BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Adanya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI
dengan tujuan mengakomodir berbagai aspirasi dan pendapat di masyarakat terutama masyarakat Islam yang banyak berpendapat bahwa bunga bank itu haram
karena termasuk riba dan juga untuk mengambil prinsip kehati-hatian. Apabila dilihat dari segi ekonomi dan nilai bisnis, ini merupakan terobosan besar karena
penduduk Indonesia 80 beragama Islam, tentunya ini bisnis yang sangat potensial. Bagi umat islam berdirinya bank-bank syariah adalah sebuah kemajuan
besar. Pada saat ini perkembangan bank syariah di Indonesia sangat pesat. Hal ini
juga tidak terlepas dari peranan dan dukungan pemerintah terutama Bank Indonesia yang memberikan banyak kemudahan dalam hal regulasi bagi
perkembangan bank syariah di Indonesia. Sebagai catatan, pada posisi Desember 2012 total aset perbankan nasional adalah sebesar 195,012 triliun Rupiah
Statistik Perbankan Syariah Indonesia, 2012. Pertumbuhan asset perkembangan syariah per Maret 2013 tembus Rp 214,5
triliun atau naik 37,8 dibanding periode yang sama tahun lalu. Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menjelaskan, tingginya pertumbuhan aset perbankan syariah
ini merupakan sebuah prestasi. Dibandingkan sektor perbankan konvensional, ternyata pertumbuhan aset perbankan syariah lebih tinggi daripada pertumbuhan
Universita Sumatera Utara
aset perbankan konvesional yang tumbuh 16,8 year on year yoy, bahkan lebih tinggi daripada pertumbuhan aset perbankan syariah global yang rata-rata 15
sampai 20 per tahun finance.detik.com, 2013. Terdapat berbagai komponen dalam pembentukan aset, salah satunya adalah
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah. Deposito mudharabah merupakan salah satu komponen dana pihak ketiga di bank syariah.
Deposito mudharabah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan dana pihak ketiga, jika dibandingkan dengan tabungan maupun giro.
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis data dengan menggunakan prosedur yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Variabel yang digunakan
pada data ini adalah variabel tingkat inflasi, suku bunga bank konvensional, Finance to Deposit Ratio dan Produk Domestik Bruto sebagai varibel eksogen.
Sedangkan sebagai variabel endogen adalah variabel bagi hasil deposito mudharabah dan deposito mudharabah di bank syariah. Untuk lebih jelasnya data
dapat dilihat pada lampiran. Data-data yang diperlukan dalam analisis ini diperoleh dari berbagai laporan
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, secara bulanan pada periode Januari 2009 hingga Desember 2012, total data yang diperoleh terdiri dari 48 bulan, sehingga
diharapkan dapat diketahui dengan jelas faktor apa saja yang mempengaruhi deposito mudharabah bank syariah di Indonesia. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode analisis jalur. Metode ini dipilih karena ingin menguji besarnya sumbangan kontribusi baik pengaruh langsung maupun tidak
langsung yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel inflasi, suku bunga, Financing to Deposit Ratio
Universita Sumatera Utara
dan Produk Domestik Bruto terhadap bagi hasil deposito mudharabah dan dampaknya kepada simpanan deposito mudharabah pada bank syariah. Prosedur
analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan statistical software yaitu SPSS 17.
4.2 Deskripsi Variabel