FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT INVESTASI OLEH PD. BPR GRESIK.
SKRIPSI
Oleh :
RAGIL ARIF RAKHMAWAN 1013010089 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis
Program Studi Akuntansi
Oleh :
RAGIL ARIF RAKHMAWAN 1013010089 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR 2014
(3)
Disususn Oleh:
Ragil Arif Rakhmawan 1013010089/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Drs. EC. Eko Riadi, M.Aks Dr. Gideon SB, M.Si Sekretaris
Dra, Erry Andhaniwati. Maks, Ak Anggota
Drs. EC. Eko Riadi, M.Aks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 19630924 198903 1001
(4)
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi dengan judul ͞FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT
INVESTASI OLEH PD. BPR GRESIK͟.
Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai saah satu persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dengan terselesainya skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 3. Bapak Dr. Hero Priono SE, M.Si, AK, CA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4. Bapak Drs. Ec. Eko Riyadi, M. Aks, selaku Dosen Pembimbing yang dengan
sabar membimbing dan mengarahkan penulis sehingga terselesaikannya
(5)
6. Pimpinan dan para Staff Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Gresik yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan pengambilan data.
7. Keluarga tercinta saya terutama orangtua, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan do’a dan motivasi tanpa henti-hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini tepat waktu.
8. Seluruh para sahabat (Agil, Joko, Asta, Imam, Putra, Enduu, Citra, Jayanti,
Fajar, Ghama, Dewi) serta teman-teman Program Studi Akuntansi yang telah memberikan informasi dan dukungan dalam menyusun skripsi.
9. Serta bantuan dan dukungan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Serta bantuan dan dukungan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satupersatu. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.
Surabaya, Maret 2014
(6)
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Bank ... 10
2.2.1 Jenis-jenis Bank ... 10
2.2.2 Kredit ... 12
2.2.2.1 Pengertian Kredit ... 12
2.2.2.2 Unsur – Unsur Kredit ... 13
(7)
2.2.4 Jaminan Kredit ... 28
2.2.5 Pengaruh Laba Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit ... 29
2.2.6 Pengaruh Jaminan Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit ... 30
2.3 Kerangka Pikir ... 31
2.4 Hipotesis ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 33
3.2.1 Populasi ... 33
3.2.2 Sampel ... 34
3.3 Teknik Pengumpulan data ... 35
3.3.1 Jenis Data ... 35
3.3.2 Cara Pengumpulan data ... 35
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 36
3.4.1 Teknik Analisis ... 36
3.4.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.4.1.2 Uji Regresi Linier Berganda ... 39
(8)
4.1.2 Jaminan Usaha ... 43
4.1.3 Keputusan Jumlah Pemberian Kredit Investasi ... 44
4.2 Analisis Data Penelitian ... 44
4.2.1 Asumsi Klasik ... 44
4.2.2 Persamaan regresi Linier Berganda ... 48
4.2.3 Uji F ... 49
4.2.4 Koefisien Determinasi ... 51
4.2.5 Uji T ... 52
4.3 Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 57
5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 57
5.3.2 Implikasi ... 58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
Ragil Arif Rakhmawan
ABSTRAKSI
Keberhasilan pihak bank dalam memberikan kredit investasi di tentukan dari perencanaan dan pengendalian yang matang dalam pengelolaan kredit. Perencanaan dan pengendalian yang matang didukung oleh informasi yang handal dan terpercaya, maka pihak bank akan mampu untuk melakukan strategi 5C dan pengambilan keputusan yang tepat dengan melihat laba usaha perusahaan dan jaminan yang diberikan oleh debitur. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan mengetahui apakah laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit investasi oleh PD. BPR Gresik.
Variabel yang digunakan adalah laba usaha (X1) dan jaminan usaha (X2 ) pada pemberian kredit investasi (Y). populasi dalam prnrlitian ini adalah debitur PD. BPR Gresik yang berjumlah 40. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 debitur. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari observasi lapangan, interview, dan dokumentasi. Dengan alat uji regresi linier berganda. Dari uji F dapat disimpulkan bahwa : nilai Fhitung sebesar 72,664 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh labausaha (X1) dan jaminan usaha (X2) terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PD BPR Gresik (Y). Dari uji t dapat disimpulkan bahwa : dapat dijelaskan laba usaha (X1) secara parsial terbukti signifikan terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PT.BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y), dilihat dari nilai thitung yang dihasilkan yaitu sebesar 3,233 dengan tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu sebesar 0,003. Sedangkan jaminan usaha (X2) secara parsial terbukti signifikan terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PT.BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y), dilihat dari nilai thitung yang dihasilkan yaitu sebesar 3,819 dengan tingkat signifikan lebih dari 5% yaitu sebesar 0,001
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, pelaksanaan pembangunan nasional
yang berdasarkan kekeluargaan perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Untuk
mencapai keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan pembangunan,
stabilitas nasional, dan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah besar.
Dalam pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan kepada kemampuan sendiri,
disamping memanfaatkan sumber lain sebagai pendukung, sumber dari luar tidak
mungkin selamanya untuk pembangunan. Oleh karena itu perlu ada usaha yang
sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana investasi, yang bersumber dari dalam
tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan devisa.
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
(11)
Untuk memperlancar operasinya, tujuan dari didirikan bank tersebut adalah
untuk memberikan pelayanan jasa kredit kepada masyarakat terutama pada
golongan ekonomi lemah. Dengan adanya pemberian kredit tersebut dapat
menguntungkan semua pihak diantaranya pemerintah yaitu tercapainya salah satu
tujuan pembangunan nasional dalam bentuk kesejahteraan umum. Peranan bank
dalam masyarakat adalah memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan ,
kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Dana yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan terutama digali dari
kemampuan sendiri, sedangkan dana dari luar negeri merupakan perlengkapan
dengan memegang prinsip peningkatan kemandirian dalam melaksanakan
pembangunan. Dana perbankan lebih memperhatikan pihak luar, dalam hal ini
masyarakat serta badan usaha baik pemerintah maupun swasta. Sumber utama
dari pihak perbankan dalam mencapai pendapatan bank tergantung dari besarnya
jumlah nasabah kredit yang berupa operasi perkreditan. Dalam upayanya
menghimpun dana dari masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank akan
menghasilkan jenis dana yang berbeda dengan biaya-biayanya.
Bagi bank, dengan adanya kebijakan tersebut akan memperbesar dan
memperluas pemberian kredit khususnya kepada Pegawai Negeri Sipil. Serta bagi
masyarakat, dengan adanya bank tersebut akan lebih mudah mendapatkan
pelayanan kredit. Adapun prosedur permohonan kredit di BPR Gresik adalah
sederhana, dengan persyaratan-persyaratan yang ringan berupa suku bunga yang
(12)
Dalam menjalankan operasionalnya PD. BPR Gresik telah memanfaatkan
potensi-potensi wilayah yang ada, dengan mengadakan pendekatan-pendekatan
mengingat penyebaran penduduk di Kabupaten Gresik yang beraneka ragam latar
belakang pekerjaannya. Sedangkan dalam penyaluran kreditnya PD. BPR Gresik
lebih banyak memberikan penyaluran kredit kepada pedagang kecil yang
kebanyakan berada di lokasi – lokasi pasar – pasar tradisional yang strategis. Sebagai antisipasi dana reaksi atas perkembangan dan persaingan
perekonomian yang semakin pesat, maka perlu adanya sumber-sumber untuk
menyediakan dana guna membiayai kegiatan perekonomian yang semakin
berkembang. Kemudian mulai timbul suatu cara untuk mencari dan menggali
sumber dana yang diperoleh dengan mudah dan cepat.
Bankir-bankir yang mengelola banknya menurut sistem dan metode yang
mengacu tingkat produktivitas usaha para nasabah (baik industri, perdagangan,
dan jasa) akan mampu melihat ke depan dan mengambil keputusan yang
seimbang bagi perkembangan ekonomi negaranya. Dari sektor ini pula perbankan
dapat mempengaruhi maju mundurnya perekonomian, dan tidak dapat dipungkiri
bahwa aktivitas terbesar dan terpenting bagi kegiatan perbankan sampai sekarang
terletak pada sektor kredit.
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa masih sering kali terjadi kendala yang
harus dihadapi oleh pihak bank dalam hal berkaitan dengan tanggung jawab pihak
debitur, yaitu kemampuan dan ketepatan waktu dalam melakukan pembayaran
(13)
pihak debitur tidak mampu mengembalikan pinjaman dari bank maka pada
akhirnya berakhir pada terjadinya kredit bermasalah, pada debitur antara lain
seperti kemauan untuk membayar, pendapatan debitur, modal yang dimiliki oleh
debitur, jaminan atas kredit serta kondisi perekonomian debitur. Kelima hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pembayaran angsuran kredit
kedepannya
Tabel 1.1 : Tabel nilai pengajuan pinjaman dan nilai terealisasi yang di berikan
oleh bank pada tahun 2012 - 2013
R debitur
Permohonan Kredit
Laba
Usaha Jaminan usaha Realisasi Kredit
Pemberian kredit (%)
(Rp) (Rp) (Rp)
1 1 165.000.000 7.425.000 232.172.000 165.000.000 100 2 75.000.000 2.958.450 87.000.000 50.000.000 66,67 3 300.000.000 9.062.550 270.000.000 150.000.000 50 4 2 250.000.000 12.083.000 295.100.000 200.000.000 80 5 120.000.000 8.125.000 160.000.000 100.000.000 83
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada pemohon kredit yang tidak
disetujui 100 %, hal ini disebabkan pihak bank PD BPR. Bank Gresik dalam
pemberian kredit berpedoman pada jaminan yang diberikan dan laba yang dicapai
oleh perusahaan setiap bulannya.
Misalnya untuk debitur 1 yang mengajukan permohonan kredit sebesar Rp.
165.000.000 dengan laba usaha yang dicapai setiap bulannya sebesar Rp.
(14)
merealisasikan sepenuhnya yaitu Rp. 165.000.000 atau 100%, sedangkan debitur
3 yang mengajukan permohonan kredit sebesar Rp. 300.000.000 dengan laba
usaha yang dicapai setiap bulannya sebesar Rp. 9.062.000 dengan jaminan Rp.
270.000.000 tetapi pihak bank hanya merealisasikan sebesar Rp. 150.000.000 atau
50%. Masa pelunasan pinjaman mempunyai jangka waktu paling sedikit 1 tahun
dan paling lama 5 tahun tergantung besarnya pinjaman dan perjanjian yang
dilakukan pihak debitur dengan pihak bank.
Kondisi tersebut di atas mengharuskan pihak bank mempunyai perencanaan
dan pengendalian yang matang dalam pengelolaan kredit. Perencanaan dan
pengendalian yang matang didukung oleh informasi yang handal dan terpercaya,
maka pihak bank akan mampu untuk melakukan strategi pengambilan keputusan
yang tepat.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi
kewajiban dan mengatur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok dan
bunga, serta sekaligus usaha untuk memperkecil resiko yang timbul dari
pemberian kredit, maka sebelumnya pihak bank akan melakukan analisa yang
menyangkut beberapa aspek keuangan yaitu laba usaha dan jaminan. Proses
analisa pemberian kredit pada. calon prinsipnya adalah agar pemberian kredit
pada calon debitur dapat mencapai sasaran sekaligus memperoleh pendapatan dan
(15)
Dari latar belakang tersebut maka ingin dilakukan penelitian dengan judul: “Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pemberian kredit investasi oleh PD. BPR Gresik”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
Apakah laba usaha, dan jaminan usaha berpengaruh terhadap jumlah pemberian
kredit investasi oleh PD. BPR Gresik ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba usaha dan jaminan
berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit investasi oleh PD. BPR Gresik
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi akademisi
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan study dan
perkembangan Ilmu ekonomi khususnya dibidang kredit dan sebagai bahan
(16)
b. Bagi praktisi
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lingkungan dunia
perbankan dalam menentukan kriteria pemberian kredit.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan praktis tentang keputusan
pemberian kredit investasi secara relevan dengan ilmu pengetahuan pada
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain dapat dipakai
sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini
antara lain :
a. Saputra (2007)
“Keputusan Pemeberian Kredit Investasi di Bank Rakyat Indonesia
Cabang Bojonegoro“
Apakah laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian
kredit investasi di BRI cabang Bojonegoro, diduga bahwa laba usaha dan
jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI
Cabang Bojonegoro. Laba usaha dan jaminan usaha berpengaruh terhadap
jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Bojonegoro.
b. Sidharta (2010)
“Pengaruh Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap
Keputusan Pemberian Kredit Investasi di BRI Cabang Sidoarjo”
Apakah laba usaha dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pemberian kredit investasi di BRI cabang Sidoarjo, di
duga bahwa laba usaha dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan
(18)
Laba usaha dan nilai jaminan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pemberian kredit investasi di BRI Sidoarjo.
c. Ramadhan (2011)
“Pengaruh Nilai Pengajuan Kredit, Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap keputusan Pemberian Kredit Investasi di Bank
CIMB Tbk. Cabang Mojokerto”
Apakah nilai pengajuan kredit, laba usaha dan nilai jaminan kredit
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit investasi di
bank CIMB tbk. Cabang Mojokerto, bahwa nilai pengajuan kredit, laba
usaha, dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan positif terhadap
keputusan pemberian kredit di Bank CIMB NIAGA Tbk. Cabang Mojokerto.
Dan mempunyai kesimpulan sebagai berikut :
a. Nilai pengajuan kredit, nilai laba dan nilai jaminan kredit mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian kredit di Bank CIMB
Niaga cabang Mojokerto.
b. Hasil pengolahan data nilai koefisisien determinasi (R2) menunjukkan
bahwa nilai pegajuan kredit,nilai laba usaha dan jaminan kredit
mempengaruhi keputusan pemberian kredit, sedangkan factor lain
pengaruhnya sangat kecil.
d. Firdaus (2012)
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Dalam Pemberian
(19)
Apakah laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah
pemberian kredit investasi oleh PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya, di
duga bahwa laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap keputusan
jumlah pemberian kredit investasi di PT. BPR Surya Artha Utama
Surabaya. Laba usaha berpengaruh terhadap keputusan jumlah pemberian
kredit investasi, sedangkan jaminan usaha tidak berpengaruh terhadap
keputusan jumlah pemberian kredit investasi pada PT. BPR Surya artha
Utama Surabaya.
Menurut Sinungan (1997:3) sebagai institusi yang amat penting perannya
dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang
berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang berlebihan
dana dan pihak yang kekurangan dana.
2.2 Bank
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan sebagainya dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
2.2.1 jenis –Jenis Bank
a. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang –undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang,
(20)
mengatur pengerahan dan –dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan/penambahan mata uang
rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari
seluruh bank yang ada di Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai
layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk,
member kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli
valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima
penitipan barang dan lain sebagainya.
c. Bank Perkreditan rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki
keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang
terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang
terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam SBI / sertifikat Bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain
(21)
2.2.2 Kredit
2.2.2.1 Pengertian kredit
Kredit berasal dari bahasa yunani, ‘credere’ yang artinya kepercayaan atau dalam bahasa latin, „creditum‟ yang berarti kepercayaan dan kebenaran, karena itu dasr dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti
khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran.
Menurut PSAK No. 3 kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat
dipesamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.
Menurut undang – undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam – meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya pada jangka waktu
tertentu. Dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adalagi yang menyebutnya
bahwa definisi kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada
pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang
(22)
2.2.2.2 Unsur – unsur Kredit
Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut
(Kasmir,2002 : 103)
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan member kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang,
barang, atau jasa yang benar – benar diterima kembali di masa datang. b. Kesepakatan
Di samping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini terdapat
dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak mendatangani hak dan kewajibannya masing – masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa
berbentuk jangka pendek,jangka menengah, atau jangka panjang.
d. Resiko
Suatu tenggang waktu pengembalian dan menyebabkan suatu resiko tidak
tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.
(23)
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal
dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit
merupakan keuntungan bank.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi
kewajibannya sekaligus mengukur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok
dan bunga, maka pihak bank akan melakukan analisa kresit yang menyangkut
beberapa aspek. Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat dikenal adanya prinsisp “5C” (Kasmir,2002 : 117),yang meliputi :
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak calon debitur yang akan diberikan
kredit benar – benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi.
b. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan usaha juga di ukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Sehingga dapat dilihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital
Modal calon debitur perlu diketahui dan diteliti, dilihat laporan keuangan
neraca dan laporan rugi laba dengan melakukan pengukuran dari segi
(24)
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, yang harus diteliti
kebenarannya. Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang
diberikan akan dapat dipergunakan secepat mungkin oleh pihak bank.
e. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai usaha masing – masing, serta prospek usaha yang dijalankan calon debitur.
Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam pemberian suatu kredit, bank harus berdasarkan kebijaksnaan kredit dengan memperhatikan 3
asas pokok (Muljono, 1990 : 19), yaitu :
1. Asas Likuiditas
Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat
likuiditasnya, karena suatu bank yang likuid akibatnya sangat parah yaitu
hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas.
2. Asas Solvabilitas
Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit.
3. Asas Rentabilitas
Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh
laba, baik untuk mempertahankan ekstensinya maupun untuk keperluan
(25)
Didalam pemberian kredit, bank akan memperhatikan aspek – aspek pertimbangan kredit untuk menilai suatu kelayakan suatu usaha yang akan dibayar
oleh kredit bank (Munawir, 1998 : 236) meliputi :
1. Aspek umum, dalam hal ini harus diteliti masalah – masalah : a. Bentuk, nama dan alamat perusahaan
b. Susunan manajemen
c. Bidang usaha
d. Keterangan tentang jumlah pegawai
e. Kebangsaan
f. Bank langganan
g. Bagan organisasi
2. Aspek ekonomi, yang meliputi masalah :
a. Pemasaran dan keadaan harga
b. Persaingan
c. Jumlah penjualan dari tiap – tiap jenis produk d. Cara penjualan
e. Taksiran pemerintah dan sebagainya
3. Aspek teknik, harus diteliti oleh :
a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan
b. Tanah dan tempat pabrik
c. Bangunan (milik,sewa,umur,harga)
d. Urut – urutan proses produksi e. Perincian mesin
(26)
f. Jumlah produksi
g. Tersediannya tenaga kerja (keahlian, pendidikan, tingkat upah)
h. Dan lain – lain, missal mengenai tenaga penggerak ( diesel atau PLN), tersedianya air (sumur atau PAM)
4. Aspek yuridis
Yaitu memnuhi ketentuan hokum yang berlaku, termasuk izin – izin yang diperlukan.
5. Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja, yang harus diperhatikan :
a. Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur
perekonomian setempat
b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan
c. Termasuk sector yang diprioritaskan oleh pemerintah
6. Aspek keuangan, hal yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
a. Neraca dan laporan rugi laba
b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
c. Rencan penerimaan dan pengeluaran kas (cash budget)
d. Proyeksi laporan keuangan
e. Penilaian proyek investasi
f. Perhitungan kebutuhan kredit
(27)
2.2.2.3 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian
kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama
pemberian suatu kredit (Kasmir, 2002 : 105) :
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit terutama
dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah
Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana
investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak
debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahannya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyakkredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector.
Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit secara
umum. Tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan (profit)
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
diambil dari pendaptan bunga.
(28)
Yaitu keamanan dari prestasi tau fasilitas yang diberikan harus benar – benar tejamin sehingga tujuan profitability dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan – hambatan yang berarti.
Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank,
khususnya bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of
development adalah untuk :
a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidangekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan
dapat memperluas usahanya.
Berdasarkan kebijaksanaan di bidang ekonomi dan pembangunan dan
ketentuan yang berlaku di Negara kita maka secara umum dapat dikemukakan
bahwa kebijaksanaan kredit perbankan kredit perbankan (Kasmir, 2002 : 102)
adalah sebagai berikut :
a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaan moneter dan
ekonomi
b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor – sektor yang diprioritaskan
c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – usaha yang diragukan kemampuannya
(29)
d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit), yang
tersirat pertimbangan yuridis yaitu revenue (penghasilan pemerintah
bertambah dengan adanya bea materi kredit ).
e. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi
plafond kredit yang disetujui) dilarang.
f. Pemberian kredit untuk pembayran kembali kepada pemerintah dilarang
(kredit untuk membayar pajak dan bea cukai).
g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan atau safety)
2.2.2.4 Fungsi kredit
Dalam kehidupan perekonomian, bank memgang peranan yang sangat penting
sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai
kemakmuran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk
merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun kehidupan sehari – hari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau
mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang
memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas
berdasarkan perhitunganyang wajir dari modal yang dijadikan objek kredit, dan
secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk
mencapai kemajuan.
Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun
(30)
Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa
dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdagangan,
mempunyai fungsi sebagai berikut (Kasmir, 2002 : 107) :
a. Meningkatkan Daya Guna Uang
Dengan adanya krdit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika
uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan
barang atau jasa penerima kredit.
b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan
uang dari daerah lainnya.
c. Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan Peredaran Barang
Kredit menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke
(31)
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah
barang yang beredar.
e. Kredit sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Dengan memberikan kredit daoat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit yang diberikan akan mennambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Kemudian kredit dapat membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri dan luar negeri sehingga meningkatkan
devisa Negara.
f. Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha karena
bantuan kredit yang diterima nasabah dari bank dapat digunakan untuk
memperbesar volume usaha dan produkstivitasnya.
g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
h. Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan
antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberi kredit oleh
Negara lain akan maningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
2.2.2.5 Jenis kredit perbankan untuk masyarakat
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
(32)
menurut berbagai kriteria, yaitu dari kriteria tujuan kredit, jangka waktu, jaminan,
sektor usaha dan penggunaannya. (Kasmir,2002 : 110) :
a. Dari segi tujuan kredit, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha.
3. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut.
b. Dari segi jangka waktu, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit jangka pendek (short tern loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Kredit semacam
ini, biasanya diberikan bank sebagai modal kerja.
2. Kredit jangka menengah (medium tern loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 samapai 3 tahun. Bank
biasanya menyalurkan kredit jangka meengah untuk keperluan – keperluan modal kerja atau investasi yang jumlahnya relative kecil, seperti alat kerja
(33)
3. Kredit jangka panjang (long tern loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka
panjang ini umunya adalah kredit investasi yang bertujuan untuk
menambah mosal perusahaan dalam rangka rehabilitasi, ekspansi atau
perluasan, dan pendirian proyek baru.
c. Dari segi jaminan, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit dengan jaminan (secured loan)
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau barang tidak berwujud.
Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas :
1. Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap
(bergerak)
2. Jaminan pribadi yaitu perjanjian diamana suatu pihak menyanggupi
pihak lain (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang
apabila terutang (kreditur) tidak menepati janiinya.
3. Jaminan efek – efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar bursa efek.
d. Dari segi sektor usaha, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atatu pertanian rakyat yang berjangka pendek atau berjangka panjang.
2. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan
(34)
3. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah,
atau besar.
4. Kredit pertabangan, jenis usaha tambang yang dibiayai dalam jangka
panjang.
5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
srarana dan prasarana pendidikan.
6. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti : dosen, dokter,
atau pengacara.
7. Kredit perumahaan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahaan.
e. Dari segi kegunaannya, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit Modal Kerja
Yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Misalnya : kredit modal kerja diberikan untuk membeli
bahan baku, membayar pegawai atau biaya – biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
2. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
Contoh kredit investasi, misalnya untuk membangun pabrik atau membeli
mesin – mesin.
(35)
Pertama : diperlukan untuk penanaman modal
Kedua : mempunyai perencanaan yang terarah
Ketiga : waktu penyelesaian kredit berjangka mengah atau panjang
Dengan cirri – cirri diatas, pada umumnya jumlah keuangan bank yang bersangkutan didalam proyek – proyek kredit investasi itu tidaklah sedikit. Mengingat lamanya pengendapan dalam proyek investasi maka haruslah disusun
suatu cash flow atau perputaran nkeuangan perusahaan investor yang mencakup
segala komponen biaya dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa
uang yang tersedia setelah segala kewajiban lainnya terpenuhi. Setelah perputaran
keuangan, kemudian dibuatkan suatu amortization schedule yaitu rencana
pengangsuran kredit, berdasarkan proyeksi kemampuan pendapatan dan biaya dari
tahun ke tahun bersamaan dengan perkiraan tentang keadaan – keadaan dimasa dating, mengingat kredit investasi sesuai dengan sifatnya memerlukan waktu yang
cukup panjang.
Untuk memperkirakannya, perlu diadakan perhitungan dan perkiraan neraca
dan laba rugi selama kredit berjalan. Dari perkembangan – perkembangan inilah kemudian dapat diadakan pengukuran tentang earning power (kekuatan
pendapatan) dan solvency (kemampuan mengangsur) perusahaan. Data yang
diperlukan untuk penyususnan perkiraan neraca dan laba rugi harus sedemikian
(36)
suatu dana yang benar – benar akurat, factual, dan actual (yang benar – benar dapat dipercaya)
2.2.3 Laba Usaha
Menurut Soemarso (2001 : 227) laba usaha adalah selisih antara laba bruto
(pendapatan) dengan badan usaha. Atau laba yang diperoleh semata – mata dari kegiatan utama perusahaan.
Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar
(outsider), yaitu untukmembuat keputusan investasi dan menempatkan sumber
daya yang akan diinvestasikan dan juga untuk memutuskan pemberian kredit oleh
kreditor. Untuk kepentingan tersebut laporan keuangan dirancang guna
mengetahui kemampuan atas solvency dan profitabilitas perusahaan.
Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahan, menurut
Statement Of Financial Accounting Concept No. 1 (1992) memiliki manfaat
sebagai berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi
kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba
dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Untuk menganalisis realiasasi laba usaha maka data historis yang berurutan
paling tidak selama kurun waktu dua tahun terakhir harus tersedia dan dapat
dianalisis. Laporan laba atau rugi perusahaan pada periode – periode yang sudah berlaku menggambarkan situasi yang dihadapi oleh perusahaan, baik dalam
(37)
bidang manajemen, keuangan, maupun perpajakan, juga pengalaman dan
pengelola tersebut.
2.2.4 Jaminan Kredit
Jaminan kredit adalah seluruh harta kekayaan seseorang, baik barang
bergerak, tidak bergerak, barang berwujud maupun tidak berwujud baik yang
diserahkan secara tegas (berdasarkan perjanjian) maupun secara otomatis
(berdasarkan undang – undang) oleh debitur depada kreditur, dengan maksud menjamin pembayaran kembali kreditnya berdasarkan suatu perikatan (Kasmir,
2003 : 113).
Pentingnya suatu jaminan oleh bank atau suatu pemberian kredit, tidak lain
adaah karena jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko
yang mungkin timbul dalam tenggang antar pelepasan dan pelunasan kredit.
Keberadaan jaminan kredit (collateral) merupakan persyaratan guna
memperkecil resiko bank dalam menyalurkan kredit. Pada prinsipnya suatu
penyalurkredit tidak selalu harus dengan jaminan kredit, sebab jenis usaha dan
peluang bisnis yang dimiliki debitur pada dasarnya sudah merupakan jaminan atas
prospek usaha itu sendiri. Hanya saja, jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka
kredit itu akan memiliki resiko yang sangat besar karena jika investasi yang
dibiayai mengalami kegagalan atau tidak sesuai dengan perhitungan semula. Jika
hal ini terjadi maka bank akan dirugikan sebab dana yang disalurkan berpeluang
(38)
nasabah yang digunakan untuk enutup kredit yang tidak terbayar. Lain halnya jika
ada agunan bank akan dapat menarik kembali dana yang disalurkannya dengan
memanfaatkannya jaminan tersebutr. Masalah collateral dapat enjadi pelik
jikatidak disikapi dengan seksama.
2.2.5 Pengaruh Laba Usaha Terhadap Keputusan Pemberi Kredit
Menurut Ahmed Belkaoui dasar akuntansi bukanlah pemilik buakn pula
kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban-kewajiban yang
bersangkutan serta batasan – batasan yang bersangkutan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut sebagai “Dana”. Teori dana memandang satuan usaha sebagai satuan yang terdri dari sumber-sumber ekonomi (dana) dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan
serta batasan –batasan yang bersangkutan dalam pemikiran tersebut. Oleh karena itu, teori dana lebih terpusat pada aktiva dalam arti bahwa teori dana lebih
menitikberatkan pada administrasi dan kelayakan pemakai aktiva. Teori dana
menjelaskan adanya pengaruh antara laba usaha terhadap pemberi kredit oleh
investor yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih dari pengelolahan aktivanya (asset).
Laba usaha mempengaruhikebijaksanaan dalam pemberi kredit investasi. Laba
usaha menunjukkan seberapa besar solvabilitas, likuiditas, rentabilitas, dan tingkat
resiko usaha perusahaan. Hal tersebut dapat menunjukkan kemampuan
(39)
akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank (Muljono, 1990 :
14).
2.2.6 Pengaruh Jamninan Usaha Terhadap Keputusan Pemberi Kredit
Teori keputusan yang dikemukakan oleh Reverd Bayes pada tahun 1763 yang
dikenal dengan teori Bayes mengatakan dengan tindakanatau alternative yang ada
maka kita dapat memperkirakan resiko yang akan muncul (untung atau rugi) atau
tindakan dari tiap keadaan yang akan terjadi dimasa depan (P.Siagian,1987). Teroi
keputusan menjelaskan jaminan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pemberian kredit, karena jaminan adalahsebagai alat pengaman apabaila
usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau
sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya
yang normal (Muljono, 1990 : 16).
Dalam UU pokok perbankan No. 14 tahun 1967 pasal 24 ayat 1 mengatakan
bahwa bank umum pada prinsipnya tidak dibenarkan memberikan kredit tanpa
adanya jaminan. Pengertian jaminan menurut undang – undang ini adalah jaminan yang bersifat materiil maupun inmateriil. (Untung,budi, 2005:54).
2.3 Kerangka Pikir
Model alur kerangka berpikir yang dapat disimpulkan dari penjelasan diatas
(40)
Variabel Bebas
Regresi Linier berganda
Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang telah diuraikan
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Bahwa laba usaha dan jaminan usaha berpengaruh terhadap keputusan jumlah
pemberian kredit investasi di PD. BPR Gresik. Laba Usaha
( X1)
Jaminan Usaha ( X2)
Keputusan Jumlah Pemberian Kredit Investasi
(41)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian maka berikut ini
diberikan penjelasan mengenai variabel-variabel berikut :
a. Keputusan jumlah pemberian kredit investasi
keputusan jumlah pemberian kredit investasi adalah suatau keputusan
mengenai jumlah besarnya kredit yang telah mendapatkan persetujuan dari pihak
bank, dalam hal ini adalah perbandingan antara jumlah yang direalisasikan dengan
jumlah permohonan kredit yang diajukan oleh debitur.
Pengukuran data variabel dengan menguunakan skala rasio dan dinyatakan
dalam prsentase yang memperbandingkan antara realisasi pemberian kredit
dengan permohonan kredit yang diajukan, yang selanjutnya dinyatakan sebagai
variabel terikat (Y).
b. Laba Usaha
Laba usaha adalah selisish antara pendapatan dengan beban usaha. Atau laba
(42)
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam
rupiah. Dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X1).
c. Jaminan Usaha
Jaminan usaha adalah jaminan yang bersifat materil. Jaminan yang bersifat
materil misalnya bangunan, tanah, kendaraan, surat berharga, dan perhiasan,
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam
rupiah. Dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X2).
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki cirri-ciri yang atau
karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau
objek yang lain dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil
penelitian (Sumarsono, 2002, 44).
Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit jenis kredit investasi
yang diterima oleh BPR Gresik selama tahun 2012 sampai 2013 yaitu 40 debitur.
Dipilihnya tahun 2012 sampai 2013 berdasarkan pertimbangan bahwa arsip
(43)
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cirri dan karakteristik
yang sama dengan populasi (sumarsono, 2002, 44). Penentuan sampel ini dengan
metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel bila populasi
mempunyai anggota populasi yang tidak homogeny. Ukuran sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus slovin :
………..(Umar, 2004:85)
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = % (persen) kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat diinginkan, yaitu 5%
Maka :
= 36
(44)
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data sekunder yaitu
data yang bersumber dari data intern Bank Perkreditan Rakyat Gresik yang berupa
tabel pengajuan pinjaman dan nilai terealisasi yang telah diolah kembali.
3.3.2 Cara Pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data, dimana penyusun mengadakan
pengamatan langsung ke lokasi kegiatan objek tang diteliti yaitu PD. Bank
BPR Gresik.
b. Interview
Yaitu mengadakan serangkaian Tanya jawab secara langsung dengan
pihak yang berwenang untuk memperoleh data informasi yang diharapkan
adalah data mengenai Pemberian Kredit Investasi dimana faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pemberian kredit investasi.
c. Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dari dokumen atau arsip tentang objek penelitian
yang diperlukan yaitu data – data baik yang menyangkut gambaran umum PD. BPR Gresik, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, serta jumlah
(45)
pemberian kredit investasi dan daftar para debitur yang mengajukan krdit
investasi.
3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis
3.4.1 Teknik Analisis
3.4.1.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang didapat telah selisih (benar,
dapat diterima), maka perlu melakukan pengujian terhadap kemungkinan adanya
pelanggaran asumsi klasik. Penerapan pengujian asumsi klasik regresi linier
dilakukan terhadap data residual, kecuali uji asumsi multikolinieritas. Adapun
asumsi klasik regresi linier adalah sebagai berikut :
1. Error (residual) tidak mengalami autokorelasi
Menurut Gujarati (1995 : 201), autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi
antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (Data time
series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (Data cross sectional).
Penyimpangan asumsi model klasik yang pertama adalah adanya autokorelasi
dalam model regresi. Artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang
diurutkan berdasarkan waktu (Data time series) atau data yang diambil pada
waktu tertentu.
Adanya autokorelasi pada error mengidentifikasikan bahwa ada satu atau
(46)
tidak dimasukkan kedalam model regresi. Uji autokorelasi yang digunakan
adalah Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Kriteria Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 < d < dL Ada autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ dU Tidak ada kesimpulan
dU < d < 4- dU Tidak ada autokorelasi
4- dU≤ d ≤ 4- dL Tidak ada kesimpulan
4- dL < d < 4 Ada autokorelasi negative
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat
tabel Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga
diketahui dL dandU maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada tidak terjadi autokorelasi.
2. Ragam dari error (residual) bersifat homogeny (homoskedastik)
Maksud dari ragam bersifat homogen adalah bahwa error memiliki nilai
ragam yang sama antara error ke-I dan error ke-j. bagaimanapun juga, error
sebenarnya berupa data. Hanya saja, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin
untuk mengetahui nilainya secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penduga data dari error. Data penduga yang paling tepat adalah data residual.
Setiap nilai dari data residual diharapkan memiliki nilai ragam yang mirip.
(47)
Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain
berbeda, maka disebut terdapat heterokedastisitas. Metode regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. (Ghozali, 2001 : 60)
Identifikasi secara statistic ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas
dapat dilakukan dengan melakukan Uji Glejser, jika tingkat signifikan
(p-value) lebih besar 5%, maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
3. Tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas X
Menurut Ghozali (2005: 91), uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel bebas. Multikorenitas dapat dilihat (1) tolerance dan lawannya (2)
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel
dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menetukan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance < 0,10
atau sama dengan VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolineritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai missal nilai tolerance = 0,10
sama dengan tingkat kolineritas 0,95. Walaupun multikolineritas dapat
(48)
mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling
berkolerasi (Ghozali,2005:91-92).
4. Error (residual) menyebar normal dengan rata-rata nol dan suatu ragam (variance) tertentu.
Statistic uji yang paling sering digunakan untuk menguji asumsi
kenormalan error (residual) adalah Smirnov test.
Kolmogorov-Smirnov test bekerja dengan cara membandingkan 2 buah distribusi/sebaran
data yaitu distribusi yang dihipotesiskan dan distribusi yang teramati.
Distribusi yang dihipotesisikan dalam kasus ini adalah distribusi normal,
sedangkan distribusi yang teramati adalah distribusi yang dimiliki oleh data
yang sedang diuji. Apabila distribusi yang teramati mirip dengan distribusi
yang dihipotesiskan (distribusi normal), maka data yang diamati memiliki
distribusi sebaran/normal.
H0 = Data menyebar normal
H1 = Data tidak menyebar normal
Apabila nilai p-value (tingkan signifikan) lebih besar dari α = 5%, maka H0 diterima yang artinya asumsi kenormalan residual tidak dilanggar
(http://ineddeni.wordpress.com).
3.4.1.2 Uji Regresi Linier berganda
Penelitian ini menggunakan tekhnik persamaan regresi linier berganda untuk
pengaruh antar variabel terikat dengan variabel bebas. Persamaan regresi linier
(49)
Y = B0 + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan :
Y : variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit investasi
X1 : variabel bebas yaitu target pendapaytan atau laba usaha
X2 : variabel bebbas yaitu jaminan usaha
b1 : koefisien regresi variabel X1
b2 : koefisien regresi variabel X2
e : kesalahan baku
b : konstanta
3.4.2 Uji Hipotesis
a. Uji F
1. Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, untuk menguji cocok atau
tidaknya model regresi yang dihasilkan dengan melihat pengaruh
simultan variabel X1 dan X2 terhadap Y.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan antara
variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji F dengan rumus
sebagai berikut :
Fhitung =
(Anonim,2003:L-22)
Keterangan :
(50)
K : jumlah variabel bebas
n : jumlah sampel
3. Dalam penelitian digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k)
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
4. Dari uraian di atas, maka hipotesis statistic sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = 0 (model regresi tidak cocok)
H1 : b1 = b2 ≠ 0 (model regresi cocok) 5. Criteria hipotesis
Jika nialai profitabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak.
Jika nilai profitabilitas (P value) / signifikan < 0,005 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
b. Uji T
1. Untuk mengetahui signifikan variabel-variabel bebas mana yang berpengaruh
terhadap variabel terikat dilakukan uji t dengan rumus :
Thitung
=
(Anonim,2003:L-21)
Keterangan :
Bj : koefisien regresi
Se (Bj0) : standar error (simpangan baku untuk masing-masing koefisien
(51)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas
(n-k)
Keterangan :
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
3. H0 : b1 = 0 (tidak ada pengaruh yang nyata variabel terikat terhadap variabel
bebas secara parsial)
H0 : b1 ≠ 0 (ada pengaruh yang nyata variabel terikat terhadap variabel bebas secara parsial)
4. Kaidah pengujian :
Jika nialai profitabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
Jika nilai profitabilitas (P value) / signifikan < 0,005 maka H0 ditolak dan H1
(52)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
4.1.1. Laba Usaha
Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan beban usaha atau laba
yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Adapun deskripsi
laba usaha dari debitur BPR Bank Gresik selama tahun 2012 sampai dengan tahun
2013. Berdasarkan data laba usaha yang dapat dilihat dari data debitur bank BPR.
Gresik, menyebutkan bahwa laba usaha terendah dari debitur bank BPR Gresik
adalah Rp. 825.150 dan laba usaha yang tertinggi dari data debitur di bank BPR
Gresik adalah sebesar Rp. 12.083.000. ( lihat lampiran data debitur bank BPR
Gresik )
4.1.2 Jaminan Usaha
Jaminan usaha adalah jaminan yang berupa material yang diserahkan sebagai
pengaman terhadap kredit yang dierima oleh debitur. Adapun deskripsi jaminan
usaha dari debitur bank BPR Gresik selama tahun 2012 samapi dengan 2013.
Berdasarkan data janiman usaha yang ada di data debitur Bank BPR Gesik,
menyebutkan bahwa jaminan usaha terendah yang di berikan debitur kepada
pihak bank BPR Gresik adalah sebesar Rp. 14.500.000 dan debitur yang paling
tinggi menunjukkan jaminan usaha pada pihak bank adalah sebesar Rp.
(53)
4.1.3 Keputusan Jumlah Pemberian Kredit Investasi
Keputusan jumlah pemberian kredit investasi adalah suatu keputusan
mengenai jumlah besarnya kredit yang telah mendapatkan persetujuan dari pihak
bank, dalam hal ini adalah perbandingan antara jumlah yang direalisasi dengan
jumlah permohonan kredit yang diajukan oleh debitur. Berdasarkan data
keputusan jumlah pemberian kredit investasi terendah adalah sebesar 45 % dan
keputusan jumlah pemberian kredit investasi tertinggi adalah 100 %. ( lihat
lampiran data debitur bank BPR Gresik )
4.2 Analisis Data Penelitian
4.2.1 Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang didapat telah sahih (benar,
dapat diterima), maka perlu melakukan pengujian terhadap kemungkinan adanya
pelanggaran asumsi klasik. Penerapan pengujian asumsi klasik regresi linier
dilakukan terhadap data residual, kecuali uji asumsi multikolinieritas. Adapun
asumsi klasik regresi linier adalah sebagai berikut :
1. Error (residual) tidak mengalami autokolerasi
Adanya autokolerasi pada error mengidentifikasi bahwa ada satu atau
beberapa factor (variabel) penting yang mempengaruhi variabel terikat
yang tidak dimasukkan kedalam model regresi. Untuk mengetahui ada
(54)
dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga diketahui
dL dan dU maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak
terjadinya autokolerasi.
k = 2 n = 36
dL = 1,354 dU = 1,587
d = 1,769
Gambar 4.1 Distribusi Daerah keputusan autokolerasi
1,769
Sumber : Lampiran
Tidak Ada Autokorelasi positif dan tidak
ada autokorelasi
negatif
A
d
a A
u
to
k
o
rel
as
i
D
aer
ah
K
era
g
u
-ra
g
u
an
D
aer
ah
k
era
g
u
-ra
g
u
an
du =
1,576
1,354 1,587 2,413 2,646
A
d
a A
u
to
k
o
rel
as
i
(55)
Tampak pada kurva Durbin Watson di atas, bahwa nilai Durbin Watson pada
penelitian ini (1,769) berada diantara du (1,587) dengan 4-du (2,413), sehingga
dapat dikatakan model regresi yang dihasilkan tidak terjadi autokorelasi atau
asumsi tidak ada autokolerasi terpenuhi.
2. Ragam dari Error (residual) bersifat homogen (homoskedastik)
Maksud dari ragam bersifat homogen adalah bahwa error memiliki nilai
ragam yang sama antara error ke-I dan error ke-j. bagaimanapun juga, error
sebenarnya berupa data. Hanya saja, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin
untuk mengetahui nilainya secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penduga data dari error. Data penduga yag paling tepat adalah data residual.
Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain
berbeda, maka disebut terdapat heterokedastisitas. Metode regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. (Ghozali, 2001 : 60)
Deteksi adanya heteroskedastisitas :
1. Dari Sceater Plot Residual : jika ada pola tertentu (seperti titik-titik /
point-point) yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
menyebar kemudian menyempit).
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
3. Tidak terjadi multikolinieritas antar variabel X
Multikolinieritas berarti bahwa terjadi korelasi linier yang erat antar
(56)
dimana nilai VIF > 10 mengidentifikasi adanya multikolinieritas yang serius.
Adapun nilai VIF yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 : Nilai VIF
No. Variabel Bebas VIF
1. Laba Usaha (X1) 3,194
2. Jaminan Usaha (X2) 3,194
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai VIF kurang dari 10, hal ini
berarti tidak terjadi multikolinieritas pada variabel laba usaha (X1) dan
jaminan usaha (X2).
4. Error (residual) menyebar normal dengan rata-rata nol dan suatu ragam (variance) tertentu
Statistic uji yang paling sering digunakan untuk menguji asumsi
kenormalan error (residual) adalah Kolmogrov-Smirnov normality test.
Apabila nilai p-value (tingkat signifikan) lebih besar dari α = 5%, maka H0 diterima yang artinya asumsi kenormalan residual tidak dilanggar. Adapun
(57)
Tabel 4.2 : Hasil Uji Normalitas
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi data pada residual
adalah distribusi normal, karena tingkat signifikan lebih dai 0,05 (sig = 0,96).
Dalam regresi OLS (Ordinary Least square) b0, b1, b2 dan b3 adalah fungsi
linier dai Y dan Y adalah fungsi linier dari ui (residual). Distribusi sampling
dari regresi OLS tergantung pada distribusi residual (ui), apabila residual (ui)
berdistribusi normal dengan sendirinya b0, b1, dan b2 juga berdistribusi normal
(Gujarati, 1995 : 66-67)
4.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara variabel terikat (Y)
dengan beberapa variabel bebas (X1, X2, …. Xp) dapat dilakukan dengan metode regresi berganda. Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
36 36 36 36
54250000 1E+008 4108659.7 .0000000
47939471 8E+007 3102476.7 20622440.42
.202 .226 .200 .206
.202 .226 .200 .153
-.178 -.113 -.145 -.206
1.212 1.355 1.201 1.233
.106 .051 .112 .096
N
Mean Std. Dev iation Normal Parametersa,b
Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
y =realisasi x1=laba x2=jaminan
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated f rom data. b.
(58)
Tabel 4.3 : Persamaan Regresi Linier Berganda
Model Koefisien regresi
Konstanta -7861201.3
Laba Usaha (X1) 0,266
Jaminan Usaha (X2) 7,897
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan yang didapat adalah :
Y = -7861201,3 + 0.266 X1 + 7,897 X2
Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut :
1. Koefisien regresi variabel laba usaha (X1) sebesar 0,266 yang artinya
jika laba usaha (X1) naik Rp. 1, maka keputusan jumlah pemberian
kredit investasi di PD. Bank BPR Gresik (Y) akan naik sebesar 0,266
% dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
2. Koefisien regresi variabel jaminan usaha (X2) sebesar 7,897 yang
artinya jika jaminan usaha (X2) naik Rp. 1, maka keputusan jumlah
pemberian kredit investasi pada PD Bank BOR Gresik ajan naik 7,897
% dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
4.2.3 Uji F
Hasil uji F dapat digunakan untuk mengetahui kecocokan model regresi linier
(59)
5% maka model regresi linier beeganda yang dihasilkan adalah cocok untuk
mengetahui pengaruh variabel laba usaha (X1) dan jaminan usaha (X2) terhadap
keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PD. BPR Gresik (Y). adapun
hasil dari uji F sebagai berikut :
Tabel 4.4 : Hasil Uji F
Sumber : Lampiran
Hasil analisis uji F dengan menggunakan model ini menunjukkan hasil yang
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa analisis regresi berganda yang
digunakan untuk melihat pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan
variabel terikat diperoleh dengan hasil analisis yang signifikan dan positif
dengan tingkat signifikan 0,000. Atatu dengan kata lain analsisi secara simultan
ini terbukti kebenarannya.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nialai Fhitung sebsar 73,664
dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti
model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui ANOVAb
7E+016 2 3.278E+016 72.664 .000a
1E+016 33 4.511E+014
8E+016 35
Regression Residual Total Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), x2=jaminan, x1=laba a.
Dependent Variable: y =realisasi b.
(60)
pengaruh laba usaha (X1) dan jamina usaha (X2) terhadap keputusan pemberian
kredit investasi pada PD. BPR Gresik (Y).
4.2.4 Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh laba usaha (X1) dan jamina usaha (X2) terhadap keputusan
jumlah pemberian kredit invetasi di PD. Bank BPR Gresik (Y) dapat dilihat dari
nilai koefisien determinasi. Adapun nilai koefisien determinasi yang dihasilkan
sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Nilai Koefisen Determinasi
Sumber : Lampiran
Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,815 (81,5 %) yang
berarti besarnya pengaruh laba usaha (X1) dan jamina usaha (X2) terhadap
keputusan jumlah pemberian kredit invetasi di PD. Bank BPR Gresik (Y) adalah
81,5 % sedangkan sisanya 18,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di
bahas pada penelitian ini.
Model Summaryb
.903a .815 .804 21238170.8 1.769
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
St d. Error of the Estimate
Durbin-Wat son Predictors: (Constant), x2=jaminan, x1=laba
a.
Dependent Variable: y =realisasi b.
(61)
4.2.5 Uji T
Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel laba usaha (X1) dan jamina
usaha (X2) terhadap keputusan jumlah pemberian kredit invetasi di PD. Bank
BPR Gresik (Y) dilakukan uji t, berikut ini hasil dari uji t :
4.6 : Hasil uji t
Variabel Bebas thitung Sig
Laba Usaha (X1) 3,233 0,003
Jaminan Usaha (X2) 3,819 0,001
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan laba usaha (X1) secara parsial
terbukti signifikan terhadap keputusan jumblah pemberian kredit investasi di
PD BPR Gresik, dilihat dari thitung yang dihasilkan yaitu sebesar 3,233 dengan
tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu sebesar 0,003. Sedangkan jaminan usaha
(X2) secara parsial terbukti signifikan terhadap keputusan jumlah pemberian
kredit investasi di PD BPR Gresik, dilihat dari thitung yang dihasilkan yaitu
(62)
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba usaha dan jaminan usaha secara
bersama – sama memberikan kontribusi yang nyata terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PD. BPR Gresik, hal ini dapat dilihat dari uji F
yaitu sebesar 72,664 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hasil penelitian ini
sependapat dengan penelitian Saputra (2007) yang menyatakan bahwa laba usaha
dan jaminan usaha berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di
BRI Cabang Bojonegoro. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Diding Kusuma Atmaja Putra (2010) yang menyatakan bahwa laba usaha dan
jaminan usaha berpengaruh terhadap pemberian kredit investasi di Bank Rakyat
Indonesia cabang Bojonegoro.
Walaupun laba usaha dan jaminan usaha secara bersama – sama memeberikan kontribusi yang nyata terhadap keputusan jumlah pemberian kredit
investasi di PD. BPR Gresik, namun besarnya pengaruh laba usaha dan jaminan
usaha terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PD. BOR Gresik
adalah 81,5 % sedangkan sisanya 18,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak di bahas pada penelitian ini.
Laba usaha mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit investasi.
Laba usaha menunjukkan seberapa besar solvabilitas, likuiditas, rentabilitas, dan
tingkat resiko usaha perusahaan. Hal tersebut dapat emnunjukkan kemampuan
(63)
akan dilakukannya yang akan diniayai dengan kredit dari bank (Muljono, 1990
:14).
Penelitian ini menemukan bahwa laba usaha berpengaruh positif terhadap
keputusan jumlah pemberian kredit investasi pada PD. BPR Gresik yang berarti
peningkatan laba usah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan
pemberian kredit investasi di PD. BPR Gresik. Hasil penelitian ini tidak
sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh sudharta (2010) yang
mengatakan nahwa laba usaha dan nilai jaminan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pemberian kredit investasi di BRI Cabang
Sidoarjo.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dana yang memandang satuan usaha
sebagai satuan yang terdiri dari sumber – sumber ekonomi (dana) dan kewajiban – kewajiban yang bersangkutan serta batasan – batasan yang bersangkutan dalam pemikiran dana tersebut. Oleh karena itu, teori dana lebih terpusat pada aktiva
dalam arti bahwa teori dana lenih menitikberatkan pada administrasi dan
kelayakan pemakaian aktiva.
Penelitian ini juga menemukan bahwa jaminan usaha berpengaruh terhadap
keputusan jumlah pemberian kresit investasi di PD. BPR Gresik yang berarti
jaminan usaha memberikan pengaruh positif terhadap pemberian kredit investasi
pada PD. BPR Gresik. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Firdaus (2012) yang mengatakan bahwa jaminan usaha tidak
(64)
Penelitian ini tidak sependapat dengan teori keputusan yang dikemukakan
oleh Revered Thomas Bayes pada tahun 1763 yang dikenal dengan teori Bayes
mengatakan dengan tindakan atau alternative yang ada maka kita dapat
memperkirakan resiko yang akan muncul (untung atau rugi) atau tindakan dari
tiap keadaan yang akan terjadi dimasa depan (P. Siagian,1987). Teori keputusan
menjelaskan jaminan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pemberian kredit, karena jaminan adalah sebagai alat pengaman apabila usaha
yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab – sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal
(65)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Laba usaha terbukti berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit
investasi di PD. BPR Gresik.
2. Jaminan usaha terbukti berpengaruh terhadap jumlah keputusan pemberian
kredit investasi di PD. BPR Gresik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan
adalah :
1. Bagi perusahaan, hendaknya menerapkan strategi pemberian kredit yang
sehat yang meliputi berbagai aspek mengenai peminjaman. Sehingga
mendukung tercapainya pelaksanaan dan penerapan prinsip %C yang
meliputi karakter, kemampuan, modal, jaminan, kondisi ekonomi demi
mewujudkan pemberian kredit investassi yang efektif dan efisien.
(1)
2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya memperbaiki dengan memperluas jangkauan populasi, memeperpanjang tahun pengamatan dan menambah variabel bebas.
5.3 Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1 Keterbatasan Penelitian
Hasil ini menunjukkan bahwa laba usaha dan jaminan usaha secara bersama – sama memberikan kontribusi yang nyata terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasidi PD. BPR Gresik, namun kedua variabel tersebut yaitu laba usaha dan jaminan usaha belum sepenuhnya mempengaruhi pemberian kredit investasi di PD. BPR Gresik,terbukti masih ada sekitar 18,5 % yang dipengaruhi oleh factor lain yang tidak di jelaskan pada penelitian ini. Dan juga keterbatasan penelitian ini adalah pada saat pengambilan data di bank cukup lama untuk mendapatkan data yang diinginkan dikarenakan data yang diminta merupakan data yang cukup rahasia.
Sulitnya memperoleh data tersebut merupakan salah satu keterbatasan dalam penelitian yang perlu diperhatikan oleh penelitian yang selanjutnya, dengan melakukan koordinasi yang baik dengan pihak bank, mungkin akan mempermudah peneliti selanjutnya memperoleh data dengan cepat dan juga dengan menambah populasi.
(2)
58
5.3.2 Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi bagi PD. BPR Gresik untuk menerapkan strategi pemberian kredit investasi yang sehat yang meliputi berbagi aspek mengenai peminjam, untuk memutuskan apakah layak diberikan kredit atau yidak. Strategi yang berjalan baik dapat menunjang performa kredit bank tersebut. Selanjutnya prinsip – prinsip keputusan kredit yang sesuai akan mendukung tercapainya pelaksanaan dan penerapan prinsip %C yang meliputi karakter, kemampuan, modal, jaminan, kondisi ekonomi demi mewujudkan pemberian kredit investasi yang efektif dan efisien.
Prinsip 5C digunakan untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit investasi yang mungkin terjadi, oleh karena itu permohonan kredit investasi harus dinilai oleh bank atas dasar syarat – syarat bank teknis yaitu (Munawir, 1997:235) :
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak calon debitur yang akan diberikan kredit benar – benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi. Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabahnya adalah :
1) Mengenal dekat
2) Mengumpulkan keterangan mengenai aktifitas calon debitur dalam perbankan.
(3)
3) Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan – rekannya, pegawai dan saingannya mengenai reputasi, kebiasaan pribadi, pergaulan sosial, dan lain – lain.
b. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya dihubungkan
dengan pendidikannya, kemampuan usaha juga di ukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Sehingga dapat dilihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Untuk itu bank harus memperhatikan :
1) Angka – angka hasil produksi
2) Angka – angka penjualan dan pembelian
3) Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya 4) Data – data financial diwaktu – waktu yang lalu
c. Capital
Modal calon debitur perlu diketahui dan diteliti, dilihat laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Menunjukkan posisi financial perusahaan secara keseluruhan. Bank harus melakukan :
1) Menganalisa neraca selama sedikitnya dua tahun terakhir
2) Mengadakan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari perusahaan calon peminjam kredit
(4)
60
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, yang harus diteliti kebenarannya. Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang diberikan akan dapat dipergunakan secepat mungkin oleh pihak bank. Menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu bank harus :
1) Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut 2) Mengukur stabilitas dari pada nilainya
3) Memperhatikan kesempatan untuk dijadikan uang dalam waktu yang relatif singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya
4) Memperhatikan pengikatan barang yang benar – benar menjamin kepentingan bank sesai dengan ketentuan hokum yang berlaku
e. Condition
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor usaha calon debiur. Untuk itu bak harus memperhatikan :
1) Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam
2) Kondisi usaha calon peminjam
3) Keadaan pemasaran dari hail usaha calon peminjam
4) Prospek usaha dimasa yang akan dating untuk kemungkinan bantuan kredit dari banl
5) Kebijakan pemerintah yang memepengaruhi terhadap prospek industry dimana perusahaan pemohon kredit termasuk didalamnya
(5)
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro
Gujarati, Damador. 1995. Ekonometrika Dasar (Terjemahan Oleh Zain
Sumarno). Jakarta: Erlangga
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Raja Grafindo Persada.
Muljono, T.Pudjo. 1990. Manajemen Perkreditan bagi bank Komersil. Yogyakarta: BPPE
Munawir. 19978. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan
Kedua, PT Elex media Computindo, Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bina Aksara Sumarsono. 2004. Metodologi Penelitian Akuntansi. Jakarta: Edisi Revisi Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat
Umar, Husen. 2002. Research Method in Finance Banking. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sudrajat, 1988, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua, Penerbit CV. Armico, Bandung
Cryer & Miller, 1994, Statistics for Business Data Analysis and Modeling,
International Thomson Publishing, California
Jurnal Penelitian :
Fauline Andrian, 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian
(6)
Arlina Nurbaity Lubis, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Permintaan Kredit Pada Pt Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2.
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2
Skripsi :
Sidharta. 2010. Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan
Pemberian Kredit Investasi di BRI Cabang Sidoarjo. Universitas Pembangunan “VETERAN” Jawa Timur.
Firdaus, Muchamad 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Dalam Pemberian Kredit Investasi Oleh PT.BPR Surya Artha
Utama Surabaya.. Universitas Pembangunan “VETERAN” Jawa
Timur
Saputra, 2007. Keputusan Pemeberian Kredit Investasi di Bank Rakyat
Indonesia Cabang Bojonegoro, Universitas Pembangunan “VETERAN” Jawa Timur
Ramadhan, Aryo Bayu 2011. Pengaruh Nilai Pengajuan Kredit, Laba Usaha
dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap keputusan Pemberian Kredit Investasi di Bank CIMB Tbk. Cabang Mojokerto. Universitas Pembangunan “VETERAN” Jawa Timur
Website :