Bidang Masyarakat Bidang Akademis

4

C. Tujuan

1. Umum Untuk menganalisa perbedaan tingkat depresi pada anak penderita thalasemia berdasarkan rentang waktu terdiagnosis.

2. Khusus

i. Untuk menganalisa tingkat depresi pada anak penderita thalasemia berdasarkan umur dan jenis kelamin. ii. Untuk menganalisa hubungan tingkat depresi pada anak penderita thalasemia berdasarkan rentang waktu terdiagnosis.

D. Manfaat 1.

Bidang Pelayanan i. Sebagai masukan bagi pengelolaan penderita thalasemia agar dapat mencapai hasil yang maksimal. ii. Sebagai masukan dalam mengindentifikasikasi penderita thalasemia dengan kesulitan tertentu dan membutuhkan tindakan perbaikan secara medis ataupun bantuan konseling

2. Bidang Masyarakat

Mengetahui dan mengenali dampak psikologis terhadap penyakit thalasemia

3. Bidang Akademis

i. Menambah pengetahuan tentang depresi yang ditimbulkan pada penderita thalasemia sebagai gambaran luasnya permasalahan penyakit thalasemia. commit to user 5 ii. Sebagai landasan bagi penelitian selanjutnya, khususnya penelitian tentang depresi pada penderita thalasemia. commit to user 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Thalasemia

1. Pengertian

Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal 120 hari. Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang. 9,10 Thalasemia merupakan suatu kelainan genetik darah dimana produksi hemoglobin yang normal tertekan karena defek sintesis satu atau lebih rantai globin. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagaimana mestinya. sehingga menyebabkan anemia mikrositik yang sering terjadi pada anak – anak. Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh yang apabila produksi hemoglobin berkurang atau tidak ada, maka pasokan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktivitasnya secara normal. 11, 12, 13 Gejala thalasemia ditunjukkan dari derajat ketidakefektifan sistem hematopoesis dan peningkatan proses hemolisis. Diagnosis thalasemia ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi defisiensi rantai globin, dan dengan pemeriksaan secara klinis dari penderita. 14 6 perpustakaan.uns.ac.id commit to user