Perlu dilakukan tindak lanjut oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian dapat diperoleh kesimpulan : 1. Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197MenkesSKX2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum dilakukan secara menyeluruh di masing-masing rumah sakit tempat responden berpraktek. 2. Bagian pelaksanaannya yang tidak sesuai adalah bagian standar pelayanan farmasi; administrasi dan pengelolaan; staf dan pimpinan; fasilitas dan peralatan; kebijakan dan prosedur; serta evaluasi dan pengendalian mutu.

B. Saran

1. Perlu dilakukan tindak lanjut oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas

Kesehatan Provinsi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Rumah Sakit Umum Daerah berhubungan dengan ketidaksesuaian pelaksanaan. Tindak lanjut dapat berupa dorongan untuk memenuhi kelengkapan sarana prasarana pelayanan farmasi yang diperlukan; pelatihan dan pendidikan khusus tentang farmasi klinik untuk apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah; memantau evaluasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan mutu pelayanan farmasi yang diberikan; memastikan Rumah Sakit memiliki kebijakan dan prosedur serta administrasi dan pengelolaan yang baik. 2. Perlu dilakukan pembinaan oleh organisasi profesi farmasi bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengetahui hal-hal lain yang menghambat perkembangan pelayanan farmasi dan pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah disertai pengawasan untuk mengantisipasi terjadinya ketidaksesuaian yang lebih besar. 3. Perlu dilakukan penelitian sejenis di daerah tertentu, yang cakupan daerah sama maupun yang cakupan daerah lebih luas. 4. Perlu lebihnya keterbukaan dari apoteker-apoteker yang berpraktek di Rumah Sakit Umum Daerah terhadap penelitian pihak luar yang dapat bermanfaat bagi pelayanan farmasi rumah sakit dan perlu adanya keterbukaan antar apoteker- apoteker yang berpraktek pada Rumah Sakit Umum Daerah yang berbeda untuk saling berkomunikasi demi pelayanan kefarmasian yang lebih baik. 5. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan perumusan masalah yang lebih kecil sehingga dapat digali dengan lebih rinci. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Adi, R., 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, 79-82, Granit, Jakarta Anonim, 1962, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1962 Tentang Lafal SumpahJanji Apoteker, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1978, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28MENKESPerI71978 Tentang Penyimpanan Narkotika, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1980, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1988, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 159bMenkesPerII1988 Tentang Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1989, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 085MenkesPerI1989 Tentang Kewajiban Menuliskan Resep danatau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1992, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1996, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1997a, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1997b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1997c, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Depkes RI, Jakarta Anonim, 1999, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Depkes RI, Jakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Anonim, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983MenkesSKXI1992 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2003a, Keputusan Presiden RI Nomor 40 tahun 2001 Tentang Pedoman Kelembagaan Dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2003b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2004a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131MenkesSKII2004 Tentang Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2004b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027MenkesSKIX2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2004c, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197MenkesSKX2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2004d, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, 1-19, ISFI, Yogyakarta Anonim, 2006a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 189MenkesSKIII2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2006b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 497MenkesSKVII2006 Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2005, vii, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2006c, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, 11-36, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta Aslam M., Tan. K. W., Prayitno. A., ED, 2003, Farmasi Klinik Clinical Pharmacy: Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien , 3-25, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Azwar, S., 1999, Metode Penelitian , Pustaka Pelajar, Yogyakarta Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, 4-8, Pustaka Pelajar, Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Eunike, 2006, Persepsi Dan Harapan Dokter Umum Rumah Sakit Swasta di Kota Yogyakarta terhadap Perkembangan Peran Farmasis Klinik Periode Agustus- Oktober 2006 , Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Mardalis, 2006, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, 24-69, Bumi Aksara, Jakarta. Nawawi, H., 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Nurgiantoro, Gunawan, Marzuki, 2002, Statistik Terapan, 8, 316-320, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan , 67-68, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Regziana, D, 2006, Pendapat Dokter Umum Di RSUD di DIY Terhadap Peran Apoteker Berdasarkan Kepmenkes No.1197MenkesSkX2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit , Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sevilla, C.G., Ochave, J.A, Punsalan, T.G, Regala, B.p, Uriarte, G.G, 1993, Pengantar Metode Penelitian, diterjemahkan oleh Alimuddin Tuwu, edisi pertama, 163, UI-Press, Jakarta Siregar, C.J.P, Kumolosasi, E, 2006, Farmasi Klinik : Teori dan Penerapan, 418-555, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Yusmainita, 2001, Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian di Rumah Sakit Pemerintah , http:www.tempo.co.idmedikaarsip042001huk- 1.htm , Diakses pada 19 Februari 2008. Yusmainita, 2002, Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit, http:www.tempo.co.idmedikaarsip122002top-1.htm , Diakses pada 19 Februari 2008. Yusmainita, 2003, Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah, http:www.tempo.co.idmedikaarsip012003top-1.htm , Diakses pada 19 Februari 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197MENKESSKX2004 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. Data Responden Petunjuk : Berilah tanda x pada pilihan jawaban yang menunjukkan data diri Anda dan tuliskan jawaban yang sesuai jika pilihan berupa titik-titik. No. Pertanyaan Jawaban 1. Apakah jabatan Anda saat ini di Rumah Sakit? a. Kepala IFRS b. Sekretaris KPFT c. Kepala IFRS sekaligus Sekretaris KPFT d.Apoteker bagian... 2. Berapa lama pengalaman Anda dalam mengemban jabatan tersebut? a. 1 tahun b. 1-2 tahun c. 2-3 tahun d. 3 tahun 3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja sebagai Apoteker? a. 1 tahun b. 1-3 tahun c. 3-5 tahun d. 5 tahun Petunjuk : ƒ Berilah tanda √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan yang dilaksanakan. ƒ Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit berdasar Kepmenkes Nomor 1197MENKESSKX2004 disingkat dengan SPFRS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI II. Kuesioner tentang Bagian Tujuan Penyelenggaraan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit III. Kuesioner tentang Bagian Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 1. Apakah SPFRS digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di Rumah Sakit 2. Apakah SPFRS digunakan untuk memperluas fungsi dan peran apoteker farmasi di rumah sakit 3. Apakah SPFRS digunakan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 4. Apakah pernah dilaksanakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda sebagai tanggung jawab pelayanan farmasi 5. Apakah telah dilaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi KIE sebagai tanggung jawab pelayanan farmasi 6. Apakah farmasi rumah sakit memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit 7. Apakah farmasi rumah sakit mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit 8. Apakah apoteker mengkaji instruksi pengobatanresep pasien 9. Apakah apoteker melakukan penyiapan nutrisi parenteral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 10. Apakah apoteker melakukan pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan 11. Apakah Instalansi farmasi melakukan penyebarluasan hasil pertemuan yang membahas masalah-masalah dalam peningkatan mutu pelayanan farmasi 12. Apakah tidak harus dilakukan evaluasi terhadap pelayanan farmasi tiap tiga tahun 13. Apakah semua apoteker harus terlibat langsung dalam perumusan keputusan tentang pelayanan farmasi dan penggunaan obat 14. Apakah Instalasi Farmasi Rumah Sakit dipimpin oleh Apoteker 15. Apakah dalam pelayanan farmasi Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi D- 3, Tenaga Menengah Farmasi AA, dan tenaga administrasi 16. Apakah jumlah dan kualifikasi staf farmasi disesuaikan dengan masing-masing keadaan rumah sakit 17. Apakah di Farmasi Rumah Sakit tersedia fasilitas pemberian informasi dan edukasi 18. Apakah di Farmasi Rumah Sakit tersedia fasilitas untuk penyimpanan arsip resep 19. Apakah di Farmasi Rumah Sakit tersedia fasilitas penyimpanan obat yang bersifat adiksi untuk menjamin keamanan setiap staf 20. Apakah setiap prosedur yang tertulis tidak harus dibuat kepala instalasi, panitiakomite farmasi dan terapi serta apoteker 21. Apakah obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan setelah apoteker menganalisa secara kefarmasian 22. Apakah bahan berkhasiat obat ditulis dengan nama generic 23. Apakah adanya label obat termasuk dalam kebijakan dan prosedur obat yang tertulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IV. Kuesioner Bagian Administrasi dan Pengelolaan 24. Apakah cara pembuatan obat yang baik termasuk dalam kebijakan dan prosedur obat yang tertulis 25. Apakah terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf 26. Apakah ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah 27. Apakah apoteker melakukan penyusunan program pengembangan staf, seperti : pelatihan atau pendidikan berkelanjutan bagi staf yang membutuhkan 28. Apakah apoteker dilibatkan dalam kegiatan umpan balik dalam pengendalian mutu pelayanan farmasi No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 29. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 tiga Dokter, Apoteker, dan Perawat 30. Apakah yang menjadi Sekretaris Panitia Farmasi dan Terapi adalah Apoteker instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk 31. Apakah sedikitnya 2 dua bulan sekali Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit mengadakan rapat secara teratur 32. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi berfungsi mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisi formularium tersebut 33. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dengan mengkaji medical record dibanding dengan standar diagnosa dan terapi 34. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat 35. Apakah Apoteker membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia Farmasi dan Terapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI V. Kuesioner Bagian Staf dan Pimpinan 36. Apakah Dokter tidak dapat memilih obat paten tertentu berdasarkan pada pertimbangan farmakologi dan terapi 37. Apakah Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber obat yang digunakan mendiagnosis dan mengobati pasien 38. Apakah Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melakukan pendidikan tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit 39. Apakah Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit pernah melakukan penelitian surveilans infeksi nosokomial di rumah sakit 40. Apakah Apoteker tidak harus berperan dalam tim transplantasi 41. Apakah Pendataan dan Pelaporan kegiatan Farmasi dilakukan secara otomatisasi dengan menggunakan komputer soft ware No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 42. Apakah Apoteker sebagai pimpinan harus memiliki kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa, dan memecahkan masalah 43. Apakah Apoteker sebagai tenaga fungsional tidak harus memiliki kemampuan mengelola manajemen praktis farmasi 44. Apakah Farmasi Rumah Sakit dalam pelayanan kefarmasian 1 satu apoteker bertanggung jawab atas 30 tempat tidur 45. Apakah Farmasi Rumah Sakit pernah melakukan peningkatan ketrampilan bagi staf farmasi rumah sakit yang disesuaikan dengan tugas 46. Apakah produksi obat termasuk salah satu jenis pelayanan di Rumah Sakit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI VI. Kuesioner Bagian Fasilitas dan Peralatan VII. Kuesioner Bagian Kebijakan dan Prosedur No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 47. Apakah terdapat pemisahan antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu 48. Apakah Farmasi Rumah Sakit memiliki ruang penyimpanan kondisi umum dan kondisi khusus 49. Apakah Farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab atas pengelolaan sediaan farmasi 50. Apakah setiap ruang distribusi dilengkapi dengan kereta dorong trolley 51. Apakah Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang pelayanan informasi obat sehingga memudahkan pelayanan 52. Apakah Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang konsultasi sehingga memudahkan pelayanan konsultasi 53. Apakah terdapat incinerator untuk membakar limbah kemoterapi 54. Apakah terdapat ruang konsultasi dan ruang informasi obat No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 55. Apakah Apoteker tidak harus menentukan metode perencanaan pengelolaan perbekalan farmasi 56. Apakah Apoteker tidak harus bertanggung jawab atas pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi 57. Apakah perawat yang bertanggung jawab atas pendistribusian persediaan perbekalan farmasi di ruang rawat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI VIII. Kuesioner bagian Pengembangan Staf dan Program Pendidikan 58. Apakah pada setiap resep yang masuk tertera berat badan pasien 59. Apakah pada setiap resep yang masuk tertera kekuatan sediaan obat 60. Apakah Apoteker tidak harus melakukan pengkajian resep mengenai persyaratan klinis 61. Apakah Dokter, Apoteker, perawat, dan ahli gizi adalah tim dari dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi 62. Apakah penanganan dispensing sediaan farmasi berbahaya dilakukan oleh tenaga farmasi yang terlatih 63. Apakah harus dilakukan pelaporan berkala kejadian efek samping obat di Rumah Sakit kepada Panitia Efek Samping Obat Nasional 64. Apakah salah satu tujuan pemantauan Kadar Obat dalam Darah adalah untuk memberikan rekomendasi pada dokter 65. Apakah Apoteker melakukan rondevisite pasien 66. Apakah Apoteker melakukan pemantauan penggunaan obat No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 67. Apakah pernah dilakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman tentang farmasi rumah sakit 68. Apakah Apoteker bertanggung jawab meneliti keuntungan cost-benefit pelayanan farmasi rumah sakit 69. Apakah Apoteker melakukan praktek farmasi klinik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IX. Kuesioner Bagian Evaluasi dan Pengendalian Mutu No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak 70. Apakah dilakukan evaluasi pada peracikan resep oleh asisten apoteker 71. Apakah pernah dilakukan survei kepuasan konsumen atas pelayanan farmasi di rumah sakit 72. Apakah terdapat tim audit pengawas dari kegiatan pelayanan farmasi 73. Apakah dilakukan reevaluasi dari mutu pelayanan secara berkala 74. Apakah terdapat indikator dan kriteria pelayanan yang dilaksanakan dan dipahami oleh setiap pelaksana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2. Surat Izin Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3. SumpahJanji Apoteker Lafal SumpahJanji Apoteker berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1962 pasal 1 : 1 Sebelum seorang apoteker melakukan jabatannya, maka ia harus mengucapkan sumpah menurut cara agama yang dipeluknya, atau mengucapkan janji. Ucapan sumpah dimulai dengan, kata-kata “Demi Allah” bagi mereka yang beragama Islam, dan sumpah untuk agama lain, pemakaian kata-kata “Demi Allah”…..disesuaikan dengan kebiasaan agama masing-masing. 2 SumpahJanji itu berbunyi sebagai berikut : 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan; 2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker; 3. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan; 4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh- sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial; 6. Saya ikrarkan sumpahjanji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsyafan. Anonim, 1962 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4. Kode Etik Apoteker Indonesia KODE ETIK APOTEKER INDONESIA Mukadimah Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpahjanji Apoteker. Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :

BAB I Kewajiban Umum

Dokumen yang terkait

Pengaruh Anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Tahun 2009

1 60 117

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1350/MENKES/SK/XII/2004 tentang Rumah sakit umum daerah Jampangkulon Kabupaten Sukabumi - [PERATURAN]

0 2 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13/MENKES/SK/I/2004 Peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Mataram milik pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat - [PERATURAN]

0 3 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 428/MENKES/SK/III/2004 tentang Rumah sakit umum daerah Landak milik pemerintah Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat - [PERATURAN]

0 3 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 778/MENKES/SK/VII/2004 tentang Peningkatan kelas rumah sakit umum daerah Pemerintah Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur - [PERATURAN]

0 2 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 931/MENKES/SK/2003 Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Balung Kabupaten Jember - [PERATURAN]

0 2 2

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 1197/MENKES/ SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH WONOGIRI BULAN JUNI 2008.

0 0 11

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BULAN JULI 2008.

0 2 13

Pendapat dokter umum di Rumah Sakit Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap peran apoteker : berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor 1197/Menkes/SK/2004 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit - USD Repository

0 0 112

Kesesuaian pelaksanaan standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit Berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit umum daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 99