2.2.4. Inflasi Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang
dijumpai di hampir semua negara di dunia adalah inflasi. Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, karena bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian
besar dari harga barang-barang lain. Boediono, 1998 : 161
2.2.4.1 Macam Inflasi Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi, dan
penggolongan mana yang kita pilih tergantung tujuan kita. Penggolongan pertama berdasarkan atas “parah” tidaknya inflasi tersebut. Disini kita
membedakan beberapa macam inflasi : Boediono, 1986 : 162 1.
inflasi ringan di bawah 10 setahun 2.
inflasi sedang antara 10 - 30 setahun 3.
inflasi berat antara 30 - 100 setahun 4.
hiperinflasi di atas 100 setahun Penggolongan yang kedua adalah berdasarkan faktor-faktor yang
menyebutkan timbulnya inflasi. Atas dasar ini inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu : Nopirin, 1998 : 28
1. Demand pull inflation.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Cost push inflation.
Demand pull inflation adalah inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Sedangkan cost push inflation
adalah inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Untuk memberikan keterangan yang lebih jelas tentang kedua jenis inflasi tersebut,
diberikan ilustrasi seperti tampak pada gambar 2.6. Gambar 2.6a menggambarkan suatu demand pull inflation. Karena
permintaan masyarakat akan barang-barang bertambah misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan percetakan uang
atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor maka kurva aggregat demand bergeser dari D1 ke D2, akibatnya tingkat harga untuk naik
dari H1 ke H2. Harga
S Harga
S2 S1
H1 H4
H2 D2 H3
D D1
Q1 Q2 output Q4 Q5 output
Gambar 2.6. Demand pull inflation dan Cost push inflation.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sumber : Boediono, 1998 : 163, Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi , BPFE, Yogyakarta.
Sedangkan gambar 2.6b menggambarkan suatu cost push inflation. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa bila biaya produksi naik misalnya,
karena kenaikan harga sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri, atau kenaikan harga bahan bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat
agregat supplay bergeser dari S1 ke S2, akibatnya tingkat harga umum naik dari H3 ke H4, akibatnya dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi
kenaikan output, tidak berbeda, tetapi dari segi output GDriil ada perbedaan. Dalam kasus demand pull inflation, biasa ada kecenderungan
untuk output naik bersama-sama dengan kenaikan umum. Besar kecilnya kenaikan output ini tergantung kepada elastisitas kurva agregat supplay,
semakin mendekati output maksimum semakin tidak elastis kurva ini. Sebaliknya, dalam kasus cost push inflation biasanya kenaikan harga-harga
dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang kelesuan usaha.
2.2.4.2. Metode Perhitungan Angka Inflasi