commit to user 79
4.8. C Hasil Kinerja Simpang Balapan dan Simpang Banjarsari setelah Redesain
Dari hasil perhitungan kondisi eksiting diatas khususnya dilihat pada tingkat derajat kejenuhan DS dan panjang antrian QL pada Simpang Balapan dan
Simpang Banjarsari tersebut, penyusun mencoba untuk membuat beberapa kinerja ulang pada simpang tersebut dengan tujuan untuk membandingkan dari hasil
perhitungan eksiting dengan perhitungan skenario ulang serta untuk menghasilkan kinerja simpang tersebut agar menjadi lebih baik dengan menggunakan MKJI
1997. Maka dari itu penyusun mencoba membuat kinerja desain ulang yang berbeda
mungkin bisa dijadikan usulan untuk menjadi lebih baik. Antara lainyaitu : 1.
Menambah waktu siklus dan mengganti LTOR belok kiri langsung menjadi LT belok kiri ikuti lampurambu, yaitu dengan menambahkan waktu siklus
untuk mengurangi DS dan panjang antrian tetapi tidak melebihi batas waktu maksimal 130 dt . Perhitungan dari perubahan desain dapat dilhat pada
lampiran E dan F Dari hasil perubahan tersebut ternyata penambahan waktu siklus menghasilkan
kinerja yang lebih baik dari pada pelebaran jalan sehingga yang diterapkan adalah penambahan waktu siklus.
Dengan mengubah LTOR menjadi LT ini dibuat mengacu pada aturan baru tentang kendaraan belok kiri tidak boleh langsung. Peraturan tersebut terdapat
di dalam Undang Undang UU No 222009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan LLAJ. Khususnya di pasal 112 ayat 3 yang berbunyi :
“pada persimpangan jalan yang dilengkapi alat pemberi isyarat lalu lintas,
pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas atau alat pemberi isyarat lalu lintas.”
Kinerja ini dibuat tanpa ada perubahan fase sinyal dan waktu sinyal yang ada,serta dengan data yang sama dengan kondisi jam sibuk yang telah di
survey ,hanya coba diubah pada jenis pergerakan lalu lintasnya saja.
commit to user 80
Hal hal yang perlu diubah diantaranya sebagai berikut. a
Pada tabel formulir SIG – I diubah pada kolom lebar pendekat yaitu pada kolom W
entry
b Pada tabel SIG – II diubah pada arus pergerakan kendaraan dari LTOR
menjadi LT pada semua pendekatnya. c
Pada tabel SIG – III perlu diubah pada kolom arus lalu lintas datang jarak datang – jarak berangkat karena terjadi perubahan pada W
entr y
Sig – I yang mempengaruhi titik konflik kendaraan pada jarak datangnya.
d Pada tabel SIG – IV diubah pada kolom 9 berisi lebar efektif
WE
berdasar pada sig – I, Selain itu juga diubah pada kolom 16 , belok kiri
FLT
karena didesain tanpa LTOR maka harus dihitung kembali. e
Pada tabel SIG – V akan mengikuti perhitungan pada Sig sebelumnya. 2.
Menambahkan rambu-rambu lalu lintas dan garis marka di sekitar simpang untuk mengurangi kemacetan kepadatan di sekitar simpang yang awalnya di
sekitar simpang digunakan untuk pemberhentian angkutan umum dengan menaikkan menurunkan penumpang.
Setelah dilakukan perhitungan ulang pada Simpang Balapan dan Simpang Banjarsari dengan hasil perbandingaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.29.Hasil perbandingan perhitungan ulang Simpang Balapan.
eksiting desain 1 desain 2 eksiting desain 1 desain 2 eksiting desain 1 desain 2 UTARA
0.717 0.633
0.646 33
23 29
45.28 37.06
39.07 SELATAN
0.687 0.655
0.662 41
29 36
41.9 36.68
38.62 TIMUR
0.714 0.657
0.666 95
66 77
22.84 22.09
21.68 BARAT
0.67 0.566
0.562 24
14 20
45.45 39.92
39.10 Derajat kejenuhan DS
Panjang antrian QL tundaan rata rata D
Pendekat
commit to user 81
Tabel 4.30.Hasil perbandingan perhitungan ulang Simpang Banjarsari.
Dari hasil perhitungan ulang diatas dengan perlakuan simpang yang berbeda dapat dilihat telah terjadi perubahan nilai yang menunjukan kinerja Simpang Balapan
dan Simpang Banjarsari menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penurunan jumlah nilai Derajat kejenuhan DS,Panjang antrian QL maupun
Tundaan rata rata D dari tiap tiap kaki simpangnya. Dari hasil perhitungan ulang pada simpang ini pada desain yang memiliki kinerja simpang yang lebih baik
yaitu dengan mengubah pergerakan LTOR menjadi LT, tetapi untuk hal tersebut sangat sulit rasanya untuk direalisasikan karena mengatur manusia yang
menggerakan kendaraan adalah hal yang sulit, ditambah dengan kebiasaan mereka yang sudah lama mengikuti apa yang terjadi dilapangan. Sehingga pada simpang
ini dipilih desain ulang siklus sinyal dan penempatan rambu baru yang lebih mudah untuk merealisasikanya.
Perhitungan ulang untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran C
1-10
eksiting desain 1 desain 2 eksiting desain 1 desain 2 eksiting desain 1 desain 2 UTARA
0.823 0.827
0.767 84
66 75
38.25 41.11
32.31 SELATAN
0.831 0.802
0.774 98
75 87
35.93 36.84
29.99 TIMUR
0.834 0.780
0.621 91
66 51
43.02 56.48
29.31 BARAT
0.751 0.802
0.795 93
93 83
31.17 46.40
39.37 Pendekat
Derajat kejenuhan DS Panjang antrian QL
tundaan rata rata D
commit to user 82
commit to user
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN
TIME SCHEDULE
5.1. Analisa Perhitungan Desain Ulang Pekerjaan
Perbaikan simpang meliputi : 1.
Pekerjaan pemrograman ulang traffic light 2.
Pekerjaan pelengkapan
- Pengecatan ulang marka jalan
- Penambahan rambu-rambu lalu lintas
5.1.1. Pekerjaan Pemrograman Trafic Light
1. Simpang Lima Balapan Terdiri dari 4 pasang traffic light
2. Simpang Lima Banjarsari Terdiri dari 4 pasang traffic light
5.1.2 D Gambar Pekerjaan Pelengkapan dan Penambahan
1. Pengecatan Ulang Marka Jalan panjang 100 m
Ukuran marka
Gambar 5.1. Marka jalan dash line
Gambar 5.2. Marka jalan Solid line
Gambar 5.3. Marka Tepi Luar Perkerasan
1,5 m 3 m
0,1 5
,1 2
100 m
,1 100 m