Tabel 2.1 Nilai Konduktifitas termalbahan Stefan, 1879 buku perpindahan
kalor No.
Bahan
Nilai konduktivitas termal Wattm.ºC
Titik lebur 1
Timbal murni
35
327
o
C
2
Tembaga murni
385
600
o
C
3
Aluminium murni
202
400
o
C
4
Besi murni
73
1200
o
C
5
Nikel murni
93
1455
o
C
6
Baja karbon 1 C
43
1200
o
C
7
Perak murni
410
400
o
C Pertimbangan dalam pemilihan bahan pipa yang lain adalah :
1. Harganya terjangkau, agar biaya yang di keluarkan tidak banyak.
2. Bahan pipa tidak berkarat, jika berkarat akan dapat mengotori air yang
akan di pergunakan untuk mandi selain kotor juga bau. 3.
Titik didih bahan pipa tinggi, bahan pipa tidak melebur atau meleleh saat di pergunakan.
C. Pemilihan diameter pipa
Pemilihan diameter pipa juga merupakan hal yang sangat penting, semakin kecil diameter pipa yang dipakai, semakin besar dayanya. Semakin kecil diameter,
semakin besar hambatannya. Ukuran diameter pipa dipilih sedemikian sehingga tidak menghasilkan daya yang besar, selain itu harga jual water heater dapat
terjangkau.
2.1.3. Isolator dan Konduktor
Berdasarkan kemampuan dalam menghantarkan kalor benda dibedakan menjadi dua jenis : a Isolator dan b konduktor
a. Isolator
Isolator adalah benda-benda yang tidak mampu atau tidak dapat menghantarkan kalor dari suatu tempat ke tempat yang berbeda dengan baik.
Contoh benda yang disebut isolator adalah : kayu, kain dan gabus. Pada percobaan ini memiliki nilai konduktivitas termal yang rendah, isolator diperlukan agar kalor
hasil proses pembakaran bahan bakar tidak banyak keluar dari water heater.
Tabel 2.2 Sifat-sifat bahan bukan logam Holman,1993
No Bahan
k WmºC c kJkg.˚C ρ kgm
3
α m
2
s 1
Asbes 0,154
0,816 470-570
3,3-4 x 10
-7
2 Gabus
0,045 1,88
45-120 2-5,3 x 10
-7
3 Gelas
0,78 0,84
2700 3,4 x 10
-7
4 Bata bangunan
0,69 0,84
1600 5,2 x 10
-7
5 Udara
0,009246 1,0266
3,601 25,01 x 10
-7
Pada pembuatan Water Heater ini dipilih Isolator nya adalah udara. b.
Konduktor Konduktor adalah bahan yang bersifat dapat menghantarkan kalor dengan
baik. Konduktor yang baik adalah yang memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi, pada umumya logam.
Tabel 2.3 Sifat-sifat bahan logam pada suhu 20 C Holman,1993
No Bahan
k WmºC c
p
kJkg.˚C ρ kgm
3
α m
2
s 1
Perak 419
0,2340 10524
17,004 x 10
-5
2 Tembaga
386 0,091
8954 4,42 x 10
-5
3 Alumunium
204 0,208
2707 3,33 x 10
-5
4 Seng
112 0,091
7144 1,60 x 10
-5
5 Besi
73 0,11
7897 0,63 x 10
-5
6 Baja
54 0,465
7833 1,474 x 10
-5
2.1.4. Sirip
Sirip sering digunakan pada alat penukar kalor untuk meningkatkan luasan perpindahan kalor antara permukaan utama dengan fluida di sekitarnya. Sirip
biasa digunakan dalam pengkondisian udara dan juga peralatan elektronik, motor listrik dan lain-lain. Dalam semua peralatan tersebut udara digunakan sebagai
media perpindahan panas. Idealnya, material sirip harus mempunyai konduktivitas termal yang tinggi sehingga dapat membantu dengan cepat perpindahan panas
dari sumber api ke air. Semakin besar dan banyak sirip yang dipasang maka semakin besar pula kalor yang dipindahkan.
2.1.5. Saluran Udara Masuk
Untuk memenuhi persyaratan agar proses pembakaran terjadi, api membutuhkan oksigen yang terkandung di udara agar panas yang dihasilkan dapat
maksimal. Saluran udara yang terdapat di water heater terdapat pada bagian permukaan water heater dengan lubang-lubang. Hal ini dimaksudkan agar udara
dapat masuk kedalam ruang water heater disekitar tempat pembakaran berlangsung. Apabila water heater kekurangan udara dalam proses
pembakarannya maka hasil pembakaran tidak dapat maksimal. Karena sifat api yang membutuhkan oksigen untuk proses pembakarannya api akan cenderung
mengarah keluar dari water heater jika pasokan udara tidak ada didalam water heater. Didalam keadaan normal komposisi oksigen di dalam udara berkisar 20,
95 dari komposisi udara di bumi pada keadaan normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.6. Kebutuhan Udara