9 Kahayan, Kapuas dan Barito bagian hulu. Karungut merupakan syair yang
dilagukan, berasal dari daerah Kahayan dan Kapuas.
4
B. Pengertian Karungut
Suku Dayak Ngaju pada zaman dahulu sering melakukan kegiatan sehari-hari mereka seperti menganyam, berladang, menidurkan anak sambil bersenandung.
Seiring perkembangannya dalam senandung-senandung yang dilantunkan tersebut mulai dimasukkan syair-syair yang sekarang dikenal sebagai seni Karungut.
5
Menurut Andianto yang dikutip oleh Dunis karungut berasal dari kata karunya dalam bahasa
Sangiang atau bahasa Sangen bahasa Ngaju kuno yang berarti sama dengan tembang atau nyanyian.
6
Dalam sastra Dayak Ngaju, Karungut diwariskan dalam lingkungan tradisi lisan dari generasi ke generasi. Hal ini bisa dimengerti mengingat dalam tradisi Dayak
Ngaju tidak mengenal sistem tulisan nonliterate. Karungut adalah sejenis puisi lisan oral poetry yang dilagukan tanpa iringan. Seiring perkembangannya Karungut
mulai menggunakan instrumen pengiring, yaitu kacapi bersenar dua atau tiga. Kacapi dimainkan langsung oleh pelantun Karungut sendiri atau dengan seorang atau lebih
pemain kecapi yang lain.
Orang yang menuturkan Karungut disebut pengarungut yang terdiri dari dua golongan, yaitu pencipta penyair dan pelantun penyanyi. Pengarungut yang
merangkap sebagai pencipta dan pelantun menciptakan syair-syair Karungut secara langsung pada saat melantunkannya, sedangkan pengarungut pelantun hanya
melantunkan Karungut ciptaan pengarungut lain sebagaimana seorang penyanyi melantunkan karya seorang komponis. Pengarungut dapat berasal dari berbagai
4
Dunis Iper, Karimun Nyamat, Montoi. Tema, Amanat, dan Nilai Budaya Karungut Wajib Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2003, 2.
5
Wawancara dengan Syaer Sua, Minggu 26 Juli 2015 pukul 14.25.
6
Dunis Iper, Karimun Nyamat, Montoi. Tema, Amanat, dan Nilai Budaya Karungut Wajib Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2003, 16.
10 kalangan, tua, muda, pria, maupun wanita. Untuk dapat mengarungut menciptakan
dan melantunkan Karungut dibutuhkan bakat dan keterampilan khusus. Pada umumnya lebih mudah untuk melantunkan Karungut daripada menciptakannya.
Untuk dapat menyusun syair Karungut yang baik diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai bahasa Dayak Ngaju, wawasan yang cukup tentang kehidupan
budaya masyarakat, keterampilan menggali dan mengolah gagasan-gagasan dalam kemasan bahasa figuratif yang bersajak, dan memiliki imajinasi yang kuat.
7
Penyair Karungut tidak setiap saat dapat menciptakan Karungut. Karurungut diciptakan
menurut suasana hati penciptanya dan dilantunkan menurut pengarungutnya.
C. Struktur Kebentukan Sastra dan Fungsi Karungut