Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah : 1 Mencatat data
–data yang terkait dengan penelitian. 2 Mengikuti jalannya proses produksi pembuatan bokor dari awal sampai
akhir. 3 Wawancara dengan karyawan dan pendamping magang.
c. Minggu III Observasi bagian kantor dan gudang
Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah : 1 Mempelajari data admistratif perusahaan
2 Wawancara dengan staf administrasi mengenai manajemen yang dilakukan perusahaan
3 Mempelajari struktur organisasi perusahaan dan data karyawan 4 Melengkapi data
–data yang dibutuhkan untuk penelitian
C. Analisis Data Dan Pembahasan
1. Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis network, karena analisis network
merupakan salah satu alat dalam menyusun perencanaan, koordinasi dan penyelesaian pekerjaan dengan jangka waktu yang paling efisien. Dalam menyusun analisis network
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Urutan Pekerjaan Untuk menyusun diagram network, maka diperlukan sebuah urutan
kegiatan proses pembuatan satu unit produk. Dalam penelitian ini telah diketahui kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan satu unit produk kegiatan bokor, kegiatan-
kegiatan tersebut adalah : 1 Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku merupakan kegiatan paling awal dari keseluruhan proses produksi. Dalam hal ini persiapannya meliputi persiapan bahan baku utama berupa plat
tembaga 0,8 mm, bahan baku penunjang serta peralatan yang akan digunakan selama proses produksi.
2 Pembuatan desain dan mal Desain merupakan gambar secara lengkap, rinci dan utuh dari produk yang akan dibuat
yaang digambarkan dalam skala yang kecil. Sedangkan mal adalah gambaran atau pola bagian-bagian tertentu produk sebelum dibuat dan ukurannya sama dengan
ukuran produk yang dikehendaki. Mal ini berfungsi sebagai alat ukur atau cetakan agar bahan yang dipotong ukurannya bisa konsisten.
3 Pemotongan bahan
Setelah pembuatan mal, maka proses selanjutnya adalah memotong plat tembaga sesuai dengan ukuran mal tersebut. Alat-alat yang digunakan adalah gunting plat,
meteran, penggaris dan juga jangka. Pemotongan plat tembaga harus dilakukan secara teliti agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi.
4 Pembentukan badan bokor
Bahan-bahan yang sudah dipotong kemudian dibentuk dengan cara ditempa secara bertahap dengan palu kayu gandhen sampai bahan tersebut berubah bentuk menjadi
cekung dan siap disambung dengan bahan lain agar bisa membentuk sebuah bejana. Proses penyambungan ini menggunakan las karbit dan dilakukan secara teliti dan rapi
agar bentuk bokor yang dihasilkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk mempermudah pembentukan maka bahan yang telah dilas dibakar di tungku
pembakaran dengan menggunakan blower. Setelah dibakar kemudian bahan ditempa lagi secara terus menerus sampai bentuknya sesempurna mungkin. Untuk membuat
bokor dengan ukuran yang besar, biasanya pembakaran dilakukan lebih dari tiga kali agar bentuk bokor benar-benar sesuai dengan desain yang dikehendaki. Setelah
bentuk badan bokor sesuai dengan yang diinginkan, maka bibir atau ujungnya diberi kawat alumunium secara melingkar. Proses ini dinamakan
“isen ―. 5 Pembentukan kaki bokor
Proses membentuk kaki bokor lebih mudah daripada membentuk badan bokor. Proses ini juga mengalami penempaan dan pembakaran secara berulang
—ulang. Kaki bokor itu sendiri berfungsi sebagai penyangga atau alas serta bisa mempercantik bokor.
6 Tekstur dan pemahatan badan bokor Tekstur dan pemahatan merupakan proses produksi yang sangat
penting. Karena keindahan sebuah produk biasanya lebih banyak muncul dari tekstur yang rapi serta motif pemahatan yang menarik. Pembuatan tekstur dilakukan dengan
cara menempa permukaan badan bokor dengan menggunakan alat pukul khusus berupa palu besi yang ujungnya mempunyai motif tertentu. Palu besi ini disebut juga
‖ondhel”. Sedangkan pemahatan dilakukan dengan cara memahat permukaan bokor
dengan alat pahat berupa tatah yang ujungnya juga mempunyai motif yang berbeda- beda. Pemahatan dilakukan untuk membuat gambar timbul atau relief. Agar
mempermudah proses pemahatan maka di bawah permukaan yang dipahat dilapisi dengan getah damar atau yang disebut juga jabung. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
perubahan bentuk karena proses pemahatan. Kemudian setelah selesai member motif maka proses selanjutnya yaitu menghilangkan jabung dengan cara membakar badan
bokor agar jabung tersebut meleleh. Kemudian setelah selesai maka badan bokor siap melalui proses selanjutnya.
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor Pada dasarnya proses ini hampir sama dengan proses tekstur dan
pemahatan pada badan bokor. Akan tetapi proses ini lebih sederhana karena motif yang dipakai biasanya tidak serumit motif pada badan bokor.
8 Penyambungan badan dan kaki bokor Setelah proses tekstur dan pemahatan selesai maka kedua bagian
tersebut disambung dengan menggunakan timah patri. Proses ini dilakukan diruang pembakaran. Mula-mula dipatri pada titik tertentu dahulu, kemudian setelah posisi
sudah tepat maka seluruh bagian yang menempel dari kedua bagian tersebut dipatri sampai benar-benar kuat.
9 Finishing awal Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa apakah
terjadi perubahan bentuk setelah mengalami berbagai proses. Jika terjadi perubahan maka bokor ditempa lagi sampai bentuknya pulih kembali. Setelah itu bokor yang
hampir jadi tersebut dicuci dengan air asam jawa agar sisa-sisa jabung benar-benar bersih.
10 Nyireng pewarnaan Proses ini yaitu mewarnai bokor dengan cara menyikat dan mengolesi
seluruh permukaan dengan larutan Sn dan Hcl. Proses ini dilakukan sampai warna permukaan menjadi hitam pekat sesuai warna yang dikehendaki.
11 Pencucian Pencucian dilakukan agar kotoran dan sisa-sisa larutan nyireng hilang
dari bokor. Pencucian ini hanya menggunakan detergen dan air biasa. 12 Nyelep mengkilapkan
Setelah dicuci bersih maka bokor kemudian diselep atau digosok terus menerus sampai warna tembaga menjadi mengkilap. Alat yang digunakan yaitu gerinda
dan dinamo yang ujungnya berupa gulungan kain jeans. Agar permukaan logam mudah mengkilap maka harus menggunakan batu hijau yang dihaluskan untuk kemudian di
gosok-gosokkan pada permukaan. Tidak semua permukaan bokor diselep, hanya pada reliefnya saja yang dikilapkan. Hal ini dilakukan supaya bokor tersebut mempunyai
kombinasi dua warna yaitu warna hitam dan warna keemasan. 13 Pelapisan dengan vernis finishing akhir
Setelah diperoleh kombinasi warna yang menarik dan agar warnanya tidak berubah maka seluruh permukaan bokor harus dilapisi dengan vernis. Dalam
Proses ini vernis yang digunakan yaitu jenis Ripe2000. Kemudian setelah selesai bokor dijemur selama lebih dari tiga jam agar vernis benar-benar kering.
14 Packing
Seluruh proses pembuatan bokor sudah selesai, namun sebelum bokor dikirim ke pemesan maka bokor harus dikemas terlebih dahulu agar tidak terjadi
kerusakan selama proses pengangkutan. Media yang digunakan untuk packing yaitu koran bekas, kemudian dibungkus dengan kardus dan setelah itu di masukkan kedalam
kotak yang terbuat dari papan kayu sengon.
Agar dapat memudahkan dalam menyusun diagram network, maka akan lebih mudah jika ditentukan urutan alur kegiatan dan kode pada masing-masing
kegiatan. Adapun urutan kegiatan dan kode kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.1 Urutan pekerjaan dengan Kodenya No Kegiatan
Kode
1 Persiapan bahan baku
A 2
Pembuatan desain dan mal B
3 Pemotongan bahan
C 4
Pembentukan badan bokor D
5 Pembentukan kaki bokor
E 6
Tekstur dan pemahatan badan bokor F
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor
G 8
Penyambungan badan dan kaki bokor H
9 Finishing awal
I 10 Nyireng pewarnaan
J 11 Pencucian
K
12 Nyelep mengkilapkan L
13 Pelapisan dengan vernis finishing akhir
M 14 Packing
N Sumber : Data mentah yang diolah
b. Menentukan kegiatan yang mendahului masing-masing kegiatan . Setelah semua pekerjaan diberi kode maka langkah selanjutnya adalah menentukan
kegiatan yang mendahuluinya. Kegiatan yang mendahului jalan kegiatan yang dilakukan sebelum pekerjaan atau kegiatan tertentu dilakukan. Dalam membuat sebuah
kerajinan bokor, telah diketahui urutan pekerjaan dan kegiatan pendahulunya seperti dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.2 Urutan pekerjaan beserta kegiatan yang mendahuluinya
No Kegiatan Kode
Kegiatan yang
mendahului
1 Persiapan bahan baku
A -
2 Pembuatan desain dan mal
B A
3 Pemotongan bahan
C B
4 Pembentukan badan bokor
D C
5 Pembentukan kaki bokor
E C
6 Tekstur dan pemahatan badan
bokor F
D 7
Tekstur dan pemahatan kaki bokor
G E
8 Penyambungan
badan dan
kaki bokor H
F,G
9 Finishing awal
I H
10 Nyireng pewarnaan J
I 11 Pencucian
K J
12 Nyelep mengkilapkan L
K 13 Pelapisan
dengan vernis
finishing akhir M
L 14 Packing
N M
Sumber : Data mentah yang diolah c. Menentukan waktu yang dibutuhkan masing-masing kegiatan
Setelah menentukan kegiatan yang mendahului, langkah selanjutnya adalah menentukan waktu yang dibutuhkan masing-masing kegiatan baik waktu optimis
a, waktu moderat m maupun waktu pesimis b Berdasarkan pengamatan di Muda Tama Gallery telah diketahui sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Waktu masing-masing kegiatan No Kegiatan
Kode Kegiatan
yang mendahului
a menit
m menit
b menit
1 Persiapan bahan
baku A
- 10
15 25
2 Pembuatan desain
dan mal B
A 15
30 40
3 Pemotongan
bahan C
B 12
18 25
4 Pembentukan
badan bokor D
C 280
320 360
5 Pembentukan kaki
bokor E
C 150
165 190
6 Tekstur dan
pemahatan badan bokor
F D
120 140
170
7 Tekstur dan
pemahatan kaki bokor
G E
50 70
95
8 Penyambungan
badan dan kaki bokor
H F,G
25 32
40
9 Finishing awal
I H
20 25
40 10 Nyireng
pewarnaan J
I 25
28 45
11 Pencucian K
J 15
20 25
12 Nyelep mengkilapkan
L K
40 60
80 13 Pelapisan dengan
vernis finishing akhir
M L
230 260
300
14 Packing N
M 45
60 75
Sumber : Data mentah yang diolah d. Mencari waktu yang diharapkan Te
6 4
b m
a Te
maka untuk masing-masing kegiatan adalah :
1 Persiapan bahan baku :
83 ,
20 6
25 15
4 10
x
2 Pembuatan desain dan mal :
16 ,
29 6
40 30
4 15
x
3 Pemotongan bahan :
16 ,
18 6
25 18
4 12
x
4 Pembentukan badan bokor :
320 6
360 320
4 280
x
5 Pembentukan kaki bokor :
6 ,
166 6
190 165
4 150
x
6 Tekstur dan pemahatan badan bokor :
6 ,
141 6
170 140
4 120
x
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor :
83 ,
70 6
95 70
4 50
x
8 Penyambungan badan dan kaki bokor :
1 ,
32 6
40 32
4 25
x
9 Finishing awal :
6 ,
26 6
40 25
4 20
x
10 Nyireng pewarnaan :
3 ,
30 6
45 28
4 25
x
11 Pencucian :
20 6
25 20
4 15
x
12 Nyelepmengkilapkan :
60 6
80 60
4 40
x
13 Pelapisan dengan vernis :
6 ,
261 6
300 260
4 230
x
14 Packing :
60 6
75 60
4 45
x
Dengan penghitungan Te waktu yang diharapkan di atas maka dapat dibuat tabel seperti berikut :
Tabel 3.4 Waktu yang diharapkan masing-masing kegiatan No Kegiatan
Kode
Kegiatan yang
mendahului a
menit m
menit b
menit Te
menit
1 Persiapan
bahan baku A
- 10
15 25
20,83 2
Pembuatan desain dan mal
B A
15 30
40 29,16
3 Pemotongan
bahan C
B 12
18 25
18,16 4
Pembentukan badan bokor
D C
280 320
360 320
5 Pembentukan
kaki bokor E
C 150
165 190
166,6 6
Tekstur dan
pemahatan badan bokor
F D
120 140
170 141,6
7 Tekstur
dan pemahatan kaki
bokor G
E 50
70 95
70,83
8 Penyambungan
badan dan kaki bokor
H F,G
25 32
40 32,1
9 Finishing awal
I H
20 25
40 26,6
10 Nyireng pewarnaan
J I
25 28
45 30,3
11 Pencucian K
J 15
20 25
20 12 Nyelep
mengkilapkan L
K 40
60 80
60
13 Pelapisan dengan
vernis finishing akhir
M L
230 260
300 261,6
14 Packing N
M 45
60 75
60 Sumber : Data mentah yang diolah
e. Membuat diagram network
Gambar 3.2 Diagram network pembuatan bokor
A B
C
E D
F
G H
I
J
K
L
M
N 20,83
29,16 18,16
320 141,6
166,6 70,83
32,1 26,6
30,3
20
60
261,6
60
f. Menentukan jalur kritis Dalam diagram network di atas terdapat dua jalur, yaitu :
Jalur 1 = A – B – C – D – F – H – I – J – K – L – M – N
= 20,83 + 29,16 + 18,16 + 320 + 141,6 + 32,1 + 26,6 + 30,3 + 20 + 60 + 261,6 + 60 = 1020,35 Menit
Jalur 2 = A – B – C – E – G – H – I – J – K – L – M – N
= 20,83 + 29,16 + 18,16 + 166,6 + 70,83 + 32,1 + 26,6 + 30,3 + 20 + 60 + 261,6 + 60 = 796,18 Menit
Dengan melihat perhitungan di atas maka dapat dibandingkan antara jalur 1 dengan jalur 2. jalur 1 dengan waktu penyelesaian selama 1020,35 menit sedangkan jalur 2
dengan waktu penyelesaian selama 796,18 menit. Dari dua jalur tersebut yang merupakan jalur kritis adalah jalur 1 karena waktu penyelesaiannya paling lama.
g. Mencari probabilitas terselesaikannya kegiatan Diketahui perusahaan menjadwalkan pembuatan 1 unit kerajinan bokor yaitu selama 22
jam. Dalam mencari probabilitas terselesaikannya kegiatan dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari varian masing-masing kegiatan pada jalur kritis σ
2
Te =
2
6
a b
σ
2
Te A =
2
6 10
25
= 6,25
σ
2
Te B =
2
6 15
40
= 17,35
σ
2
Te C =
2
6 12
25
= 4,7
σ
2
Te D =
2
6 280
360
= 177,73
σ
2
Te F =
2
6 120
170
= 69,4
σ
2
Te H =
2
6 25
40
= 6,25
σ
2
Te I =
2
6 20
40
= 11,11
σ
2
Te J =
2
6 25
45
= 11,11
σ
2
Te K =
2
6 15
25
= 2,77
σ
2
Te L =
2
6 40
80
= 44,43
σ
2
Te M =
2
6 230
300
= 136,1
σ
2
Te N =
2
6 45
75
= 25
2. Menghitung deviasi standar σ
Te =
Te kritis
jalur untuk
Σ
2
= 25
1 ,
136 43
, 44
7 ,
2 11
, 11
11 ,
11 25
, 6
4 ,
69 73
, 177
7 ,
4 35
, 17
25 ,
6
= 2
, 512
= 22,631 3. Menghitung probabilitas terselesaikannya kegiatan
Z = Te
Te Td
= 631
, 22
78 ,
1257 1320
= 2,75 Angka 2,75 dalam tabel kurva normal menunjukan luas 0,99702
sehingga probabilitas tercapainya proyek dalam jangka waktu proyek adalah 0,99702
yang artinya perusahaan mempunyai kemungkinan sebesar 99,70 untuk menyelesaikan proyek yang dijadwalkan.
Gambar 3.3 Kurva Probabilitas Tercapainya Proyek
Z = 2,75 Te 1257,78
1257,78 Td 1320
1320
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan