Analisa Site ANALISA PERANCANGAN

67  Untuk Zona 1 : merupakan kelompok Publik, dimana kelompok ini berisikan ruang Main Hall, Side Hall, Rental Shops, Klinik, dan parker kedaraan.  Untuk Zona 2 : Menjadi kelompok penggabungan antara kelompok hunian, kelompok rekreasi, kelompok service dan kelompok karyawan. Namun dalam penepatannya secara vertical dibedakan dalam tiap lantai. Untuk Lantai Basement sampai lantai 1 terdapat kelompok service dan kelompok karyawan yang berisi ruang parkir kendaraan karyawan, pos jaga , loading dock, ruang ME, ruang genset, ruang loker karyawan, Laundry, kamar mandi WC, kantin karyawan dan mushola. Untuk kelompok karyawan dilantai 1 meliputi ruang tamu, kantor pengelola, ruang kerja, ruang rapat dan kamar mandi WC karyawan. Untuk kelompok rekreasi berada di lantai 2 dan 3 yang meliputi ruang Fitness center, dan olah raga Squash. Untuk kelompok hunian berada di lantai 4 dengan membedakan hunian tipenya. Untuk hunian tipe A B berada di tower A dan hunian tipe C berada di tower C.  Zona 3 : Merupakan kelompok rekreasi, disini dibagi terpisah dalam penempatannya. Untuk kegiatan renang, kolam renang anak dan dewasa terletak di bagian atas podium yaitu dilantai 4 pada kelompok publik. Hal ini sengaja di letakkan dilantai 4 agar pengguna kolam renang bisa merasakan langsung kolam renang yang terbuka dan memilik view pemandangan yang bagus. Untuk kegiatan olah raga lari pagi jogging track dan tempat bermain anak Children playground, terletak dilantai 1 yang terbuka. Karena dalam hal ini menuntut untuk olah raga pada area ruang luar dan menyatu dengan tempat bermain anak, yang sekaligus sebagai penataan landscape taman bermain anak yang terbuka.

4.2 Analisa Site

Analisa site mempunyai peranan penting dalam melakukan sebuah perancangan, dengan melihat dan menganalisa kondisi fisik lahan secara nyata, sehingga dapat dilakukan penentuan zoning, aksesbilitas ke lokasi pencapaian ME, menganalisa iklim orientasi matahari, pembayangan, pergerakan udara, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 68 pemanasan lingkungan. Serta analisa lingkungan sekitar yang menggambarkan potensi lingkungan secara visual dan potensi bangunan sekitar.

4.2.1 Analisa Aksesbilitas

Untuk analisa aksesbilitas pada site lokasi dari daerah sekitar, ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sebagai berikut :  Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek.  Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.  Sudut pandang orang berjalan,dan meggunakan kendaraan  Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada. Gambar 4.3 Pandangan dari jalan menuju site Sumber : data analisa pribadi, 2009 Untuk melihat pandangan kedalam site view yang bagus, terdapat lima titik tangkap view yang bisa dilihat, dari titik view A-D. Sebagai bahan pertimbangan pada view yang dianggap paling bagus, terdapat pada bagian titik B, dimana kendaraan dalam keadaan tidak terlalu cepat. Sehingga pandangan orang ke depan bisa menangkap sebuah view yang dianggap bagus, dan bisa dijadikan sebuah icon baik tugu maupun hal lain yang dapat dijadikan point penting sebagai landmark. A B C D Jalan Lingkar Dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 69 Selanjutnya dari titik C dan B sebagai titik view yang cukup bagus, hal ini sebagai penataan sebuah bangunan yang harus menarik, karena akses jalan Lingkar Dalam yang panjang pada site menampilkan sebuah bangunan dan tampilan facade yang harus menarik perhatian bagi pengguna jalan. Hal ini dikarenakan sebagai point view dari arah berlawanan pada titik B. Gambar 4.4 Aksebilitas dari lokasi site Sumber : data analisa pribadi, 2009 Untuk aksesbilitas menuju ke lokasi site ada 3 titik pencapaian A, B, dan C. Dari ketiga titik ini yang paling mudah dalam akses masuk Main Entrance ke site terdapat di daerah titik B, hal ini dikarenakan titik B berada di jalan arteri sekunder di Jalan Lingkar Dalam dan pengguna kendaraan tidak perlu kawatir akan kemacetan, karena didukung lebar jalan yang besar dan aman untuk masuk kedalam site. Untuk pintu keluar site atau dari dalam site menuju keluar site yang paling aman terdapat dititik A, hal ini dikarenakan titik A aksesbilitas pengguna jalannya tidak terlalu padat. Karena merupakan jalan sekunder atau jalan pintu masuk ke area perumahan Graha Famliy. B A C Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 70 Gambar 4.5 Analisa tingkat kepadatan lalu lintas pada site Sumber : data analisa pribadi, 2009 Keterangan : Padat sekali Sedang Kondisi normal Untuk Tingkat kepadatan lalu lintas pada site, terletak pada perempatan jalan pada jalan Lingkar Dalam dengan Jalan Boulevard Graha Family dan jalan masuk ke UNESA. Dalam hal ini bukaan kedalam pada site harus menghindari dari kepadatan lalu lintas dan kebisingan pada perempatan jalan, dengan mengambil akses masuk dari Jalan Lingkar Dalam menuju ke daerah Wiyung, merupakan solusi yang tepat untuk pintu masuk site Main Entrance. Tingkat kepadatan di Jalan Boulevard Graha Family tidak terlalu padat, relatif sedang. Hal ini di karenakan akses masuk ke perumahan Graha Family yang relatif normal bagi pengguna jalan lokal sekunder ini. Dengan kata lain akses pintu keluar site bisa diletakkan pada daerah Jalan Boulevard Graha Family, sebagai solusi yang tepat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 71

4.2.2 Analisa Iklim

Untuk mencapai sebuah proses perancangan diperlukan terlebih dahulu, mengetahui iklim di sekitar wilayah lokasi site. Dengan memberikan sebuah gambaran analisa iklim di wilayah site lokasi. Lokasi Site tepat di daerah kawasan perdagangan dan permukiman, kawasan ini merupakan lokasi yang masuk dalam iklim tropis lembab merupakan iklim yang berada pada posisi latitude dari equator berjarak 15 sampai 25 derajat. Suhu udara pada kawasan Jalan Lingkar Dalam ini berkisar antara 22.50–36.50 derajat celcius dengan dua musim, yaitu kemarau dan penghujan, dengan tinggi curah hujan 166 mm tiap 1 bulan. Gambar 4.6 Analisa kondisi iklim pada lokasi site Pada lokasi ini untuk jam pagi antara 6.00 – 11.00 WIB masih menunjukkan keadaan matahari yang sedang, namun untuk memasuki jam 11.00-15.00 matahari berpijar dan panas. Orientasi untuk bangunan yang menghadap arah barat cukup panas, sehingga untuk itu membutuhkan perletakan yang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Bila bangunan yang letaknya tepat diarah sinar matahari pada posisi barat, dapat di berikan sebuah solusi tentang penggunaan atap sorsoran, pepohonan, dan juga penutup yang berupa kisi-kisi Sun Shading. Kondisi curah hujan yang cukup tinggi pada musim penghujan. Arah sinar datang Arah sinar Tenggelam Utara Selatan Timur Barat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 72 Gambar 4.7 Analisa penempatan penutup atap kisi-kisi pada bangunan Sebagai hunian apartemen yang sifatnya high risk, membutuhkan adanya penggunaan udara secara maksimal, hal ini tidak bisa di hindari dengan pemakaian pangahawaan buatan. Karena sifat bangunan yang menuntut penggunaan lantai banyak, memerlukan sebuah mesin pengkondisian udara AC- Air Conditioning. Untuk itu penggunaan bukaan jendela tidak terlalu lebar dan menggunakan material kaca yang tidak gampang menyerap sinar panas matahari, yang menolak langsung keluar. Sehingga pada kondisi didalam ruangan tetap terjaga. Untuk setiap unit apartemen memakai sistem udara langsung Direct Cooling. Untuk penggunaan ruangan yang besar seperti area publik memakai sistem tata udara tidak langsung Indirect Cooling, biasanya disebut dengan sistem tata udara terpusat Central Air Conditioning System. Gambar 4.8 Skema proses pertukaran udara Sumber : Panduan sistem bangunan tinggi, 2005 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 73 Berikut ini gambar sistem AC Central pada bangunan tinggi : Gambar 4.9 Sistem AC Central Sumber : Panduan buku bangunan tinggi, 2005 Untuk mendapatkan terjadinya proses pembayangan pada site, dibutuhkan tata letak bangunan yang ideal. Dan memberikan suatu bentukan permainan bentuk maju mundur, pada proses perancangan bangunan. Berikut ini tata letak bangunan bangunan dan penerapannya : Gambar 4.10 Analisa penempatan posisi bangunan pada site

4.2.3 Analisa Lingkungan Sekitar

Merupakan penganalisaan obyek perancangan terhadap potensi – potensi lingkungan yang ada disekitar site. Dimana nantinya potensi – potensi tersebut Timur Utara Selatan Barat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 74 dapat diambil sebagai pertimbangan terhadap proses perancangan. Adapun penganalisaan disini mencakup beberapa hal, diantaranya :  Bangunan sekitar site. Lokasi perancangan disini terletak diwilayah perdagangan dan permukiman, dengan Pakuwon Trade Center PTC sebagai salah satu landmark nya yang berpotensi untuk menarik minat masyarakat. Maka tampilan dari obyek perancangan nantinya dapat mengadopsi beberapa elemen – elemen tampilan dari PTC tersebut, sebagai bentuk pengharmonisan sebuah tampilan bangunan yang di rancang pada sebuah rental shops. Gambar 4.11 Tampak depan Pakuwon Trade Center PTC Sumber : survey lapangan, 2009 Sebagai daerah kawasan Perdagangan dan permukiman di sekitar site, banyak permukiman untuk kalangan menengah keatas. Diantaranya perumahan Graha Family, hal ini didukung oleh fasilitas perdagangan yang lengkap. Dan merupakan suatu tempat kawasan elit di daerah sekitar site, seperti permukiman apartemen Adhiwangsa dan Mall nya, yang menjadi satu didalam satu lokasi. Hal ini bisa menjadi suatu acuan untuk mengadopsi salah satu elemen dari bentuknya, atau juga dari tampilan facadenya. Bidang yang menonjol pada PTC nantinya bisa diadopsi sebagai aksen tampilan obyek perancangan. Bentuk fasade dengan material kaca dapat diadopsi pada elemen dinding sehingga mampu memberikan kesan transparan dan modern pada bangunan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 75 Gambar 4.12 Tampak depan Apartemen Adhiwangsa Sumber : Indonesia design, 2009

4.2.4 Analisa Zoning

Untuk melakukan sebuah penzoningan pada lokasi site, diperlukan suatu analisa view dari luar kedalam site. Hal ini guna untuk menentukan, perletakan fasilitas-faslitas yang penting sebagai daya tarik di dalam sebuah perancangan apartemen dan rental shops di Surabaya. Gambar 4.13 Analisa Penzoningan pada site Untuk bentukan facade pada Apartemen Adhiwangsa ini, bisa menjadi suatu acuan dalam terjadinya proses perancangan nanti. Hal ini merupakan salah satu Landmark untuk kawasan permukiman apartemen elit di sekitar site. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 76 Keterangan : Untuk penzoningan diatas merupakan salah satu upaya, dalam meletakkan zona- zona penting yang memiliki potensi view yang baik, dari dalam site keluar site. Dimana terdapat empat zona penting dalam perletakkannya, yaitu sebagai berikut :  Untuk Zona 1 digunakan sebagai zona publik, yang berisikan segala fasilitas publik atau umum ditempatkan di depan pojok perempatan jalan Boulevard Graha Family dan Jalan Lingkar Dalam. Dengan mengambil suatu tinjauan view yang bagus, hal ini guna pemakai jalan yang melihat bisa tertarik untuk masuk kedalam site.  Untuk Zona 2 digunakan sebagai zona service, hal ini di mungkin untuk para pengunjung yang menggunakan kendaraan, khususnya roda 2 bisa parkir kendaraannya langsung. Sebagai aksesbilitas yang mudah dicapai.  Untuk Zona 3 digunakan untuk tempat tinggal penghuni apartemen, yang merupakan bentukkan satu massa dalam satu site. Dengan membedakan jenis tipe apartemen menjadi 2 tower.  Untuk Zona 4 digunakan sebagai zona rekreasi, yang terdapat fasilitas olah raga dan taman bermain anak. Dan juga difungsikan sebagai ruang luar yang positif, untuk para penghuni apartemen. 4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1 Analisa Bentuk