Rumah Sakit PENELAAHAN PUSTAKA

8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Tinjauan umum Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131MenkesSKII2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia seperti yang tertera dalam mukadimah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinia keempat diselenggarakanlah program pembangunan nasional yang didalamnya terdapat pembangunan kesehatan. Berdasarkan pasal 28H ayat 1 dan pasal yang ke-34 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Amandemen IV maka setiap Warga Negara Indonesia berhak untuk mendapat pelayanan kesehatan dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah Indonesia. Dalam pelayanan di sarana kesehatan, ketersediaan obat tidak tergantikan. Kepmenkes RI Nomor 189MenkesSKIII2006 tentang Kebijakan Obat Nasional bab I bagian Latar Belakang menyatakan bahwa akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak azasi manusia. Setiap penduduk berhak mendapat pelayanan yang optimal tanpa memandang kemampuan membayar. Dengan demikian penyediaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Dalam Permenkes RI Nomor 085MenkesPerI1989 tentang Kewajiban Menuliskan Resep danatau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pasal 4 menyebutkan bahwa dokter yang bertugas di rumah sakit pemerintah diharuskan menulis resep obat esensial dengan nama generik bagi semua pasien. Obat esensial menurut Kepmenkes RI Nomor 497MenkesSKVII2006 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2005 bab I adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Kepmenkes RI Nomor 189MenkesSKIII2006 tentang Kebijakan Obat Nasional Bab III bagian Landasan Kebijakan juga menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat esensial yang dibutuhkan masyarakat. 1. Kegiatan pelayanan rumah sakit Pelayanan Rumah Sakit termasuk Rumah Sakit Umum Daerah harus sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bab I yang dimaksud dengan : a. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan, menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak berfungsi dengan baik. Sesuai pengertian tersebut maka apoteker seharusnya berperan dalam kegiatan ini. b. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. c. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 10 menyebutkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pasal 22 ayat 2 dan 3 menyebutkan “kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap lingkungan umum, lingkungan kerja dan kesehatan lingkungan tersebut meliputi pengendalian vector penyakit.” Pada pasal 41 ayat 2 menyebutkan “panandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan objektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan” serta pasal 53 ayat 2 tertulis bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah berorientasi kepada pasienmasyarakat sebagai konsumen yang tidak menyimpang dari Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bab I : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat. b. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Pasal 4, hak konsumen adalah : a. hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa; b. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; c. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; Pasal 7, beberapa yang termasuk kewajiban pelaku usaha adalah: a. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur memberi penjelasan pcnggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; a. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; b. menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu yang berlaku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Klasifikasi Rumah Sakit Umum RSU Pemerintah Menurut Kepmenkes RI Nomor 983MenkesSKXI1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah didasarkan pada perbedaan tingkatan kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan, yaitu: a. RSU Kelas A, yaitu apabila pada rumah sakit tersebut tersedia pelayanan medis spesialistik dan sub spesialis yang luas. b. RSU Kelas B pendidikan dan non-pendidikan, yaitu apabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut terdapat pelayanan spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas. c. RSU Kelas C, yaitu apabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut terdapat minimal 4 pelayanan spesialistik yaitu penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri ginekologi. d. RSU Kelas D, yaitu apabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut hanya bersifat dasar dan dokter umum. Dalam penelitian ini Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk dalam RSU Pemerintah Kelas C. Menurut Permenkes RI Nomor 159MenkesPerII1988 tentang Rumah Sakit bab 7 pasal 25 menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus melakukan fungsi sosial dengan antara lain menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak dan kurang mampu, untuk Rumah Sakit Pemerintah sekurang-kurangnya 75 dari kapasitas tempat tidur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Struktur organisasi a. Rumah Sakit Umum RSU Pemerintah Kelas C Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pemerintah b. Struktur Organisasi Instalansi Farmasi Rumah Sakit: Direksi Ka. Instalansi : mengurusi bagian manajerial, logistik SDM Keuangan 1. Pelayanan Pasien 2. Distribusi Gudang 3. Askes ; Jamsos ; Jamkes ; Askeskin Gambar 2. Struktur Organisasi Instalansi Farmasi Rumah Sakit Dewan Penyantun Seksi Keperawatan Seksi Pelayanan Sub.Bag. Kesekretariatan dan Rekam Medis Sub.Bag. Keuangan dan Program Satuan Pengawas Intern Instalansi Direktur Komite Medis Dan Staf Medis Fungsional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Sumber Daya Manusia SDM Setiap pelaksanatenaga kerja di Rumah Sakit Umum Daerah berlaku Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan bagi tenaga kerja yang termasuk tenaga kesehatan. Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal ke 11 menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh danatau meningkatkan danatau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja dan pasal 12 menyebutkan “pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan danatau pengembangan kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja.” Pada pasal 77 ayat 2 Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tertera bahwa waktu kerja dalam sehari adalah 7 tujuh jam 1 hari dan pada bab X pasal 86 menyebutkan “setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja.” Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan dalam pasal 1 yang dimaksud dengan : a. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan danatau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan; b. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah danatau masyarakat; d. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. Pasal 2 : a. Tenaga kesehatan terdiri dari : tenaga medis; tenaga keperawatan; tenaga kefarmasian; tenaga kesehatan masyarakat; tenaga gizi; tenaga keterapian fisik; tenaga keteknisian medis. b. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. c. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan. d. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.

B. Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Berdasarkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Tahun 2009

1 60 117

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1350/MENKES/SK/XII/2004 tentang Rumah sakit umum daerah Jampangkulon Kabupaten Sukabumi - [PERATURAN]

0 2 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13/MENKES/SK/I/2004 Peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Mataram milik pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat - [PERATURAN]

0 3 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 428/MENKES/SK/III/2004 tentang Rumah sakit umum daerah Landak milik pemerintah Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat - [PERATURAN]

0 3 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 778/MENKES/SK/VII/2004 tentang Peningkatan kelas rumah sakit umum daerah Pemerintah Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur - [PERATURAN]

0 2 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 931/MENKES/SK/2003 Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Balung Kabupaten Jember - [PERATURAN]

0 2 2

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 1197/MENKES/ SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH WONOGIRI BULAN JUNI 2008.

0 0 11

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BULAN JULI 2008.

0 2 13

Pendapat dokter umum di Rumah Sakit Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap peran apoteker : berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor 1197/Menkes/SK/2004 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit - USD Repository

0 0 112

Kesesuaian pelaksanaan standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit Berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit umum daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 99