Proses Pembuatan Alat PEMBUATAN WATER HEATER

Gambar 3.17. Jangka sorong

3.4. Proses Pembuatan Alat

a. Merancang bentuk water heater Dalam merancang dan pembuatan gambar bentuk water heater dengan variasi menggunakan penangkap kalor gas buang, dapat dilakukan dengan proses manual ataupun dapat menggunakan software. Dalam perancangan bentuk water heater perlu diberikan ukuran pada setiap bagian water heater. b. Memotong pipa tembaga Dalam pemotongan pipa tembaga menggunakan alat pemotong pipa tembaga yang bertujuan agar pipa yang dipotong hasilnya lebih baik dan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Selain hail potongan pipa tetap berdiameter bulat, cacat yang diahasilkan juga hampir tidak ada. Pipa tembaga yang dipotong sepanjang 12 meter. c. Proses pelingkaran pipa tembaga Pipa tembaga yang awalnya berbentuk lurus dibentuk melingkar dengan ukuran diameter dalam 160 mm dan diameter luar 190 mm sampai hasilnya berbentuk spiral. Pada pengerjaan ini, pelingkaran pipa menggunakan alat penekuk pipa tembaga dengan bantuan panci sebagai titik poros tengah agar menjadi silinder dan hasilnya lebih rapi. Setelah proses pelingkaran pipa tembaga selesai, dilanjutkan dengan proses pemasangan empat pasang sirip dengan panjang sirip masing-masing 250 mm diluruskan atau dipipihkan dan diberi lubang pada ujung tiap sirip. Kemudian baut dimasukkan ke dalam lubang yang ada pada sirip tersebut, lalu dikencangkan dengan mur untuk pemasangan sirip pada pipa tembaga yang telah dibuat berbentuk spiral. Pemasangan sirip pada pipa dibuat arah vertikal terhadap lingkaran pipa tembaga. Gambar 3.18. Pembentukan pipa tembaga menjadi spiral d. Membuat kerangka water heater Water heater ini menggunakan dua tabung yaitu tabung bagian luar dan tabung bagian dalam satu tabung di dalam pipa tembaga yang dibuat spiral, jadi kerangkan water heater dibuat dua bagian. Membuat kerangka bertujuan agar membantu water heater dapat kokoh dan dan tabung yang di pakai dapat menjadi rapi. Tahapan pertama yang dilakukan yaitu membuat lingkaran dengan besi naco. Gambar 3.19. Pembentukan Lingkaran Setelah proses pembentukan besi naco menjadi lingkaran untuk bagian atas dan bawah kerangka water heater, pengerjaan selanjutnya yaitu menyambungkan dua lingkaran atas dan lingkaran bawah dengan menggunakan plat strip yang dilakukan dengan proses las listrik. Gambar 3.20. Penyambungan kerangka water heater Pengerjaan tahap terakhir yaitu dengan memasang galvanum untuk melapisi dinding luar kerangka. Agar galvanum dapat menempel dengan kuat diperlukan paku keling, sebelum mengunakan paku, galvanum dipasang pada kerangka dan dilubangi agar mendapatkan lubang yang digunakan untuk tempat paku. Gambar 3.21. Pengerjaan lubang untuk paku keling e. Memasukkan pipa tembaga yang sudah berbentuk spiral ke dalam rangka Setelah proses pengerjaan rangka water heater selesai pipa tembaga yang berfungsi sebagai tempat jalannya air yang sudah dibentuk spiral lalu dimasukkan ke dalam rangka. f. Membuat lubang udara Membuat lubang udara bertujuan agar terjadi sirkulasi udara yang baik, dengan menggunakan galvanum yang dilubangi menggunakan bor. Proses melubangi dilakukan dari tabung dalam hingga tembus sampai ke tabung luar. Gambar 3.22. Membuat lubang udara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI g. Membuat tabung bagian dalam Dibutuhkan plat galvanum untuk tabung diameter dalam berukuran 870 mm x 350 mm, yang dilekatkan dengan besi strip yang berfungsi sebagai penyangga lalu dilakukan proses pelubangan berjumlah 5 titik dan dipasang dengan paku keling. Gambar 3.23. Membuat tabung bagian dalam h. Pemasangan sirip Sirip yang digunakan 4 buah yang juga terbuat dari pipa tembaga itu sendiri, yang ditempel pada pipa tembaga yang sudah dirol di bagian dalam dan luar, pemasangan sirip ini menggunakan baut dan mur yang sebelumnya telah dilubangi terlebih dahulu. Gambar 3.24. Pemasangan sirip PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i. Memasukkan pipa penangkap kalor gas buang ke dalam rangka Setelah proses pengerjaan rangka water heater dan dinding dalam selesai, selanjutnya dimasukkan pipa tembaga. Pipa ini berfungsi sebagai penangkap kalor gas buang. Gambar 3.25. Pemasangan pipa penangkap kalor gas buang j. Membuat tabung bagian luar Pengerjaan tabung bagian luar hampir sama dengan proses pengerjaan tabung bagian dalam. Menggunakan plat galvanum berukuran 975 mm x 360 mm. Plat galvanum dilekatkan pada besi strip peyangga rangka yang sudah dilubangi. Setelah plat galvanum sudah menutupi seluruh rangka bagian luar lalu plat galvanum dilekatkan dengan menggunakan paku keling kembali agar terpasang dengan sempurna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3.26. Pengerjaan tabung bagian luar k. Prose penyambungan pipa pemanas dengan pipa penangkap kalor Setelah proses pengerjaan dinding luar dan dinding dalam selesai kemudian dilanjutkan dengan proses penyambungan antara pipa pemanas dengan pipa penangkap kalor gas buang, proses penyambungan menggunakan las tembaga dan stik tembaga. Gambar 3.27. Proses penyambungan pipa l. Proses pembuatan penutup tabung Penutup tabung dibuat dengan menggunakan plat galvanum yang sudah dipotong berbentuk lingkaran dengan diameter 300 mm, kemudian ditengahnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dipotong lagi dengan berbentuk lingkaran dengan ukuran 100 mm dan rangka untuk penutup tabung ini terbuat dari besi strip dibentuk silang dengan ukuran 300 mm. Proses selanjutnya dilakukan pemasangan rangka penutup dan penutup tabung yang terbuat dari plat galvanum dengan menggunakan paku keling. Gambar 3.28. Proses pembuatan penutup tabung Langkah selanjutnya membuat tabung berdiameter 100 mm dan diberi lubang-lubang pada permukaan tabung dengan bertujuan mendapatkan sirkulasi udara yang baik, yang akan di sambungkan pada penutup tabung. Dibagian bawah tabung ini ditutup dengan menggunakan plat besi, setelah tabung selesai dikerjakan lalu dipasang pada penutup tabung. Gambar 3.29. Proses membuat tabung diameter 100 mm . Gambar 3.30 menyajikan gambar hasil akhir dari water heater Gambar 3.30. hasil akhir dari pembuatan water heater PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN