12
kegiatan tertentu yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Ada 6 unsur yang
diatur dalam manajemen 6 M antara lain : manusia man, uang money, metode methods, bahan-bahan materials, mesin-mesin machines, dan pasar market.
Hasibuan 2000: 1.
2.2 Pengertian Industri Kecil
Industri menurut Rambe 1995: 2 disebut sebagai kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang tertentu yang lebih berguna dari nilai asalnya. Industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah 2004: 2.
Industri diklasifikasikan menjadi 3 yaitu industri kecil, industri menengah, dan industri besar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah
2004: 40. 1.
Industri Kecil Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja 5-19
orang. Industri kecil menggunakan teknologi yang sederhana dan permodalan kecil. Nilai investasi yag dimiliki kurang dari 200 juta rupiah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah 2004: 40. 2.
Industri Menengah Industri menengah adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari kekayaan bersih
13
dan hasil penjualan tahunan industri kecil. Industri menengah merupakan industri dengan tenaga kerja antara 20-99 orang. Industri menengah ini
biasanya mempunyai nilai investasi antara 200 juta sampai dengan 5 milyar rupiah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah 2004: 40.
3. Industri Besar
Industri besar merupakan kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunannya lebih besar dari kekayaan
bersih dan hasil penjualan industri kecil menengah. Industri ini memiliki jumlah tenaga kerja diatas 100 orang lebih. Industri ini biasanya memiliki
investor dalam pengelolaan usahanya lebih dari 5 milyar rupiah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah 2004: 40.
Industri kecil mempunyai arti penting dalam perekonomian di Klaten. Dapat dikatakan industri kecil merupakan pencipta dinamika perekonomian desa
karena sifat sebarannya yang jauh menjangkau sampai ke pelosok-pelosok desa. Kontribusi industri kecil lainnya adalah kemampuannya dalam penerimaan
terhadap ekspor, kemampuannya memanfaatkan sumber daya domestik-lokal dan ajang latihan kewirausahaan yang murah dan efektif. http: www.ireyogya.org
Agenda kebijakan pemerintah dalam mengembangkan industri antara lain: 1. Kebijakan perindustrian yang lebih mendorong pelaku industri kecil
mempunyai inovasi dan kreatifitas dalam menghasilkan produk-produknya. Proteksi bagi industri kecil adalah kebijakan alternatif yang tidak perlu
diterapkan secara terus-menerus, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
14
melindungi industri kecil sehingga mereka bisa bertahan hidup dan mampu bersaing.
2. Program pembinaan. Dengan pendekatan ini perlu memusatkan pada sisi penawaran, dalam bentuk pemberian kredit, penyediaan bahan baku, dan
peralatan serta kursus-kursus. Pendekatan ini mensyaratkan terjadinya perlakuan yang adil pada semua unit usaha, sehingga harus semua unit usaha
terjangkau program ini. Karena jika tidak program ini akan menggeser ke luar unit-unit usaha yang tidak mendapatkan pelayanan program ini.
3. Kebijakan suportif artinya jika memang ternyata perlakuan selektif yang diberikan negara terhadap suatu industri tidak memberikan dampak dan impak
yang lebih luas pada masyarakat, industri tersebut harus ditinggalkan. 4. Kebijakan pembangunan industri yang selektif perlu untuk meningkatkan
kualitas dan kompetensi aparat pemerintah birokrasi. Ini sangat menentukan bagi keberhasilan kebijakan industri yang dibuat. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan berbagai pelatihan, pembenahan sistem insentif dan reformasi birokrasi.
Untuk mengantisipasi kekurangan dukungan tentang produk-produk kebijakan publik dalam pengembangan industri, maka berbagai kalangan mencoba
mengorganisir diri untuk menguatkan kelompok pengrajin konveksi bergabung dalam Kadinda Kamar Dagang dan Industri Daerah Thamrin 2002: 3.
2.3 Pengelolaan Usaha di Bidang Busana