commit to user 14
Pola urutan lampu lalu lintas yang digunakan di Indonesia mengacu pada pola yang dipakai di Amerika Serikat, yaitu: merah
red
, kuning
a mber
dan hijau
green
. Hal ini untuk memisahkan atau menghindari terjadinya konflik akibat pergerakan lalu lintas lainnya. Pemasangan lampu lalu lintas pada simpang ini
dipisahkan secara koordinat dengan sistem kontrol waktu secara tetap atau dengan bantuan manusia.Langkah-langkah dalam menganalisis simpang dengan lampu
pengatur lalu lintas adalah sebagai berikut :
2.5.1. Data Masukan
a. Kondisi geometri dan lingkungan Berisi tentang gambar tampak atas simpang,lebar lajur,bahu,median,tingkat
hambatan samping kelandaian dan jumlah penduduk kota tempat diadakan pengamatan.
b. Kondisi arus lalu lintas Jenis kendaraan dibagi dalam beberapa tipe, seperti terlihat pada Tabel 2.1 dan
memiliki nilai konversi pada tiap pendekat seperti tersaji pada Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Tipe Kendaraan No
Tipe Kendaraan Definisi
1 Kendaraan tak bermotor UM
Sepeda, becak 2
Sepeda bermotor MC Sepeda motor
3 Kendaraan ringan LV
Colt, pick up, station wagon 4
Kendaraan berat HV Bus, truck
Sumber :
Ma nua l Ka pa sitas Ja la n Indonesia , 1997
commit to user 15
Tabel 2.2 Daftar Faktor Konversi SMP
Jenis Kendaraan EMP untuk tipe approach
Pendekat Terlindung
Pendekat Terlawan
Kendaraan Ringan LV 1.0
1.0 Kendaraan Berat HV
1.3 1.3
Sepeda Motor MC 0.2
0.4 Sumber :
Ma nua l Ka pa sitas Ja la n Indonesia , 1997
2.5.2. Penggunaan Sinyal
1. Fase Sinyal Fase adalah suatu rangkaian dari kondisi yang diberlakukan untuk suatu arus
atau beberapa arus, yang mendapatkan identifikasi lampu lalu lintas yang sama Munawar, 2004:45. Jumlah fase yang baik adalah fase yang menghasilkan
kapasitas besar dan rata-rata tundaan rendah.
Bila arus belok kanan dari satu kaki atau arus belok kanan dari kiri lawan arah terjadi pada fase yang sama, arus ini dinyatakan sebagai terlawan opossed.
Arus belok kanan yang dipisahkan fasenya dengan arus lurus atau belok kanan tidak diijinkan, maka arus ini dinyatakan sebagai terlindung protected.
Periode merah semua all red antar fase harus sama atau lebih besar dari LT setelah waktu all red ditentukan, total waktu hilang LT dapat dihitung
sebagai penjumlahan periode waktu antar hijau IG. Panjang waktu kuning pada sinyal lalu lintas perkotaan di Indonesia biasanya 3 detik.
commit to user 16
Kasus Karakteristik
1 Pengaturan 2 fase, hanya konflik-konflik primer yang di pisahkan.
2 Pengaturan 3 fase, dengan pemutusan paling akhir pada pendekat Utara
agar menaikan kapasitas untuk belok kanan dari arah ini. 3
Pengaturan 3 fase dengan start-dini dari pendekat Utara agar menaikan kapasitas untuk belok kanan dari arah ini.
4 Pengaturan 3 fase dengan belok kanan terpisah pada salah satu jalan.
5 Pengaturan 4 fase dengan belok kanan terpisah pada salah satu jalan.
Pengaturan 4 fase dengan belok kanan terpisah pada kedua jalan. 6
Pengaturan 4 fase dengan arus berangkat dari satu-persatu pendekat pada saatnya masing-masing.
Gambar 2.6. Pengaturan-pengaturan fase sinyal
commit to user 17
2. Waktu Hijau Efektif dan Waktu Hilang Pada saat periode dimulai kendaraan masih dalam kondisi terhenti, dan
memerlukan waktu lagi untuk mulai berjalan serta mempercepatnya sampai ke suatu kecepatan normal, ini terjadi setelah menempuh waktu 10 sampai 15
detik kemudian. Kapasitas simpang akan menurun sedikit sampai akhir waktu hijau seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :
Grafik : 2.1. Arus Jenuh yang diamati per selang waktu 6 detik Sumber :
Ma nua l Ka pa sitas Ja la n Indonesia 1997
Pada permulaan periode hijau akan menyebabkan terjadinya ‘kehilangan waktu awal’ dari waktu hijau efektif, arus yang berangkat setelah akhir periode waktu
hijau menyebabkan suatu ‘tambahan akhir’ dari waktu hijau efektif. Jadi besarnya waktu hijau efektif, yaitu lamanya waktu dimana arus berangkat
terjadi dengan besaran tetap sebesar S, adapun gambaran akhir dari waktu hijau efektif dapat dilihat dalam gambar 2.7 dibawah ini :
commit to user 18
Gambar : 2.8. Model Dasar untuk Arus Jenuh Sumber ;
Ma nua l Ka pa sitas Ja la n Indonesia 1997
Titik konflik pada masing-masing fase adalah titik yang menghasilkan waktu merah semua.
Merah Semua
i
=
MAX AV
AV EV
EV EV
V L
V l
L ú
û ù
ê ë
é -
-
Dimana : L
EV
,L
AV
= Jarak dari garis henti ke titik konflik masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang m.
l
EV
= Panjang kendaraan yang berangkat m. V
EV
,V
AV
= Kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang mdet.
commit to user 19
Gambar : 2.9. Titik konflik kritis dan jarak untuk keberangkatan dan kedatangan Sumber :
Ma nua l Ka pa sitas Ja la n Indonesia 1997
Nilai-nilai sementara V
EV
, V
AV
dan l
EV
dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini:
Kecepatan kendaraan yang datang V
AV
: 10 mdet kend. bermotor Kecepatan kendaraan yang berangkat V
EV
: 10 mdet kend. bermotor 3 mdet kend. tak bermotor misalnya
sepeda 1,2 mdet perjalan kaki
Panjang kendaraan yang berangkat l
EV
: 5 m LV atau HV 2 m MC atau UM
commit to user 20
2.5.3 Penentuan Waktu Sinyal