29
dalam  hal  ini  konteks  data  pertama  yaitu  puisi  Le  Bateau  Ivre.  Selanjutnya dihubungkan dengan konteks data kedua yang ada diluar puisi berupa biografi
pengarang,  sosial  budaya,  deskripsi  sintaksis  bagi  materi  kebahasaan  yang dianalisis,  pemikiran  dan  perasaan  serta  makna  kebahasaan.  Penarikan
inferensi juga menggunakan konstruk analitik yaitu kesesuaian antara unit-unit data dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
3. Teknik Analisis Data
Penelitian  ini  menggunakan  metode  deskriptif-kualitatif  yaitu  peneliti memasuki dunia data  yang diteliti, memahami terus menerus objek penelitian
berupa  aspek  struktural  meliputi  aspek  bunyi,  aspek  metrik,  aspek  sintaksis, dan aspek semantik serta aspek semiotik dalam puisi yang diteliti.
Data  puisi-puisi  bersifat  kualitatif  sehingga  penjelasannya  dijabarkan dalam  bentuk  deskripsi  dan  uraian.  Deskripsi  tersebut  didapatkan  melalui
analisis terhadap puisi sehingga terbentuk pemahaman dan kejelasan. Langkah terakhir yaitu pengambilan  kesimpulan. kesimpulan diambil setelah dilakukan
pembahasan  menyeluruh  mengenai  aspek-aspek  yang  diteliti  dalam  puisi  Le Bateau Ivre karya Arthur Rimbaud.
4. Validitas dan reliabilitas
Validitas  dan  reliabilitas  diperlukan  untuk  menjaga  kesahihan  dan keabsahan  data.  Uji  validitas  dalam  penelitian  ini  dilakukan  berdasarkan
validitas  semantis  yang  didasarkan  pada  tingkat  sensivitas  suatu  metode terhadap makna-makna simbolik yang relevan dengan konteks yang dianalisis.
Dari validitas semantis, data-data mengenai  aspek bunyi,  aspek metrik, aspek
29
sintaksis, aspek semantik, dan aspek semiotik diberi makna sesuai konteksnya. Selain  itu,  diperlukan  juga  pemaknaan  diluar  konteks  dengan  mengumpulkan
referensi yang berkaitan dengan objek penelitian. Untuk  menghindari  subjektifitas  dalam  penelitian  ini,  validitas  expert
judgment atau pertimbagan ahli berupa konsultasi data dengan seseorang yang mempunyai  kemampuan  apresiasi  sastra  yang  baik  serta  kapasitas  intelektual
yang  memadai,  dalam  hal  ini  dosen  pembimbing.  Uji  reliabilitas  data  dalam penelitian  ini  adalah  reliabilitas  intrarater  yaitu  dengan  pembacaan  dan
penafsiran  berulang-ulang  puisi  Le  Bateau  Ivre  karya  Arthur  Rimbaud  untuk memperoleh data yang konsisten.
34
BAB IV WUJUD UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN WUJUD IKON, INDEKS, DAN
SIMBOL DALAM PUISI “LE BATEAU IVRE”
KARYA ARTHUR RIMBAUD
Setelah  melalui  proses  pembacaan  secara  berulang- ulang  puisi  “Le  Bateau
Ivre ” karya Arthur Rimbaud, langkah selanjutnya yaitu pencatatan data yang berupa
kata, frasa ataupun kalimat. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis struktural-semiotik.  Hasil  penelitian  tersebut  meliputi :  1  wujud  unsur-unsur
intrinsik yang berupa aspek bunyi, aspek metrik, aspek sintaksis, dan aspek semantik, 2  wujud  hubungan  tanda  dan  acuannya  yang  meliputi  ikon,  indeks,  dan  simbol
dalam  puisi “Le  Bateau  Ivre”  karya  Arthur  Rimbaud.  Berikut  ini  merupakan
pembahasan  analisis  struktural-semiotik  puisi “Le  Bateau  Ivre”  karya  Arthur
Rimbaud.
A. Wujud Unsur-Unsur Intrinsik Puisi “Le Bateau Ivre”
1. Aspek bunyi
Pembahasan    yang  dilakukan  terhadap  aspek  bunyi  dalam puisi  “Le
Bateau Ivre” untuk mengungkapkan sisi keindahan pengucapan sebuah puisi dan keterkaitannya  dengan  suasana  puisi.  Dalam  puisi  terdapat  bunyi  asosansi  dan
aliterasi  yang  memperindah  puisi.  Bunyi  tersebut  memperdalam  ucapan  dan menimbulkan suasana yang khusus serta memperluas imajinasi.
35
Analisis aspek bunyi pada puisi “Le Bateau Ivre” dimulai dari judul puisi
sebagai berikut : Le Bateau Ivre
[lǝ bato ivʀǝ] Pada judul puisi tersebut terdapat bunyi [ә] yang mendominasi tetapi tidak
terdapat  aliterasi.  Bunyi  vokal  [ә]  menggambarkan  perasaan  yang  sentimental. Vokal [
ә] tersebut berpadu dengan bunyi konsonan [l] menimbulkan suasana yang liris.  Pada  bunyi  [bato]  terdapat  kombinasi  bunyi  yang  tidak  merdu,  parau,  dan
berat.  Pada  kata  tersebut  menggambarkan  perasaan  gundah,  sedih,  dan  murung. Sedangkan perpaduan bunyi vokal [i] dengan konsonan [v] dan
[ʀ] menimbulkan bunyi yang liris, merdu dan adanya kelembutan.
Dapat  diterka  isi  dari  judul  puisi  Le  Bateau  Ivre  Kapal  Oleng  yaitu menggambarkan tentang perjalanan sebuah kapal yang oleng di tengah laut. Pada
judul ini, terdapat perpaduan yang kontras antara perasaan sedih gundah gemuruh [bato]  dengan  perasaan  yang  lembut  dan  liris
[ivʀe].  Sehingga  suasana  yang tergambarkan adalah suasana kontras yang menimbulkan perasaan yang beragam.
Analisis dimulai pada bait pertama sebagai berikut : Comme je descendais des Fleuves impassibles,
[k ᴐ ә ʒǝ
des ɔ᷈dε
de flœ
ε᷈
pasi lә] Je ne me sentis plus guidé par les haleurs :
[ ʒǝ  ǝ  ǝ
s ɔ᷈ti
ply gide pa ʀ le zalœʀ]
Des Peaux-Rouges criards les avaient pris pour cibles, [de po
ʀuʒ kʀiaʀd le zavɛ pʀi puʀ si lә] Les ayant cloués nus aux poteaux de couleurs.
[le zajᾶ  klue  y zo poto dǝ kulœʀ]
36
Bait p ertama didominasi oleh bunyi vokal keras dan tajam [a], [œ], [i] yang
menunjukkan perasaan sentimental. Kombinasi bunyi [œ] dengan [l] menimbulkan bunyi  yang  merdu  tetapi  menyimpan  perasaan  yang  kuat.  Kemudian  rasa  jeritan
yang tajam dihasilkan oleh perpad uan bunyi [i] dan [ʀ] pada kata criards dan pris.
Kemudian,  ditambah  dengan  bunyi  [a]  yang  berpadu  dengan  [z]  yang menghasilkan rasa sindiran yang kuat.
Analisis berikutnya yaitu bait kedua : Jétais insoucieux de tous les équipages,
[ ʒetɛ ε᷈zu iø dǝ tu le zekipaʒ]
Porteur de blés flamands ou de cotons anglais. [po
ʀtœʀ dǝ  le fla ᾶ u dǝ kɔtɔ᷈ ᾶglɛ] Quand avec mes haleurs ont fini ces tapages,
[k ᾶ  a ek  e zalœʀ ɔ᷈ fini se tapaʒ]
Les Fleuves mont laissé descendre où je voulais.
[le flœ ә
m ɔ᷈
l ɛse
des ɔ᷈dʀ
u ʒǝ vulɛ]
Terdapat bunyi [ ɔ᷈] yang berpadu dengan [m] menimbulkan efek kesedihan
yang  tertahan  seperti  ada  kata  flamand.  Kemudian,  ditambah  lagi  dengan perpaduan  bunyi  [l]
dan  [œ]  pada  frasa  mes  haleurs  dan  les  fleuves  menambah kesedihan itu menjadi kuat, sehingga menimbulkan perasaan yang sentimental.
Analisis bait ketiga sebagai berikut : Dans les clapotements furieux des marées,
[d ᾶ le klapɔtәmɔ᷈
fu ʀiø de maʀe]
Moi, lautre hiver, plus sourd que les cerveaux denfants, [mwa lot
ʀ i εʀ ply suʀd kǝ le seʀvo dɔ᷈fᾶ] Je courus  Et les Péninsules démarrées
[ ʒǝ kuʀy e le penε᷈zulә
dema ʀe]
Nont pas subi tohu-bohus plus triomphants. [n
ɔ᷈ pa sybi tohubohu ply t
ʀiomfᾶ]