7 Pada  kepiting  jantan  ,  bentuk  abdomen  itu  segitiga  meruncing,  terbentuk  dari
deretan  beberapa  ruas    gambar  :  2.    Sedangkan  kepiting  betina  bentuk  abdomen seperti  segitiga  juga  tetapi  lebar,  dibawahnya  terdapat  bulu-bulu  umbai-umbai
dimana telur-telurnya melekat ketika dierami.
B.  Habitat dan penyebaran
Kepiting  Bakau    terdapat  di  wilayah  perairan  pantai    estuaria  dengan  kadar garam  0  sampai  35  ppt.    Menyukai  perairan  yang  berdasar  lumpur  dan  lapisan  air
yang  tidak  terlalu  dalam    sekitar  10-  80 cm    dan  terlindung,seperti  di  wilayah  hutan bakau.
Di habitat seperti itu kepiting bakau hidup dan berkembang biak. Dilaut dekat pantai, seringkali nelayan dapat menangkap kepiting bakau yang sudah
dewasa  dan  mengandung  telur.    Agaknya  kepiting  bakau  menyukai  laut  sebagai tempat  melakukan  perkawinan  ,  namun  kepiting  bakau  banyak  dijumpai
berkembangbiak  didaerah  pertambakan  dan  hutan  bakau  yang  berair    tak  terlalu dangkal  lebih dari 0,5 m.
Habitat  hutan  bakau  itulah  habitat  utama  bagi  kepiting  untuk  tumbuh  dan berkembang,  karena    memang  subur  dihuni  oleh  organisme  kecil  yang  menjadi
makanan  dari  kepiting  bakau  itu.  Jadi  cocok  sebagai  “  breeding  gound”    tempat memijah dan “nursery ground”tempat anak-anak kepiting berkembangtumbuh .
Kepiting  bakau  mempunyai  daerah  penyebaran  geografis  yang  sangat  luas  , yaitu pantai wilayah Indo Pasific barat, dari pantai barat Afrika Selatan, Madagaskar,
India,  Sri  Langka,  Seluruh  Asia  Tenggara  sampai  kepulauan  Hawaii;  Di  sebelah utara : dari Jepang bagian selatan sampai pantai utara Australia. Dan di pantai barat
Amerika bagian selatan. Moosa et al., 1985 dalam Mardjono et al., 1994.
C.  Daur hidup dan perkembangbiakan.
Kepiting  bakau  ialah  binatang  Kelas  Krustasea  sama  halnya  dengan  Udang. Badannya beruas-ruas yang tertutup oleh kulit tebal dari zat khitin. Karena itu secara
periodik  berganti  kulit  moulting  yang  memungkinkan  binatang  ini  tumbuh  pesat setelah ganti kulit .  Binatang yang masih muda berganti kulit lebih sering dibanding
dengan yang tua. Sehingga yang muda tumbuh lebih cepat dari pada yang telah tua.
Mekanisme  ganti  kulit  itu  sejalan  pula  dengan  periodisitas  dari  saat perkawinannya.  Bila  Kepiting  juga  Udang  sedang  tumbuh  kembang  gonadnya
terjadi ketika kulitnya sedang keras intermoult . sedangkan menjelang perkawinan, pasti  terjadi  proses  ganti  kulit  mating  moult  sehingga  kulit  yang  betina  lunak
memudahkan  bagi  pejantannya  melakukan  proses  perkawinan,  memasukkan sperma kedalam thelycum alat kelamin betinanya.S
8 Gambar: 3 -  Kepiting berpasangan   foto: Aldrianto, 1994
1. Daur Hidup Kepiting    betina  yang  sudah kawin dan  memijah melepaskan  telur-telurnya,
telur  lalu  dibuahi  fertilisasi  oleh  sperma  yang  sudah  disimpan  ketika  perkawinan terjadi. Telur yang sudah terfertilisasi tidak dilepaskan kedalam air melainkan segera
menempel  pada  rambut-rambut  yang  terdapat  pada  umbai-umbai  di  bagian  bawah abdomen. Di Indonesia yang beriklim tropika telur itu “dierami” selama  20 - 23 hari
sampai menetas tergantung tingginya suhu air.  Seekor induk betina kepiting bakau yang beratnya 100 gram lebar karapas 11 cm menghasilkan telur 1
– 1,5 juta butir. Semakin besar berat induk kepiting, semakin banyak telur yang dihasilkan.
Telur  yang  baru  difertilisasi    dibuahi  berwarna  kuning –oranje  .  Semakin
berkembang  embrio  dalam  telur,  warna  telur  akan  berubah  menjadi  semakin  gelap yaitu kelabu akhirnya coklat kehitaman ketika hampir menetas.
Induk yang mengerami telur biasa sedikit atau tidak makan sama sekali. Induk itu selalu menggerakkan kaki-kaki renangnya  dan sering tampak berdiri tegak pada
kaki  dayungnya , agar telur-telur mendapat aliran air segar yang cukup oksigen. Bila  waktunya  telur  menetas,  induk  kepiting  itu  menggarukkan  kaki-kaki  jalan
dan kaki dayungnya  terus menerus dengan cepat ,  untuk memudahkan pelepasan larva  yang  segera  menyebar  kesekelilingnya.  .  Disini  fungsi  kaki-kaki  jalan  itu
penting,  jika  jumlahnya  tidak  lengkap  atau  cacat,  akan  mengganggu  proses penetasan  tsb.
Hanya  sebagian  kecil  saja  telur  yang  tidak  menetas  dan  akhirnya  rontok  tidak menetas.  Proses penetasan telur lamanya 3-5 jam.
Telur yang baru menetas disebut stadia pre-zoea hanya dalam waktu 30 menit berubah menjadi stadia Zoea 1 .  Ada 5 sub stadia Zoea yaitu Zoea-1, Zoea-2, Zoea-
3, Zoea -4 dan Zoea-5. Semakin lanjut sub –stadia, terjadi penambahan organ tubuh
sehingga  semakin  sempurna  untuk  pergerakan,  menangkap  makanan  dan metabolisme tubuhnya.
9 Setiap sub-stadia memerlukan waktu 3-4 hari untuk berubah menjadi sub-stadia
selanjutnya. Sehingga tingkat Zoea seluruhnya memerlukan waktu 18-20 hari untuk menjadi  stadia selanjutnya yaitu megalopa.
Zoea-1  warna  tubuh  transparan,  panjang  tubuhnya  1,15  mm,  matanya  tidak bertangkai.
Zoea-1  geraknya  masih  lamban,  makanannya  fitoplankton  .  dan  zooplankton yang lamban geraknya yaitu Brachionus plicatilis.
Zoea-2  geraknya lebih gesit sejalan dengan semakin berkembangnya anggota tubuh  baik  dalam  ukuran  maupun  jumlahnya..  Panjang    tubuhnya  1,50  mm  .    Mata
bertangkai. Makananya  masih  berupa  fitoplankton  yang  ukurannya  lebih  besar  seperti
Tetraselmis chuii , Chaetoceros calcitran.  Kedua jenis fitoplankton itu selain sebagai pakan untuk Brachionus juga menyerap gas hasil metabolisme metabolit dari larva
itu sendiri. Jadi sebagai pembersih air.
Sub-stadia Zoea-3  , ukurannya  lebih besar 1,93 mm .Dapat memangsa nauplii Artemia.  Beberapa  organ tubuhnya disajikan pada Seekor Zoea-3 dapat memakan
nauplii artemia sebanyak 30 ekor per-hari. Sub-stadia Zoea-4 ,panjang tubuhnya  2,4 mm.  Pada stadia ini telah terbentuk
pleopoda  kaki  renang  dan  pereiopoda  kaki  jalan.  Tampak  aktif  berenang  karena itu lebih aktif menangkap pakannya.
Sub-stadia  Zoea-5  panjang  tubuhnya  3,4  mm,  lebih  efektif  menangkap mangsanya dan geraknya lebih gesit.
Stadia berikutnya ialah Megalopa . Ukuran tubuhnya semakin besar, sehingga
tidak lagi diberi pakan nauplii artemia melainkan dapat memakan artemia  instar-5 . Panjang  karapas  2,18  mm  termasuk  duri  rostral,  lebar  karapas  1,52  mm  ;
panjang  abdomen  1,87  mm  panjang  tubuh  total  termasuk  duri  rostral  4,1  mm. Mempunyai  pereopoda  5  pasang  .  Abdomen  terdiri    7  segmen  memanjang
kebelakang.
Stadia  berikutnya  ialah    Stadium  Crab  kepiting  muda.  Bentuk  dan  anggota tubuhnya  sudah  seperti  pada  kepiting  dewasa.  Kebiasaannya  cenderung  di  dasar
perairan. Memakan makanan yang ada didasar atau yang tenggelam. Makanan yang diberikan  berupa  cacahan  cumi-cumi,  udang  kecil  dsb.  Tetapi  juga  dapat  memakan
nauplii  artemia  yang  planktonis.    Biasanya  juga  diberi  pakan  buatan  berupa  mikro pellet yang kaya nutrisi, seperti yang biasa untuk larva udang.
Pada  Gambar:4  disajikan  daur  hidup  dari  Kepiting  Bakau    khususnya  masa larva sampai benih kepiting kecil crablet.
Pada kondisi normal di Panti  Pembenihan Hatchery  , lama  waktu perubahan dari  menetas  sampai  menjadi    stadium  Megalopa    21-23  hari.    Dari  Megalopa
menjadi Stadium Crab-5  ialah 10-12 hari . Sehingga lama waktu pemeliharaan larva
10 sejak telur menetas sampai menjadi benih kepiting  crab-5 siap jual  hanyalah 30
– 35 hari.
Gambar : 4 .- Daur  Hidup   Kepiting Bakau. Latihan
1.  Terangkan  tentang  tubuh  kepiting  dan  bagian-bagiannya  yang  anda  kenal untuk membedakan dengan jenis binatang lain.
2.  Terangkan mengenai sifat habitat kepiting dan daerah penyebarannya. 3.  Terangkan  mengenai  daur  hidup  kepiting,  stadia-stadia  nya  dan  sifat  serta
jenis makanannya.
Rangkuman
Kepiting  Bakau  atau  kepiting  Lumpur  Scylla  serrata,  tempat  hidup  alami habitat  nya  di  wilayah  pantai  berair  payau,  terutama  di  wilayah  hutan  bakau  yang
berlumpur tebal, saluran dan tambak-tambak, sampai menjangkau laut dekat pantai. Sedangkan  wilayah  penyebarannya  terbentang  dari  pantai  timur  benua  Afrika
sampai  pantai  timur    kepulauan  Nusantara,    dan  terbentang  dari  wilayah  Jepang selatan sampai bagian utara benua Australia.
Tubuh  kepiting  bakau  terdiri  dari  ruas-ruas  yang  tertutup  oleh    kulit  tebal cangkang dari bahan khitin. Untuk memungkinkan pertumbuhannya, secara periodic
kepiting    berganti  kulit  moulting  sebagaimana  lazimnya  pada  binatang  Kelas Krustasea dan Ordo Dekapoda  yang berkaki 10 5 pasang.
Bagian  kepala  dan  dada  cephalus  dan  thorax  menyatu  dan  tertutup  oleh karapas  cangkang  .  Kaki-kakinya  nampak  mencuat  kesamping  kiri  dan  kanan.
Bagian  Badan  abdomen  terdiri  dari  6-7  ruas  berbentuk  segi-tiga  yang  melipat
11 dibawah  bagian  cephalothorax.  Pada  jantan,  abdomen  berbentuk  segi  tiga  runcing,
yang betina berbentuk segitiga melebar. Kepiting    jantan  dan  betina  dewasa  pada  ukuran  berat  100  gram  atau  lebih.
Jantannya lebih besar karena lebih cepat tumbuh disbanding yang betina. Bila kawin, kepiting jantang merangkul betina nya dari atas karapas, berlangsung 3-4 hari. Pada
saat  itu,  betina  berganti  kulit.  Dalam  keadaan  lukitnya  masih  lunak,  terjadi  kopulasi yaitu transfer spermatofora dari jantan kedalam kelamin betina. Sekali kawin, sperma
yang disimpan didalam thelikum betina , cukup untuk membuahi telur-telur  hinga 2 kali pemijahan.
Selesai  kawin,  mereka  berpisah,  betinanya  akan  mengalami  perkembangan telur didalam gonada-nya. Setelah matang gonad, telur akan dikeluarkan dan dibuahi
oleh sperma yang diperoleh sewaktu kawin.  Sekali memijah, seekor kepiting betina bias menghasilkan  1 juta sampai 3 juta butir telur. Telur-telur yang telah dibuahi itu
akan  menempel  dan  nampak  bertumpuk  bergumpal  pada  umbai-umbai  bulu-bulu kaki-kaki renang dibawah andomen.
Telur  yang  baru  keluar  berwarna  kuning –oranye,  sejalan  dengan
perkembangan  embrio  ,  telur  berubah  warna  menjadi  kelabu  ,  sampai  coklat kehitaman  menjelang menetas.  Lama waktu pengeraman temur  10-12 hari . Ketika
mengerami telur, induk betina selalu mengerakkan kaki-kaki renang , sehingga telur- telur  memperoleh  aliran  air  dengan  kadar  oksigen  cukup  tinggi    yang    sangat
dibutuhkan oleh embrio yang sedang tumbuh
Telur  menetas  menjadi  stadia  Pre-zoea,  yang  dalam  waktu  hanya  30  menit berubah menjadi stadia Zoea  yang hidup sebagai plankton di air.
Zoea ber metamorfosa  menjadi berturut-turut Z-1, Z-2, Z-3 ,Z-4 dan Z-5. Setiap kali  perubahan  ,  zoea  berganti  kulit  dan  organ-organ  tubuhnya  semakin  sempurna
dan gerakannya semakin gesit serta ukuran tubuhnya bertambah besar.  Zoea hanya berukuran 1,4  - 3,2  mm panjangnya.  Megalopa panjang badannya 4 mm .
Sejak menetas telur menjadi megalopa lamanya 18 0- 20 hari pada suhu air 20- 32oC.    Kemudia  Crabklet  atau  benih  kepiting  ,  berbentuk  sudah  seperti  kepiting
dewasa  ,  panjangnya  hanya  2  cm.  Benih  kecil  ini  cenderung  hidup  dan  makan  di dasar perairan.
Kemudian    pada  umur  50  hari  setelah  telur  menetas    ukuran  benih  kecil  itu hanya  2,3  cm.    Ukurannya  dianggap  cukup  besar    setelah  umur  70  hari  sejak
menetas atau di sebut crablet  instar 40.  yaitu 21 mm. Ini sudah dapat mulai di deder di  kolam    yang  subur  dengan  pakan  alaminya.  Dari  stadium  Z-1  sampai  menjadi
crablet-1 lamanya 30-40 hari .
Makanan  Stadia  Z-1  sampai  Z5  adalah  fitoplankton  Tetraselmis  dan Chaetoceros  yang  di  kultur  didalam  Pembenihan.  Juga  diberi  Brachionus  ,
zooplankton laut yang juga dapat dikultur. Dan nauplii Artemia yang baru ditetaskan dari kista.
12 Makanan Megalopa  berupa Artemia yang ditetaskan umur 3 hari . Sedangkan
Benih  kecil  crablet  diberi  pakan  Artemia  tetasan  umur  3  hari  dan  cacahan  cumi- cumi, kerang atau udang-udang kecil.
Umpan balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan  hasil  jawaban  saudara  dengan  kunci  jawaban  yang  terdapat  pada bagian belakang modul ini, hitung jawaban saudara yang benar, kemudian gunakan
rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi
Apabila tingkat pemahaman saudara memahami materi yang sudah dipelajari mencapai:
91    sd 100
: Amat Baik 81  sd
90 : Baik
71  sd 80,99
: Cukup 61  sd
70,99 : Kurang
Bila  tingkat  pemahaman  saudara  belum  mencapai  81  ke  atas  kategori “baik”, maka disarankan mengulangi materi.
Tingkat penguasaan =jumlah jawaban benar : jumlah soal x 100
13
MATERI POKOK  2 TEHNIK PEMBENIHAN KEPITING BAKAU
Tehnik    Pembenihan  kepiting  bakau  telah  berhasil  di  coba  kan    pada  tahun 1992 -1994 di Balai Budidaya Air Payau Jepara  dan di Balai Besar Budidaya Pantai,
Gondol,  Bali.    Namun  demikian  sampai  sekarang  tehnologi  pembenihan  komoditi yang sebenarnya mendapat pasaran cukup besar dan menjanjikan di luar negeri ini,
masih  belum  mendapat  tanggapan  dari  para  pengusaha  swasta,  sehingga  belum dikembangkan.
Kendala  yang  dihadapi  pada  waktu  itu  ,  sudah  diidentifikasi  dan  masih  perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Kendala  termaksud  ialah    a.l  .  derajat  kehidupan  sintasan  larva  menjadi megalopa  masih  rendah  yaitu  3-5      walaupun    derajat  penetasan  telurnya  tinggi,
sedangkan seekor induk kepiting yang beratnya 100 gram dapat menghasilkan telur 1-1,5  juta  butir.  Penyebab  dari  mortalitas  yang  besar  ini  disebabkan  a.l.  oleh  sifat
kanibalisme  memakan  sesamanya  .  Sebenarnya  sintasan  yang  rendah  ini  biasa terjadi pada pemeliharaan larva hewan- hewan air seperti udang windu, udang galah,
vannamei,  ikan  kerapu  ,  ikan  kakap  ,  dsb.    namun  demikian  setelah  berjalan beberapa  waktu  ,  ternyata  kendala  tehnis  itu  dapat  diatasi  ,  karena  faktor  manusia
yaitu para pelaksanatehnisi telah semakin terampil dan menguasai keadaan
A.  Tempat dan wadah pemeliharaan 1.