Pematangan Gonad Induk Kepiting Bakau. Bak Pemeliharaan Pemeliharaan Induk Penetasan Telur Pemeliharaan Larva Pengelolaan Kualitas Air Mengenal Kepiting Bakau

2 2. Teknik pembenihan kepiting bakau meliputi menentukan lokasi dan wadah pembenihan, prasarana dan tata letak unit pembenihan, pematangan gonad induk, pemeliharaan induk, pemijahan, pemeliharaan larva, serta pencegahan dan penanggulangan hama penyakit. 3. teknik budidaya kepiting bakau, meliputi menentukan lokasi dan wadah budidaya, prasarana dan tata letak budidaya, melakukan pembesaran dari benih sampai ukuran konsumsi, penggemukan kepiting, memproduksi kepiting cangkang lunak, dan memproduksi kepiting bertelur D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok MATERI POKOK I Gambaran umum A. Mengenal Kepiting Bakau. B. Habitat dan penyebaran. C. Daur hidup dan perkembangbiakan. MATERI POKOK 2 TEHNIK PEMBENIHAN KEPITING BAKAU A. Tempat dan wadah pemeliharaan 1. Lokasi 2. Prasarana, Tatak Letak dan Desain bangunan 2.1. Prasarana

2.2. Tata Letak dan desain bangunan

B. Pematangan Gonad Induk Kepiting Bakau.

1. Calon Induk

2. Pematangan gonad

C. Bak Pemeliharaan

D. Pemeliharaan Induk

1. Media pemeliharaan

2. Pakan

3. Ablasi mata

4. Proses Perkawinan

5. Perkembangan Telur Dalam Ovarium

6. Pengamatan Kematangan Telur

7. Pengeraman dan Penetasan

E. Penetasan Telur

F. Pemeliharaan Larva

1. Bak Pemeliharaan Larva

2. Penebaran

3. Pengelolaan Pakan

3.1. Pakan Alami 3.2. Pakan Buatan

3

G. Pengelolaan Kualitas Air

H. Pengendalian Penyakit

1. Penggunaan Obat

2. Penggunaan Antibiotik

MATERI POKOK 3 BUDIDAYA KEPITING BAKAU A. Lokasi Budidaya Kepiting B. Benih kepiting C. Tehnik Budidaya Kepiting. 1. Wadah. 1.1. Kotak dari bambu. 1.2. Kotak plastik. 1.3. Kotak dari jaring Jaring apung 1.4. Kotak berpagar tanpa caren. 1.5. Pagar dari jaring dengan pintu air. 2. Metoda Pemeliharaan Kepiting 2.1. Pembesaran Benih 2.1.1. Tempat Pemeliharaan 2.1.2. Pakan 2.1.3. Pemanenan 2.1.4. Mengikat Kepiting 2.2. Penggemukan Kepiting 2.3. Produksi kepiting cangkang lunak 2.4. Produksi kepiting bertelur 4 MATERI POKOK I Gambaran umum Budidaya Perikanan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk memproduksi biota organisme akuatik secara terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan. Definisi lain mengatakan bahwa budidaya adalah upaya- upaya manusia untuk meningkatkan produktifitas perairan. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan dalam arti luas di seluruh Indonesia,dan meningkatkan eksport, Menteri Perikanan dan Kelautan 2010 telah memaklumkan bahwa produksi perikanan dari penangkapan dilaut dan perairan umum telah mencapai tahap maksimum , sehingga untuk mencukupi kebutuhan konsumsi ikan dalam negeri maupun untuk meningkatkan eksport hasil perikanan, telah diamanatkan untuk meningkatkan produksi perikanan dari kegiatan budidaya menjadi berlipat 350 pada tahun 2015. Untuk itu telah menjadi tekat seluruh jajaran Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk melakukan berbagai program yang mengarah kepada peningkatan produktifitas budidaya Perikanan meliputi peningkatan inovasi tehnologi budidaya itu sendiri maupun melakukan deversifikasi jenis biota yang di budidayakan. Kepiting Bakau Scyla serrata adalah salah satu jenis biota yang sumberdaya alamiahnya sebenarnya sangat luas mengingat habitatnya meliputi seluruh wilayah hutan bakau dan daerah estuaria. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih 17 000 pulau itu, mempunyai panjang pantai 81 000. Km , semua merupakan wilayah estuaria , dengan hutan bakau yang luasnya 4,2 juta ha. tersebar di seluruh kepulauan Nusantara . Hutan bakau merupakan habitat asli dari kepiting bakau. Sementara itu kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepiting bakau yang tertangkap berupa kepiting yang ukurannya masih kecil2 yaitu rata-rata dengan lebar karapas kurang dari 10 cm dengan berat kurang dari 100 gram. Sangat disayangkan, sebab bila kepiting ukuran tersebut di pelihara di budidayakan hanya selama 3-4 minggu saja, dengan diberi pakan berupa ikan rucah , limbah buangan dari pemotongan hewan ,atau limbah sisa makanan dari restoran , yang tentu merupakan bahan yang tidak ada nilainya, maka kepiting tsb . sudah dapat dijual dengan harga mahal karena telah menjadi lebih gemuk bahkan sudah mengandung telur atau sedang bercangkang lunak. Dengan mempelajari materi pokok 1 mengenai gambaran umum budidaya kepiting, peserta mampu mengidentifikasi kepiting bakau meliputi, biologi dan morfologi kepiting bakau, habitat dan penyebaran, serta daur hidup dan perkembangbiakan kepiting bakau 5 Gambar : 1. Bentuk morfologi Kepiting Bakau. A B Gambar: 2. Kepiting Bakau A. Jantan; B. Betina. Bila kita hendak mengembangkan budidaya kepiting secara lebih intensif, tentu diperlukan ketersediaan benih. Sementara ini , kepiting berukuran kecil yang dijadikan benih, berasal dari penangkapan di alam sehingga jumlah dan mutunya tidak dapat diandalkan. Mempertimbangkan kenyataan yang diuraikan diatas, maka perlu kiranya disiapkan Materi Penyuluhan untuk sebagai bahan bimbingan kepada para pelaku budidaya yaitu para nelayan , petani tambak dan para pengusaha bidang budidaya perikanan agar mereka dapat mempunyai keahlian dan keterampilan untuk membudidayakan kepiting bakau . Budidaya kepiting itu haruslah dimulai dari A Melakukan produksi benih dengan mendirikan Panti Pembenihan Hatchery khusus Kepiting Bakau. Dan 6 B Mempraktekkan tehnik budidaya kepiting bakau, walaupun sementara ini menggunakan benih berupa hasil tangkapan kepiting dari alam yang ukurannya masih kecil-kecil, dengan menerapkan tehnik pemeliharaan kepiting yang sudah dikenal masyarakat waktu ini,ialah 1 Pembesaran benih menjadi kepiting ukuran konsumsi. 2 Penggemukan , 3 Produksi kepiting cangkang lunak 4 Produksi kepiting bertelur ,

A. Mengenal Kepiting Bakau

Di Indonesia dikenal ada 2 macam kepiting sebagai komoditi perikanan yang diperdagangkankomersial ialah kepiting bakau atau kepiting lumpur; dalam perdagangan internasional dikenal sebagai “Mud Crab” dan bahasa Latinnya Scyla serrata dan ada juga kepiting laut atau rajungan yang nama internasionalnya “Swimming Crab” dengan nama Latin: Portunus pelagicus. Kedua macam kepiting tsb nilai ekonominya sama , dan keduanya diperoleh dari penangkapan dialam. Dalam buku ini khusus di uraikan dan dibahas tentang spesies Kepiting Bakau Scylla serrata saja. Kepiting bakau ditangkap dari perairan estuaria yaitu muara sungai , saluran dan petak2 tambak , diwilayah hutan bakau dimana binatang ini hidup dan berkembangbiak secara liar. Kepiting bakau lebih suka hidup diperairan yang relative dangkal dengan dasar berlumpur, karena itu disebut juga Kepiting Lumpur Mud Crab. Sedangkan rajungan , ditangkap oleh nelayan dilaut dekat pantai sampai sejauh 1-2 mil dari pantai, karena rajungan hidup pelagis di badan air laut. Namun demikian Kepiting Bakau juga dapat tertangkap di laut dekat pantai, karena kepitng bakau yang hendak kawin dan bertelur, juga berpindah di wilayah laut dekat pantai. Bentuk habitus kepiting bakau disajikan pada gambar:1 dibawah ini. Terlihat bentuk badannya yang didominasi oleh tutup punggung karapas yang berkulit chitin yang tebal. Seluruh organ tubuh yang penting tersembunyi dibawah karapas itu. Anggota badannya berpangkal pada bagian dada cephalus tampak mencuat keluar di kiri dan kanan karapas, yaitu 5 pasang kaki jalan. Kaki jalan terdepan nomer 1 berbentuk capit yang besar ; kaki jalan nomer 2,3 dan 4 berujung runcing yang berfungsi untuk berjalan ; kaki jalan nomer 5 berbentu pipih berfungsi sebagai dayung bila ia berenang. Pada cephalus dada terdapat organ2 pencernaan, organ reproduksi gonad pada betina dan testis pada jantan. Sedangkan bagian tubuh abdomen melipat rapat dibawah ventral dari dada. Pada ujung abdomen itu bermuara saluran cerna dubur. 7 Pada kepiting jantan , bentuk abdomen itu segitiga meruncing, terbentuk dari deretan beberapa ruas gambar : 2. Sedangkan kepiting betina bentuk abdomen seperti segitiga juga tetapi lebar, dibawahnya terdapat bulu-bulu umbai-umbai dimana telur-telurnya melekat ketika dierami.

B. Habitat dan penyebaran