Aspek Bunyi Analisis Struktural Puisi

11 Tabel 3 : Konsonan lancar Les consonnes continues Tipe Bunyi Efek Sengau : nasals [m]=m ; [n]=n Pelan, kelembutan, kelembekan. Licin : liquid [l]=l Licin, cair Bergetar : vibrante [R]=r Berderit, gemuruh Mendesis : spirante [f]=f ; [v]=v ; [s]=s ; [Ch]= ʃ; [ ɔ]= З F dan V mengungkapkan hembusan nafas lembut, S dan Z mengungkapkan tiupan, desir angin, meremehkan, kekesalan, sindiran, [ ʃ] dan [З] yang berdesir mengungkapkan sikap kekesalan, meremehkan, kemarahan. Perpaduan bunyi yang tepat akan menciptakan keindahan dalam sebuah puisi. Perpaduan bunyi yang indah biasa disebut efoni euphony. Bunyi [i], [e], dan [ ε] merupakan keceriaan bunyi. Sedangkan bunyi yang berat, sedih dan gundah disebut dengan kakofoni cacophony yang biasanya 12 diwakili leh vocal [a], [u]. [o]. Begitu juga bunyi konsonan [k], [p], [t], [s], [f] lebih ringan dari bunyi konsonan [b], [d], [g], [z], [v], [w] yang berat Pradopo, 2007:33. Menurut Nayrolles 1996:33 unsur bunyi meliputi asonansi assonance dan aliterasi allitération : a Asonansi l’assonance On appelle assonance la répétition d’une ou plusieurs voyelles à l’intérieur d’un vers disebut asonansi pengulangan satu atau beberapa vokal di dalam sebuah larik. Sedangkan menurut M. P Schmitt dan A. Viala 1982 :129 yang menyatakan bahwa asonansi merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama : 1 Au sens strict, dans la dernière syllabe accentuée de vers qui ne riment pas, dalam arti sempit, pada akhir suku kata yang bertekanan dalam sajak yang tidak berima. 2 Au sens large, à l’intérieur d’un vers, d’une proposition, d’une phrase courte, dalam arti luas, dalam sajak, pada kaliamt, pada frasa pendek. Contoh : 1 Moi, sans amour jamais qu‟un amour d‟Art, Madame. Émile Nelligan, À une femme détestée, Poésies complètes b Aliterasi l’allitération On appelle allitération la répétition d’une ou plusieurs consonnes à l’intérieur d’un vers disebut aliterasi pengulangan satu atau beberapa konsonan dalam sebuah larik. Sedangkan Schmitt dan Viala 1982 :129 13 menjekaskan lebih spesifik bahwa aliterasi adalah pengulangan yang tampak pada bunyi konsonan yang sama : 1 Au sens strict, à l’initiale de plusieurs mots dans un même vers, une même proposition ou une phrase courte, dalam arti sempit, bermulanya beberapa kata pada larik yang sama, kalimat yang sama atau frasa pendek. 2 Au sens large, dans plusieurs syllabes, en début ou dans le corps des mots, dalam arti luas, dalam beberapa suku kata, di awal atau di dalam tubuh kata-kata tersebut. Contoh : 2 D‟une femme inconnue, et que j‟aime, et qui m‟aime. Verlaine

2. Aspek Metrik

Metrik merupakan teknik yang digunakan dalam menulis puisi untuk mengungkapkan isi per lariknya. Metrik puisi Prancis biasanya memiliki tiga ciri pokok yaitu suku kata syllabe, rima rimes, dan irama rythme. a. Suku kata syllabe Menurut Nayrolles 1996 :4 syllabe est un groupe formé de consonnes et de voyelles qui se prononç ent d’une seule émission de voix suku kata adalah grup yang dibentuk dari bunyi konsonan dan vokal yang diucapkan dalam sekali hembusan nafas. Salah satu cara untuk menganalisis metrik dalam sebuah puisi yaitu dengan penghitungan jumlah suku kata. Pada abad ke-16, puisi-puisi Prancis banyak 14 menggunakan octosyllabe 8 suku kata dan décasyllabe 10 suku kata. Kemudian pada abad ke-19, muncul alexandrin yaitu sebuah larik yang terdiri dari 12 suku kata Schmitt dan Viala :1982. Berikut contoh larik puisi yang memiliki dua belas suku kata alexandrin. Contoh : 3 Je ne me senti plus guidé pas les haleurs. Arthur Rimbaud, Le Bateau Ivre Dalam puisi Prancis juga memiliki aturan lain untuk penghitungan suku kata, antara lain, la prononciation du « e » muet, diérèse et synérèse dan license poétique Schmitt dan Viala, 1982 :134. 1 la prononciation du « e » muet. Le e en fin de mot se prononce, dans un vers,…; il intervient donc dans le compte des syllabes. Dalam sebuah sajak, e di akhir kata diucapkan dan mempengaruhi penghitungan suku kata. Nayrolles 1996 :5-6 menjelaskan lebih lanjut mengenai e muet dalam tabel berikut : 15 Tabel 4 : Bunyi e muet e muet prononcé non prononcé consonne + e + consonne les autres cas en fin de mot pourpre du e + voyelle : flammeau e + h muet : cette honnête dans un mot franchement voyelle + e+ consonne : sauraient consonne + e + voyelle : asseoir Cas particulier : en fin de vers, le e muet n‟est jamais prononcé et constitue la rime féminine. Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa e muet diucapkan apabila berada di antara dua konsonan, di akhir kata, dan apabila berada di antara dua konsonan di dalam suatu kata. Sedangkan e muet tidak diucapkan apabila setelahnya diawali oleh vokal atau h muet, di dalam kata yang berada di antara vokal-konsonan atau konsonan- vokal, dan di akhir larik tidak pernah diucapkan karena membentuk rima feminin. 2 diérèse et synérèse. Certaines voyelles consecutives peuvent être comptées pour une ou deux syllabes. Beberapa vokal yang berturut- turut dapat dihitung menjadi satu atau dua suku kata. Diérèse yaitu pengucapan vokal diftong menjadi 2 suku kata, sedangkan synérèse