berpandangan
bahwa Manawa Dharmaṡāstra adalah ajaran dharma yang khas untuk zaman Krtayuga, sedangkan sekarang adalah zaman Kaliyuga. Keduanya mengelompokkan
Dharmaṡāstra yang dipandang sesuai dengan zaman masing-masing, yaitu seperti di bawah ini.
1. Manu; Manawa Dharmaṡāstra sesuai untuk zaman Krta Yuga 2. Gautama; Manawa Dharmaṡāstra sesuai untuk zaman Treta Yuga
3. Samkhalikhita; Manawa Dharmaṡāstra sesuai untuk zaman Dwapara Yuga 4. Parasara; Manawa Dharmaṡāstra sesuai untuk zaman Kali Yuga
Dari temuan-temuan di atas dapatlah disimpulkan bahwa ajaran Manu atau Manawa Dharmaṡāstra tidaklah dapat diaplikasikan begitu saja tanpa mempertimbangkan
kondisi, waktu, dan tempat desa-kala-patra. Di Indonesia, reformasi tentang Hukum Hindu telah dilakukan di zaman Majapahit dengan menghasilkan produk-produk
hukum lainnya seperti: Sarasamuscaya, Syara Jamba, Siwa Sasana, Purwadigama, Purwagama, Dewagama, Kutaramanawa, Adigama, Krta Sima, Paswara, dll.
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
77
Kutaramanawa yang disusun pada puncak kejayaan Majapahit menjadi acuan pokok terbentuknya Hukum Adat di Indonesia, karena penguasa Majapahit
berkepentingan menjaga tertib hukum di kawasan Nusantara. Zaman terus beredar dan peradaban manusia meningkat dengan segala aspeknya. Pada tahun 1951 Raad
Kerta atau Lembaga Peradilan Agama Hindu di Bali dihapuskan. Ditinjau dari segi kehidupan beragama, penghapusan Raad Kerta merupakan kemunduran yang serius
karena pada kehidupan sehari-hari umat Hindu di Bali bersandar pada hukum-hukum agama Hindu, namun bila terjadi sengketa perkara Pemerintah RI menyediakan
lembaga Hukum Peradilan PerdataPidana yang mengacu pada sumber hukum Eropa Belanda dan Yurisprudensi.
Sampai abad ke-21 tahun 2013 umat Hindu di Bali Indonesia menginginkan adanya Lembaga Peradilan Agama Hindu yang dapat memutuskan kemelut perbedaan
pendapat dan tingkah laku dalam melaksanakan kehidupan beragama. Kebutuhan ini dipandang mendesak agar terwujud kedamaian dan keamanan individu. Sampai saat
ini nampaknya keinginan itu hanya sebatas wacana saja karena belum ada upaya- upaya riil dari lembaga-lembaga terkait untuk menyusun tatanan organisasi dan
acuan hukum bagi suatu lembaga peradilan belum dapat diwujudkan. Mungkinkah semuanya itu hanya sebatas wacana yang berkembang ke publik untuk melegakan
hati umat yang diklaim minoritas?
Kitab Dharmasastra yang memuat bidang hukum Hindu tertua dan sebagai
sumber hukum Hindu yang paling terkenal adalah Manawa Dharmasastra. Berbagai
bidang hukum Hindu yang termuat dalam Kitab Manawa Dharmasastra antara lain
sebagai berikut.
1. Bidang Hukum Keagamaan
Bidang hukum ini banyak memuat ajaran-ajaran yang mengatur tentang tata cara keagamaan yaitu menyangkut tentang beberapa hal seperti berikut ini.
a. Bahwa semua alam semesta ini diciptakan dan dipelihara oleh suatu hukum yang disebut rta atau dharma.
b. Ajaran-ajaran yang diturunkan bersifat anjuran dan larangan yang semuanya mengandung konsekuensi atau akibat sanksi
c. Tiap-tiap ajaran mengandung sifat relatif yaitu dapat disesuaikan dengan zaman atau waktu dan di mana tempat dan kedudukan hukum itu dilaksanakan,
dan absolut berarti mengikat dan wajib hukumnya dilaksanakan. d. Pengertian warna dharma berdasarkan pengertian golongan fungsional.
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Kelas XI SMASMK
78 2. Bidang Hukum Kemasyarakatan
Bidang hukum ini banyak memuat tentang aturan atau tata-cara hidup bermasyarakat sosial. Dalam bidang ini banyak diatur tentang konsekuensi atau
akibat dari sebuah pelanggaran, kalau kita telusuri lebih jauh saat ini lebih dikenal dengan hukum perdata dan pidana. Lembaga yang memegang peranan penting
yang mengurusi tata kemasyarakatan adalah Badan Legislatif menurut Hukum Hindu adalah Parisadha. Lembaga ini dapat membantu menyelesaikan masalah
dengan cara pendekatan perdamaian sebelum nantinya kalau tidak memungkinkan masuk ke pengadilan.
3. Bidang Hukum Tata Kenegaraan
Bidang ini banyak memuat tentang tata-cara bernegara, di mana terjalinnya hubungan warga masyarakat dengan negara sebagai pengatur tata pemerintahan
yang juga menyangkut hubungan dengan bidang keagamaan. Di samping sistem pembagian wilayah administrasi dalam suatu negara, Hukum Hindu ini juga
mengatur sistem masyarakat menjadi kelompok – kelompok hukum yang disebut Warna, Kula, Gotra, Ghana, Puga, dan Sreni. Pembagian ini tidak bersifat kaku
karena dapat disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Kekuasaan Yudikatif menurut kitab ini diletakkan pada tangan seorang raja atau kepala negara, beliau bertugas memutuskan semua perkara yang timbul pada
masyarakat, Raja dibantu oleh Dewan Brahmana yang merupakan Majelis Hakim Ahli, baik sebagai lembaga yang berdiri sendiri maupun sebagai pembantu pemerintah
di dalam memutuskan perkara dalam sidang pengadilan dharma sabha, pengadilan biasa dharmaastha, pengadilan tinggi pradiwaka dan pengadilan istimewa.
Adapun pengaruh Hukum Hindu sampai ke Indonesia pada zaman Majapahit tetapi sudah dilakukan penyesuaian atau reformasi Hukum Hindu, yaitu dipakai
sebagai sumber yang berisikan ajaran – ajaran pokok Hindu yang khususnya memuat dasar-dasar umum Hukum Hindu, yang kemudian dikembangkan menjadi sumber
ajaran Dharma bagi masyarakat Hindu di masa penyebaran agama Hindu ke seluruh pelosok negeri ini. Bersamaan dengan penyebaran Hindu ke seluruh pelosok negeri
ini diturunkanlah dalam bentuk terjemahan-terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno yang isinya juga memuat undang–undang yang mengatur praja wilayah Nusantara.
Adapun aliran yang mempengaruhi Hukum Hindu di Indonesia yang paling dominan adalah Mithaksara dan Dayabhaga.
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
79
Sumber hukum tata negara dan tata praja serta hukum pidana yang berlaku di Indonesia adalah sebagian besar merupakan hukum yang bersumber pada ajaran
Manawa Dharmaṡāstra. Hal ini kemudian dikenal sebagai kebiasaan-kebiasaan atau hukum adat seperti yang berkembang di Indonesia dan khususnya dapat dilihat
pada hukum adat di Bali.
Istilah –istilah wilayah hukum dalam rangka tata laksana administrasi hukum dapat dilihat pada desa praja adalah administrasi terkecil dan bersifat otonomi dan inilah
yang diterapkan pada zaman Majapahit terbukti dengan adanya sesanti, sesana dengan prasasti – prasasti yang dapat ditemukan di berbagai daerah di seluruh Nusantara.
Lebih luas lagi wilayah yang mengaturnya dinamakan krama, dan daerah khusus ibu- kota sebagai daerah istimewa tempat administrasi tata pemerintahan disebut pura,
penggabungan atas pengaturan semua wilayah ini dinamakan dengan istilah negara atau rastra. Maka dari itu hampir semua tatanan kenegaraan yang digunakan sekarang
ini bersumber pada hukum Hindu.
Demikian hukum Hindu Dharmaṡāstra dituliskan secara utuh dalam kitab Manawa Dharmasastra yang selanjutnya digunakan sebagai sumber hukum Hindu
guna menata umat Hindu mewujudkan moksartham jagadhita ya ca iti dharma sejahtera dan bahagia lahir batin.
Uji Kompetensi 1. Bagaimana hubungan Dharmaṡāstra dengan kitab Manawa Dharmaṡāstra
? 2. Menurut sumber bacaan di atas bagaimana pendapatu tentang keberadaan kitab
Manawa Dharmasastra? 3. Buatlah rangkuman yang berhubungan dengan kitab
Manawa Dharmasastra dari berbagai sumber yang diketahui.
Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtua kamu di rumah 4. Buatlah peta konsep tentang keberadaan
Dharmasastra menurut pengetahuanmu
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Kelas XI SMASMK
80
C. Sumber-sumber Hukum Hindu