2.2.2 Kredit
2.2.2.1 Pengertian kredit
Kredit berasal dari bahasa yunani, ‘credere’ yang artinya kepercayaan atau
dalam bahasa latin, „creditum‟ yang berarti kepercayaan dan kebenaran, karena itu dasr dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti
khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran.
Menurut PSAK No. 3 kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipesamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.
Menurut undang – undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan pinjam – meminjam antara bank dengan lain pihak dalam
hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya pada jangka waktu tertentu. Dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adalagi yang menyebutnya
bahwa definisi kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang
akan dating disertai dengan kontra prestasi yang berupa bunga.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.2 Unsur – unsur Kredit
Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut Kasmir,2002 : 103
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan member kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa yang benar
– benar diterima kembali di masa datang. b.
Kesepakatan Di samping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini terdapat dalam suatu perjanjian dimana masing
– masing pihak mendatangani hak dan kewajibannya masing
– masing. c.
Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,jangka menengah, atau jangka panjang.
d. Resiko
Suatu tenggang waktu pengembalian dan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. e.
Balas Jasa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit
merupakan keuntungan bank.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi kewajibannya sekaligus mengukur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok
dan bunga, maka pihak bank akan melakukan analisa kresit yang menyangkut beberapa aspek. Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat dikenal
adanya prinsisp “5C” Kasmir,2002 : 117,yang meliputi :
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak calon debitur yang akan diberikan kredit benar
– benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi.
b. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan usaha juga di ukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Sehingga dapat dilihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c.
Capital Modal calon debitur perlu diketahui dan diteliti, dilihat laporan keuangan
neraca dan laporan rugi laba dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, yang harus diteliti kebenarannya. Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang
diberikan akan dapat dipergunakan secepat mungkin oleh pihak bank. e.
Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai usaha masing – masing, serta
prospek usaha yang dijalankan calon debitur.
Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam pemberian
suatu kredit, bank harus berdasarkan kebijaksnaan kredit dengan memperhatikan 3 asas pokok Muljono, 1990 : 19, yaitu :
1. Asas Likuiditas
Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang likuid akibatnya sangat parah yaitu
hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas. 2.
Asas Solvabilitas Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit. 3.
Asas Rentabilitas Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh
laba, baik untuk mempertahankan ekstensinya maupun untuk keperluan mengembangkan usahanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Didalam pemberian kredit, bank akan memperhatikan aspek – aspek
pertimbangan kredit untuk menilai suatu kelayakan suatu usaha yang akan dibayar oleh kredit bank Munawir, 1998 : 236 meliputi :
1. Aspek umum, dalam hal ini harus diteliti masalah
– masalah : a.
Bentuk, nama dan alamat perusahaan b.
Susunan manajemen c.
Bidang usaha d.
Keterangan tentang jumlah pegawai e.
Kebangsaan f.
Bank langganan g.
Bagan organisasi 2.
Aspek ekonomi, yang meliputi masalah : a.
Pemasaran dan keadaan harga b.
Persaingan c.
Jumlah penjualan dari tiap – tiap jenis produk
d. Cara penjualan
e. Taksiran pemerintah dan sebagainya
3. Aspek teknik, harus diteliti oleh :
a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan
b. Tanah dan tempat pabrik
c. Bangunan milik,sewa,umur,harga
d. Urut
– urutan proses produksi e.
Perincian mesin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
f. Jumlah produksi
g. Tersediannya tenaga kerja keahlian, pendidikan, tingkat upah
h. Dan lain
– lain, missal mengenai tenaga penggerak diesel atau PLN, tersedianya air sumur atau PAM
4. Aspek yuridis
Yaitu memnuhi ketentuan hokum yang berlaku, termasuk izin – izin yang
diperlukan. 5.
Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja, yang harus diperhatikan : a.
Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur perekonomian setempat
b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan
c. Termasuk sector yang diprioritaskan oleh pemerintah
6. Aspek keuangan, hal yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
a. Neraca dan laporan rugi laba
b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
c. Rencan penerimaan dan pengeluaran kas cash budget
d. Proyeksi laporan keuangan
e. Penilaian proyek investasi
f. Perhitungan kebutuhan kredit
g. Rencana angsuran kredit repayment schedule
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.3 Tujuan Kredit