Rangkuman Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di

dilaksanakan dan dipahami oleh setiap pelaksana. Indikator pelayanan misalnya lama pembuatan resep racikan, perbandingan resep keluar dengan resep masuk apotek rumah sakit. Dilakukan juga reevaluasi terhadap mutu pelayanan secara berkala untuk mendapatkan lebih banyak jenis bagian dari mutu pelayanan yang harus diperbaiki dan didapatkan bagian mutu pelayanan yang segera harus diperbaiki karena keterulangannya pada hasil evaluasi yang sangat lemah. Dalam rumah sakit adanya tim audit kegiatan pelayanan farmasi akan memonitor setiap pelayanan farmasi tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Keanggotaan tim audit diluar dengan keanggotaan pelayanan farmasi di rumah sakit sehingga bersifat netral dalam mengawasi.

C. Rangkuman Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit Berdasarkan hasil penelitian kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197MenkesSKX2004 di Rumah sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum menyeluruh karena terdapat bagian dengan hasil persentase pendapat dibawah 60 yaitu : 1. Standar pelayanan farmasi rumah sakit : Dari 25 pertanyaan terdapat 10 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 40. Jawaban pertanyaan yang tidak sesuai adalah : a. Dilakukan produksi perbekalan farmasi di farmasi rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit 58, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Penyiapan nutrisi parenteral oleh apoteker 9, c. Apoteker harus terlibat langsung dalam perumusan keputusan tentang pelayanan farmasi dan penggunaan obat 0, d. Jumlah dan kualifikasi staf farmasi disesuaikan dengan masing- masing keadaan rumah sakit 50, e. Tersedia fasilitas penyimpanan obat yang bersifat adiksi untuk menjamin keamanan setiap staf di farmasi rumah sakit 54, f. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan setelah apoteker menganalisa secara kefarmasian 58, g. Bahan berkhasiat obat ditulis dengan nama generik 58, h. Terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf 42, i. Adanya sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah 25, j. Apoteker melakukan penyusunan program pengembangan staf 58. 2. Administrasi dan pengelolaan Dari 13 pertanyaan terdapat 6 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 46,154. Jawaban pertanyaan yang tidak sesuai adalah : a. Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit mengadakan rapat secara teratur sedikitnya 2 dua bulan sekali 42, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Panitia Farmasi dan Terapi mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat 58, c. Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melakukan pendidikan tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit 33, d. Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit pernah melakukan penelitian surveilans infeksi nosokomial di rumah sakit 8, e. apoteker harus berperan dalam tim transplantasi 58, f. Pendataan dan pelaporan kegiatan farmasi dilakukan secara otomatisasi dengan menggunakan soft ware komputer 58. 3. Staf dan pimpinan Dari 5 pertanyaan terdapat 1 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 20. Jawaban pertanyaan yang tidak sesuai adalah pelayanan farmasi 1 satu apoteker bertanggung jawab atas 30 tempat tidur 17. 4. Fasilitas dan peralatan Dari 8 pertanyaan terdapat 3 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 37,5. Jawaban pertanyaan yang tidak sesuai adalah : a. Apakah terdapat pemisahan antara jalur steril, bersih dan daerah abu- abu 0, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang pelayanan informasi obat sehingga memudahkan pelayanan 58, c. Terdapat ruang konsultasi dan ruang informasi obat 50. 5. Kebijakan dan prosedur Dari 12 pertanyaan terdapat 5 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 41,667. Jawaban pertanyaan yang tidak sesuai adalah : a. Tertera berat badan pasien pada setiap resep yang masuk 0, b. Dokter, apoteker, perawat, dan ahli gizi adalah tim dari dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi 33, c. Penanganan dispensing sediaan farmasi berbahaya dilakukan oleh tenaga farmasi yang terlatih 50, d. Pemantauan kadar obat dalam darah untuk memberikan rekomendasi pada dokter 50, e. Apoteker melakukan rondevisite pasien 0. 6. Evaluasi dan pengendalian mutu Dari 5 pertanyaan terdapat 3 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 60. Jawaban pertanyaan yang tidak sesuai adalah : a. Terdapat tim audit pengawas dari kegiatan pelayanan farmasi 50, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Apakah dilakukan reevaluasi dari mutu pelayanan secara berkala 59, c. Terdapat indikator dan kriteria pelayanan yang dilaksanakan dan dipahami oleh setiap pelaksana 42. Urutan ketidaksesuaian dari semua bagian pelaksanaan Kepmenkes RI Nomor 1197MenkesSKX2004 adalah : 1. Evaluasi dan pengendalian mutu 60, 2. Administrasi dan pengelolaan 41,667, 3. Kebijakan dan prosedur 41,154, 4. Standar pelayanan farmasi 40, 5. Fasilitas dan peralatan 37,5, 6. Staf dan pimpinan 20. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Tahun 2009

1 60 117

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1350/MENKES/SK/XII/2004 tentang Rumah sakit umum daerah Jampangkulon Kabupaten Sukabumi - [PERATURAN]

0 2 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13/MENKES/SK/I/2004 Peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Mataram milik pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat - [PERATURAN]

0 3 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 428/MENKES/SK/III/2004 tentang Rumah sakit umum daerah Landak milik pemerintah Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat - [PERATURAN]

0 3 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 778/MENKES/SK/VII/2004 tentang Peningkatan kelas rumah sakit umum daerah Pemerintah Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur - [PERATURAN]

0 2 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 931/MENKES/SK/2003 Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Balung Kabupaten Jember - [PERATURAN]

0 2 2

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 1197/MENKES/ SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH WONOGIRI BULAN JUNI 2008.

0 0 11

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BULAN JULI 2008.

0 2 13

Pendapat dokter umum di Rumah Sakit Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap peran apoteker : berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor 1197/Menkes/SK/2004 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit - USD Repository

0 0 112

Kesesuaian pelaksanaan standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit Berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit umum daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 99