PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON (PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP 2009-2010)

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN

KONSEP HIDROKARBON

(PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP 2009-2010)

(Skripsi)

Oleh

ILA ZAKHIYA AMALINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN

KONSEP HIDROKARBON

(PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP 2009-2010)

Oleh

ILA ZAKHIYA AMALINA

Berdasarkan observasi, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata pada konsep hidrokarbon kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008-2009 adalah 60. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran kimia kelas X yang ditentukan adalah 100% siswa mendapat nilai ≥ 61, pada kenyataannya hanya 60% siswa mendapat nilai ≥ 61. Aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran (on task) rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep hidrokarbon adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Asissted Individualization).

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan persentase rata-rata : (1) tiap jenis aktivitas on task siswa; (2) penguasaan konsep siswa dari siklus ke siklus.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus. Data penelitian ini terdiri dari data kualitatif, yaitu data aktivitas on task siswa


(3)

yang diperoleh dari lembar observasi, serta data kuantitatif berupa nilai penguasaan konsep hidrokarbon yang diperoleh melalui tes formatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI meningkatan persentase rata-rata : (1) tiap jenis aktivitas on task siswa dari siklus I ke siklus II yaitu (a) berdiskusi aktif dalam kelompok sebesar 19,17%; (b) mengisi LKS sebesar 19,23%; (c) bertanya pada guru sebesar 8,97%; dan (d) membuat kesimpulan sebesar 5,68%; peningkatan dari siklus II ke siklus III yaitu (a) berdiskusi aktif dalam kelompok sebesar 15,54%; (b) mengisi LKS sebesar 8,80%; (c) bertanya pada guru sebesar 4,63%; dan (d) membuat kesimpulan sebesar 4,36%. (2) penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 6,61%, sedangkan dari siklus II ke siklus II sebesar 7,33%.

Kata kunci : model pembelajaran kooperatif tipe TAI, aktivitas on task dan penguasaan konsep, hidrokarbon.


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN

KONSEP HIDROKARBON

(PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP 2009-2010)

Oleh

ILA ZAKHIYA AMALINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Pogram Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahian Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(5)

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON (PTK

Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP

2009-2010)

Nama Mahasiswa : Ila Zakhiya Amalina

No. Pokok Mahasiswa : 0613023005

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. Drs. I Wayan Wirya, M.Kes.

NIP 19660824199112002 NIP 194606171981031001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP 195708031986031004


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. I Wayan Wirya, M.Kes. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.S. NIP 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Madu, Lampung Tengah pada tanggal 5 Oktober 1988 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Kurdi Yasmita dan Ibu Ida Kurniati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Satya Dharma Sudjana diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 04 Gunung Madu pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Terbanggi Besar pada tahun 2006.

Tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung melalui jalur PKAB. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar I tahun 2008, Biokimia tahun 2009, dan Kimia Komputasi tahun 2010. Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 15 Bandar Lampung.


(8)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan karya kecil ini

kepada:

“Ayah dan ibuku tercinta”

yang telah membesarkanku, mendidik serta mendo’akanku. Terimakasih, karena Kalian selalu memberikan cinta, kasih sayang dan materi serta harapan atas keberhasilan studiku. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat

membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga. Amien ... “Adikku tersayang”

terimakasih atas kasih sayang dan do’amu. Tawa dan candamu adalah semangat bagiku.

“Sesorang yang akan menjadi pendamping hidupku selamanya” “Almamaterku tercinta”


(9)

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaaan diri mereka sendiri”

(Qs.Ar-Ra’d: 11)

Keyakinan merupakan satu-satunya penawar kegagalan yang diketahui orang (Napoleon Hill, Think & Grow Rich)

Menangkanlah dengan usahamu, jika kau tidak bisa menang dengan otakmu (Ila Zakhiya)


(10)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep

Hidro-karbon (PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP 2009 - 2010)”

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.S., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia 4. Ibu Dra. M. Setyarini, M,Si., selaku Pembimbing Akademik.

5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, kesabaran, dan motivasinya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


(11)

berkenan memberikan bimbingan dan kesabarannya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku dosen pembahas yang senantiasa memberikan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik.

8. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Kimia dan seluruh staf di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universiitas Lampung.

9. Kepala sekolah, guru mitra Ibu Dra. Hj. Endang Andari, serta siswa-siswi kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung..

10. Kedua orangtuaku yang tak kenal lelah berjuang dan berdoa untukku, yang tak bosan mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya padaku. Hanya Allah yang dapat membalas ketulusan ayah dan ibu.

11. Adikku, atas keceriaan, semangat dan doamu.

12. Keluarga besarku, Mbah Kecil, Wa‟ Iyuz, Wa‟ Nduth, Pakdhe, Mang Aming,

Mang Acah, Bik Atik, Bik Astrid, atas bantuan dan doa yang diberikan selama ini.

13. Orang istimewa di hatiku yang selalu memberikan dorongan dan semangat

demi keberhasilanku.

14. Sahabat-sahabat terbaikku, Intan, Ririn, Esti, Edi, Novan, Ijzie, Desi, Alay, Ulan, Mas Anto, Mas Teddy, Riri, Mba‟ Suti, Vina, Lina, Nesti, Ida, dan

Mba‟ Wening, atas bantuan, motivasi, perhatian dan kasih sayang yang kalian


(12)

15. Teman-teman terbaikku di Pendidikan Kimia ‟06, Nyai, Nurhiks, Dyah, Nure,

Damay, Rohni, Rini, Eva, Zabeth, Sitta, Sule, Mba‟ Devi Susil, Mba‟ Dev,

Cici, Santi, Ulay, Vina, Janna, Nina, Yani, Pipit, Rafa, Mbenk, Dadi, Kang Amin, Sri, Ela, Amie, Dian, Ade, Yuni, Wiwit, Mia, Rina, Mba‟ Desty, Anita, Ricky, dan Romli, atas kebersamaan, dukungan, nasehat-nasehat yang luar biasa serta kerja sama yang baik selama ini.

16. Segenap anggota keluarga besar Pendidikan Kimia FKIP Unila.

17. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amien.

Bandar Lampung, Oktober 2010 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

I. ... PEN DAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. ... TINJ AUAN PUSTAKA A. Belajar ... 8

B. Aktivitas Belajar ... 8

C. Hasil Belajar ... 10

D. Penguasaan Konsep ... 12

E. Pembelajaran Kooperatif ... 13

F. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 16

G. Lembar Kerja Siswa ... 21 III. ... MET


(14)

A. ... Suby ek dan Tempat Penelitian ... 23 B. ... Jenis Data ... 23 C. ... Tekni k Pengumpulan Data ... 23 D. ... Prose dur Penelitian ... 24

E. ... Tekni k Analisis Data ... 40 F.... Indik ator Kinerja ... 44 IV. ... HAS

IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Hasil Penelitian ... 45 B. ... Pemb ahasan ... 47 V. ... SIM

PULAN DAN SARAN

A. ... Simp ulan ... 73 B. ... Saran

... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

1. Silabus ... 78 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 82 3. Lembar Kerja Siswa ... 107


(15)

4. Kisi-Kisi Soal ... 146

5. Soal dan Jawaban Latihan Soal ... 150

6. Soal dan Jawaban Tes Formatif ... 171

7. Lembar Obsevasi Guru Mengajar ... 182

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 188

9. Data Tahapan Latihan Soal Siswa ... 200

10. Data Hasil Penguasaan Konsep dan Ketuntasan Belajar ... 202

11. Data Perolehan Penghargaan Kelompok ... 204

12. Perhitungan ... 210

13. Data Hasil Perhitungan Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa ... 219

14. Surat Ijin Penelitian ... 220

15. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 221

16. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 223

17. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 224


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

I. ... PEN DAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. ... TINJ AUAN PUSTAKA A. Belajar ... 8

B. Aktivitas Belajar ... 8

C. Hasil Belajar ... 10

D. Penguasaan Konsep ... 12

E. Pembelajaran Kooperatif ... 13

F. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 16

G. Lembar Kerja Siswa ... 21 III. ... MET


(17)

A. ... Suby ek dan Tempat Penelitian ... 23 B. ... Jenis Data ... 23 C. ... Tekni k Pengumpulan Data ... 23 D. ... Prose dur Penelitian ... 24

E. ... Tekni k Analisis Data ... 40 F.... Indik ator Kinerja ... 44 IV. ... HAS

IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Hasil Penelitian ... 45 B. ... Pemb ahasan ... 47 V. ... SIM

PULAN DAN SARAN

A. ... Simp ulan ... 73 B. ... Saran

... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

1. Silabus ... 78 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 82 3. Lembar Kerja Siswa ... 107


(18)

4. Kisi-Kisi Soal ... 146

5. Soal dan Jawaban Latihan Soal ... 150

6. Soal dan Jawaban Tes Formatif ... 171

7. Lembar Obsevasi Guru Mengajar ... 182

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 188

9. Data Tahapan Latihan Soal Siswa ... 200

10. Data Hasil Penguasaan Konsep dan Ketuntasan Belajar ... 202

11. Data Perolehan Penghargaan Kelompok ... 204

12. Perhitungan ... 210

13. Data Hasil Perhitungan Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa ... 219

14. Surat Ijin Penelitian ... 220

15. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 221

16. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 223

17. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 224


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

I. ... PEN DAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. ... TINJ AUAN PUSTAKA A. Belajar ... 8

B. Aktivitas Belajar ... 8

C. Hasil Belajar ... 10

D. Penguasaan Konsep ... 12

E. Pembelajaran Kooperatif ... 13

F. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 16

G. Lembar Kerja Siswa ... 21 III. ... MET


(20)

A. ... Suby ek dan Tempat Penelitian ... 23 B. ... Jenis Data ... 23 C. ... Tekni k Pengumpulan Data ... 23 D. ... Prose dur Penelitian ... 24

E. ... Tekni k Analisis Data ... 40 F.... Indik ator Kinerja ... 44 IV. ... HAS

IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Hasil Penelitian ... 45 B. ... Pemb ahasan ... 47 V. ... SIM

PULAN DAN SARAN

A. ... Simp ulan ... 73 B. ... Saran

... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

1. Silabus ... 78 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 82 3. Lembar Kerja Siswa ... 107


(21)

4. Kisi-Kisi Soal ... 146

5. Soal dan Jawaban Latihan Soal ... 150

6. Soal dan Jawaban Tes Formatif ... 171

7. Lembar Obsevasi Guru Mengajar ... 182

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 188

9. Data Tahapan Latihan Soal Siswa ... 200

10. Data Hasil Penguasaan Konsep dan Ketuntasan Belajar ... 202

11. Data Perolehan Penghargaan Kelompok ... 204

12. Perhitungan ... 210

13. Data Hasil Perhitungan Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa ... 219

14. Surat Ijin Penelitian ... 220

15. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 221

16. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 223

17. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 224


(22)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 14 2. Kriteria Peningkatan Individu ... 43 3. Kriteria Penghargaan Kelompok ... 44 4. Kisi-Kisi Soal ... 146 5. Data Observasi Guru Mengajar ... 182 6. Data Observasi Aktivitas On Task Siswa ... 188 7. Data Tahapan Latihan Soal ... 200 8. Data Penguasaan Konsep dan Ketuntasan Belajar ... 202 9. Data Perolehan Penghargaan Kelompok ... 204 10. Data Rata-Rata Persentase Tiap Jenis Aktivitas On Task ... 219 11. Data Peningkatan Rata-Rata Penguasaan Konsep ... 219 12. Data Ketuntasan Belajar Siswa ... 219


(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 25 2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 26 3. Grafik Rata-Rata Persentase Tiap Jenis Aktivitas On Task ... 46 4. Grafik Rata-Rata Nilai Penguasaan Konsep ... 46 5. Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 47


(24)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 15 Bandarlampung, diketahui bahwa nilai rata-rata pada konsep hidrokarbon tahun pelajaran 2008/2009 yaitu sebesar 60. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 61 hanya sekitar 60%. Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 15 Bandarlampung untuk mencapai ketuntasan belajar adalah 100% siswa harus memperoleh nilai ≥ 61. Jadi, KKM yang telah ditetapkan belum tercapai dan ini berarti bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep hidrokarbon.

Pembelajaran pada konsep hidrokarbon selama ini dimulai dengan guru

memberikan pertanyaan yang membangun konsep, tetapi hanya 3-4 orang yang mau men-jawab dan aktif dalam proses pembelajaran, yaitu siswa yang memiliki tingkat akademik tinggi, sedangkan sebagian siswa lain lebih banyak diam, belum berani mengungkapkan pendapatnya, kurang terlibat aktif, dan kurang termotivasi dalam membangun konsep hidrokarbon. Selain itu, tidak semua siswa memiliki buku pelajaran sebagai sumber belajar mereka sehingga kegiatan siswa lebih dominan pada mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan guru, beberapa siswa yang lain merasa bosan sehingga mencari kesibukan lain, seperti


(25)

mengobrol dengan teman sebangku, dan mencoret-coret kertas. Setelah guru menyampaikan konsep hidrokarbon, guru memberikan latihan soal kepada siswa tetapi siswa yang aktif mengerjakan soal latihan hanya beberapa siswa, yaitu siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi. Siswa lainnya lebih banyak ribut, mengandalkan teman yang pandai, mencontek pekerjaan temannya, dan ada juga yang tidak mengerjakan soal tersebut. Hal-hal ini memperlihatkan bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran (aktivitas on task) jarang sekali muncul.

Kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X semester genap adalah (1) Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokar-bon dan (2) Menggolongkan senyawa hidrokarhidrokar-bon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat. Pembelajaran pada konsep hidrokarbon merupakan sesuatu yang abstrak sehingga siswa sulit memahami konsep, maka untuk lebih memahami konsep hidrokarbon guru perlu mendekatkan sesuatu yang abstrak tersebut menjadi lebih konkret melalui suatu permodelan. Oleh karena itu, pada pembelajaran perlu ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara lang-sung dengan menggunakan molymood sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi yang diperlukan.

Selain molymood, untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif juga diperlukan alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa, mempercepat proses belajar mengajar, dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Siswa tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam melakukan kegiatan belajar,


(26)

3 semakin aktif siswa dalam belajar, maka siswa akan semakin mudah memahami materi belajar, dan pemahaman yang didapatkan siswa itu akan bertahan lama dalam ingatan siswa. Media pembelajaran tersebut diantaranya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain itu, pembelajaran pada konsep hidrokarbon perlu dilakukan banyak latihan soal untuk meningkatkan pemahaman konsep.

Suasana kelas juga perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain, menciptakan semangat dan motivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu, guru perlu mencipta-kan suasana belajar yang dapat menumbuhmencipta-kan sikap bekerja sama antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa, sesama siswa juga bisa saling bertukar pikiran. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya untuk bertanya ataupun meminta bantuan, sehingga guru hanya bertindak sebagai motivator, fasilitator, dan kontrol. Adanya banyak latihan soal akan membantu siswa untuk lebih memahami konsep karena siswa yang dapat menyelesaikan soal-soal latihan menunjukkan bahwa pemahaman materi yang diberikan telah baik.

Sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama satu sama lain adalah pembelajaran kooperatif, sedangkan sistem pembela-jaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar, bertanya, meminta bantuan dari teman sebayanya, dan banyak melakukan latihan soal untuk memahami materi, merupakan pembelajaran kooperatif tipe TAI


(27)

(Team Assisted Individualization). TAI merupakan pembelajaran dengan menggunakan tim belajar kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya, serta adanya pemberian penghargaan untuk tim yang berkinerja tinggi. TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.

Hasil penelitian Rosyada (2007), yang dilakukan pada siswa SMA Negeri 10 Semarang di kelas X, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan penguasaan konsep hidrokarbon.

Tidak hanya di bidang kimia, hasil penelitian di bidang fisika dan matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran juga menunjukkan hasil yang baik. Hasil penelitian Tiliyani (2007) pada materi pokok Pangkat Tak Sebenarnya dan Ethovianti (2006) pada materi pokok Tekanan, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI yang disertai dengan media

pembelajaran molymood dan LKS terstruktur yang digunakan pada saat diskusi kelompok diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaaan konsep siswa pada materi pokok hidrokarbon.


(28)

5 Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Penguasaan Konsep Hidrokarbon (PTK Pada Siswa Kelas X2 SMA Negeri 15

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009-2010)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus?

2. Bagaimanakah peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Peningkatan rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus.

2. Peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus.


(29)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

Penerapan pembelajaran tipe TAI ini diharapkan dapat lebih memudahkan siswa untuk memahami konsep hidrokarbon, meningkatkan hasil belajar siswa, dapat menumbuhkan sikap bekerja sama antara siswa yang satu dengan yang lainnya, serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi antar siswa.

2. Bagi guru

Melalui penelitian ini diharapkan guru mendapatkan pengalaman pembelajaran kooperatif tipe TAI.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang relevan pada proses pembelajaran (on task), meliputi diskusi kelompok, mengerjakan LKS, bertanya kepada guru, dan membuat kesimpulan.

2. Penguasaan konsep adalah nilai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar, yang ditunjukkan dengan nilai tes formatif setiap siklus.

3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah tipe pembelajaran dengan cara membagi siswa dalam suatu kelas menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen baik kemampuan akademik maupun jenis


(30)

7 kelaminnya untuk menyelesaikan tugas kelompok berupa LKS yang telah disiapkan oleh guru diikuti dengan pemberian bantuan individu yaitu teman sebaya, bagi siswa yang memerlukannya, serta adanya pemberian

penghargaan untuk tim berkinerja tinggi.

4. LKS berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan dan disusun secara kronologis untuk membantu siswa menemukan dan memahami konsep hidrokarbon.


(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Setiap manusia yang pernah hidup di dunia ini pasti mengalami proses belajar. Belajar merupakan aktivitas utama dalam kegiatan pembelajaran. Belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan pembentukan individu. Menurut pengertian ini, belajar adalah suatu proses bukan suatu tujuan atau hasil. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Menurut pandangan dan teori konstruktivisme dalam Sardiman (2008:37) : Belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang.

B. Aktivitas Belajar

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.


(32)

9 Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar.

Paul B. Diedrich (Sardiman, 2008:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Menurut Hamalik (2004:175) penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran para siswa, oleh karena :

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.

6. Mempercepat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang

tua dan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengem-bangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis. 8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam


(33)

Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa dalam belajar, maka siswa akan semakin mudah memahami materi belajar, dan pemahaman yang didapatkan siswa itu akan bertahan lama dalam ingatan siswa.

C. Hasil Belajar

Setelah mengikuti proses belajar mengajar, perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dialami siswa dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Bagi siswa, penilaian dapat memberikan informasi tentang sejauh mana penguasaan konsep yang telah disajikan. Bagi guru, penilaian dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai keadaan siswa, materi yang diajarkan, metode yang tepat, dan umpan balik untuk proses belajar mengajar selanjutnya. Nilai yang diperoleh setelah proses belajar mengajar ini disebut sebagai hasil belajar.

Menurut Hamalik (2004:30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah

terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang telah berpikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat.

Menurut Bloom dalam Abdurrahman (2003:38) ada tiga ranah hasil belajar, yaitu: 1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghapal, memahami, menerapkan, menganalisis,


(34)

11 ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang ada di tengah masyarakat. Kemampuan ini sering disebut kemampuan mentransfer pengetahuan ke berbagai situasi sesuai dengan konteksnya. Hampir semua mata pelajaran berkaitan dengan kemampuan kognitif karena di dalamnya diperlukan kemampuan berpikir untuk memahaminya.

2. Ranah afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, nilai atau emosi. Menurut Popham dalam Anonim (2004) berpendapat bahwa ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa diimbangi aktivitas belajar. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang menunjang prestasi belajar.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor yaitu kemampuan yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Singer dalam Anonim (2004) berpendapat bahwa pelajaran yang termasuk psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik. Mata pelajaran yang berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, seni, serta pelajaran lain yang memerlukan praktik. Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes


(35)

Adapun hasil belajar dikatakan betul-betul baik menurut Sardiman (2008:49), apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berarti hasil pengajaran itu tidak efektif. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan seterusnya.

2. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan hasil

proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat memengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

D. Penguasaan Konsep

Sebagian besar materi pembelajaran yang dipelajari di sekolah terdiri dari konsep-konsep. Semakin banyak konsep yang dimiliki seseorang, semakin banyak alternatif yang dapat dipilih dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Konsep diperoleh dari fakta-fakta, peristiwa, pengalaman generalisasi dan berpikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Konsep merupakan abstraksi dan ciri-ciri dari sesuatu yang dapat mempermudah komunikasi untuk berpikir, dengan demikian tanpa adanya konsep belajar akan sangat terhambat. Konsep mengaktifkan siswa belajar, berhubungan dengan peristiwa pengajaran, seperti mendapat perhatian siswa, menerangkan pengantar kembali prasyarat belajar, penyajian bahan rangsangan, mempersiapkan bimbingan belajar dan lain-lain, penerapannya tergantung pada strategi guru.


(36)

13 konsep, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pemikiran dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sagala (2007:71)

Konsep adalah buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip hukum dari suatu teori, konsep tersebut diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak.

E. Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa terutama untuk mengatasi permasalahan guru da-lam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok untuk belajar.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah


(37)

temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Terdapat enam tahapan dalam proses pembelajaran kooperatif yang dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Sumber : Trianto (2007 : 48)

Menurut Roger dan David (Lie, 2002:31), tidak semua kerja kelompok dapat dianggap cooperatif learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, tugas harus disusun oleh setiap anggota kelompok dan masing-masing harus menyelesaikan tugasnya sendiri,


(38)

15 memiliki kemampuan berfikir tinggi akan terpacu untuk memberikan sumbangan kepada teman sekelompoknya maka tujuan kelompok akan tercapai.

2. Tanggung jawab perseorangan

Dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota kelompok yang akan melaksa-nakan kegiatan belajar mengajar tidak boleh tanpa persiapan. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugas kelompoknya, keberhasilan setiap individu akan menentukan keberhasilan kelompoknya.

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bertatap muka, sehingga untuk memperoleh kesimpulan tidak berasal dari satu siswa namun dari hasil pemikiran beberapa siswa. Dari proses yang demikian mereka dapat memperoleh hasil yang maksimal karena berasal dari beberapa pendapat tidak dari satu pendapat saja. Selain itu, dari masing-masing anggota kelompok timbul sikap mampu menghargai perbedaan pendapat, memanfaatkan kelebihan orang lain untuk mengisi kekurangannya masing-masing.

4. Komunikasi antar anggota.

Tidak semua siswa memiliki keahlian untuk mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan dari suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengajukan pendapat. Selain itu, pada pembelajaran kooperatif, siswa juga diajarkan bagaimana menyatakan sanggahan dan ungkapan positif dengan ungkapan yang baik dan halus.


(39)

5. Evaluasi proses kelompok

Pengevaluasian proses kerja kelompok tidak perlu dilakukan pada setiap pelaksanaan kerja kelompok, namun dapat pula dijadwalkan sesuai dengan rencana. Pengevaluasian berfungsi untuk meningkatkan efektifitas kerja sama antar ang-gota kelompok.

Beberapa variasi dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah : Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Group Investigation (GI), Team Assisted Individualization (TAI), dan Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC).

F. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing kelompok-kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan akademik (tinggi, sedang, rendah). Salah satu dari anggota kelompok sebagai seorang ketua yang bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Menurut Lie (Rosyada, 2007:17) kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah menerapkan model pembelajaran kooperatif TAI karena beberapa alasan,


(40)

17 teman sebaya dan saling mendukung, (2) kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender serta, (3) kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang memiliki kemampuan akademik tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap 3-4 anak.

Slavin (2008) membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

Menurut Slavin secara umum TAI terdiri dari 8 komponen utama yaitu : 1. Kelompok/Tim

Kelompok dalam pembelajaran TAI terdiri 4-5 orang siswa. Fungsi utama dari tim adalah supaya dapat mengingat dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa berdiskusi tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan belajar dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai assisten atau anggota lain yang lebih tahu.


(41)

2. Tes Pengelompokkan

Siswa diberi tes awal program pembelajaran. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.

3. Materi Kurikulum

Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan masalah untuk penugasan materi

4. Belajar Kelompok

Berdasarkan tes pengelompokan maka para siswa berdiskusi dengan kelompok-nya masing-masing. Siswa mengerjakan tugas mereka dalam kelompok mereka mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

a. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa.

b. Siswa membaca halaman panduan mereka dan meminta teman satu tim atau

guru untuk membantu bila diperlukan. Selanjutnya mereka akan memulai latihan kemampuan yang pertama dalam unit mereka.

c. Tiap siswa mengerjakan empat soal pertama dalam latihan kemampuannya

sendiri dan selanjutnya jawabannya di koreksi oleh teman satu timnya dengan halaman jawaban yang sudah tersedia, yang dicetak dengan urutan terbalik di dalam buku. Apabila keempat soal tersebut benar, siswa tersebut boleh melanjutkan ke latihan kemampuan berikutnya. Jika ada yang salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali keempat soal tersebut, dan seterusnya, sampai siswa bersangkutan dapat menyelesaikan keempat soal


(42)

19 didorong untuk meminta bantuan dari timnya sebelum meminta bantuan dari guru.

d. Tahapan latihan soal, yaitu siswa akan mengerjakan tes formatif A, yaitu kuis yang terdiri dari sepuluh soal yang mirip dengan latihan kemampuan terakhir. Pada saat mengerjakan tes formatif, siswa harus bekerja sendiri sampai

selesai. Seorang teman satu timnya akan menghitung skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan delapan atau lebih soal dengan benar, teman satu tim tersebut akan menandatangani hasil tes itu untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh teman satu timnya untuk mengikuti tes unit. Bila siswa tersebut tidak bisa mengerjakan delapan soal dengan benar, guru akan diminta membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru mungkin akan meminta siswa untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan kemampuan lalu mengerjakan tes formatif B, sepuluh soal kedua yang konten dan tingkat kesulitannya sejajar dengan tes formatif A. Atau jika tidak, siswa tersebut boleh melanjutkan ke tes unit. Tak ada siswa yang boleh mengerjakan tes unit sampai dia mengerjakan tes formatif dan pekerjaannya diperiksa oleh temannya.

e. Siswa tersebut selanjutnya menyelesaikan tes unitnya, dan siswa pemeriksa akan menghitung skornya.

5. Skor Tim dan Rekognisi Tim

Pada akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dikerjakan oleh tiap anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan benar. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria tinggi ditetapkan bagi tim yang menjadi


(43)

Tim Super, kriteria sedang untuk menjadi Tim Sangat Baik, dan kriteria kurang untuk menjadi Tim Baik. Tim-tim yang memenuhi kriteria sebagai Tim Super atau Tim Sangat Baik menerima sertifikat yang menarik.

6. Kelompok Pembelajaran

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru mengajar siswa dapat sambil memahami materi, baik secara individual maupun kelompok dengan kebebasan tapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran TAI

7. Tes Fakta

Pada setiap sub konsep materi pokok siswa diberikan tes fakta. Siswa diberikan lembar-lembar fakta untuk dipelajari di rumah untuk persiapan menghadapi tes. 8. Mengajar Seluruh Kelas

Setelah akhir pengajaran pokok bahasan suatu materi guru menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep yang belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir pembelajaran diberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Menurut Ibrahim (Rosyada, 2007 : 20) pembelajaran kooperatif tipe TAI memberi keuntungan baik bagi siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya karena dengan mengajarkan sesuatu yang baru dipelajarinya, maka seseorang akan lebih bisa


(44)

21 sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya. Kunci model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah penerapan bimbingan antar teman.

Adapun kekurangan pembelajaran TAI diantaranya adalah siswa kelompok atas akan merasa dimanfaatkan tanpa bisa mengambil manfaat apa-apa dalam kegitan belajar kooperatif karena rekan-rekan mereka dalam kelompok tidak lebih pandai dari dirinya, sedangkan pada siswa kelompok bawah akan merasa malu, merasa hanya seperti benalu dalam kelompoknya. Oleh karena itu perlu dijelaskan kepada seluruh siswa tentang manfaat-manfaat yang akan mereka peroleh baik pada kelompok atas ataupun kelompok bawah jika mereka menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk dikembangkan diantaranya adalah sebagai variasi model pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik. Selain itu, dalam model pembelajaran ini tidak ada persaingan antar siswa dalam satu kelompok karena siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda sehingga siswa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru saja tetapi siswa juga termotivasi untuk belajar cepat dan akurat pada seluruh materi, serta guru setidaknya akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.

G. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Media pembelajaran adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan media


(45)

pembelajaran akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2006), fungsi LKS adalah :

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih

menarik perhatian siswa.

3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian yang diberikan guru.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.


(46)

III. METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Tempat Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa setiap kelompoknya.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. 1. Data kualitatif, yaitu data pengamatan terhadap hasil observasi aktivitas siswa

selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas yang relevan dalam pembelajaran (on task).

2. Data kuantitatif, yaitu data hasil tes penguasaan konsep hidrokarbon yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

C. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:

1. Teknik Observasi


(47)

guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI diobservasi oleh guru mitra menggunakan lembar observasi kinerja guru. Pengumpulan data aktivitas siswa diperoleh berdasarkan perilaku yang relevan dengan pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

2. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon yang berupa nilai kognitif, nilai penguasaan konsep siswa melalui tes formatif. Tes formatif dilakukan sebanyak tiga kali pada setiap akhir siklus.

D. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap setiap satu siklus, yaitu (Kusumah dan Dwitagama, 2009:25) :

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Setelah dilakukan refleksi terhadap hasil pengamatan serta hasil tindakan yang telah dilakukan, biasanya muncul permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian sehingga pada akhirnya perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang,


(48)

25 Secara garis besar, langkah-langkah penelitian digambarkan dalam bentuk bagan berikut :


(49)

Adapun tahap-tahap proses pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dapat digambarkan sebagai berikut :


(50)

27 SIKLUS I

1. Perencanaaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

a. Menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus I.

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

c. Menyusun lembar kerja dan menyiapkan alat peraga yaitu molymood sebagai

media pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa pada saat diskusi berlangsung (belajar dalam kelompok).

d. Menyusun alat evaluasi yaitu berupa lembar tes untuk menilai hasil belajar siswa terhadap konsep hidrokarbon.

e. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi kinerja guru untuk melihat tindakan guru peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.

g. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil dan dalam tiap kelompok terdapat

ketua kelompok, yang ditentukan berdasarkan hasil penguasaan konsep siswa pada semester ganjil. Pembentukkan kelompok dilakukan dengan beberapa peraturan sehingga terbentuk kelompok yang heterogen baik dari segi

kemampuan akademik, jenis kelamin, maupun suku bangsa, sedangkan ketua kelompok adalah siswa yang memiliki tingkat akademik tinggi dan disebut sebagai asisten.


(51)

h. Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan, mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok.

2. Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan siklus I terdiri dari 3 pertemuan yaitu selama 4 x 45 menit. Indikator yang akan dicapai adalah mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon berdasarkan percobaan, mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon, membedakan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner, serta mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan. Tahap-tahap pelaksanaan siklus I adalah :

a. Siswa duduk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang telah

ditentukan.

b. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan langkah-langkah :

1) Membagikan LKS tentang identifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa

karbon, kekhasan atom karbon dan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner, serta penggolongan hidrokarbon.

2) Siswa melakukan diskusi dan mengerjakan LKS dengan meminta teman

satu tim (asisten) atau guru untuk membantu bila diperlukan untuk menemukan konsep hidrokarbon.

3) Siswa mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam LKS, selanjutnya jawaban akan di koreksi oleh asisten. Jika ada yang salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali soal tersebut sampai benar.


(52)

29 4) Setelah siswa selesai mengerjakan latihan soalnya dengan benar, ketua

kelompok/ asisten melaporkan keberhasilan kelompoknya pada guru. 5) Selanjutnya, tahap latihan soal, siswa mengerjakan soal tes A, tes A terdiri

dari empat soal essay, dan siswa harus bekerja sendiri sampai selesai. Pekerjaan asisten akan diperiksa terlebih dahulu oleh guru, kemudian asisten akan memeriksa pekerjaan teman dalam satu kelompoknya dan menghitung skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan tiga atau lebih soal dengan benar, asisten akan menandatangani hasil tes itu untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh asisten untuk mengikuti tes unit. Bila siswa tersebut tidak bisa mengerjkan tiga soal dengan benar, guru akan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru akan meminta siswa tersebut untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan lalu mengerjakan tes B, yaitu soal kedua yang isi dan tingkat kesulitannya setara dengan tes A.

6) Setelah siswa menyelesaikan soal tes dengan benar, siswa tersebut

selanjutnya menyelesaikan tes unit yang terdiri dari empat soal essay, dan asisten akan menghitung skornya.

c. Melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa melakukan proses pembelajaran yang dibantu oleh observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.

d. Guru menghitung jumlah skor tim berdasarkan poin peningkatan individu. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim menjadi Super Team, kriteria sedang untuk menjadi Great Team,


(53)

dan kriteria minimum untuk menjadi Good Team. Tim-tim yang memenuhi kriteria tersebut menerima sertifikat yang menarik.

e. Melakukan tes akhir siklus I.

3. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dengan merinci dan menganalisis kendala-kendala yang dihadapi siswa. Pada tahap ini dilakukan analisis data, pemahaman dan pembuatan perbaikan berdasar-kan hasil pengamatan dan catatan lapangan, dengan menganalisis hasil pengamatan dan tes, didapatkan kesimpulan dan kekurangan yang terjadi, yang selanjutnya dijadikan dasar perbaikan perenca-naan dan tindakan pada siklus berikutnya. Apabila terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung, maka akan dicari solusi untuk mengatasinya dan solusi tersebut dilaksanakan pada siklus berikutnya. Apabila pembelajaran yang telah berlangsung cukup baik dipertahankan pada proses pembelajaran berikutnya.

Pada refleksi I didapatkan fakta-fakta berikut :

a. Aktivitas on task siswa ketika berdiskusi kelompok masih rendah, aktivitas on task yang dilakukan siswa hanya didominasi oleh siswa yang sama, yaitu siswa yang memiliki tingkat akademik tinggi.

b. Dalam diskusi, tidak semua siswa berdiskusi aktif, dalam satu kelompok hanya 2 orang yang berdiskusi, interaksi antar anggota kelompok kurang baik, ada yang tidak terjadi interaksi antar siswa dan tidak terjadi diskusi dalam kelompok itu.


(54)

31

c. Kurangnya rasa tanggung jawab sebagai aisten untuk membantu temannya

yang lemah dalam kelompoknya. Guru juga kurang memberikan motivasi kepada asisten dalam melaksanakan tugasnya sebagai asisten.

d. Kepedulian dan kerjasama antar tim kurang tampak, sebagian siswa malas mengerjakan LKS, kebanyakan siswa hanya mengandalkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan mengisi LKS dengan hanya melihat pekerjaan teman.

e. Keinginan dan antusias bertanya siswa masih rendah, hanya beberapa orang yang bertanya.

f. Hanya beberapa orang yang menyimpulkan meskipun dengan kata-kata yang

kurang tepat, sedangkan siswa yang lainnya lebih memilih diam. g. Pada tahap latihan soal, banyak siswa yang terlihat bingung dalam

mengerjakan soal, belum memahami tahap-tahap latihan soal tersebut, tidak serius dalam mengerjakan soal, belum terbiasa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa tidak serius dalam mengerjakan soal dan hanya mencontek pekerjaan temannya sehingga sportivitas dan kejujuran dari siswa tidak tampak.

h. Guru tidak tanggap memberikan pengarahan langkah selanjutnya kepada

siswa dan kurang baik dalam pengelolaan waktu, sehingga tahap latihan soal pada siklus I tidak berjalan dengan baik.

i. Pada saat pemberian bimbingan kepada siswa yang tidak dapat menjawab tes

A dengan benar, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, guru juga kurang memberikan bimbingan secara perorang dan kurang memperhatikan karakteristik belajar siswa.


(55)

j. Masih ada beberapa siswa yang memiliki penguasaan konsepnya belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, dengan demikian kelas tersebut belum tuntas.

k. Guru hanya memperhatikan sebagian kelompok yang dianggap paling aktif .

Guru belum cukup baik dalam mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar, membimbing siswa dalam berdiskusi, tidak tanggap dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung, dan

menindak siswa yang tidak serius belajar. Guru kurang memotivasi minat siswa untuk bertanya dan menuntun siswa untuk membuat suatu kesimpulan. Hasil refleksi tersebut akan dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran siklus II.

SIKLUS II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka kegiatan yang harus dilaksanakan dalam tahap perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Memberikan penjelasan pada siswa secara detail tentang tahap-tahap latihan soal selama pembelajaran.

b. Menjelaskan tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok.

c. Memberikan motivasi kepada asisten agar melaksanakan tugasnya sebagai

asisten dengan baik.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan semangat

melalui nasehat-nasehat, supaya siswa dapat bekerjasama dan saling

berinteraksi dengan teman satu kelompoknya, meningkatkan sportivitas dan kejujuran siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan.


(56)

33 f. Meningkatkan kinerja guru, guru harus lebih baik dalam mengorganisasikan

siswa dalam kelompok belajar, membimbing siswa dalam berdiskusi dan mengerjakan LKS untuk menemukan konsep, tanggap dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung.

g. Guru memberi teguran dan sanksi kepada siswa yang melakukan hal-hal yang

tidak relevan dalam proses pembelajaran.

h. Guru lebih mampu menggunakan waktu pembelajaran secara efisien.

i. Guru lebih tanggap dalam memberikan pengarahan langkah selanjutnya

kepada siswa, sehingga tahap latihan soal pada siklus II dapat berjalan dengan baik.

j. Guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa dan memperhatikan

karakteristik belajar siswa, khususnya siswa yang belum bisa menjawab dengan benar tes A dan harus mengerjakan tes B,

k. Guru memberi sanksi kepada siswa yang tidak hadir tanpa keterangan saat pembelajaran berlangsung.

2. Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan siklus II terdiri dari 3 pertemuan selama 5 x 45 menit dan indikator yang akan dicapai adalah memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna, serta menentukan isomer struktur (kerangka dan posisi) atau isomer geometri (cis dan trans). Tahap-tahap pelaksanaan siklus II adalah :

a. Siswa duduk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang telah

ditentukan.

b. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan langkah-langkah :


(57)

1) Membagikan LKS tentang tata nama dan keisomeran senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

2) Siswa melakukan diskusi dan mengerjakan LKS dengan meminta teman

satu tim (asisten) atau guru untuk membantu bila diperlukan untuk menemukan konsep hidrokarbon.

3) Siswa mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam LKS, selanjutnya jawaban akan di koreksi oleh asisten. Jika ada yang salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali soal tersebut sampai benar.

4) Setelah siswa selesai mengerjakan latihan soalnya dengan benar, ketua kelompok/ asisten melaporkan keberhasilan kelompoknya pada guru. 5) Selanjutnya, tahap latihan soal, siswa mengerjakan soal tes A, tes A terdiri

dari empat soal essay, dan siswa harus bekerja sendiri sampai selesai. Pekerjaan asisten akan diperiksa terlebih dahulu oleh guru, kemudian asisten akan memeriksa pekerjaan teman dalam satu kelompoknya dan menghitung skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan tiga atau lebih soal dengan benar, asisten akan menandatangani hasil tes itu untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh asisten untuk mengikuti tes unit. Bila siswa tersebut tidak bisa mengerjakan tiga soal dengan benar, guru akan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru akan meminta siswa tersebut untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan lalu mengerjakan tes B, yaitu soal kedua yang isi dan tingkat kesulitannya setara dengan tes A.


(58)

35 6) Setelah siswa menyelesaikan soal tes dengan benar, siswa tersebut

selanjutnya menyelesaikan tes unit yang terdiri dari empat soal essay, dan asisten akan menghitung skornya.

c. Melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa melakukan proses pembelajaran yang dibantu oleh observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.

d. Guru menghitung jumlah skor tim berdasarkan poin peningkatan individu. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim menjadi Super Team, kriteria sedang untuk menjadi Great Team, dan kriteria minimum untuk menjadi Good Team. Tim-tim yang memenuhi kriteria tersebut menerima sertifikat yang menarik.

e. Melakukan tes akhir siklus II.

3. Refleksi

Setelah siklus II berakhir, maka peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada refleksi II

didapatkan fakta-fakta berikut :

a. Aktivitas on task siswa dalam pembelajaran meningkat. Banyak siswa yang aktif berdiskusi dalam kelompoknya dan mengerjakan LKS. Aktivitas bertanya dan membuat kesimpulan juga tidak hanya dilakukan oleh siswa yang sama tetapi ada juga siswa lain yang mau melakukan aktivitas tersebut.

b. Asisten sudah bertanggung jawab atas tugasnya, membantu teman dalam

kelompoknya sehingga siswa aktif dalam diskusi kelompok.

c. Masih ada beberapa siswa yang hanya mengandalkan siswa yang memiliki


(59)

d. Masih ada siswa yang enggan untuk bertanya dan hanya diam saja, namun masih tetap mendengarkan hasil diskusi dan penjelasan dari guru.

e. Saat latihan soal, sebagian besar siswa mulai memahami langkah-langkah yang harus dilakukan, namun masih ada beberapa siswa yang kurang serius dalam mengerjakannya dan hanya mencontek pekerjaan temannya, dan beberapa siswa yang terlihat bingung dalam mengerjakan soal. Antusias dan kemauan siswa dalam mengikuti tahap ini sudah mulai meningkat walaupun masih saja terdapat siswa yang acuh dan tidak melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota kooperatif yang baik.

f. Penguasaan konsep sebagian besar siswa meningkat. Beberapa siswa masih

belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah.

g. Guru sudah baik dalam mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar,

membimbing siswa dalam diskusi, tanggap dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung, namun guru masih kurang baik dalam mengelola waktu pada saat latihan soal, guru juga kurang tegas dalam menindak siswa yang mencontek, kurang memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat memperhatikan penjelasan guru, lebih serius dalam diskusi dan latihan soal sehingga siswa dapat memahami konsep dan dapat mengerjakan soal latihan dengan baik, dan guru belum cukup baik dalam memperhatikan karakteristik tiap siswa dalam belajar.


(60)

37 SIKLUS III

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, maka kegiatan yang harus dilaksanakan dalam tahap perencanaan pada siklus III adalah sebagai berikut :

a. Mengingatkan siswa tentang tahap-tahap latihan soal dalam pembelajaran.

b. Menjelaskan tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok.

c. Guru lebih memberikan motivasi kepada tim agar mampu berkerjasama

dengan baik.

d. Meningkatkan kinerja guru dalam memotivasi siswa untuk belajar dengan cara memberikan semangat melalui nasehat-nasehat, mempertahankan kinerja guru yang telah dilakukan dengan baik dan meningkatkannya supaya menjadi lebih baik lagi.

e. Guru harus dapat mengelola waktu dengan baik.

f. Guru bertindak tegas terhadap siswa yang mencontek.

g. Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat

memperhatikan penjelasan guru, lebih serius dalam diskusi dan latihan soal sehingga siswa dapat memahami konsep dan dapat mengerjakan soal latihan dengan baik.

h. Guru harus lebih memperhatikan karakteristik siswa dalam belajar dan mengelola waktu dengan baik, khususnya pada tahap latihan soal.

2. Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan siklus III terdiri dari 3 pertemuan selama 4 x 45 menit dan indikator yang akan dicapai adalah menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokar-bon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya, serta menuliskan reaksi


(61)

sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi). Tahap-tahap pelaksanaan siklus III adalah:

a. Siswa duduk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang telah

ditentukan.

b. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan langkah-langkah :

1) Membagikan LKS tentang sifat fisik dan reaksi-reaksi senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

2) Siswa melakukan diskusi dan mengerjakan LKS dengan meminta teman

satu tim (asisten) atau guru untuk membantu bila diperlukan untuk menemukan konsep hidrokarbon.

3) Siswa mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam LKS selanjutnya jawaban akan di koreksi oleh asisten. Jika ada yang salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali soal tersebut sampai benar.

4) Setelah siswa selesai mengerjakan latihan soalnya dengan benar, ketua kelompok/ asisten melaporkan keberhasilan kelompoknya pada guru. 5) Selanjutnya, tahap latihan soal, siswa mengerjakan soal tes A, tes A terdiri

dari empat soal essay, dan siswa harus bekerja sendiri sampai selesai. Pekerjaan asisten akan diperiksa terlebih dahulu oleh guru, kemudian asisten akan memeriksa pekerjaan teman dalam satu kelompoknya dan menghitung skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan tiga atau lebih soal dengan benar, asisten akan menandatangani hasil tes itu untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh asisten


(62)

39 soal dengan benar, guru akan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru akan meminta siswa tersebut untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan lalu mengerjakan tes B, yaitu soal kedua yang isi dan tingkat kesulitannya setara dengan tes A.

6) Setelah siswa menyelesaikan soal tes dengan benar, siswa tersebut

selanjutnya menyelesaikan tes unit yang terdiri dari empat soal essay, dan asisten akan menghitung skornya.

c. Melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa melakukan proses pembelajaran yang dibantu oleh observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.

d. Guru menghitung jumlah skor tim berdasarkan poin peningkatan individu. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim menjadi Super Team, kriteria sedang untuk menjadi Great Team, dan kriteria minimum untuk menjadi Good Team. Tim-tim yang memenuhi kriteria tersebut menerima sertifikat yang menarik.

e. Melakukan tes akhir siklus III.

3. Refleksi

Setelah siklus III berakhir, maka peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada refleksi III

didapatkan fakta-fakta berikut :

a. Aktivitas on task siswa dalam pembelajaran meningkat.

b. Saat latihan soal, sebagian besar siswa sudah memahami dan tanggap dalam melaksanakan langkah-langkah yang harus dilakukan, hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.


(63)

Antusias dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan ini sudah meningkat walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota kooperatif yang baik.

c. Asisten sudah terbiasa dan tanggap dalam melaksanakan tugasnya.

d. Penguasaan konsep sebagian besar siswa meningkat. Beberapa siswa masih

belum mencapai KKM yang ditetapkan.

e. Guru sudah baik dalam mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar,

membimbing siswa dalam diskusi, tanggap dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung, menindak siswa yang tidak serius belajar, dan mengelola waktu dengan baik, namun guru masih belum cukup baik dalam memperhatikan karakteristik tiap siswa dalam belajar.

Hasil refleksi akan dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini terdiri dari teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut :

1. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran (on task). Persentase tiap jenis aktivitas on task setiap pertemuan dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

X100% N

Ai


(64)

41

Ai = Jumlah siswa yang melakukan setiap jenis aktivitas on task setiap pertemuan.

N = Jumlah siswa yang hadir

Persentase tiap jenis aktivitas pada satu siklus dihitung dengan rumus:

%Asi =

S Ai %

Keterangan:

%ASi = Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus.

%Ai = Jumlah persentase tiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus.

S = Jumlah pertemuan dalam satu siklus.

Peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus dihitung menggunakan rumus :

% A = %Asn %Asn-1 Keterangan :

% A = Peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus

%Asn = Persentase aktivitas on task pada siklus ke-n.

%Asn-1 = Persentase aktivitas on task pada siklus ke-(n−1)

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data penguasaan konsep siswa. Analisis data penguasaan konsep siswa dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata


(65)

penguasaan konsep siswa setiap siklus dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

Xn = Rata-rata nilai penguasaan konsep hidrokarbon pada siklus ke-n

Xn = Jumlah nilai penguasaan konsep hidrokarbon pada siklus ke-n

N = Jumlah siswa keseluruhan

Untuk menghitung rata-rata persentase peningkatan penguasaan konsep siswa digunakan rumus :

Keterangan :

%X = Persentase peningkatan rata-rata penguasaan konsep hidrokarbon

dari siklus ke siklus

n

X = Rata-rata penguasaan konsep hidrokarbon pada siklus ke-n

1 -n

X = Rata-rata penguasaan konsep hidrokarbon pada siklus ke-(n−1)

Persentase tercapainya standar ketuntasan dapat dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

n

%Sk = Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 61 siklus ke-n

n

Sk

= Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 61 siklus ke-n

N Xn

Xn 

x100% X X X %X 1 -n 1 n n  

X100% N

Sk


(66)

43 Peningkatan persentase ketuntasan dari siklus ke siklus dihitung menggunakan rumus :

% Sk = %Skn %Skn1 Keterangan :

% Sk = Peningkatan persentase ketuntasan belajar dari siklus ke siklus %Skn = Persentase ketuntasan belajar pada siklus ke-n.

%Skn-1 = Persentase ketuntasan berlajar pada siklus ke-(n−1)

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan individu. Cara pemberian skor peningkatan individu menurut Slavin (Trianto, 2007 : 55) dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Kriteria peningkatan individu

Skor Kuis Terakhir Poin Peningkatan individu

>10 poin di bawah skor dasar 0

1-10 poin di bawah skor dasar 10

0-10 poin di atas skor dasar 20

>10 poin di atas skor awal 30

Nilai sempurna(tidak berdasarkan skor awal) 30

Nilai kelompok dapat dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

Nk = Nilai kelompok.

∑P = Jumlah poin peningkatan setiap anggota kelompok. K = Banyaknya anggota kelompok

K P Nk


(67)

Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak mendapatkan penghargaan. Berdasarkan nilai kelompok terdapat 3 tingkatan penghargaan yang diberikan seperti pada tabel berikut :

Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria Predikat kelompok

5 ≤ Nk < 15 Tim baik

15 ≤ Nk < 25 Tim hebat

25 ≤ Nk ≤ 30 Tim super

Sumber : Trianto, 2007

F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas dan penguasaan konsep hidrokarbon yang ditunjukkan selama diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dari siklus ke siklus, dengan meningkatnya aktivitas dan penguasaan konsep hidrokartbon dari siklus ke siklus diharapkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar juga meningkat.


(68)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X2 dengan jumlah siswa 28 orang mulai tanggal 29 April 2010 sampai 17 Mei 2010. Data hasil penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data hasil observasi aktivitas on task siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berlangsung. Data kuantitatif berupa penguasaan konsep yang diperoleh dari rata-rata tes formatif setiap siklus.

1. Data Kualitatif

Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Aktivitas yang diamati pada penelitian ini adalah berdiskusi aktif dalam kelompoknya, mengisi LKS, bertanya pada guru, dan membuat kesimpulan. Data persentase aktivitas siswa ditunjukkan pada Gambar 3, data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 13 halaman 219.


(69)

2. Data kuantitatif

Data penguasaan konsep siswa diperoleh dari data tes siklus I, siklus II, dan siklus III. Tes dilaksanakan di luar jam pelajaran. Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa dan data ketuntasan belajar siswa tiap siklus ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5, data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 13 halaman 219.

Gambar 3. Grafik Rata-Rata Persentase Tiap Jenis Aktivitas On Task Ket : DA=Berdiskusi aktif ; MLK=Mengisi LKS ;


(70)

47

B. Pembahasan

SIKLUS I

Siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama berlangsung selama 1 x 45 menit dan indikator yang dicapai adalah mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon berdasarkan percobaan. Pertemuan kedua selama 2 x 45 menit dan indikator yang dicapai adalah mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon, membedakan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner, serta mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan. Pertemuan ketiga selama 1 x 45 menit yang digunakan untuk tahap latihan soal. Tes siklus I dalam bentuk tes essay sebanyak 4 soal dengan bobot soal yang berbeda dilaksanakan di luar jam sekolah selama 1 x 45 menit.

Sebelum proses pembelajaran siklus I dimulai, siswa diberi penjelasan tentang tahap-tahap pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Hal ini dilakukan agar siswa tidak asing dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(71)

Pada pertemuan pertama, siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan dan guru membagikan LKS 1 tentang identifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon berdasarkan percobaan. Di dalam proses pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan contoh senyawa hidrokarbon yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya gula/glukosa. Siswa sudah mengetahui bahwa rumus kimia glukosa adalah C6H12O6. Setelah memberikan apersepsi, guru melakukan demonstrasi dibantu oleh 2 orang siswa. Sebelum percobaan dimulai, guru memberitahukan nama alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan. Selama percobaan, semua siswa melihat langkah-langkah yang dilakukan, mengamati yang terjadi selama percobaan, dan mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan dalam LKS. Demonstrasi tersebut membuat siswa tertarik karena selama proses pembelajaran kimia di kelas X belum pernah dilakukan praktikum, siswa melihat rangkaian alat percobaan, mengamati proses pembakaran dan perubahan warna kobalt biru menjadi menjadi merah muda. Kemudian, siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS 1, dengan meminta asisten atau guru untuk membantu bila diperlukan agar siswa dapat menemukan konsep pembelajaran dan mengerjakan latihan-latihan soal yang terdapat dalam LKS. Setelah selesai melakukan diskusi, guru menuntun siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang baru mereka pelajari.

Pada pertemuan kedua, siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk menjawab pertanyaan pada LKS 2 tentang kekhasan atom karbon dan LKS 3 tentang penggolongan hidrokarbon, dengan meminta asisten atau guru untuk


(1)

mencapai KKM dan merupakan siswa yang memiliki tingkat akademik rendah. Pada saat diberikan bimbingan kembali, siswa tersebut sulit sekali memahami konsep yang diberikan dan guru belum memahami karakteristik belajar siswa itu. Ada 1 siswa yang tidak mengikuti tes B tetapi belum mencapai KKM pada tes formatifnya, hal tersebut terjadi karena siswa masih berani mencontek pekerjaan temannya pada saat dilaksanakan tes A meskipun sudah diberikan teguran oleh guru. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, khususnya siswa yang lemah, agar siswa tersebut dapat memperhatikan penjelasan guru, lebih serius dalam diskusi dan latihan soal sehingga siswa dapat memahami konsep dengan baik dan dapat mencapai KKM yang ditetapkan.

Terjadinya peningkatan persentase penguasaan konsep dari siklus ke siklus dikarenakan semakin optimalnya proses pembelajaran menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI yang digunakan sehingga banyak siswa yang terpacu daya tariknya untuk rajin belajar dan pada saat uji siklus, nilai mereka mengalami peningkatan walaupun tidak 100% tuntas. Pada saat uji siklus siswa bisa

mengerjakan dengan baik karena siswa telah paham mengenai materi yang akan diujikan.

3. Refleksi

Setelah dilakukan tes siklus III diperoleh hasil nilai rata-rata tes penguasaan konsep, peneliti kembali mengadakan refleksi dengan guru mitra. Pada refleksi III didapatkan fakta-fakta berikut :


(2)

72 b. Saat latihan soal, sebagian besar siswa sudah memahami dan tanggap dalam

melaksanakan langkah-langkah yang harus dilakukan, hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Antusias dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan ini sudah meningkat walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota kooperatif yang baik.

c. Asisten sudah terbiasa dan tanggap dalam melaksanakan tugasnya.

d. Penguasaan konsep sebagian besar siswa meningkat. Beberapa siswa masih belum mencapai KKM yang ditetapkan.

e. Guru sudah baik dalam mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar, membimbing siswa dalam diskusi, tanggap dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung, menindak siswa yang tidak serius belajar, dan mengelola waktu dengan baik, namun guru masih belum cukup baik dalam memperhatikan karakteristik tiap siswa dalam belajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama satu sama lain, untuk belajar, bertanya, meminta bantuan dari teman sebayanya, dan banyak melakukan latihan soal untuk lebih memahami konsep, serta dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan berpikir mereka dalam membangun konsep sehingga dapat meningkatkan aktivitas on task siswa dan penguasaan konsep hidrokarbon.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI meningkatkan persentase

tiap jenis aktivitas on task siswa pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus. Peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu berdiskusi aktif dalam kelompok sebesar 19,17%, mengisi LKS sebesar 19,23%, bertanya pada guru sebesar 8,97% dan membuat kesimpulan sebesar 5,68%. Peningkatan dari siklus II ke siklus III yaitu berdiskusi aktif dalam kelompok sebesar 15,54%, mengisi LKS sebesar 8,80%, bertanya pada guru sebesar 4,63% dan membuat kesimpulan sebesar 4,36%.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI meningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus. Persentase peningkatan penguasaan konsep dari siklus I ke siklus II sebesar 6,61%, sedangkan dari siklus II ke siklus II sebesar 7,33%.


(4)

74 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan : 1. Berdasarkan dari hasil penguasaan konsep dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI disarankan kepada guru kimia supaya membiasakan siswa menggunakan model pembelajaran ini.

2. Kendala yang dihadapi pada pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah ketika memanfaatkan kerja asisten, untuk mengatasinya disarankan kepada guru kimia supaya menunjuk asisten secara obyektif, yaitu siswa yang terbaik. 3. Guru dapat mengatur waktu dengan baik, dengan begitu pelaksanaan

pembelajaran dapat berjalan optimal.

4. Berdasarkan jumlah siswa yang harus menempuh tes B kemudian dapat mencapai KKM, meningkat dari siklus ke siklus, disarankan kepada guru untuk lebih memberikan perhatian dan bimbingan kepada siswa yang telah menempuh tes B tetapi belum mencapai KKM.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif. Depdiknas. Jakarta.

______. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Psikomotor. Depdiknas. Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Djamarah, S. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Ethovianti, Anggi. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Materi

Pokok Tekanan Melalui Metode Kooperatif Learning Tipe Team Assisted Individualization (TAI) (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusumah, W. dan Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT Indeks. Jakarta.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta.

Prianto dan Harmoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Rosyada, F. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Hidrokarbon

dengan Pembelajaran Kooperatif Type TAI (Team Assisted

Individualization) di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta


(6)

76 Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung

Slavin, R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset and Praktik. Nusa Media. Bandung.

Tiliyani, Bukaningrum. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX BSMP Negeri I Adiwerna Kabupaten Tegal dalam Pokok Bahasan Pangkat Tak Sebenarnya (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share ( TPS ) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Materi Pokok Hidrokarbon Pada Siswa Kelas X5 SMA N 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011

0 20 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT PADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA(PTK PADA SISWA KELAS X2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TP 2010 - 2011)

1 8 49

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MINAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK di Kelas X2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010)

0 3 9

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (PTK pada Siswa Kelas X2 SMA Swadhipa Natar TP 2009-2010)

0 5 21

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Swadhipa Natar TP 2009-2010)

0 4 13

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN (PTK pada siswa kelas X KONSEP HIDROKARBON 1 SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2010-2011)

0 3 72

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON

1 22 97

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP IKATAN KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA

0 3 95

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Wijaya Bandar Lampung TP 2009-2010)

1 35 215

this PDF file PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI HIDROKARBON | Isa | Jurnal IPA & Pembelajaran IPA 1 PB

0 0 11