Struktur Kebentukan Sastra dan Fungsi Karungut

10 kalangan, tua, muda, pria, maupun wanita. Untuk dapat mengarungut menciptakan dan melantunkan Karungut dibutuhkan bakat dan keterampilan khusus. Pada umumnya lebih mudah untuk melantunkan Karungut daripada menciptakannya. Untuk dapat menyusun syair Karungut yang baik diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai bahasa Dayak Ngaju, wawasan yang cukup tentang kehidupan budaya masyarakat, keterampilan menggali dan mengolah gagasan-gagasan dalam kemasan bahasa figuratif yang bersajak, dan memiliki imajinasi yang kuat. 7 Penyair Karungut tidak setiap saat dapat menciptakan Karungut. Karurungut diciptakan menurut suasana hati penciptanya dan dilantunkan menurut pengarungutnya.

C. Struktur Kebentukan Sastra dan Fungsi Karungut

1. Struktur kebentukan sastra Karungut Karungut memiliki unsur-unsur yang membentuk struktur puisi yang terdiri atas bentuk, bunyi, dan makna. Sebagai oral poetry, Karungut cenderung mirip puisi lama syair melayu yang memiliki ciri-ciri seperti bentuknya teratur rapi, padat persajakan berpola akhir yang cenderung sama, jumlah baris dan suku kata cenderung tetap dalam setiap bait, dan nama penciptanya kadangkala tidak disebutkan. 8 Salah satu ekspresi kegembiraan dan rasa bahagia diungkapkan dalam bentuk karungut. Terkadang ditemukan perulangan kata pada akhir kalimat, yaitu sajak a a a a atau a b a b, namun terkadang tidak ditemukan pengulangan kata yang berpola akhir sama 7 Berthy D. S. Toreh, J. Djoko S. Passandaran, Supriatun, Laporan Hasil Penelitian Puisi Musikal dayak Ngaju. Palangkaraya: Departemen Pendidikan dan Kebudyaan Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah Bagian Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Kalimantan Tengah, 1996, 28. 8 Berthy D. S. Toreh, J. Djoko S. Passandaran, Supriatun, Laporan Hasil Penelitian Puisi Musikal dayak Ngaju. Palangkaraya: Departemen Pendidikan dan Kebudyaan Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah Bagian Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Kalimantan Tengah, 1996, 13. 11 Contoh lirik karungut: Tiruh anak bawin haruei Kantuk anak sampai halemei Tawam anak bapam namuei Manggau akam penyang karuhei Ayun tuyang yih ayun tuyang Tiruh anak je bawi bujang Katawam anak bapam halisang Manggau akam panarung bujang Tiruh anak yoh busu tempu Kantuk anak nah masi aku Aku anak bagawi kejau Ikau melai barapi manjuhu Tidurlah anak wanita haruei Anak mengantuk sampai sore Tahukah anak, ayahmu merantau Mencari segala kebutuhanmu Ayun ayunan, ayun ayunan Tidurlah anak wanita perawan Tahukah anak, ayahmu merantau Mencarikan sesuatu agar anak gadisnya terkenal Tidurlah anakku tersayang Kantuklah anak, kasihani aku Aku akan bekerja jauh Engkau tinggal menanak dan memasak 12 2. Fungsi Karungut Karungut memiliki fungsi sebagai media hiburan dan sarana berekspresi untuk menyampaikan himbauan, nasihat maupun pesan bagi para pengarungut dan masyarakatnya. 9 Contohnya karungut digunakan oleh para ibu untuk menidurkan anaknya. Pada saat bekerja di ladang, karungut dilantunkan untuk menghibur diri serta mengurangi rasa bosan dan rasa lelah bekerja. Karungut juga biasa dilantunkan pada upacara perkawinan. Awalnya karungut digunakan sebagai sarana untuk bercerita. Andianto dalam Dunis Iper menyebutkan fungsi karungut sebagai media pengajaran. Dulu seorang guru atau Balian dukun mengajarkan ilmunya dengan cara mengarungut. Demikian pula dengan muridnya menjawab atau melaksanakan perintah dari gurunya dengan cara mengarungut. Contohnya dalam hal menyuguhkan sirih-pinang, rokok, tuak, sambil menyampaikan maksud tertentu. 10

D. Bahasa Karungut