Kimia Kelas XII

(1)

Nama Kelompok

1. Ria Riski Khaerany

2. Rijalul Imam 3. Siti Wirahanum 4. Sri Nurafifah Hasani 5. Susilawati

6. Yuyun Indrayani 7. Zulpiana

Unsur-unsur Periode ke Empat Cara Pengolahan

dan Penggunaannya

A.

UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Unsur- unsur transisi pada periode 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu:

1. Skandium (Sc)

Skandium bernomor atom 21. Skandium adalah unsur yang jarang terdapat di alam. Walaupun ada, umumnya terdapat dalam bentuk senyawa dengan biloks +3. Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3. Sifat-sifat senyawa skandium semuanya

mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik. Hal ini disebabkan dalam semua senyawanya skandium memiliki konfigurasi elektron ion Sc3+, sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh konfigurasi elektron dalam orbital d. Digunakan sebagai filamen lampu yang memiliki intensitas tinggi. Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya dibandingkan di bumi.


(2)

Titanium bernomor atom 22. Titanium merupakan unsur yang tersebar luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6% massa kulit bumi). Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan chlorine) dengan warna putih-metalik-keperakan. Kerapatan titanium relatif rendah, bermassa ringan, keras, tahan terhadap cuaca dan stabil pada suhu tinggi. Umumnya, senyawa titanium digunakan sebagai pigmen warna putih.

3. Vanadium (V)

Vanadium bernomor atom 23. Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar 0,02% massa kulit bumi. Logam vanadium menyerupai baja berwarna abu-abu dan bersifat keras serta tahan korosi.

4. Kromium (Cr)

Kromium bernomor atom 24. Kromium trivalen (Cr (III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium (chromium deficiency).

Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.


(3)

5. Mangan (Mn)

Mangan bernomor atom 25. Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit bumi). Salah satu sumber mangan adalah batuan yang terdapat di dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang mengandung campuran mangan dan oksida besi.

6. Besi (Fe)

Besi bernombor atom 26. Besi merupakan logam yang cukup melimpah dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni berwarna putih kusam yang tidak begitu keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator sehingga besi dalam udara lembap teroksidasi oleh oksigen dengan cepat membentuk karat. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan kimia.

7. Kobalt (Co)

Kobalt bernomor atom 27. Kobal bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Kobalt memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobalt terdapat dalam meteorit.


(4)

8. Nikel (Ni)

Nikel bernomor atom 28. Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada peringkat ke-24, terdapat dalam bijih bersama-sama dengan arsen, antimon, dan belerang. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.

9. Tembaga (Cu)

Tembaga bernombor atom 29. Tembaga adalah logam kemerahan, dengan kekonduksian elektrik yang tahan terhadap cuaca dan korosi. Walaupun tembaga tidak begitu reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan dari tembaga berubah menjadi kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh udara membentuk patina. Apabila dioksidakan, tembaga adalah besi lemah.


(5)

Zink atau Seng bernombor atom 30. Zink murni yang dihasilkan secara komersil dikenali sebagai Special High Grade (SHG) yang mempunyai kemurnian sebanyak 99.995%. Zink juga dikenali sebagai timah sari. Zink berwarna kelabu kebiru-biruan dan bersifat sederhana reaktif. Zink terbakar dalam udara dengan nyalaan hijau kebiru-biruan yang terang, lalu membebaskan asap zink oksida. Logam zink mudah tertempa pada suhu antara 100°C sehingga 210°C dan dapat diketuk menjadi berbagai bentuk. Pada suhu melebihi 210 °C, logam ini menjadi rapuh dan akan pecah jika diketuk. Zink tidak bermagnet.

B. Sifat Unsur Periode ke Empat

Unsur-unsur transisi periode ke empat memiliki sifat yang berkaitan dengan elektron valensi (Elektron terakhir pengisi kulit suatu atom) dan unsur periode

keempat elektron valensinya menempati subkulit d sehingga

termasuk unsur-unsur transisi.

Konfigura

si Elektron

Unsur Lambang Nomor Atom

Konfigurasi Electron

Golongan

Scandium Sc 21 (Ar)3d14s2 III B

Titanium Ti 22 (Ar)3d24s2 IV B

Vanadium V 23 (Ar)3d34s2 V B

Krom Cr 24 (Ar)3d54s1 VI B

Mangan Mn 25 (Ar)3d54s2 VII B

Besi Fe 26 (Ar)3d64s2 VIII B

Kobal Co 27 (Ar)3d74s2 VIII B

Nikel Ni 28 (Ar)3d84s2 VIII B

Tembaga Cu 29 (Ar)3d104s1 IB

Seng Zn 30 (Ar)3d104s2 II B

Scandium Sc 21 (Ar)3d14s2 III B

Titanium Ti 22 (Ar)3d24s2 IV B

Vanadium V 23 (Ar)3d34s2 V B

Krom Cr 24 (Ar)3d54s1 VI B

Mangan Mn 25 (Ar)3d54s2 VII B

Besi Fe 26 (Ar)3d64s2 VIII B

Kobal Co 27 (Ar)3d74s2 VIII B

Nikel Ni 28 (Ar)3d84s2 VIII B

Tembaga Cu 29 (Ar)3d104s1 IB


(6)

Konfigurasi Elektron atom Cr dan Cu. Elektron valensi unsur-unsur ini

mempunyai konfigurasi elektron penuh dan setengah penuh pada subkulit s dan d terluar, yang menyatakan konfigurasi yang stabil. Pada atom Cr satu elektron dari subkulit 4s pindah ke subkulit 3d sehingga membentuk kofigurasi yang stabil 3d54s1, dengan kedua subkulit terisi “setengah penuh”. Pada atom Cu, satu elektron dari subkulit 4s pindah ke 3d, sehingga terbentuk konfigurasi elektron valensi 3d104s1, yang menunjukan subkulit 3d terisi penuh dan 4s setengah penuh. Hal ini menunjukan juga konfigurasi yang stabil

 Sifat Fisik Transisi Periode ke Empat

Unsure transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari unsure golongan utama. Sifat-sifat khas unsure transisi berkaitan dengan adanya sub kulit d yang terisi penuh.

1. Sifat Logam

Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energi ionisasi yang relative rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga relative rendah.

2. Sifat Magnet

Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada subkulit d menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetiknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar medan magnet).

3. Bilangan Oksidasi

Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai


(7)

bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama.

Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan

berbilangan oksidasi maksimum +7.

Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3.

Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar

4. Membentuk senyawa-senyawa berwarna

Senyawa unsure transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital subkulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta

senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga

tidak terjadi peralihan electron.

Biloks Unsur

+2 +3 +4 +5 +6 +7

Sc - Tidak

berwarna

Tidak berwarna

- -

-Ti - Ungu Biru - -

-V Ungu Hijau - Merah Jingga

-Cr Biru Hijau - - Hijau

-Mn Merah muda

- - - - Ungu

Fe Hijau muda

Kuning - - -

-Co Merah muda

Biru - - -

-Ni Hijau - - - -

-Cu Biru - - - -

-Zn Tidak berwarna


(8)

-5. Membentuk Ion Kompleks

Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari suatu kation tunggal (biasanya ion logam transisi) yang terikat langsung pada beberapa anion atau molekul netral.

Contoh :

Ion kompleks [Fe(CN)6]4- terdiri dari ion Fe2+ yang terikat pada 6 ion CN-, sedangkan ion kompleks [Cu(NH3)4]2+ terdiri dari ion Cu2+ yang terikat pada 4 molekul NH3. Perhatikan strukturnya berikut ini.

C.

Cara

Pengolahan

Unsur

Transisi

Periode ke

Empat

1. Cara Pembuatan Skandium

Kebanyakan skandium sekarang ini diambil

dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairaneutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius.

2. Cara pembuatan Titanium

Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan industry pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi).

CN

CN CN Fe

CN CN CN

Fe(CN)64+

NH3 NH3

Cu

NH3 NH3


(9)

Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada

temperature tinggi yang bebas oksigen.

Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g)

TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)

Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi

Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan

yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan

3. Cara Pembuatan Vanadium

Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan

direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut. 2 V205(s) + 5Si(s { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)

SiO2(s) + CaO(s CaSiO3

Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.

4. Cara Pembuatan Kromium

Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe

dan Cr disebut Ferokrom. Reaksinya sebagai berikut :

Fe(CrO2)2(s) +4C(s Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)

Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja. 5. Cara Pembuatan Mangan

1. Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminium atau

dengan proses elektrolisis

2. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2.

Tahap 1 : 3MnO2 (s) Mn3O4 (s) + O2(g)

Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) à 9Mn (s) + 4AL203 (s)


(10)

Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.

a. Reaksi pembakaran.

Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas.

Gas CO2 yang naik C menjadi gas CO.

C + O2 CO2

CO2 + C 2CO

b. Proses reduksi

Gas CO mereduksi bijih. Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2

Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2

Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.5000C)

c. Reaksi pembentukan kerak

CaCO3 CaO + CO2

CaO + SiO2 CaSiO3 kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :

baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 % baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 % baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %

Pembuatan baja :

Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara :


(11)

Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.

b.Open-hearth process

Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.

c.Dengan dapur listrik

Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.

7. Cara Pembuatan Kobalt

Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang

biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :

Pemanggangan :

CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)

Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)

PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)

Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe

sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat

pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan

gas hydrogen, menurut reaksi :

Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)

Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.

8. Cara Pembuatan Nikel

Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:

 Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih

laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.

 Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam


(12)

 Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga

terbentuk fasa lelehan matte dan terak

 Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari

sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.

 Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair

menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

9. Cara Pembuatan Tembaga

Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi proses pengolahannya adalah :

 2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)

 FeO(s) + SiO2 (s) 14000C FeSiO3 (l)

Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai

berikut:

2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)

2 Cu2O(l) + Cu2S(s) 6 Cu(l) + SO2 (g)

3 Cu2S(l) + 3 O2 6 Cu(l) + 3 SO2(g)

Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.

Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4(aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode

negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister.

10. Cara Pembuatan Zink

Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksicalamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang.

Bijih-bijih seng yang utama

adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat)

danfranklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil

unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.


(13)

1. Kegunaan skandium

 sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.

2. Kegunaan Titanium

 Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik  Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic

 Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

3. Kegunaan Vanadium

 Banyak digunakan dalam industry-industri, yaitu:

 Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi

 Untuk membuat logam campuran

4. Kegunaan Kromium

 Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry

 Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap.

 Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam

 Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

5. Kegunaan Mangan

 Untuk produksi baja

 Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi

 Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1.

6. Kegunaan Besi

 Membuat baja

 Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.

7. Kegunaan kobalt

 Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan

juga dalam system peramalan cuaca

8. Kegunaan Nikel

 Pembuatan electrode baterai, dan keramik

 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat

 Pelapis besi (pernekel)  Sebagai katalis


(14)

9. Kegunaan Tembaga

 Bahan kabel listrik  Bahan uang logam

 Untuk bahan mesin tenaga uap

10. Kegunaan Zink

 Bahan cat putih  Pelapis lampu TL

 Layar TV dan monitor computer  Campuran logam dengan metal lain


(1)

Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen.

Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut : TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g)

TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)

Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan

3. Cara Pembuatan Vanadium

Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi

V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan

direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.

2 V205(s) + 5Si(s { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)

SiO2(s) + CaO(s CaSiO3

Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.

4. Cara Pembuatan Kromium

Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih

krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe

dan Cr disebut Ferokrom. Reaksinya sebagai berikut :

Fe(CrO2)2(s) +4C(s Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)

Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.

5. Cara Pembuatan Mangan

1. Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminium atau

dengan proses elektrolisis

2. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2.

Tahap 1 : 3MnO2 (s) Mn3O4 (s) + O2(g)

Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) à 9Mn (s) + 4AL203 (s)


(2)

Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang

berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan besi dilakukan dalam suatu

tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah

karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.

a. Reaksi pembakaran.

Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas.

Gas CO2 yang naik C menjadi gas CO.

C + O2 CO2

CO2 + C 2CO

b. Proses reduksi

Gas CO mereduksi bijih.

Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2

Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2

Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi

(1.5000C)

c. Reaksi pembentukan kerak

CaCO3 CaO + CO2

CaO + SiO2 CaSiO3 kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :

baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 % baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 % baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %

Pembuatan baja :

Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara :


(3)

Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.

b.Open-hearth process

Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan

oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.

c.Dengan dapur listrik

Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.

7. Cara Pembuatan Kobalt

Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang

biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :

Pemanggangan :

CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)

Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S

Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)

PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)

Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe

sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat

pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan

gas hydrogen, menurut reaksi :

Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)

Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.

8. Cara Pembuatan Nikel

Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:

 Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih

laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.

 Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam


(4)

 Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga

terbentuk fasa lelehan matte dan terak

 Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari

sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.

 Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair

menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

9. Cara Pembuatan Tembaga

Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi proses pengolahannya adalah :

 2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)

 FeO(s) + SiO2 (s) 14000C FeSiO3 (l)

Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai

berikut:

2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)

2 Cu2O(l) + Cu2S(s) 6 Cu(l) + SO2 (g)

3 Cu2S(l) + 3 O2 6 Cu(l) + 3 SO2(g)

Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni.

Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga

blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.

Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister

dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4(aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode

negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister.

10. Cara Pembuatan Zink

Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan

mereduksicalamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini

ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan

bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang.

Bijih-bijih seng yang utama

adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat)

danfranklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.


(5)

1. Kegunaan skandium

 sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.

2. Kegunaan Titanium

 Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik

 Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic

 Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

3. Kegunaan Vanadium

 Banyak digunakan dalam industry-industri, yaitu:

 Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan

yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi

 Untuk membuat logam campuran

4. Kegunaan Kromium

 Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry

 Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang

bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap.

 Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan

tidak kusam

 Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator

kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

5. Kegunaan Mangan

 Untuk produksi baja

 Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor

besi

 Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk

penggunaan vitamin B1.

6. Kegunaan Besi

 Membuat baja

 Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari

seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.

7. Kegunaan kobalt

 Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan

juga dalam system peramalan cuaca

8. Kegunaan Nikel

 Pembuatan electrode baterai, dan keramik

 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan

karat

 Pelapis besi (pernekel)


(6)

9. Kegunaan Tembaga

 Bahan kabel listrik

 Bahan uang logam

 Untuk bahan mesin tenaga uap

10. Kegunaan Zink

 Bahan cat putih

 Pelapis lampu TL

 Layar TV dan monitor computer