Makna Kompetisi dalam Kebaikan

Buku Si swa Kela s X I I 128 َنيِ َلِل ْتَدِع ُ أ ِضْرلاَو ِءاَم َسلا ِضْرَعَك اَه ُضْرَع ٍةَنَجَو ْمُكِّبَر ْنِم ٍةَرِفْغَم َ لِإ اوُقِباَس ِميِظَع ْ لا ِل ْضَف ْ لا وُذ ُ َلاَو ُءا َشَي ْنَم ِهيِتْؤُي ِ َلا ُل ْضَف َكِلَذ ِهِلُسُرَو ِ َلاِب اوُنَمٓ “Berlomba­lombalah kamu kepada mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang­orang yang beriman kepada Allah dan rasul­rasul­Nya. Itulah karunia Allah, diberikan­Nya kepada siapa yang dikehendaki­Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. QS. Al­Hadid57: 21

2. Makna Kompetisi dalam Kebaikan

Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang santai melainkan menjadi umat pionir dalam segala kebaikan. Oleh karena itu ketika seseorang mengaku sebagai hamba Allah, maka di saat yang bersamaan ia segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya. Islam memberi motivasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan berbuat kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain: a. Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. Tanpa kebaikan Allah, maka manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak ratusan tahun yang silam. Kata fastabiqu memberi kesan perintah berlomba-lomba agar tidak didahulukan oleh orang lain. Oleh karena itu ia harus bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda : “Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amal­amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. H.R. Muslim b. Usia manusia terbatas. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ia akan meninggal dunia. Oleh karena itu seorang hamba Allah agar segera melakukan kebaikan. Jika ia tidak melaksanakannnya, maka ia akan menjadi orang yang paling sengsara dan hal tersebut tidak hanya terjadi di dunia saja melainkan juga akhirat. Allah Swt berfirman, Di unduh dari : Bukupaket.com 129 Akidah Akhlak Kurikulum 2013 َنوُمِدْقَتْسَي لَو ًةَعاَس َنوُرِخْأَتْسَي ل ْمُهُلَجَأ َءاَج اَذِإَف ٌلَجَأ ٍةَمُأ ِّ ُكِلَو “Tiap­tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya” QS. Al­A’raf7: 34. Agama Islam mempunyai keistimewaan yang menonjol yaitu menyeru kepada perlombaan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Dalam al-Qur’an dianjurkan seseorang melakukan kebaikan dan kemudian berlomba dalam kebaikan-kebaikan tersebut serta berupaya agar satu dengan yang lainnya menyusul. Di sini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati tidak didapatkan arti kata cepat dan segera. Sebab, dari segi etimologi andaikata dua orang berjalan lambat sekalipun, tetapi satu dengan yang lain saling mendahului, maka mereka telah melakukan perlombaan. Oleh karena itu di sini terdapat perintah bagi setiap orang untuk berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia menyusul, maka untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun juga harus menyusul ke depan. ِةَيِ َب ْلا ُ ْيَخ ْمُه َكِ َلوُأ ِتاَ ِحا َصلا اوُلِمَعَو اوُنَمآ َنيِ َلا َنِا “Sesungguhnya orang­orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaik­baik makhluk”. QS. Al Bayyinah98:7 Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan alam sekitarnya. Salah satu petunjuk berkaitan dengan aplikasi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah firman Allah Swt: ِناَوْدُع ْ لاَو ِمْثلا َ َع اوُنَواَعَت لَو ىَوْقَتاَو ِِّبْلا َ َع اوُنَواَعَتَو “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlahkalian tolong menolong dalam perbuatan dosa danpermusuhan”. QS. al Maidah5: 2 Menurut Ibnu Katsir berdasarkan redaksinya ayat ini memiliki makna umum yaitu agar seluruh umat Islam melakukan perbuatan tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Dalam hal beramal shalih dapat dilihat bagaimana para sahabat melakukanya, seperti riwayat berikut : Pada suatu hari saat para sahabat yang kurang dari segi harta Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Si swa Kela s X I I 130 hadir di hadapan Rasulullah Saw untuk mengadu, Ya Rasulullah kami melasanakan shalat dan orang­orang kaya itu juga melaksanakan shalat, kami melakukan puasa dan orang­orang yang kaya itu melakukan puasa juga, kami berjihad dan orang­orang kaya itu melakukan jihad juga. Tetapi ya Rasulullah ada pekerjaan yang membuat mereka lebih utama. Mereka memberikan sedekah tetapi kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami amal shaleh yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan kami . Rasulullah Saw bersabda: “Setiap selesai shalat bacalah subhanallah 33 kali , Alhamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 33 kali.

3. Ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan