bidang manajemen, keuangan, maupun perpajakan, juga pengalaman dan pengelola tersebut.
2.2.4 Jaminan Kredit
Jaminan kredit adalah seluruh harta kekayaan seseorang, baik barang bergerak, tidak bergerak, barang berwujud maupun tidak berwujud baik yang
diserahkan secara tegas berdasarkan perjanjian maupun secara otomatis berdasarkan undang
– undang oleh debitur depada kreditur, dengan maksud menjamin pembayaran kembali kreditnya berdasarkan suatu perikatan Kasmir,
2003 : 113.
Pentingnya suatu jaminan oleh bank atau suatu pemberian kredit, tidak lain adaah karena jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko
yang mungkin timbul dalam tenggang antar pelepasan dan pelunasan kredit.
Keberadaan jaminan kredit collateral merupakan persyaratan guna memperkecil resiko bank dalam menyalurkan kredit. Pada prinsipnya suatu
penyalurkredit tidak selalu harus dengan jaminan kredit, sebab jenis usaha dan peluang bisnis yang dimiliki debitur pada dasarnya sudah merupakan jaminan atas
prospek usaha itu sendiri. Hanya saja, jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka kredit itu akan memiliki resiko yang sangat besar karena jika investasi yang
dibiayai mengalami kegagalan atau tidak sesuai dengan perhitungan semula. Jika hal ini terjadi maka bank akan dirugikan sebab dana yang disalurkan berpeluang
untuk tidak dapat dikembalikan. Itu berarti kredit tersebut macet tanpa ada asset
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nasabah yang digunakan untuk enutup kredit yang tidak terbayar. Lain halnya jika ada agunan bank akan dapat menarik kembali dana yang disalurkannya dengan
memanfaatkannya jaminan tersebutr. Masalah collateral dapat enjadi pelik jikatidak disikapi dengan seksama.
2.2.5 Pengaruh Laba Usaha Terhadap Keputusan Pemberi Kredit
Menurut Ahmed Belkaoui dasar akuntansi bukanlah pemilik buakn pula kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban-kewajiban yang
bersangkutan serta batasan – batasan yang bersangkutan yang mengatur
pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut sebagai “Dana”. Teori dana memandang satuan usaha sebagai satuan yang terdri dari
sumber-sumber ekonomi dana dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batasan
–batasan yang bersangkutan dalam pemikiran tersebut. Oleh karena itu, teori dana lebih terpusat pada aktiva dalam arti bahwa teori dana lebih
menitikberatkan pada administrasi dan kelayakan pemakai aktiva. Teori dana menjelaskan adanya pengaruh antara laba usaha terhadap pemberi kredit oleh
investor yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari pengelolahan aktivanya asset.
Laba usaha mempengaruhikebijaksanaan dalam pemberi kredit investasi. Laba usaha menunjukkan seberapa besar solvabilitas, likuiditas, rentabilitas, dan tingkat
resiko usaha perusahaan. Hal tersebut dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank Muljono, 1990 : 14.
2.2.6 Pengaruh Jamninan Usaha Terhadap Keputusan Pemberi Kredit