PERSEPSI ORANG TUA PADA IKLAN PEPSODENT AYAH ADI DAN DIKA TENTANG MEMBIASAKAN MENYIKAT GIGI (STUDI PADA WARGA PERUMAHAN TAMAN GUNTER 2, KELURAHAN SUMBERREJO, KEMILING, BANDAR LAMPUNG)

(1)

iii ABSTRACT

PARENTS’PERCEPTION OFPEPSODENTAD “AYAH ADI DAN DIKA” VERSION ABOUT BRUSHING TEETH HABIT

(CASE STUDY OF THE RESIDENTS OF TAMAN GUNTER 2, SUMBERREJO SUB-DISTRICT, KEMILING, BANDAR LAMPUNG)

By

NINDYA WULANDARI

Perception determines what kind of message that we choose and ignore because the higher equality degree of perception between individual, the easier they can communicate. In this case, the object which became as the perception was Pepsodent ad “Ayah Adi dan Dika” version. This ad contains a motivational message and gives kids’ parents insight to teach their kids how to make brushing

teeth as a habit. In fact, not all of parents can realize what message of this ad. If parents can understand clearly about the implicit message from this ad, they will get solution for making their children like brushing teeth activity.

Based on the background that has been explained before, statement of problem that will be analyzed in this study is : how is parents’ perception towards

Pepsodent ad “Ayah Adi dan Dika” version about accustoming their children to

brush their teeth? The purpose of this study is to know parents’ perception of

Pepsodent ad “Ayah Adi dan Dika” version about accustoming their children to

brush their teeth and about brushing teeth activity after watching that advertisement. Therefore, in this study, the writer used descriptive research methodology through qualitative research methodology approach. Moreover, data was obtained through intensive interview, observation, documentation, and literature of study. After that, the data was analyzed and interpreted by using the theoretical framework which has been specified.

According to result study and discussion, it demonstrated that subject participants showed positive perception. They considered that Pepsodent ad “Ayah Adi dan Dika” version was good, interesting, funny, creative, and innovative. Parents who were being as subject participants had also awareness of introducing their children to brush their teeth earlier before or after that ad already existed. Pepsodent ad

“Ayah Adi dan Dika” versionbecame their reference to teach their children brush their teeth in a more relaxing way through simple game so the children does not feel bored with brushing their teeth daily. From some previous functions of ad, this ad has also another function as entertaining and educating the public. It was considered as educative ad because the message from that ad gave parents insight to teach their children brush their teeth.


(2)

i

DIKA TENTANG MEMBIASAKAN MENYIKAT GIGI (STUDI PADA WARGA PERUMAHAN TAMAN GUNTER 2, KELURAHAN SUMBERREJO, KEMILING, BANDAR LAMPUNG)

Oleh

NINDYA WULANDARI

Persepsi menentukan kita dalam memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain, karena semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, maka semakin mudah dan juga akan semakin sering mereka berkomunikasi, Dalam hal ini, objek yang dipersepsi adalah iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika. Pada iklan tersebut, berisi pesan yang bersifat memotivasi dan memberi ide untuk para orang tua yang memiliki anak kecil guna mengajarkan dan membiasakan anaknya menyikat gigi. Kenyataannya, tidak semua orang tua sadar akan pesan dari iklan tersebut. Karena apabila dipahami, pesan pada iklan tersebut secara tidak langsung memberikan solusi kepada orang tua dalam membiasakan anak menyikat gigi.

Adapun yang jadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana persepsi orang tua pada iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika tentang membiasakan menyikat gigi?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua pada iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika tentang membiasakan menyikat gigi dan tentang kegiatan menyikat gigi, setelah menonton iklan Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika. Sedangkan, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka, kemudian data tersebut diolah lalu diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan sebagai kesimpulan akhir.

Dari hasil penelitian dan pembahasan, menunjukkan bahwa persepsi yang timbul dari para informan merupakan persepsi yang positif. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika dinilai oleh para informan bahwa iklan tersebut bagus, menarik, lucu, kreatif dan juga inovatif. Para orang tua yang dijadikan informan pun sudah adanya kesadaran dalam mengajarkan anaknya menyikat gigi sedari dini. Baik sebelum atau sesudah adanya iklan tersebut. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika dijadikan mereka acuan untuk mengajarkan anak menyikat gigi dengan cara


(3)

ii

yang lebih santai, mengajak main, sehingga anak-anak tidak bosan menyikat gigi setiap hari. Dari beberapa fungsi iklan yang ada, iklan ini juga memiliki fungsi lainnya yaitu bukan hanya menghibur tetapi juga dapat mendidik khalayak. Iklan tersebut dikatakan mendidik karena pesan yang ada pada iklan tersebut memberi ide pada orang tua dalam mengajarkan anaknya menyikat gigi.


(4)

DIKA TENTANG MEMBIASAKAN MENYIKAT GIGI

(Studi Pada Warga Perumahan Taman Gunter 2, Kelurahan Sumberrejo, Kemiling, Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

NINDYA WULANDARI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

DAFTAR BAGAN

BAGAN Halaman

Bagan 1. Kerangka Pikir………. ... 34


(6)

GAMBAR Halaman

Gambar 2.1“Song Of Teeth”... 18

Gambar 2.2 “Ksatria Malam”... 18

Gambar 2.3 “Gantian Dong!”... 19

Gambar 2.4 Proses Terjadinya Persepsi... 25

Gambar 4.1“Song Of Teeth”... 45

Gambar 4.2 “Ksatria Malam”... 45

Gambar 4.3 “Gantian Dong!”... 46

Gambar 4.4 Pemeran Ayah Adi dan Dika... 46

Gambar 4.5 Perumahan Taman Gunter 2... 47

Gambar 5.1 Informan 1 ... 50

Gambar 5.2 Informan 2 ... 50

Gambar 5.3 Informan 3 ... 51

Gambar 5.4 Informan 4 ... 52

Gambar 5.5 Informan 5 ... 52


(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAN BAGAN BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi ... 8

2.1.1 Tujuan Komunikasi... 9

2.1.2 Efek Komunikasi ... 10

2.2 Komuniksai Massa ... 11

2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa ... 12

2.2.2 Komunikasi Massa Media Televisi... 14

2.3 Iklan ... 15

2.3.1 Tujuan Iklan ... 15

2.3.2 Jenis-jenis Iklan ... 16

2.4 Iklan Televisi ... 17

2.5 Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika ... 17

2.6 Persepsi... 19

2.6.1 Syarat-syarat Mengadakan Persepsi ... 20

2.6.2 Aspek Yang Mempengaruhi Persepsi ... 21

2.6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi... 22

2.6.4 Keterkaitan Persepsi Dengan Komunikasi... 23

2.6.5 Proses Psikologi Terbentuknya Persepsi ... 24

2.7 Khalayak... 25

2.8 Orang Tua ... 28

2.9 Landasan Teori ... 29

2.10 Kerangka Pikir... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 35

3.2 Definisi Konsep ... 36

3.3 Fokus Penelitian... 37


(8)

BAB IV OBJEK PENELITIAN

4.1. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika ... 43 4.1.1. Narasi Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika... 45 4.2. Lokasi Penelitian... 47 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penyajian Hasil Penelitian ... 48 5.2. Identitas Informan ... 48 5.3. Persepsi Orang Tua Terhadap Iklan Pepsodent Versi Ayah

Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi ... 54 5.4. Pembahasan... 80

5.4.1. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tujuan Penelitian ... 82 5.4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan Kegunaan Penelitian... 88 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 90 6.2. Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1. Data informan Warga Perumahan Taman Gunter 2... 49

Tabel 2. Pengetahuan informan mengenai iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika... 59

Tabel 3. Pendapat informan mengenai iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika... 59

Tabel 4.Inovatif atau tidaknya iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika ... 70

Tabel 5. Ada dan tidaknya rasa bangga pada informan ... 71

Tabel 6. Waktu pertama kali mengajarkan anak menyikat gigi... 79

Tabel 7. Mengajarkan anak menyikat gigi dengan mengikuti yang ada pada iklan... 79


(10)

DIKA TENTANG MEMBIASAKAN MENYIKAT GIGI

(Studi Pada Warga Perumahan Taman Gunter 2, Kelurahan Sumberrejo, Kemiling, Bandar Lampung)

Oleh

NINDYA WULANDARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(11)

”Tetapi hanya Allah lah pelindungmu, dan Dia penolong

yang terbaik”

(QS. Ali Imran : 150)

Allah tempat meminta segala sesuatu”

(QS. Al-Ikhlas : 2)

Jika kita menginginkan sesuatu jangan hanya

meminta. Memberi pun juga perlu


(12)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Sarwoko, M.Si. ...

Penguji Utama :Dhanik Sulistyarini, MComn&MediaSt. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

NIP. 19580109 198603 1 002


(13)

Alhamdulillahhirobbil alamin....

Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT

kupersembahkan karyaku ini kepada....

Ayah dan Bunda ku tercinta

Kebahagiaan kalian adalah prioritas dalam hidupku

Adik-adik ku tersayang

Belinda, Firza dan Raihan

Terima kasih telah menjadi cambuk semangatku

Luv U all...

Semua keluarga, sahabat, kerabat, dan orang orang yang

menyayangiku


(14)

PEMBELAJARAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU (Studi pada SLB-B Dharma Dhakti Dharma Pertiwi, Kemiling, Bandar Lampung)

Nama Mahasiswa : Nessia Puji Maha Lestari

✁✂ ✄ ✂☎✆ ✂✝ ✂✝✞✟hasiswa : 0716031053

Jurusan : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001


(15)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya ;

Nama : Nindya Wulandari

NPM : 0916031061

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Almat Rumah : Jl. Swatantra V Gg. Kuncir no.7 RT 007/ RW 02, Jatirasa, Jatiasih, Bekasi

No HP/Tlp Rumah : 082181801299

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent Versi Ayah Adi Dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi (Studi Pada Warga Taman Gunter 2, Kelurahan Sumberrejo, Kemiling, Bandar Lampung) adalah benar–benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak– pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak – pihak manapun.

Bandar Lampung, 14 Februari 2013 Saya yang menyatakan,

Nindya Wulandari NPM. 0916031061


(16)

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad Saw.

Skripsi dengan judul “Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent Versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang banyak berjasa dalam memberikan dorongan, motivasi, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis, antara lain:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus dosen pembahas dalam penulisan skripsi ini atas segala keikhlasannya dalam memberikan saran dan masukan kepada penulis.

3. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt, selaku Sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi.


(17)

4. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si, selaku dosen Pembimbing Utama dalam penuliasan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan, pengalaman hidup, kebaikan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama kuliah serta apresiasi penulis ucapkan atas komitmen bapak dalam membantu tidak hanya penulis tetapi juga seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi.

5. Seluruh jajaran dosen Fisip Universitas Lampung terutama Jurusan Ilmu Komunikasi antara lain; Ibu Ida, Ibu Nina, Ibu Wulan, Ibu Andi Windah, Ibu Hestin, Ibu Tina, Ibu Ana, Ibu Fri, Ibu Nanda, Pak Toni, Pak Teguh, Pak Firman, Pak Riza, Pak Cahyono, Pak Agung, Pak Ibrahim, dan Pak Andi Corry yang telah memberikan ilmu bermanfaat selama penulis menimba ilmu di jurusan ini.

6. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, antara lain; Mas Yul, Mas Tur, Pak Pitoyo, Mas Agus, Mas Edi, Pak Johari dan Mas Maryanto yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.

7. Ayah dan Bundaku tercinta atas segala kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus untuk anakmu ini. Terima kasih atas segala pengorbanan untuk anak-anakmu, Wulan selalu berdo’a agar kelak masih diberikan waktu olah-Nya untuk membahagiakan Ayah dan Bunda. Maaf atas segala kesalahan dan khilaf yang sering Wulan perbuat ya Bun, Yah. Semoga Allah memberikan kemampuan kepadaku untuk membahagiakan Ayah


(18)

8. Ketiga adikku tersayang, Belinda Annisya Putri, Muhammad Ghifari Firza dan Muhammad Raihan Hidaya Syifa atas segala kasih sayang, do’a, semangat, rindu yang tak pernah putus untuk kakak. Semoga kakak bisa dijadikan motivasi untuk kalian terus maju meskipun terlalu banyak kekurangan yang ada pada diri kakak. Kalian lah cambuk terkuat untuk kakak agar segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Akas Nachrowi dan Tombay Masnun di Lampung terima kasih yah Kas, Mbay atas segala do’a dan dukungan untuk Wulan. Terima kasih Buat Mami Nas–Papi Man, Mama Ani-Papa Makri, Mama Wani–Papa Amin, Bude Rohil–Pakde Jun, Ama Dan–Ama Nia, Ama Shoeri–Tante Lilis, Ama In-Tante Vivi, Om Chairul-Bibi Ida, Om Yoga-Bibi Mari serta 25 Sepupuku yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian. Aamiin.

10. (Alm) Kakek Dachlan dan Nenek Djuriah di Medan. Bude Sulas, Bude Atik, Bude Mamik, Pakde Darwis, Paklek Awin, Paklek Ayun, Paklek Agus dan Bu Ani, serta sepupu-sepupu yang ada di sana. Buat Abang Indra dan Abang Maizar, walaupun kita sepupuan tapi kalian sudah menjadi abang terbaik yang wulan miliki. Semua motivasi, do’a dan cerita hidup kalian jadi pandanganku untuk melanjutkan hidup ke tahap selanjutnya. Semoga Allah SWT masih menyiapkan waktu untuk Wulan berjumpa dengan kalian lagi di sana.


(19)

11. Ridwan Akmal, S.I.Kom. yang selalu memberikan dukungan, bantuan dalam segala hal baik doa, semangat, rasa cinta dan kasih sayang untuk penulis. Priamultitalent yang bisa menjadi pacar, kakak dan teman curhat yang baik buat aku, selalu memberikan motivasi, perhatian dan nasehat yang selalu membantu penulis selama masa perkuliahan. Terima kasih ya kak, buat rasa sabar dan kedewasaan yang selalu diberikan dalam menemani dan mengisi perjalanan hidupku. Terima kasih buat cinta nano-nano nya yang membuat hidupku penuh rasa. Untuk Mama Purnamawati dan Bapak Suwarno terima kasih atas perhatiannya jadi merasa memiliki tambahan orang tua. Kak Ibnu Rusyid dan Mba Ariani, Fatoni Adyahya serta Aurel, terima kasih sudah menjadi keluarga yang baik untukku. 12. Saudara tak sedarah ketemunya waktu kuliah, Mba Aulia Mustika (terima

kasih mba buat nasehat-nasehat yang membangun serta penuh kode-an. Haha), Mba Radhia Amini (mba yang suka heboh, orang Padang asli tapi Betawi tulen. Terima kasih ya mba, buat semangat dan do’a nya), Mba Arini Setya Prihartini (mba yang sering tiba-tiba kepleset kalau jalan dan penghafal daftar harga yang baik di Supermarket, terima kasih ya mba buat perhatiannya saat masih di kosan), Sista Budi Wicaksana Putra (sista yang paling syiib buat diajak ngegosip, haha), Kak Boengky Pramudya Wijaya (jangan sakit-sakit lagi yah ceh. Makan-nya jangan kalap lagi ya. Hihi), Kak Fhata Z’ AF Al’ Ali (Kakek yang selalu berjiwa muda, semangat kong buat raih cintanya. Hehe), Kak Ghufron Pamungkas (terima kasih ya kak Momon atas bantuannya, sehingga risetnya berjalan dengan mulus), Kak Ryan Lebarando (seorang kakak yang berhasil


(20)

Semangat bang, skripsinya). Terima kasih sudah menjadi kakak dan mbak yang sangat baik, selalu memberikan semangat serta pandangan hidup. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua dan juga semoga darah persaudaraan ini selalu mengental dalam jiwa kita masing-masing. Amiiin. 13. Sahabat terbaikku Monica Reinca Larasaty dan Dewi Pratiwi (Terima kasih ya sayang, buat semua dukungan, do’a dan semangatnya). Serta Taufiqqurrahman (pantang wisuda sebelum ketemu jodoh yah pik :P). Terima kasih untuk persahabatan yang kita pupuk sejak SMA. Semoga Kita untuk selamanya dan kelak mimpi-mimpi kita bisa terwujud satu persatu. Aamiin. Love you guys.

14. Kocu Sisters : Marissa (si missperfectsionistpenggila kucing, terima kasih banyak yah ca buat segala bantuannya, maaf kalau gw pernah khilaf ), Verina Cesar (ipeh si wanita keras kepala namun hatinya setegar karang, terima kasih ya peh buat bantuannya) , Rica Romalisa (si bebeh yang entah dari kapan kita bersama, terima kasih ya beh buat bantuannya selama kuliah. awet yah sama nay), Betty Yuniar (si sexy se-Komunikasi 2009, terima kasih ya buat bantuannya selama kuliah. Awet ya sama si pak polisi) dan Annisa Faisal (Miss galau karna LDR, tenang cak jarak bukan penghambat segalanya. Terima kasih ya cak buat bantuannya, maaf juga kalau sering kena bully). Terima kasihh ya sayang buat kebersamaan kita selama ini, sukses buat kita semua.


(21)

Kocu Brothers : Jody Arfianto, M. Nugraha Okta F, Ricky Ferryan Panji, Olan Erfian Domas, Aan Pratama, Agustian, Riyan AR, Iqbal Hamda, Budiman Wijaya (terima kasih ya abang-abang kece telah menjadi pria-pria tangguh selama saya kuliah disini, terima kasih buat perjalanan ngalor-ngidulnya, buat kelucuan dari tingkah laku kalian. Semangat Skripsinya ya. Sampai jumpa di petualangan selanjutnya).

Meskipun kebersamaan kita sangat singkat, tapi semua kenangan kita masih terukir jelas di ingatan gw. Sukses buat kita semua ya, Kocu-ers. 15. Komunikasi 2009 : Nurdiyah Agung L (beh, buruan kelarin skripsinya.

Semangat ya, terima kasih banyak buat bantuannya selama gw disini, maaf kalo gw pernah khilaf), Kurniawati, Febria Nurul Hikmah, Ainun Indah, Marini, Puri Tirtani H, Susanti Sulistyorini, Aristina Komsiati (terima kasih ya wanita-wanita hijabers buat kebaikan dan keramahan kalian kepada saya. Adem rasanya liat kebersamaan kalian. ). Meilina Rahmadianni, Yoana Amalia, Rezita Afifa Riyuza, Yulia Hertina, Fillia Tuah Putri, Indra Julianta, Indra Bangsawan, Radhit Gugi, Jesryan, Andrew SB Gumay, Agus Saputra, Fellicia Cholifa (Adun Atuners yang kompak dan ceria selalu. Semangat buat skripsinya ), M. Fuad S, Hengky Yuliansyah, Anda Putra, Anugra (para ikhwan yang selalu apa adanya, sukses buat kalian juga semangat buat skripsinya), Dimas Adi Jayasakti, Dian Noviansyah, Sofia, Virdyas Eka D (Para vokalis yang punya suara yang cetar membahana, sukses buat band kalian juga buat skripsinya. Semangat ), Resta Revitha Reza, Ruth Y. Gloria, Titania Sekar, Yustika Rani, Friska Frindira, Farina Virginia, Detty Intan P, Dwi


(22)

Cesariana, Anju Frans, Firstin (Batak-ers mania. Horas Bah! Semangat skripsinya dan sukses buat ke depannya), Desisonia Lilia H, Poppy Suryanti, Ismia Dwi A, Veny Malida, Aryanti Widyaningrum (buruan skripsinya, pria masa depan telah menanti loh :p), Ahmad Fadli Arif (sukses jadi creative designernya pad, jangan lupa skripsinya), Ricky Randa, Andi Irawan, Rizky Adevta, Gilang Dewandaru, (semangat skripsinya), Ferdian Satria, M. Umaruddinsyah Mokoagow, Dendi, Reza Christian, Fendi, Rully Saktian Putra, M. Ilham Suci, (ayo semangat skripsinya ya!), Yuris Morina, Nur Octavia dan Dwita Prayosa (semangat ya skripsinyaa). Terima kasih telah menjalin kebersamaan selama kita kuliah. Semoga kita semua sukses dan mencapai tujuan kita masing-masing dengan selamat. Amiiinnn.. sampai jumpa di pertemuan selanjutnya.

16. Kak Kristiawan (kakakku yang selalu mengayomi dan terkadang suka menyebalkan, terima kasih ya kak buat dukungan dan bantuannya), Mas Pendi (terima kasih banyak yah mas, maaf sering direpotin), Mas Hajar dan Kak Nior, Mba Dwi, Mba Yuli.

17. Komunikasi angkatan 2000-2008 : Mba Meylin Azizah (terima kasih ya mba buat bimbingan ”skripsi” nya, hehe.), Mba Nessia (Asiiik, sebentar lagi aku jadi aunty. Semoga mba dan calon babynya sehat selalu ya), Mba Winda, Mba Vio, Mba Ade, Mba Septi Winda, Kak Agi, Kak Isha, Kak Yasir, Kak Doni, Kak Ricky, Kak Heru, Mba Abel, Kak Rino, Kak Feri,


(23)

Kak Hafiz, Kak Obi, Kak Bayu, Kak inal, Kak wahyu ’kiting’, Kak Krisna, Mbak nisa, Kak Okta, Mbak Aini, Mbak Nina, Mbak Gilang, Mba Rezty, Mba Sarah, Mba Jesyka, Mba Isti, Mba Elok, Mba Sulis, Mba Fita, Kak Bagus dan maaf bagi yang tidak disebutkan namanya, terima kasih atas bimbingan dan nasehat yang telah diberikan.

18. Komunikasi 2010-2012 Rina (Please na, Move on!), Dewi (Jangan galau karna jomblo dew, mending buruan skripsi. hihi), Ardika (semangat yai kuliah dan skripsinya nanti), Deka (pantang menyerah ya ka, hidup harus punya target loh) Ahong, Vi, Utum, Shinta, Atod, Fina, Ata, Rizky, Bowo, Ojan, Wahdiya, dan maaf bagi yang belum disebutkan. Semangat buat berkarya di HMJ, semangat juga buat kuliah dan skripsinya kelak.

19. Seluruh keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi Unila yang belum tersebutkan namanya ” maaap banget!!”

20. Teman – teman Beswan Lampung Angkatan 27 (Sarah, Daeng, Uska, Nisa, Tere, Nana, Aris, Layla, Budi )

21. Teman-teman KKN Desa Menanga Jaya. Tama, Guruh, Elsa, Indah, Nopen, Reza, Bang Anton, Eva.

22. Teman–teman SD, SMP, dan SMA penulis.

23. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum tersebutkan sebelumnya. Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penulis,


(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba hubungan dan mempergunakan berbagai cara, alat, media dan lain-lain. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

Sebuah proses komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila pesan yang disampaikan mendapatkan feedback yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, terkadang pesan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik dan mudah dimengerti oleh penerimanya.

Iklan adalah “setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi

seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk

berfikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan” (Pattis, 1993,1). Iklan merupakan “media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar


(25)

2

persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan”(Jefkins,

1997:18).

Dari sudut pandang yang lain, dapat dilihat bahwa iklan pada dasarnya merupakan pesan atau informasi (stimulus) kepada masyarakat (organism). Melalui iklan tersebut, perusahaan selaku komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan seperti pesan mengenai produk, kegunaan atau informasi lainnya. Iklan disampaikan kepada khalayak dengan menggunakan media seperti media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lain sebagainya) dan media elektronik (televisi dan radio).

Pada saat iklan disampaikan dengan menggunakan media komunikasi massa, baik elektronik maupun cetak, maka telah terjadinya pada proses komunikasi massa. Pesan yang terdapat dalam iklan telah tersampaikan ke khalayak luas, heterogen dan anonim. Meskipun pesan yang terdapat dalam iklan telah dikemas sedemikian rupa hingga menyesuaikan khalayak yang dituju, tidak menutup kemungkinan bahwa iklan tersebut dapat diliat oleh khalayak luas dari berbagai media massa yang tersedia.

Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang banyak dimiliki oleh masyarakat. Media televisi juga dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karna perkembangan teknologinya begitu cepat (Effendy, 2003:174) . Iklan televisi dapat didefinisikan sebagai bentuk pesan yang berisi informasi produk, jasa atau pun ide, yang disajikan dalam bentuk suara dan gambar (audiovisual) yang


(26)

disampaikan melalui media massa televisi melalui proses dan tahapan tertentu sebelum disiarkan kepada khalayak televisi. Adanya perpaduan antara sifat audio (suara, musik, dan lainnya) dengan gambar, model, latar, serta warna-warna yang dapat ditangkap oleh indera visual, membedakan iklan televisi dengan iklan radio dan media cetak (Akmal, 2011:16).

Salah satu iklan televisi yang dimaksud adalah iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika. Iklan tersebut menggambarkan seorang ayah (Ayah Adi) yang mengajak anaknya (Dika) untuk menyikat gigi secara teratur. Iklan tersebut merupakan salah satu bentuk kampanye baru ‘Sikat Gigi Pagi + Malam’ yang dirancang untuk membuat anak-anak suka menyikat gigi dan menciptakan sebuah momen yang menyenangkan bagi orang tua dan anak. Dengan inspirasi dari riset Pepsodent terhadap pandangan ibu tentang pengalaman menyikat gigi mereka bersama anak-anak dan riset ilmiah tentang sebuah iklan televisi yang sukses di Indonesia yang mengubah kebiasaan menyikat gigi.

drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc- Professional Relationship ManagerPepsodent PT. Unilever Indonesia Tbk. percaya bahwa kampanye ini memiliki solusi menyeluruh yang inspiratif untuk mengajak anak-anak dan orang tua menyikat gigi mereka di pagi dan malam hari. Indonesia adalah negara Asia pertama yang meluncurkan kampanye global Pepsodent ‘Sikat Gigi Pagi + Malam’, dan hal ini sangat relevan mengingat kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak masih dalam taraf yang mengkhawatirkan, karena kurangnya penanaman akan arti penting memelihara kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Bahwa rata-rata ada 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun yang menderita penyakit gigi dan mulut patut menjadi perhatian


(27)

4

karena kondisi itu akan berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka.

(http://www.unilever.co.id/id/aboutus/newsandmedia/siaranpers/2009/pepsodent_ pagimalam.aspx diunduh pada hari Kamis, 20 September 2012 22:42 WIB)

Dalam iklan ini, berisi pesan yang bersifat memotivasi dan memberi ide untuk para orang tua yang memiliki anak kecil guna mengajarkan dan membiasakan anaknya menyikat gigi. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang tua sadar akan pesan dari iklan tersebut. Sehingga menurut penulis iklan ini sangat baik untuk dilakukan penelitian, karena pesan pada iklan tersebut secara tidak langsung memberikan solusi kepada orang tua dalam membiasakan anak menyikat gigi.

Selain itu, Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika sejalan dengan fungsi iklan itu sendiri. Dimana, menurutWright (1978), S.W. Dunn (1978) dan Bover (1976) yang dikutip dariAlo Liliweri (1998) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk menjual informasi tentang barang, jasa, maupun gagasan melalui media sebagai upaya :

a. Mengidentifikasi produk dan menjelaskan perbedaannya dengan produk lain.

b. Menganjurkan penggunaan produk baru secara bertahap.


(28)

d. Membangun rasa cinta dan dekat pada produk untuk mengikat konsumen dalam jangka waktu yang lama.

2. Fungsi komunikasi

Fungsi komunikasi adalah upaya memberi penerangan dan informasi tentang produk, memberi pesan yang berbau pendidikan, menciptakan pesan yang bersifat menghibur, dan mempengaruhi khalayak untuk dekat dan selalu membeli dan memakai produk secara tetap.

3. Fungsi pendidikan

Melalui iklan, orang dapat belajar sesuatu dari yang dibacanya, ditonton maupun didengar. Khalayak dapat mengkonsumsi produk yang sesuai untuk mereka dan dapat memperbaiki gaya hidup mereka menjadi lebih baik.

4. Fungsi ekonomi

Keuntungan ekonomis yang diperoleh khalayak melalui iklan adalah mereka lebih mudah mengakses produk yang dibutuhkan yang bisa menjadikan khalayak efisien dari segi biaya.

5. Fungsi sosial

Dalam fungsi sosial, iklan membantu menggerakan perilaku khalayak untuk lebih baik.


(29)

6

Alasan penulis memilih judul Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi karena penulis mengharapkan iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika tidak hanya dipandang oleh masyarakat khususnya orang tua sebagai iklan komersial biasa, akan tetapi iklan tersebut berisi pesan yang dapat menjadi inspirasi orang tua dalam hal mengajarkan anaknya menyikat gigi.

Adapun dipilihkan Warga Perumahan Taman Gunter 2, Kelurahan Sumberrejo,Kemilingsebagai tempat penelitian dikarenakan orang tua di perumahan tersebut mayoritas memiliki anak dibawah 12 tahun. Sedangkan alasan memilih orang tua karena target iklan tersebut ditujukan kepada orang tua.

Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

Bagaimana Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi?


(30)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi.

2. Untuk mengetahui persepsi orang tua tentang kegiatan menyikat gigi, setelah menonton iklan Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.


(31)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Erdward Depari dalam Widjaja (2000 :88-89) mengemukakan bahwa komunikasi memberikan pengertian sebagai proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti dilakukan oleh penyampai pesan (source, komunikator sender) ditujukan kepada penerima pesan (receiver), communicant, audience. Dalam proses komunikasi tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal.

Lasswell menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi, antara lain :


(32)

b. Kedua adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

c. Ketiga adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. 2.1.1 Tujuan Komunikasi

Menurut A. W. Widjaja (2000:66-67), komunikasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :

a) Pesan dapat dimengerti

Supaya pesan yang disampaikan komunikator dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang komunikator maksudkan.

b) Memahami orang lain

Sebagai komunikator harus mengerti aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan.

c) Supaya gagasan diterima orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan komunikator diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

d) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih banyak


(33)

10

mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.

2.1.2 Efek Komunikasi

Menurut Effendy (2004: 6-7), yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni :

a) Dampak Kognitif

Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.

b) Dampak Afektif

Dampak Afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya (menimbulkan perasaan tertentu), misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.


(34)

c) Dampak Behavioral

Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak Behavioral, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.

2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2005 : 36).

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media (Onong Uchjana Effendy, 2003 : 80).

Menurut Jalaludin Rakhmat (2005: 189) , komunikasi massa dapat diartikan juga sebagai komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dll) atau media elektronik (televisi, radio dan film) sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Sedangkan menurut Wawan Kuswandi (1996 : 16) komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa yang dimaksud adalah para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Umumnya proses komunikasi


(35)

12

massa tidak menghasilkan “feedback” (umpan balik) yang langsung,tetapi

tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu : (1) jumlahnya besar, (2) antara individu tidak ada hubungan/ organisatoris ; dan (3) memiliki latar belakang social yang berbeda.

2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Joseph R. Dominick (Effendy, 2006:29-31), yaitu :

a. Pengawasan(Surveillance)

Surveillance mengacu pada apa yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Fungsi pengawasan terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Pengawasan peringatan(Warning or beware surveillance)

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer.

2. Pengawasan instrumental(instrumental surveillance)

Pengawasan jenis ini, berkaitan dengan informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. Yang juga perlu


(36)

dicatat ialah bahwa tidak semua contoh pengawasan instrumental seperti disebutkan di atas terjadi yang kemudian dijadikan berita.

b. Interpretasi(interpretation)

Fungsi pengawasan erat sekali kaitannya dengan fungsi interpretasi.media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu.

c. Hubungan(linkage)

Fungsi hubungan yang dimiliki oleh media itu sedemikian berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “publik making ability of the mass media” atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal tersebut berkaitan dengan perilaku seseorang, baik positif konstruktif maupun negatif destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya.

d. Sosialisasi

Sosialisasi adalah transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu pada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku serta nilai-nilai apa saja yang penting.


(37)

14

e. Hiburan (entertainment)

Mengenai hal ini sudah tampak jelas ada pada televisi, film dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubric-rubrik hiburan selalu ada, baik itu cerita pendek (cerpen), cerita panjang maupun cerita bergambar.

2.2.2 Komunikasi Massa Media Televisi

Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Komunikasi massa media televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi massa media tersebut, lembaga penyelenggara bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media televisi bersifat “transitory” (hanya meneruskan) maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa media tersebut, hanya dapat didengar dan dilihat secara sekilas. Pesan-pesan di televisi bukan hanya didengar, tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (Kuswandi, 1996 : 16).

Tujuan dari pesan yang disampaikan melalui televisi bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan, atau sebagai bahan informasi (Kuswandi, 1996:17).


(38)

2.3 Iklan

Iklan (Advertising) berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah menggiring orang pada gagasan (Durianto, 2003:1). Iklan merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Widyatama, 2009:16).

Iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non-komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. (Dunn & Barbaban, 1978 : 8). Ruang yang dibayar di sini berada pada media dimana iklan tersebut disampaikan kepada khalayak.

Definisi dari iklan dapat disimpulkan sebagai bentuk pesan yang bersifat non-personal yang berisi informasi berupa produk, jasa ataupun sebuah informasi yang ditujukan kepada publik agar mendapatkan perhatian, maupun dukungan publik secara persuasif melalui media massa berbayar yang dilakukan oleh lembaga komersial, non-komersial maupun perorangan (Akmal, 2011 :14).

2.3.1 Tujuan Iklan

Menurut Robert V. Zacher (Sumartono, 2002 : 66) ada dua sudut pandang untuk mengetahui maksud atau tujuan dari sebuah aktivitas periklanan yang dilakukan, yaitu sudut pandang perusahaan yang beriklan dan sudut pandang konsumen. Sudut pandang perusahaan yang merupakan tujuan periklanan, antara lain :


(39)

16

a. Menyadarkan komunikan dan memberi informasi tentang suatu barang dan jasa atau ide.

b. Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun ide yang disajikan dengan memberikan prefernsi kepadanya. c. Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan

dalam iklan dan karenanya menggerakkannya untuk memiliki atau menggunakan barang/ jasa yang dianjurkan.

Sedangkan dari sudut pandang konsumen, iklan menjadi media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, funsi produk maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk (Durianto, 2003:6).

2.3.2 Jenis-jenis iklan

Menurut Madjadikara (2004:17-18) jenis iklan terbagi menjadi dua, yaitu : a. Iklan Komersial dan Non Komersial

Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Sedangkan iklan non komersial merupakan bagian dari kampanye social marketingyang bertujuan

“menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat

(publik service).Iklan jenis ini biasanya disebut Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Biasanya,pesan iklan ini berupa ajakan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau mengubah suatu kebiasaan atau perilaku


(40)

b. IklanCorporate

Merupakan iklan yang bertujuan membangun citra (image) suatu perusahaan yang pada akhirnya tentu diharaokan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi perusahaan tersebut.

2.4. Iklan Televisi

Iklan televisi dapat diartikan sebagai bentuk pesan yang berisi tentang informasi produk, jasa maupun ide. Disajikan dalam bentuk suara dan gambar (audiovisual) yang disampaikan melalui media massa berupa televisi melalui proses dan tahapan tertentu sebelum disiarkan kepada khalayak televisi. Adanya perpaduan antara sifat audio (suara, musik, dan lainnya) dengan gambar, model, latar, serta warna-warna yang dapat ditangkap oleh indera visual, membedakan iklan televisi dengan iklan radio dan media cetak (Akmal, 2011:16).

2.5 Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika

Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika yang digunakan adalah bertema “Song Of Pada penelitian ini iklanTeeth”, “Ksatria Malam” dan “Gantian Dong!”. Berikut narasi dari ketiga tema tersebut :

a. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika bertema“Song Of Teeth”. Iklan ini berceritakan tentang Dika yang bosan untuk menyikat gigi. Lalu sang Ayah (Ayah Adi) menyanyikan lagu gigi dengan beraneka gaya.


(41)

18

Dengan lirik sebagai berikut : “Aku gigi, mulut rumahku. Agar sehat dan kuat, aku perlu disikat setiap hari”.

Gambar 2.1“Song Of Teeth”

b. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika bertema “Ksatria Malam”.

Iklan ini bercerita tentang Ayah Adi yang menceritakan ke Dika bahwa ksatria malam tidak bisa mengalahkan monster yang ada di gigi. Lalu ayahnya menganjurkan Dika untuk membantu ksatria malam membasmi monster yang ada di gigi. Sehingga Dika menyikat giginya untuk membantu si ksatria malam membasmi monster.

Gambar 2.2 Ksatria Malam

c. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika bertema “Gantian Dong!”.

Iklan ini bercerita tentang Dika yang tidak mau menyikat gigi. Biasanya sang ayah mengajarkan Dika untuk selalu menyikat gigi. Namun, akhirnya sang Ayah meminta diajarkan secara bergantian. Lalu Dika pun mengajarkan ayahnya tentang pentingnya menyikat gigi.


(42)

Gambar 2.3 “Gantian Dong!”

2.6 Persepsi

Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002:1146) adalah: a. Tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan.

b. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. c. Pandangan dari seorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa

yang didapat atau diterima.

Menurut Desiderato , persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Secara singkat, persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi(sensory stimuli) (Rakhmat, 2001:51).

Sedangkan menurut Joseph A. Devito (1997:75), persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran.


(43)

20

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan persepsi adalah proses memberi makna dari pengalaman yang segera dan tidak menggunakan penguraian verbal, simbolis atau konseptual yang berhubungan dengan kegiatan inderawi secara selektif, sehingga manusia memperoleh pengetahuan dan informasi baru serta memberikan respon terhadap stimuli yang diterima.

2.6.1 Syarat-syarat Mengadakan Persepsi

Bimo Walgito (1993:76) dalam buku “Psikologi Umum” mengemukakan bahwa

untuk mengadakan persepsi ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu : a. Adanya objek yang dipersepsi, objek yang menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indera atau receptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (receptor) ataupun dapat datang langsung dari dalam mengenai saraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus disamping itu harus ada pula saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor atau susunan saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Selain itu alat indera sebagai alat untuk mengadakan respon juga saraf motoris.

c. Untuk menyadari atau mengadakan pandangan, diperlukan pula adanya perhatian yang merupakan langkah pertama suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa adanya perhatian, tidak akan terjadi persepsi. Perihal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan


(44)

persepsi ada syarat-syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan psikologis.

Proses persepsi menurut Bimo Walgito (1993:76) berlangsung sebagai berikut : a. Stimulus mengenai panca indera, ini merupakan proses yang bersifat

kealaman (fisik).

b. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris ini merupakan proses fisiologis.

c. Di otak sebagai pusat susunan saraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang diterima melalui alat indera, proses yang terjadi dalam otak ini merupakan proses psikologis.

2.6.2 Aspek Yang Mempengaruhi Persepsi

Ada beberapa aspek yang membuat suatu objek dapat di persepsi dengan berbeda-beda dengan yang lain, yaitu :

a. Perhatian, biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada pada sekitarnya sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatiannya pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus menyebabkan perbedaan persepsi.

b. Set, yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul misalnya seorang pelari yang siap start terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol di saat harus lari.


(45)

22

c. Kebutuhan, kebutuhan sesaat atau menetap dari seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang tersebut.

d. Sistem nilai, sistem yang bergantung dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada persepsi.

e. Ciri kepribadian, misalnya Adan B bekerja di suatu kantor. A seseorang yang penakut akan memandang atasannya sebagai tokoh yang menakutkan. Sedangkan B penuh dengan percaya diri menganggap atasannya sebagai orang yang dapat diajak bergaul seperti orang yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya (Sarwono, 1983:43-44). 2.6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang dapat berubah, misalnya dari baik menjadi buruk dan sebaliknya. Menurut Mar’at (1982) dalam buku “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengakuannya”, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain:

a. Faktor pengalaman

Suatu keadaan atau aktifitas yang pernah dilewati seseorang dalam hidupnya menjadi pengalaman hidup serta pelajaran baginya dan mempengaruhi hidupnya.

b. Faktor proses belajar

Peroses belajar merupakan tingkatan atau fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari sesuatu.


(46)

c. Faktor cakrawala

Merupakan pandangan dan memiliki wawasan objek. d. Faktor pengetahuan

Kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaannya, tahyul dan penerangan-penerangan yang keliru. Pengetahuan tersebut diperoleh dari kenyataan dengan mendengar radio, menonton film, televisi, dan lain-lain. Hal-hal tersebut diterima dan diolah oleh otak.

2.6.4 Keterkaitan Persepsi Dengan Komunikasi

Menurut Rudolph F. Verderber (Mulyana, 2001:167) persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi. Sedangkan persepsi menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot adalah cara organisme dalam memberi makna.

Persepsi dapat disebut dengan inti komunikasi, karena apabila persepsi kita tidak akurat, maka menutup kemungkinan kita dapat berkomunikasi secara efektif. Persepsi juga yang menentukan kita dalam memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain, karena semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, maka semakin mudah dan juga akan semakin sering mereka berkomunikasi, sehingga nantinya akan membentuk suatu kelompok identitas atau kelompok budaya yang efektif dan juga komunikatif.


(47)

24

2.6.5 Proses Psikologi Terbentuknya Persepsi

Pada umumnya, manusia akan secara langsung mempelajari stimulus yang telah diterimanya, kemudian diolah berdasarkan pengalaman dan terjadi proses belajar melalui komponen kognitifnya sehingga terbentuk sikap terhadap stimulus berdasarkan motivasi tertentu.

Bimo Walgito (2002) mengemukakan proses-proses terjadinya persepsi :

1. Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman.

2. Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal.

3. Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.

Kemudian secara lebih detail Gibson (1990) berpendapat mengenai proses

terjadinya persepsi yaitu mencakup penerimaan


(48)

stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.

Dari beberapa pendapat di atas, maka proses terjadinya persepsi dapat divisualisasikan dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Proses Terjadinya Persepsi

Sumber : Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial.Yogyakarta : Andi offset.

2.7 Khalayak

Khalayak adalah kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi, misalnya kelompok penonton televisi, kelompok pendengar radio, atau pun kelompok pembaca surat kabar (Harimurti, 1948:48).


(49)

26

Sedangkan menurut Effendy (1998:21), khalayak adalah sasaran khalayak massa dari orang-orang heterogen, meliputi penduduk yang berbeda tempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, tingkat pendidikan yang tidak sama, dari kebudayaan yang beragam, berasal dari lapisan masyarakat dengan pekerjaan yang beraneka ragam. Sehingga mereka berbeda dalam kepentingan, taraf hidup dan derajat kehormatan. Tetapi, dalam heterogenitas komunikan terdapat pengelompokkan komunikan yang memiliki minat yang sama terhadap media massa beserta jenis-jenis pesan yang disiarkan.

Ada tiga aspek yang menurut Cangara (2005:240-249) perlu diketahui oleh seorang komunikator mengenai khalayaknya, yaitu :

1. Aspek Sosiodemografik, meliputi antara lain :

a. Jenis kelamin, apakah khalayak itu mayoritas pria atau wanita. b. Usia, apakah khalayak umumnya anak-anak, remaja, atau orang

tua.

c. Populasi, apakah jumlah khalayak yang ada kurang dari 10 atau lebih dari 50 orang.

d. Lokasi, apakah khalayak umumnya tinggal di desa atau di kota. e. Tingkat pendidikan, apakah mereka sarjana, rata-rata sarjana atau

hanya tamatan sekolah dasar.

f. Bahasa, apakah seluruh khalayak bisa mengerti Bahasa Indonesia atau tidak.


(50)

g. Agama, apakah seluruh khalayaknya memeluk satu agama atau memeluk beranekaragam agama.

h. Pekerjaaan apakah khalayak umumnya petani, nelayan, guru atau pengusaha.

i. Idiologi, apakah mereka pada umumnya anggota partai atau tidak. j. Pemilihan media, apakah mereka rata-rata memiliki pesawat

televisi atau berlangganan surat kabar atau tidak.

2. Aspek profil psikologis, ialah memahami khalayak adri segi kejiwaan, yaitu :

a. Emosi, apakah mereka rata-rata memiliki tempramen yang mudah tersinggung, sabar atau periang.

b. Bagaimana pendapat-pendapat mereka.

c. Adakan keinginan mereka yang perlu dipenuhi.

d. Apakah mereka semua ini menyimpan rasa kecewa, fantasia tau dendam.

3. Aspek karakteristik, antara lain :

a. Hobby, apakah mereka semua suka olahrag, menyanyi atau pelesiran.

b. Nilai dan Norma, hal-hal apa yang menjadi abu bagi mereka. c. Mobilitas sosial, apakah suka bepergian atau tidak.


(51)

28

d. Perilaku komunikasi, kesukaan berterus terang atau tidak.

Dari ketiga aspek di atas, dapat disimpulkan bahwa khalayak merupakan sasaran komunikasi yang berbeda-beda. Baik tempat tinggal, suku, umur, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Akan tetapi memiliki kesamaan minat terhadap pesan-pesan yang disiarkan. Dalam penelitian ini, khalayak yang dimaksud adalah Warga Perumahan Taman Gunter 2, Kelurahan Sumberrejo,Kemiling yang sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak di bawah usia 12 tahun.

2.8 Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan ibu adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya (Mardiya, 2000). Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

(http://www.repository.usu.ac.id/pengertian-orang-tua/2Fbitstream%2FChapter%2520II.pdf diunduh pada Sabtu, 08 September 2012 03:07 WIB)


(52)

2.9 Landasan Teori

Teori Difusi Inovasi

Everett M. Rogers mengemukakan bahwa difusi sebagai proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru (Effendy, 2003:284).

Unsur-unsur utama difusi ide adalah : 1. Inovasi

2. Yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu 3. Dalam jangka waktu tertentu

4. Di antara para anggota suatu sistem sosial

Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru oleh seseorang. Ada lima ciri inovasi menurut Rogers (1983:35) adalah sebagai berikut :

1. Relative advantage(keuntungan relatif)

Relative advantage adalah suatu derajat dengan mana inivasi dirasakan lebih baik daripada ide lain yang menggantikannya. Derajat keuntungan relatif tersebut dapat diukur secara ekonomis, tetapi faktor prestasi social, kenyamanan, dan kepuasan juga merupakan unsur yang penting.


(53)

30

Adalah suatu derajat dengan mana inovasi dirasakan konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman, dan kebutuhan mereka yang melakukan adopsi.

3. Complexity(kerumitan)

Adalah mutu derajat dengan mana inovasi dirasakan sukar untuk dimengerti dan dipergunakan.

4. Trialbility(kemungkinan dicoba)

Adalah mutu derajat dengan mana inovasi dapat dieksperimentasikan pada landasan yang terbatas.

5. Observability(kemungkinan diamati)

Adalah suatu derajat dengan mana inovasi dapat disaksikan oleh orang lain.

Menurut Rogers, media massa sangat efektif sebagai sarana menyebarkan inovasi sehingga terciptanya pengetahuan bagi khalayak mengenai inovasi, sedangkan untuk pembentukan dan percobaan sikap terhadap ide baru lebih efektif saluran antarpribadi yang nantinya akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan adopsi atau menolak ide baru.

Mengenai waktu sebagai salah satu unsur utama dari difusi ide baru itu meliputi tiga hal, yakni sebagai berikut :

1. Innovations-decision process (proses inovasi keputusan), adalah proses mental di mana seseorang berlalu dari pengertahuan pertama mengenai


(54)

suatu inovasi ke pembentukan sikap terhadap inovasi, ke keputusan menerima atau menolak, ke pelaksanaan ide baru, dan kepeneguhan keputusan itu. Ada lima langkah yang dikonseptualisasikan dalam proses ini, yakni :

a. Knowledge(pengetahuan) b. Persuasion(persuasi) c. Decision(keputusan)

d. Implementation(pelaksanaan) e. Confirmation(peneguhan)

2. Innovativeness (keinovatifan), adalah derajat dengan mana seseorang relatif lebih dini dalam mengadopsi ide-ide baru dibandingkan dengan anggota-anggota lain dalam suatu sistem social. Pengadopsi tersebut dikategorikan sebagai berikut :

a. Innovators(inovator)

b. Early adopters(pengadobsi dini) c. Early majority(mayoritas dini) d. Late majority(mayoritas terlambat) e. Laggard(orang belakangan)


(55)

32

3. Innovation’s rate of adaption (tingkat inovasi dari adopsi), adalah kecepatan relatif dengan mana suatu inovasi diadopsi oleh anggota-anggota suatu sistem sosial. (Effendy, 2003:284-287)

2.10 Kerangka Pikir

Seiring dengan perkembangan media massa saat ini, bukan hanya sekedar sebagai jendela informasi, melainkan sudah menjadi kebutuhan bagi khalayak yang salah satunya adalah iklan. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa iklan melekat dalam benak khalayak dan tak pernah terlepas dari media massa. Keberadaan iklan secara tidak langsung membawa pengaruh pada pola pikir dan persepsi masyarakat atas suatu objek, peristiwa maupun realitas. Melalui iklan, khalayak diarahkan menuju pemikiran yang positif terhadap apa yang disajikan oleh media tersebut, sekaligus menanamkan keyakinan bahwa realitas yang ditampilkan iklan adalah nyata.

Penggunaan tayangan iklan pada televisi sebagai sebuah bentuk pesan promosi produk barang, jasa, ataupun ide yang digunakan untuk kepentingan perusahaan ditujukan kepada khalayak yang menggunakan media massa televisi. Dengan kreatifitas yang menggabungkan antara pesan persuasif dan unsur audio visual, maka akan menarik perhatian khalayak yang melihat produk atau jasa yang diiklankan melalui media televisi.

Penelitian ini mengangkat tayangan iklan televisi Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika yang dibintangi oleh Irgi Fahrezi sebagai Ayah Adi dan Dimas sebagai Dika. Dalam iklan tersebut, Ayah Adi mengajak Dika untuk menyikat gigi pagi dan


(56)

setiap malam sebelum tidur. Pesan yang terdapat pada iklan tersebut yakni mengajak keluarga Indonesia untuk menanamkan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Selain itu, iklan Pepsodent Ayah Adi dan Dika mengandung suatu inovasi tentang cara menyikat gigi secara unik dan menarik.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana persepsi orang tua terhadap iklan tersebut. Karena apabila dipahami, selain iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika merupakan iklan komersial, iklan tersebut pun mengandung pesan yang baik untuk khalayak. Yakni memberi saran atau ide yang baru untuk mengajak orang tua mengajarkan anaknya menyikat gigi dengan menggunakan cara yang membuat mereka senang. Misal, sambil bercerita, menari, ataupun beradegan actingsehingga sang anak tertarik dan mengikuti nantinya.

Dalam persepsi objek, sikap individu akan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, keyakinan, proses belajar dan hasil proses persepsi ini merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap dan ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat positif atau negatif. Hasil evaluasi aspek afeksi akan mengait segi konasi, yaitu merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap, kesiapan untuk bertindak dan untuk berperilaku. Dari uraian di atas, peneliti mencoba untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua pada iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika dalam hubungannya dengan komponen-komponen seperti, kognitif, afektif dan konatif.


(57)

34

Bagan 1. Kerangka Pikir

TELEVISI IKLAN TV

PEPSODENT VERSI AYAH ADI DAN DIKA

PERSEPSI ORANG TUA : - Komponen Kognitif

(pengetahuan dan perhatian)

- Komponen Afektif (kesan atau pengalaman, suka atau tidak suka, menerima atau menolak) - Komponen konatif

(keinginan dan kebutuhan)

Tentang Menyikat Gigi


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Isaac dan Michael (Jalaluddin Rakhmat, 1995:22) penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat.

Sedangkan metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah(Lexi. J. Moleong, 2004:6).


(59)

36

Penelitian deskriptif ini dipakai untuk meneliti objek dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, dan dalam pelaksanaannya melalui pengumpulan, penyusunan, analisadan intepretasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe penelitian deskriptif kualitatif ini dianggap sangat relevan untuk digunakan karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual tentang Persepsi Orang Tua Pada Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika Tentang Membiasakan Menyikat Gigi.

3.2. Definisi Konsep

Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi konsep-konseptual sebagai berikut :

1. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika

Iklan ini merupakan salah satu bentuk kampanye Pepsodent yang bertema “Sikat Gigi Pagi + Malam”. Pada penelitian ini menggunakan tiga iklan dengan jenis cerita berbeda namun masih tetap satu tema. Iklan

tersebut berjudul “Song Of Teeth”, “Gantian Dong!” dan juga “Ksatria Malam”.


(60)

2. Persepsi Orang Tua

Persepsi adalah proses memberi makna dari pengalaman yang segera dan tidak menggunakan penguraian verbal, simbolis atau konseptual yang berhubungan dengan kegiatan inderawi secara selektif, sehingga manusia memperoleh pengetahuan dan informasi baru serta memberikan respon terhadap stimuli yang diterima. Dalam penelitian ini persepsi yang dimaksud adalah persepsi orang tua terhadap iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu pada pengamatan mengenai persepsi orang tua pada iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika tentang membiasakan menyikat gigi. Berikut indikatornya :

a. Orang Tua yang diteliti adalah warga tetap Perumahan Taman Gunter 2, Kemiling.

b. Memiliki status berkeluarga dan memiliki anak di bawah 12 tahun.

c. Pernah / tahu / sering menonton iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika.

3.4. Penentuan Informan

Pada penelitian ini, teknik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik purposive (disengaja). Teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek


(61)

38

penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu(Singarimbun, 2000:35).

Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan informan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek merupakan warga tetap Perumahan Taman Gunter II.

2. Subjek yang terkait memiliki status berkeluarga dan memiliki anak di bawah 12 tahun.

3. Subjek yang mempunyai cukup informasi mengenai iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika, banyak waktu dan kesempatan untuk diminta keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan pra-riset yang dilakukan penulis, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu Orang Tuayang bertempat tinggal di Perumahan Taman Gunter II, memiliki anak di bawah 12 tahun dan mengetahui iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika sebanyak enam orang yang terdiri dari empat Kepala Keluarga dan dua Ibu Rumah Tangga.

Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan merupakan orang yang pernah menonton iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika.


(62)

3. Informan cukup mewakili warga tetap yang ada di Perumahan Taman Gunter II.

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian ini.

3.5 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara menggali dan mengumpulkan informasi dari informan yang dianggap mengetahui segala permasalahan yang akan diteliti.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.


(63)

40

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data melalui :

1. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan persepsi orang tua terhadap iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika pada sikap membiasakan anak menyikat gigi.

2. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang penting dalam penelitian ilmiah dengan melakukan pengamatan, pemilihan, pengubahan, pencatatan, pengodean serangkaian perilaku dan sebagainya secara langsung ke lokasi objek penelitian.

3. Dokumentasi dan Studi pustaka

Yaitu penggunaan bahan dokumenter yang diperoleh dari tempat penelitian, video iklan Pepsodent yang digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data dari berbagai literatur pendukung.


(64)

3.7. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan(Suharsimi Arikunto, 2006:81-82).Dengan analisis ini diharapkan dapat menjawab dan memecahkan permasalahan yang ada dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan kesimpulan sesuai dengan kondisi yang ada.

Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut : 1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Display(Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.


(65)

42

3. Verifikasi(Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(66)

BAB IV

OBJEK PENELITIAN

4.1. Iklan Pepsodent Versi Ayah Adi dan Dika

Iklan Pepsodent Versi Ayah Adi Dan Dika merupakan bentuk kampanye yang dirancang untuk membuat ritual menyikat gigi sebagai sebuah pengalaman yang mendidik dan menyenangkan bagi anak-anak dan orang tua. Dengan inspirasi dari riset Pepsodent terhadap pandangan ibu tentang pengalaman menyikat gigi mereka bersama anak-anak dan riset ilmiah tentang sebuah iklan televisi yang sukses di Indonesia yang mengubah kebiasaan menyikat gigi.

drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc- Professional Relationship ManagerPepsodent PT. Unilever Indonesia Tbk. percaya bahwa kampanye ini memiliki solusi menyeluruh yang inspiratif untuk mengajak anak-anak dan orang tua menyikat gigi mereka di pagi dan malam hari. Selanjutnya ia menjelaskan, “Kampanye ini dirancang untuk mendorong rutinitas tetap dalam

kebiasaan menyikat gigi di antara anak-anak. Untuk itu, kami bekerja sama dengan para pakar internasional untuk memperbarui program sekolah kami untuk mengajak anak-anak menyikat gigi di pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.”


(67)

44

(http://www.unilever.co.id/id/aboutus/newsandmedia/siaranpers/2009/pepsode nt_pagimalam.aspx diunduh pada hari Kamis, 20 September 2012 22:42 WIB)

Kampanye ‘Sikat Gigi Pagi + Malam’mengetengahkan dua tokoh: Ayah Adi dan Dika, ayah dan anak yang berbagi tips dan trik tentang bagaimana menjadikan menyikat gigi lebih bisa dinikmati, dan tidak menjadi pengalaman buruk bagi orang tua dan anak-anak. Rangkaian iklan Pepsodent Versi Ayah Adi dan Dika disiarkan di televisi mulai Oktober 2009 mengajak penonton mengikuti perjalanan hidup Ayah Adi yang menggunakan humor untuk mendidik anaknya, Dika, ketika menyikat gigi, khususnya di malam hari. Inspirasi untuk mengembangkan kampanye Sikat Gigi Pagi + Malam muncul dari kesuksesan iklan televisi Pepsodent yang menampilkan seorang ayah dan anak. Iklan ini menghasilkan efek yang luar biasa bukan hanya dalam penjualan pasta gigi tapi juga dalam dorongan untuk menyikat gigi bagi anak-anak. Melalui analisa lebih lanjut, Pepsodent sadar akan adanya sebuah solusi jitu untuk membantu orang tua memecahkan masalah harian mereka: berbagi dalam sebuah rutinitas yang mendidik dan menggembirakan antara orang tua dan anak bisa membuat anak-anak untuk mau menyikat gigi.

(http://www.unilever.co.id/id/aboutus/newsandmedia/siaranpers/2009/pepsode nt_pagimalam.aspx diunduh pada hari Kamis, 20 September 2012 22:42 WIB)


(68)

4.1.1. Narasi Iklan Pepsodent Versi Ayah Adi dan Dika

a. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika bertema“Song Of Teeth”. Iklan ini berceritakan tentang Dika yang bosan untuk menyikat gigi. Lalu sang Ayah (Ayah Adi) menyanyikan lagu gigi dengan beraneka gaya. Dengan lirik sebagai berikut : “Aku gigi, mulut rumahku. Agar sehat dan kuat, aku perlu disikat setiap hari”.

Gambar 4.1“Song Of Teeth”

b. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika bertema “Ksatria Malam”.

Iklan ini bercerita tentang Ayah Adi yang menceritakan ke Dika bahwa ksatria malam tidak bisa mengalahkan monster yang ada di gigi. Lalu ayahnya menganjurkan Dika untuk membantu ksatria malam membasmi monster yang ada di gigi. Sehingga Dika menyikat giginya untuk membantu si ksatria malam membasmi monster.

Gambar 4.2 “Ksatria Malam”


(69)

46

Iklan ini bercerita tentang Dika yang tidak mau menyikat gigi. Biasanya sang ayah mengajarkan Dika untuk selalu menyikat gigi. Namun, akhirnya sang Ayah meminta diajarkan secara bergantian. Lalu Dika pun mengajarkan ayahnya tentang pentingnya menyikat gigi.

G a m b

Gambar 4.3 “Gantian Dong!”

Pada iklan di atas, Ayah Adi diperankan oleh Irgi Ahmad Fahrezy. Sedangkan yang memerankan menjadi Dika adalah Gabra Mikael Haryoputro Hartoko.

Gambar 4.4 Pemeran Ayah Adi dan Dika

Irgi Ahmad Fahrezy Gabra Mikael Haryoputro Hartoko


(70)

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perumahan Taman Gunter 2 yang beralamat di Jalan Imam Bonjol RT 17/ RW - , Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Kondisi fisik perumahan ini bersebelahan dengan perkampungan penduduk dan masih daerah perbukitan.

Dari hasil observasi penulis, Perumahan Taman Gunter 2 mulai dihuni oleh warganya pada tahun 2003 dengan luas wilayah keseluruhan ± 2 hektar. Perumahan ini dijadikan tempat penelitian dikarenakan mayoritas yang menempati adalah keluarga muda yang memiliki anak di bawah 12 tahun. Total warga yang menempati perumahan ini adalah 77 keluarga, yang terbagi menjadi dua golongan yaitu 45 warga tetap dan 32 warga sementara (mengontrak).


(71)

90

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap orang tua yang merupakan warga Perumahan Taman Gunter 2, Kemiling, Bandar Lampung mengenai Persepsi orang tua terhadap iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika tentang membiasakan menyikat gigi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Persepsi orang tua yang timbul setelah melihat iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika adalah bahwa iklan tersebut merupakan iklan yang bagus, menarik, lucu, kreatif dan juga inovatif. Bukan hanya dari segi audio dan visual, tapi juga dari segi ide cerita dan kemenarikan pesan yang dikemas secara apik. Sehingga iklan tersebut mudah dimengerti orang tua dan juga anak-anak.

b. Persepsi yang dilihat berdasarkan dari tiga aspek, yaitu :

a. Aspek Kognitif, dari pengetahuan dan perhatian informan terhadap iklan tersebut. Dari hasil wawancara, informan mengetahui dan mengingat iklan tersebut meskipun iklannya sudah tidak tayang lagi.


(72)

Pendapat yang informan berikan pun berupa pernyataan positif bahwa iklan tersebut iklan yang bagus, lucu, kreatif dan juga menarik.

b. Aspek Afektif, berupa kesan atau pengalaman, suka atau tidak suka, menerima atau menolak iklan tersebut. Persepsi yang timbul dari iklan tersebut, informan mengatakan bahwa iklan tersebut inovatif. Beberapa informan biasanya mengambil ide dari iklan tesebut untuk mengajarkan anaknya menyikat gigi meskipun tidak sama persis. Dari hasil wawancara, para informan tidak merasakan adanya rasa bangga pada diri mereka sebagai pengguna Pepsodent saat mereka melihat iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika.

c. Aspek Konatif, berupa keinginan dan kebutuhan. Dari aspek ini diketahui bahwa sudah terciptanya kesadaran pada orang tua untuk mengajarkan anaknya menyikat gigi. Dan sudah memahami pentingnya merawat gigi sejak kecil. Sehingga disiplin menyikat gigi sudah tertanam saat anak-anaknya masih kecil.

c. Tayangan iklan pepsodent versi Ayah Adi dan Dika berfungsi untuk menjaga agar merek Pepsodent tetap segar dalam ingatan para konsumen. Adanya nilai tambah yang terkandung dalam iklan ini yakni memberikan sebuah ide baru bagi orang tua untuk mengajarkan anaknya menyikat gigi.

d. Adanya contoh iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika, fungsi iklan ternyata tidak hanyainforming(memberikan informasi), persuading(mengajak), reminding(mengingatkan)dan juga adding value(nilai tambah).Akan tetapi, menghibur dan juga dapat mendidik


(73)

92

khalayak merupakan fungsi yang lainnya. Iklan tersebut dikatakan mendidik karena pesan yang ada pada iklan tersebut memberi ide pada orang tua yang mengalami kesulitan mengajarkan anaknya menyikat gigi.

e. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika menjadi acuan para orang tua yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan anaknya menyikat gigi.

f. Menyikat gigi sedari dini sudah tertanam sebelum adanya iklan tersebut. Iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika menjadi tambahan pengetahuan bagi para orang tua dalam mengajarkan anak menyikat gigi yang menarik dan juga tidak membosankan.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai Persepsi orang tua terhadap iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika tentang membiasakan menyikat gigi maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran dan masukan :

a. Pentingnya mengajarkan anak menyikat gigi sejak dini, karena manfaat yang akan dirasakan oleh si anak saat dia tumbuh dewasa. Merawat gigi sejak dini pun menambah rasa percaya diri si anak dari lingkungan sekitar ataupun teman-temannya.


(74)

b. Mengajarkan anak menyikat gigi tidak perlu dengan cara memaksa, dengan mengacu dari beberapa literatur, video maupun iklan, dapat diambil menjadi ide untuk mengajak anak menyikat gigi. Misal dengan cara bermain, menari, menyanyi, acting dan sebagainya.

c. Pentingnya kedisiplinan yang diterapkan oleh orang tua, agar si anak perlahan bisa mengerti akan pentingnya menyikat gigi. d. Perhatian dan pengertian terhadap anak juga perlu ada pada diri

orang tua mengenai kesulitan apa yang dialami si anak saat menyikat gigi.


(1)

PANDUAN WAWANCARA

ASPEK KOGNITIF

1. Apakah anda mengetahui iklan pepsodent versi ayah adi dan dika?

Jawaban : Sya tahu

2. Jika ya, bagaimana menurut anda tentang iklan tersebut?

Jawaban : Bagus, iklannya lucu. Anak-anak jadi tahu waktu-waktu untuk menyikat gigi. Bisa dijadiin contoh sama anak-anak, ayahnya juga suka nyontohin dari iklan itu. Anak-anak jadi semangat menyikat gigi. • ASPEK AFEKTIF

1. Persepsi apa yang timbul saat anda melihat iklan tersebut? Apa menurut anda iklan tersebut adalah iklan yang inovatif?

Jawaban : Inovatif dan kreatif ya. Karna yang saya perhatiin iklan itu satu-satunya yang mengajarkan anak menyikat gigi sambil bermain. Pesan dan gerakan-gerakannya pun mudah dipahami anak-anak.


(2)

2. Apakah anda menggunakan pasta gigi pepsodent? Jika ya, apakah anda merasa senang/ bangga menggunakan pasta gigi Pepsodent setelah adanya iklan tersebut?

Jawaban : Kami pakai Pepsodent udah lama banget. Sebelum nikah juga saya sudah pakai pepsodent. Biasa aja mbak, gak ngaruh apa-apa juga kalau kami bangga. • ASPEK KONATIF

1. Sejak umur berapa anak anda diajarkan menyikat gigi?

Jawaban : pada umur 1 tahunan, walau belum bersih-bersih amat tapi yang penting dia diajarin dulu biar ngerti cara menyikat gigi.

2. Apakah anda mengajarkan anak anda menyikat gigi sama dengan iklan pepsodent ayah adi dan dika?

Jawaban : Kalau sama persis mungkin tidak ya. Diajarinnya mirip-mirip aja kayak iklan itu. Misalnya kayak sikat gigi itu dijadiin pesawat terbang, yah yang sederhana aja lah.


(3)

INFORMAN 5

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN WARGA PERUMAHAN TAMAN GUNTER 2 KEMILING, BANDAR LAMPUNG

Nama Kepala Keluarga : Bukhori Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

1. Nama Istri : Rohaina

2. Nama Anak : 1. Aisyah Raya Usia : 9 tahun 2. Nabila Nazwa Z Usia : 7 tahun 3. Haqiya Rabaniya Z Usia : 8 bulan Alamat : Perum. Taman Gunter 2 Blok E no. 9,

Sumberrejo, Kemiling, Bandar Lampung Pendidikan Terakhir : Suami : S1 Hukum

Istri : SMA

Pekerjaan : Suami : Pegawai Negeri Sipil Istri : Ibu Rumah Tangga


(4)

PANDUAN WAWANCARA

ASPEK KOGNITIF

1. Apakah anda mengetahui iklan pepsodent versi ayah adi dan dika?

Jawaban : iya, saya tahu. Saya pernah melihatnya

2. Jika ya, bagaimana menurut anda tentang iklan tersebut?

Jawaban : Iklannya lucu ya. Anak-anak jadi tertarik untuk menyikat gigi. Kadang suka nyanyi-nyanyi sama kayak lagu yang dipake di iklan.

ASPEK AFEKTIF

1. Persepsi apa yang timbul saat anda melihat iklan tersebut? Apa menurut anda iklan tersebut adalah iklan yang inovatif?

Jawaban : Inovatif, karna mengajak anak-anak untuk menyikat gigi tapi tidak memaksa. Jadi kesannya bermain-main.

2. Apakah anda menggunakan pasta gigi pepsodent? Jika ya, apakah anda merasa senang/ bangga menggunakan pasta gigi Pepsodent setelah adanya iklan tersebut?

Jawaban : Iya, pake Pepsodent. Biasa aja sih, tapi karna iklan itu jadi ada ide untuk ngajarin anak-anak.


(5)

ASPEK KONATIF

1. Sejak umur berapa anak anda diajarkan menyikat gigi?

Jawaban : Dari baru numbuh gigi. Belum terlalu dipaksain, tapi sering untuk diajak menyikat gigi.

2. Apakah anda mengajarkan anak anda menyikat gigi sama dengan iklan pepsodent ayah adi dan dika?

Jawaban : Sedikit-sedikit ada sih yang diambil dari klan Pepsodent itu. Kayak joget-joget gitu, karna suami saya suka ngajarin apapun ke anak saya sambil bermain-main. Jadi dia suka untuk mengikutinya.


(6)

INFORMAN 6

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN WARGA PERUMAHAN TAMAN GUNTER 2 KEMILING, BANDAR LAMPUNG

Nama Kepala Keluarga : Aji Munawar Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

1. Nama Istri : Annida

2. Nama Anak : 1. Chelsea Alifa Munawar Usia : 5 tahun 2. Zidan Arrain Munawar Usia : 3 bulan Alamat : Perum. Taman Gunter 2 Blok A no. 28,

Sumberrejo, Kemiling, Bandar Lampung Pendidikan Terakhir : Suami : S1 Komunikasi

Istri : Akbid

Pekerjaan : Suami : Wiraswasta