3 Sikap atau rasionalisasi rationalization. Menurut Norbarani 2012
rasionalisasi merupakan sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membenarkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan
kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud.
Rasionalisasi menyebabkan pelaku kecurangan mencari pembenaran atas perbuatannya.
Gambar 2.1 Fraud Triangle Theory
Pressure
Opportunity Rationalizations
Sumber : Fraud Triangle Theory oleh Cressey 1953 dalam Norbarani 2012
2.1.3 Pengendalian Internal
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI seperti dinyatakan dalam PSA No. 69 IAI,2001:319.2, Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut
ini: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan
terhadap hukumdan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang terdiri dari kebijakan, prosedur, cara, dan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan agar rencana dan
tujuan dapat dicapai dengan baik Zulkarnain, 2013. Menurut PP No. 8 Tahun
2006 pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan. Perkembangan pengendalian
internal pemerintah di Indonesia ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah PP nomor 60 tahun 2008 tentang sistem pengendalian internal pemerintah SPIP.
Pengendalian Internal yang lemah ataupun longgar merupakan salah satu faktor yang paling mengakibatkan kecurangan tersebut sering terjadi. Lane and O’Connell
2009 menegaskan bahwa jika bentuk penekanan untuk mengikuti SPI diperhatikan secara khusus, akan mengurangi fraud.Pengendalian Internal terdiri
dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu suatu entitas akan tercapai Halim, 2003. Menurut
Abiola 2013 sistem pengendalian intern dapat digambarkan sebagai keseluruhan sistem kontrol, keuangan dan sebaiknyaditetapkan oleh manajemen untuk
meneruskan usaha dari perusahaan agar tetap berjalan tertib dan efisien. Instansi Pemerintah penting untuk menerapkan Sistem Pengendalian
Internal untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan yang dapat merugikan instansi.Penerapan Sistem Pengendalian Intern secara baik yang diharapkan dapat
memotivasi dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan Aprishella, 2014. Pengendalian internal yang kuat akan mampu menurunkan tingkat kecenderungan
kecurangan akuntansi, jika pengendalian internalnya lemah maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan semakin besar Adelin, 2013. Dengan Adanya
pengendalian internal yang efektifdidalam suatu instansi, maka akan memungkinkan terjadinya pengecekan silang terhadap pekerjaan seseorang oleh
orang lain. Hal ini menurunkan peluang terjadinya kecurangan dan akan menghindarkan terjadinya tindakan-tindakan penyimpangan yang dapat merugikan
perusahaan.
2.1.4 Integritas