Apakah laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi oleh PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya, di
duga bahwa laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PT. BPR Surya Artha Utama
Surabaya. Laba usaha berpengaruh terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi, sedangkan jaminan usaha tidak berpengaruh terhadap
keputusan jumlah pemberian kredit investasi pada PT. BPR Surya artha Utama Surabaya.
Menurut Sinungan 1997:3 sebagai institusi yang amat penting perannya dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang
berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang berlebihan dana dan pihak yang kekurangan dana.
2.2 Bank
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan sebagainya dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.2.1 jenis –Jenis Bank
a. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang –undang
nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengatur pengerahan dan –dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan,
menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakanpenambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari
seluruh bank yang ada di Indonesia. b.
Bank Umum Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai
layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk,
member kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima
penitipan barang dan lain sebagainya. c.
Bank Perkreditan rakyat Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki
keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang
terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam SBI sertifikat Bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2 Kredit
2.2.2.1 Pengertian kredit
Kredit berasal dari bahasa yunani, ‘credere’ yang artinya kepercayaan atau
dalam bahasa latin, „creditum‟ yang berarti kepercayaan dan kebenaran, karena itu dasr dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti
khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran.
Menurut PSAK No. 3 kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipesamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.
Menurut undang – undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan pinjam – meminjam antara bank dengan lain pihak dalam
hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya pada jangka waktu tertentu. Dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adalagi yang menyebutnya
bahwa definisi kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang
akan dating disertai dengan kontra prestasi yang berupa bunga.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.2 Unsur – unsur Kredit
Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut Kasmir,2002 : 103
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan member kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa yang benar
– benar diterima kembali di masa datang. b.
Kesepakatan Di samping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini terdapat dalam suatu perjanjian dimana masing
– masing pihak mendatangani hak dan kewajibannya masing
– masing. c.
Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,jangka menengah, atau jangka panjang.
d. Resiko
Suatu tenggang waktu pengembalian dan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. e.
Balas Jasa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit
merupakan keuntungan bank.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi kewajibannya sekaligus mengukur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok
dan bunga, maka pihak bank akan melakukan analisa kresit yang menyangkut beberapa aspek. Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat dikenal
adanya prinsisp “5C” Kasmir,2002 : 117,yang meliputi :
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak calon debitur yang akan diberikan kredit benar
– benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi.
b. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan usaha juga di ukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Sehingga dapat dilihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c.
Capital Modal calon debitur perlu diketahui dan diteliti, dilihat laporan keuangan
neraca dan laporan rugi laba dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, yang harus diteliti kebenarannya. Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang
diberikan akan dapat dipergunakan secepat mungkin oleh pihak bank. e.
Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai usaha masing – masing, serta
prospek usaha yang dijalankan calon debitur.
Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam pemberian
suatu kredit, bank harus berdasarkan kebijaksnaan kredit dengan memperhatikan 3 asas pokok Muljono, 1990 : 19, yaitu :
1. Asas Likuiditas
Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang likuid akibatnya sangat parah yaitu
hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas. 2.
Asas Solvabilitas Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit. 3.
Asas Rentabilitas Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh
laba, baik untuk mempertahankan ekstensinya maupun untuk keperluan mengembangkan usahanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Didalam pemberian kredit, bank akan memperhatikan aspek – aspek
pertimbangan kredit untuk menilai suatu kelayakan suatu usaha yang akan dibayar oleh kredit bank Munawir, 1998 : 236 meliputi :
1. Aspek umum, dalam hal ini harus diteliti masalah
– masalah : a.
Bentuk, nama dan alamat perusahaan b.
Susunan manajemen c.
Bidang usaha d.
Keterangan tentang jumlah pegawai e.
Kebangsaan f.
Bank langganan g.
Bagan organisasi 2.
Aspek ekonomi, yang meliputi masalah : a.
Pemasaran dan keadaan harga b.
Persaingan c.
Jumlah penjualan dari tiap – tiap jenis produk
d. Cara penjualan
e. Taksiran pemerintah dan sebagainya
3. Aspek teknik, harus diteliti oleh :
a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan
b. Tanah dan tempat pabrik
c. Bangunan milik,sewa,umur,harga
d. Urut
– urutan proses produksi e.
Perincian mesin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
f. Jumlah produksi
g. Tersediannya tenaga kerja keahlian, pendidikan, tingkat upah
h. Dan lain
– lain, missal mengenai tenaga penggerak diesel atau PLN, tersedianya air sumur atau PAM
4. Aspek yuridis
Yaitu memnuhi ketentuan hokum yang berlaku, termasuk izin – izin yang
diperlukan. 5.
Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja, yang harus diperhatikan : a.
Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur perekonomian setempat
b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan
c. Termasuk sector yang diprioritaskan oleh pemerintah
6. Aspek keuangan, hal yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
a. Neraca dan laporan rugi laba
b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
c. Rencan penerimaan dan pengeluaran kas cash budget
d. Proyeksi laporan keuangan
e. Penilaian proyek investasi
f. Perhitungan kebutuhan kredit
g. Rencana angsuran kredit repayment schedule
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.3 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama
pemberian suatu kredit Kasmir, 2002 : 105 :
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2.
Membantu usaha nasabah Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana
investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahannya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyakkredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector. Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit secara
umum. Tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut : a.
Keuntungan profit Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
diambil dari pendaptan bunga. b.
Keamanan safety
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Yaitu keamanan dari prestasi tau fasilitas yang diberikan harus benar – benar
tejamin sehingga tujuan profitability dapat benar – benar tercapai tanpa
hambatan – hambatan yang berarti.
Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of
development adalah untuk : a.
Turut mensukseskan program pemerintah di bidangekonomi dan pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c.
Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.
Berdasarkan kebijaksanaan di bidang ekonomi dan pembangunan dan ketentuan yang berlaku di Negara kita maka secara umum dapat dikemukakan
bahwa kebijaksanaan kredit perbankan kredit perbankan Kasmir, 2002 : 102 adalah sebagai berikut :
a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaan moneter dan
ekonomi b.
Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor – sektor yang
diprioritaskan c.
Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – usaha yang diragukan
kemampuannya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit akad kredit, yang
tersirat pertimbangan yuridis yaitu revenue penghasilan pemerintah bertambah dengan adanya bea materi kredit .
e. Overdraft penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi
plafond kredit yang disetujui dilarang. f.
Pemberian kredit untuk pembayran kembali kepada pemerintah dilarang kredit untuk membayar pajak dan bea cukai.
g. Kredit tanpa jaminan dilarang pertimbangan keamanan atau safety
2.2.2.4 Fungsi kredit
Dalam kehidupan perekonomian, bank memgang peranan yang sangat penting sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai
kemakmuran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun kehidupan sehari – hari. Pihak yang mendapat kredit harus
dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang
memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitunganyang wajir dari modal yang dijadikan objek kredit, dan
secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan.
Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat, apabila secara social ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan,
dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdagangan, mempunyai fungsi sebagai berikut Kasmir, 2002 : 107 :
a. Meningkatkan Daya Guna Uang
Dengan adanya krdit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa penerima kredit.
b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan Peredaran Barang
Kredit menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
e. Kredit sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Dengan memberikan kredit daoat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan mennambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Kemudian kredit dapat membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri dan luar negeri sehingga meningkatkan
devisa Negara. f.
Meningkatkan Kegairahan Berusaha Penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha karena
bantuan kredit yang diterima nasabah dari bank dapat digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produkstivitasnya.
g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.
h. Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberi kredit oleh
Negara lain akan maningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
2.2.2.5 Jenis kredit perbankan untuk masyarakat
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Secara umum jenis
– jenis kredit dibedakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menurut berbagai kriteria, yaitu dari kriteria tujuan kredit, jangka waktu, jaminan, sektor usaha dan penggunaannya. Kasmir,2002 : 110 :
a. Dari segi tujuan kredit, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha. 3.
Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
b. Dari segi jangka waktu, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit jangka pendek short tern loan
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Kredit semacam ini, biasanya diberikan bank sebagai modal kerja.
2. Kredit jangka menengah medium tern loan
Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 samapai 3 tahun. Bank biasanya menyalurkan kredit jangka meengah untuk keperluan
– keperluan modal kerja atau investasi yang jumlahnya relative kecil, seperti alat kerja
atau mesin – mesi ringan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kredit jangka panjang long tern loan
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini umunya adalah kredit investasi yang bertujuan untuk
menambah mosal perusahaan dalam rangka rehabilitasi, ekspansi atau perluasan, dan pendirian proyek baru.
c. Dari segi jaminan, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit dengan jaminan secured loan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau barang tidak berwujud.
Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas : 1.
Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap bergerak
2. Jaminan pribadi yaitu perjanjian diamana suatu pihak menyanggupi
pihak lain kreditur bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang apabila terutang kreditur tidak menepati janiinya.
3. Jaminan efek
– efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar bursa efek.
d. Dari segi sektor usaha, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atatu pertanian rakyat yang berjangka pendek atau berjangka panjang. 2.
Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah,
atau besar. 4.
Kredit pertabangan, jenis usaha tambang yang dibiayai dalam jangka panjang.
5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
srarana dan prasarana pendidikan. 6.
Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti : dosen, dokter, atau pengacara.
7. Kredit perumahaan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahaan. e.
Dari segi kegunaannya, kredit dikelompokkan menjadi : 1.
Kredit Modal Kerja Yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Misalnya : kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar pegawai atau biaya
– biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
2. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
Contoh kredit investasi, misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin
– mesin.
Ciri – ciri kredit investasi adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pertama : diperlukan untuk penanaman modal
Kedua : mempunyai perencanaan yang terarah
Ketiga : waktu penyelesaian kredit berjangka mengah atau panjang
Dengan cirri – cirri diatas, pada umumnya jumlah keuangan bank yang
bersangkutan didalam proyek – proyek kredit investasi itu tidaklah sedikit.
Mengingat lamanya pengendapan dalam proyek investasi maka haruslah disusun suatu cash flow atau perputaran nkeuangan perusahaan investor yang mencakup
segala komponen biaya dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa uang yang tersedia setelah segala kewajiban lainnya terpenuhi. Setelah perputaran
keuangan, kemudian dibuatkan suatu amortization schedule yaitu rencana pengangsuran kredit, berdasarkan proyeksi kemampuan pendapatan dan biaya dari
tahun ke tahun bersamaan dengan perkiraan tentang keadaan – keadaan dimasa
dating, mengingat kredit investasi sesuai dengan sifatnya memerlukan waktu yang cukup panjang.
Untuk memperkirakannya, perlu diadakan perhitungan dan perkiraan neraca dan laba rugi selama kredit berjalan. Dari perkembangan
– perkembangan inilah kemudian dapat diadakan pengukuran tentang earning power kekuatan
pendapatan dan solvency kemampuan mengangsur perusahaan. Data yang diperlukan untuk penyususnan perkiraan neraca dan laba rugi harus sedemikian
rupa dapat dipercaya. Kesukaran yang utama pada umunya adalah memperoleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
suatu dana yang benar – benar akurat, factual, dan actual yang benar – benar
dapat dipercaya
2.2.3 Laba Usaha
Menurut Soemarso 2001 : 227 laba usaha adalah selisih antara laba bruto pendapatan dengan badan usaha. Atau laba yang diperoleh semata
– mata dari kegiatan utama perusahaan.
Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar outsider, yaitu untukmembuat keputusan investasi dan menempatkan sumber
daya yang akan diinvestasikan dan juga untuk memutuskan pemberian kredit oleh kreditor. Untuk kepentingan tersebut laporan keuangan dirancang guna
mengetahui kemampuan atas solvency dan profitabilitas perusahaan.
Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahan, menurut Statement Of Financial Accounting Concept No. 1 1992 memiliki manfaat
sebagai berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba
dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Untuk menganalisis realiasasi laba usaha maka data historis yang berurutan paling tidak selama kurun waktu dua tahun terakhir harus tersedia dan dapat
dianalisis. Laporan laba atau rugi perusahaan pada periode – periode yang sudah
berlaku menggambarkan situasi yang dihadapi oleh perusahaan, baik dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bidang manajemen, keuangan, maupun perpajakan, juga pengalaman dan pengelola tersebut.
2.2.4 Jaminan Kredit