Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Pusat Penelitian Kimia-LIPI Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya suatu zaman saat ini di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dunia kerja yang terus menerus mengalami perkembangan dan perubahan yang cukup pesat. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk mencari Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat membantu perusahaan mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia (SDM) harus dikelola dengan baik agar tujuan perusahaan dapat dimaksimalkan. Manajemen sumber daya manusia mempunyai beberapa tujuan, salah satunya adalah tujuan organisasi yaitu untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan dan juga untuk mencapai tujuan pribadi pegawai (Simamora, 2006:12).

Sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan bertanggung jawab untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan ruang lingkup perusahaan, seperti pegawai, atasan, atau tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas perusahaan. Sumber daya manusia begitu menjadi suatu hal yang sangat penting dalam perusahaan selain merencanakan pengembangan pegawai, juga harus dapat mengevaluasi kinerja pegawai, dan mengetahui sampai mana hubungan di perusahaan terjalin dengan baik. Karena sumber daya manusia (SDM) melibatkan semua keputusan, kerja sama, dan praktik manajemen yang berhubungan langsung dengan pegawai yang berdampak langsung terhadap perusahaan.


(5)

Sumber daya manusia (SDM) harus dikelola dengan baik dan benar agar tujuan perusahaan dapat dimaksimalkan dan demi mendapatkan sumber daya yang berkualitas di butuhkan orang-orang yang berpengalaman,mempunyai komunikasi yang baik didalam organisasi serta lingkungan kerja yang menunjang kebutuhan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga pegawai dapat membangun perusahaan lebih baik dan mampu berkembang mengikuti zaman.

Komunikasi memiliki peran yang penting di semua bidang, baik itu pada individu maupun dalam organisasi. Khususnya bagi organisasi pemerintah, komunikasi bermanfaat untuk membangun hubungan antara badan-badan dan dinas-dinas yang ada dalam organisasi tersebut. Organisasi pemerintah ialah organisasi kompleks yang diciptakan oleh Undang-Undang dan bertugas mengatur dan mengadministrasikan Undang-Undang. Fungsinya bersifat otoritatif dalam pengertian yang sangat dalam dan sangat formal (Salusu, 2005:15).

Struktur organisasi yang memiliki banyak badan dan letak yang berbeda-beda membuat koordinasi dalam organisasi memerlukan sistem komunikasi organisasi yang baik. Juga sistem birokrasi yang sulit karena mengacu pada hierarki membuat komunikasi organisasi menjadi perlu dioptimalkan. Komunikasi organisasi yang efektif dapat menjadi usaha yang baik dalam mengoptimalkan koordinasi dan hubungan antar badan dalam organisasi .

Komunikasi organiasasi memiliki peran penting dalam organisasi atau perusahaan, terutama dalam membentuk organisasi yang efektif dan efisien. Komunikasi organiasasi yang dibangun dalam organisasi hendaknya dijalin dalam suatu hubungan yang baik agar organisasi menjadi sehat terutama hubungan atau


(6)

komunikasi baik komunikasi antara atasan dengan bawahan; atasan dengan atasan; bawahan dengan bawahan;bawahan dengan atasan (Sopiah, 2008:141). Komunikasi sangat penting bagi seluruh fungsi perusahaan, karena sistem operasional dan manajemen digerakakan oleh komunikasi (Goris, 2006). Perusahaan harus mampu menaungi kegiatan antar pegawai dalam pengerjaan tugasnya. Tujuan komunikasi itu sendiri adalah menyamakan persepsi atau pengertian baik antar pegawai maupun atasan dengan pegawainya di dalam lingkungan kerjanya.

Lingkungan kerja merupakan sarana yang menjadikan komunikasi berjalan baik, sesuai dan efekif, lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan pegawai menyampaikan komunikasi secara baik, lingkungan kerja adalah suasana dimana pegawai melakukan aktivitas setiapharinya untuk dapat bekerja optimal serta dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai. Jika pegawai menyenagi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan menghambat pekerjaan serta terjadinya penurunan prestasi kerja pegawai.

Lingkungan kerja dapat diartikan sebagai keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya, sebagai pengaruh kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok (Simanjuntak, 2003:39). Sedangkan menurut (Mardiana, 2005:78) lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari.


(7)

Defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja/pegawai yang dapat mempengaruhi kerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil kerja yang maksimal, dimana dalam lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas kerja yang mendukung pegawai dalam penyelesaian tugas yang bebankan kepada pegawai guna meningkatkan kerja pegawai dalam suatu perusahaan.

Pusat Penelitian Kimia LIPI dibentuk berdasarkan Keppres RI No. 166 tahun 2000 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, serta Keppres RI No. 178 tahun 2000, tentang susunan organisasi dan tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen.Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 1151/M/2001 tahun 2001 yang telah dirubah dengan SK Kepala LIPI No. 3212/M/2004, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Kimia LIPI berada di bawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat Penelitian Kimia merumuskan visi yang mengacu pada visi LIPI yang menghendaki ”Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yag humanistik” (Renstra LIPI2005-2009). Dengan memperhatikan perkembangan dan dinamika lingkungan kerja strategis.

Dalam mewujudkan visi dan misinya Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung harus didukung sumber daya manusia yang terampil dan handa yaitu


(8)

pegawail. Terciptanya Komunikasi organisasi yang baik dan lingkungan kerja yang kondusif, diharapkan pegawai mempunyai prestasi kerja yang tinggi pula sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Dalam perkembangannya Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung sangat memperhatikan komunikasi organisasinya, untuk mengetahui hal – hal apa saja yang bersangkutan dengan komunikasi organisasi di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung, maka penulis melakukan wawancara dan hasilnya sebagai berikut.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, dengan Ibu Tri Yanti Utari selaku pegawai pada sub bagian umum bahwa hasil wawancara yang penulis dapat mengenai Komunikasi Organisasi yaitu masih Kurang maksimalnya komunikasi Organisasi yang terjalin antar divisi didalam perusahaan. “kami melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhan karena setiap pegawai memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda atau jika memang terdesak kami berkomunikasi melalui via telfon/ sms ”. Selain itu Pegawai atau karyawati yang bekerja dalam perusahaan belum tentu mengenal satu sama lain anggota pegawai dan karyawati di divisi lain. Hal tersebut di perkuat oleh pendapat Eni Fitriyani (2013:1), komunikasi dalam organisasi menjadi sitem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan efektifitas antara bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan komunikasi yang bersinergi.

Selain faktor komunikasi penulis melakukan wawancara mengenai lingkungan kerja di Pusat Penelitian Kimia – Lipi Bandung. Hasil wawancara penulis mengenai lingkungan kerja di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung


(9)

yaitu dengan Bapak Nanan Rukmana selaku pegawai pada Sub Bagian Teknik Lingkungan yang mana hasil wawancara adalah sebagai berikut :

Kondisi kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung dapat dikatakan baik, dimana setiap bagian memiliki ruangan tersendiri. Akan tetapi masih terdapat beberapa ruangan yang dinilai kurang baik karena kondisi ruangan dirasa kurang luas oleh pegwai yang membatasi ruang gerak pegawai. Hal lainnya Seperti penggunaan beberapa peralatan kantor seperti komputer dan printer masih dipakai secara bergantian karena perusahaan tidak menyediakan fasiltas semua ruang kerja mempunyai komputer dan printer untuk ,masing masing pegawai. Banyak dokumen dan arsip yang bertumpuk disekitar meja kerja, kondisi ini membuat pegawai bekerja kurang nyaman. Kondisi ruang kerja yang sempit dan membatasi ruag gerak pegawai seperti ini akan menimbulkan kelelahan, kehilangan kreatifitas sehingga pegawai kurang optimal dalam bekerja. Hal tersebut dapat mempengaruhi turunnya prestasi kerja pegawai.

Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik serta lingkungan kerja yang tidak kondusif berpengaruh pada penurunan prestasi kerja pegawai di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung. Penuruna prestasi kerja pegawai tersebut dapat di lihat dari data kehadiran pegawai yang di tentukan oleh perusahaan, seperti terlihat pada table berikut ini :


(10)

JA N U A R I F E B R U A R I M A R E T A P R IL M E I JU N I JU L I A G U S T U S S E P T E M B E R O K T O B E R N O V E M B E R D E S E M B E R

1 BIDANG UMUM 15 76 60 68 70 54 75 80 79 87 62 75 80

2 BIDANG KEPEGAWAIAN 4 84 81 94 87 90 90 88 84 94 87 94 97

3 BIDANG KEUANGAN 10 77 72 81 73 88 79 85 54 100 76 70 82

4 BIDANG SARPRAS 5 82 100 98 99 99 99 89 98 100 92 97 93

5 BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN 24 66 77 70 80 74 78 81 75 100 89 81 83

6 BIDANG KIMIA ANALITIK 10 73 67 75 71 70 60 60 61 34 78 66 75

7 BIDANG BAHAN ALAM DAN FAR 20 68 56 65 54 61 65 67 72 85 67 62 70

8 BIDANG JASA IPTEK 10 90 83 92 89 87 92 88 91 95 87 91 87

JUMLAH 98

NO BIDANG

JUMLAH PEGAWAI (ORG)

PROSENTASE RATA2 KEHADIRAN PADA BULAN

JA N U A R I F E B R U A R I M A R E T A P R IL M E I JU N I JU L I A G U S T U S S E P T E M B E R O K T O B E R N O V E M B E R D E S E M B E R

BIDANG UMUM 15 60 60 54 70 54 67 80 79 100 62 75 80 1 BIDANG KEPEGAWAIAN 4 92 93 88 92 83 90 96 92 100 87 94 97 2 BIDANG KEUANGAN 10 77 72 81 73 88 79 85 54 100 76 70 82 3 BIDANG SARPRAS 5 80 100 98 99 99 99 89 98 100 92 97 93 4 BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN 24 67 77 70 80 74 78 81 75 100 89 81 83 5 BIDANG KIMIA ANALITIK 10 74 79 75 82 77 81 78 72 93 78 72 64 6 BIDANG BAHAN ALAM DAN FA 20 70 56 65 54 61 65 67 72 85 67 62 70 7 BIDANG JASA IPTEK 10 93 89 94 90 87 92 88 91 100 90 90 95

8 JUMLAH 98

PROSENTASE RATA2 KEHADIRAN PADA BULAN

NO BIDANG

JUMLAH PEGAWAI (ORG)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung Tahun 2012

Sumber : Kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung Tabel 1.2

Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung Tahun 2013


(11)

JA N U A R I F E B R U A R I M A R E T A P R IL M E I JU N I JU L I A G U S T U S S E P T E M B E R O K T O B E R N O V E M B E R D E S E M B E R

1 BIDANG UMUM 15 57 60 54 70 54 67 80 79 100 62 75 80

2 BIDANG KEPEGAWAIAN 4 96 93 88 92 83 90 96 92 100 87 94 97 3 BIDANG KEUANGAN 10 77 72 81 73 88 79 85 54 100 76 70 82 4 BIDANG SARPRAS 5 82 100 98 99 99 99 89 98 100 92 97 93 5 BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN 24 66 77 70 80 74 78 81 75 100 89 81 83 6 BIDANG KIMIA ANALITIK 10 79 79 75 82 77 81 78 72 93 78 72 64 7 BIDANG BAHAN ALAM DAN FARM 20 68 56 65 54 61 65 67 72 85 67 62 70 8 BIDANG JASA IPTEK 10 92 89 94 90 87 92 88 91 100 90 90 95

JUMLAH 98

NO BIDANG

JUMLAH PEGAWAI (ORG)

PROSENTASE RATA2 KEHADIRAN PADA BULAN

Tabel 1.3

Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung Tahun 2014

Sumber : Kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung

Berdasarkan ketiga tabel rekapitulasi prosentase kehadiran di atas maka didapatkan data untuk setiap tahunnya seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1.4

Prosentase Kehadiran Karyawan Tahun 2012 -2014

Keterangan Pada Tahun

2012 2013 2014

Prosentase Kehadiran

94,68 % 97,89 % 95,89 %

Kualitas Kerja 87 % 95 % 88%


(12)

0 20 40 60 80 100

2012 2013 2014

DALAM

PE

RSE

N

TAHUN

Frekuensi Kehadiran Kualitas Kerja

Data Diolah

Gambar 1.1

Grafik Frekuensi Kehadiran dari Tahun 2012 – 2014

Berdasarkan gambar grafik 1.1 dapat dilihat bahwa frekuensi kehadiran pegawai tidak mencapai standar kehadiran yang ditentukan oleh Kantor Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung, ini secara otomatis dapat menjadikan kendala terhadap prestasi kerja pegawai. Seperti pada tahun 2012 mengalami penurunan dalam hal kehadiran menjadi 94,68%, kemudian di tahun 2013 terjadi kenaikan menjadi 97,89% dan kembali menurun pada tahun 2014 menjadi 95,89%itu pun berdampak terhadap kualitas kerja pegawai.

Data –data diatas dikuatkan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak bagian kepegawaian yaitu Bapak Rovi’i yang sekaligus menjadi Pembingbing penulis di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung, menyatakan bahwa prestasi kerja pegawai dinilai belum optimalnya hal tersebut


(13)

dilihat dari tingkat kehadiran pegawai yang dinilai perlu adanya peningkatan kehadiran sehingga pegawai mampu meningkatkan kinerja , menyelesaikan tugas yang dibebankan dan mampu menghasilkan prestasi kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan.

Hasil survey dan hasil wawancara dengan beberapa pegawai dapat dilihhat bahwa komunikasi organisasi belum mampu berjalan optimal,karena komunikasi yang terjalin hanya sebatas keperluan pekerjaan kemudian lingkungan kerja yang dinilai belum kondusif hal ini dilihat dari fasilitas kerja dan ruang kerja yang menurut pegawai dirasa belum maksimal.

Dari berbagai pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung dengan judul :

” PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA PUSAT PENELITIAN KIMIA – LIPI BANDUNG

1.2 Identifkasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah :

Bahwa komunikasi organisasi dalam di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung belum maksimal dimana komunikasi antar divisi yang masih belum optimal di karenakan komunikasi antar divisi atau anggota yang kurang berjalan dengan baik .


(14)

Selanjutnya mengenai lingkungan kerja pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung yang dirasa masih kurang maksimal, dikarenakan pegawai mengharapkan fasilitas kerja yang memadai serta ruang kerja yang luas dan tidak membatasi ruang gerak pegawai sehingga memberikan rasa nyaman bekerja bagi pegawai.

Dilihat dari prestasi kerja pegawai pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung yang menjadi permasalahannya adalah tingkat kehadiran pegawai yang tidak sesuai dengan harapan perusahaan, sehingga menurunnya prestasi kerja pegawainya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka ada beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana komunikasi organisasi di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

2. Bagaimana lingkungan kerja di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung. 3. Bagaimana prestasi kerja di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi kerja pegawai di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.


(15)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Mengumpulkan data dan berbagai informasi yang terkait dengan komunikasi organisasi dan lingkungan kerja untuk mencapai prestasi kerja di Pusat Penelitian Kimia - LIPI Bandung.

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud di dalam laporan penelitian tersebut adalah Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan pengaruh pelaksanaan program pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja pegawai, sehingga dalam proses kegiatan pengorganisasian dapat berjalan secara maksimal dan tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai dengan baik

1.3.2 Tujuan Penelitian

Peneliti memberikan tujuan dari laporan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui komunikasi organisasi di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

2. Untuk mengetahui lingkungan kerja di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

3. Untuk mengetahui prestasi krja pegawai di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung..


(16)

1.4 Kegunaan Penelitian

Didalam laporan penelitian ini terdapat kegunaan praktis dan akademis. Adapaun kegunaan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi khususnya informasi yang terkait tentang tingkat komunikasi organisasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

b. Bagi pegawai hasil penelitian diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin di gunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya tentang tingkat komunikasi organisasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja.

1.4.2 Kegunaan Akademis

a. Bagi pengembangan Ilmu Manajemen tentang terkaitnya antara tingkat komunikasi organisasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

b. Bagi peneliti lain dapat di jadikan salah satu bidang literatur dan perbandingan untuk penelitian lainnya.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Jl. Cisitu – Sangkuriang, Bandung 40135, Telp, (022) 2503051, Fax, (022) 2503240


(17)

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.5 Waktu Penelitian

N

o Kegiatan

Bulan Septemb

er Oktober

Novemb er

Desemb

er Januari

1. Penelitian Pendahuluan 2. Penulisan Usulan

Penelitian

3. Pengumpulan Data 4. Pengolahaan Data 5. Penulisan Penelitian


(18)

64 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.

Menurut Husein Umar (2005:303) dalam Umi Narimawati mengemukakan bahwa: “objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang dianggap perlu“.

Objek yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi dan lingkungan kerja pengaruhnya terhadap prestasi kerja pegawai. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung yang berkedudukan dan berkantor

3.2 Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2)“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan keadaan berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Sedangkan metode


(19)

verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik.

Menurut sugiyono (2005:21):“ Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian poin ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh diantara variabel yang sedang di teliti.

Menurut Masyhuri (2008:45)“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupannya”.

Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variable independent mempengaruhi variable dependent, serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory survey.

Explanatory Survei adalah suatu survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survei dilakukan dengan cara mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.


(20)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi Narimawati (2010:30).

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah di buat.

Langkah langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung dan selanjutnya menetapkan judul penelitian. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Pusat Penelitian Kimia –

LIPI Bandung.

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah komunikasi (variabel X1) dan lingkungan kerja (variabel X2) serta prestasi kerja pegawai (variabel Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung berdasarkan teori.


(21)

6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa tingkatan. Pada skala ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang paling negatif dan sebaliknya.

7. Menetapkan data-data mengenai komunikasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

8. Melakukan analisis mengenai informasi tentang komunikasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

9. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari penelitian ini seperti tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T – 1 Descriptive Descriptive dan survey

Pegawai Pusat

Penelitian Kimia –

LIPI Bandung baik

Cross Sectional

T – 2 Descriptive Descriptive dan survey

Pegawai Pusat

Penelitian Kimia –

LIPI Bandung baik

Cross Sectional

T – 3 Descriptive Descriptive dan survey

Pegawai Pusat

Penelitian Kimia –

LIPI Bandung baik

Cross Sectional

T 4, T5 Descriptive &

Virifikatif

Descriptive dan Elplanatory

survey

Pegawai Pusat

Penelitian Kimia –

LIPI Bandung baik

Cross Sectional


(22)

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasional Variabel

Menurut Narimawati Umi (2008:30) pengertian operasional variabel adalah sebagai berikut:

“Operasionalisasi Variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Krakteristik Individu Dan Komitmen Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(X2)

(Y) (X1)


(23)

1. Variabel Independen (X1) dan (X2)

Variebel independen yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Krakteristik Individu (X1) dan Komitmen Organisasi (X2). Karakteristik individu dan Komitmen Organisasi ditentukan dengan skala ordinal, data-data diperoleh dari hasil wawancara dan melalui kuisioner.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan. Lebih jelasnya indikator tersebut dapat dituangkan dalam tabel oprasional di bawah ini :

Tabel 3.2

Operasional Variabel Variabel dan

Konsep

Dimensi Indikator Skala No.

Kuisioner

Sumber Data

Komunikasi organisasi (X1)

Komunikasi Organisasi dapat diartikan sebagai pertunjukan dari penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi

a. Komunikasi ke bawah  berkomunikas i dengan bahasa yang sopan dan halus 1 2 Pegawai Pusat Penelitia n Kimia – LIPI Bandung b. Komunikasi ke atas Penerimaan tanggapan dari pesan atau isi pesan yang di sampaikan 3 4 c. Komunikasi Horizhontal Memberikan informasi kemajuan maupun permasalahan 5


(24)

tertentu.

Menurut Face & Faules (2001.31-33)

Ordinal

6

Lingkungan Kerja (X2)

Lingkungan kerja adalah segala yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Menurut Nitisemito (2002:183)

a.Suasana Kerja keadaan fisik

dan non fisik ditempat kerja yang berkaitan dengan sistem organisasi, komunikasi, fasilitas, perlengkapan kerja dan keadaan lingkungan kerja, yang dapat mempengaruh i pekerja dalam menjalankan

tugas-tugasnya Ordinal

1 2 Pegawai Pusat Penelitia n Kimia – LIPI Bandung b.Hubungan dengan rekan kerja Hubungan individu anggota organisasi tentang apa yang dipandang sebagai cara yang benar bagi mereka untuk berkomunikasi 3 4 c. Hubungan

antar bawahan dengan pimpinan  transaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya, yang meliputi orang lain seperti teman, keluarga, anak, rekan kerja, dan bahkan orang 5 6


(25)

asing

d. Tersedianya

Fasilitas Kerja

 Fasilitas

adalah sarana dan prasarana untuk melancarkan atau mempermuda h pelaksanaan suatu pekerjaan 7 8 Prestasi Kerja (Y)

Prestasi kerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,dan kesungguhan serta waktu

Ranupandojo dan Husnan (2002:126)

a. Kualitas  Ketepatan waktu  Terampil Ordinal 1 2 Pegawai Pusat Penelitia n Kimia – LIPI Bandung

b. Kuantitas  Memenuhi standar Kerja  Pekerjaan rutin 3 4 c. Tingkat Kehandalan  Inisiatif  Rajin 5 6 d.Sikap  Loyalitas

 Tanggung

jawab

7


(26)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian mengenai komunikasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai adalah data primer dan data sekunder.

Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, (2010:37) data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data – data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Setelah data – data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil dari survey (obsevasi), hasil wawancara, dan pengambilan data langsung.

Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati (2010:37) menjelaskan bahwa sumber data sekunder adalah : “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data – data terkait dengan komunikasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai.


(27)

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai masalah-masalah di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

3.2.3.2 Teknik penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) dalam Umi Narimawati, populasi adalah “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung sebanyak 98 orang yang mana terbagi dalam tujuh divisi. Seperti dapat dilihat pada tabel 3.3


(28)

Tabel 3.3

Jumlah karyawan pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung pada Tahun 2014

Sumber: Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung. 2. Sampel

Menurut Umi Narimawati (2008) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38) menerangkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Penarikan sampel dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik penarikan statified random sampling.

Menurut Vincent Gaspersz (2000:63) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38) menerangkan bahwa statified random sampling adalah metode penarikan sampel dengan terlebih dahulu mengelompokkan populasi ke dalam strata – strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak sederhana setiap stratum

Bagian / Divisi Jumlah Karyawan

1. Bidang Umum 15

2. Bidang Kepegawaian 4 3. Bidang Keuangan 10

4. Bidang Sarpras 5

5. Bidang Teknik Lingkungan 24 6. Bidang Kimia Analitik 10 7. Bidang Bahan Alam dan Farmasi 20 8. Bidang Jasa Iptek 10


(29)

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada pendekatan Solvin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38)

Ket :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam penelitian 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :

=49,4949~ 50

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 98 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 65 orang pegawai dengan pembulatan.


(30)

Ukuran alokasi sampel pada masing – masing biro dengan menggunakan alokasi sampel proporsional dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Newman sebagai berikut :

Dimana :

ni = besarnya sampel pada strata ke-i

Ni = besarnya populasi pada strata ke-i

N = besarnya populasi keseluruhan

Berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh jumlah responden setiap stratum dan alokasinya pada setiap unit yang terpilih sebagai berikut :

1. Bidang Umum 5. Bidang Teknik Lingkungan

2. Bidang Kepegawaian 6. Bidang Kimia Analitik

3. Bidang Keuangan 7. Bidang Bahan Alam dan Farmasi

4. Bidang Sarpras 8. Bidang Jasa Iptek

=�� ×

= ×

= × 2

= ×

= ×

=2 × 2

= ×

=2 ×


(31)

Berdasarkan hasil penghitungan diatas, maka alokasi jumlah sampel minimal pada masing-masing divisi di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.6 :

Tabel 3.4

Jumlah karyawan pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung pada Tahun 2014

Sumber: Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung (bagian SDM) diolah 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung serta dari data sekunder).

Bagian / Divisi Populasi Sample

1. Bidang Umum 15 7

2. Bidang Kepegawaian 4 2

3. Bidang Keuangan 10 5

4. Bidang Sarpras 5 4

5. Bidang Teknik Lingkungan 24 12

6. Bidang Kimia Analitik 10 5

7. Bidang Bahan Alam dan Farmasi 20 10

8. Bidang Jasa Iptek 10 5


(32)

Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut a. Observasi ( Pengamatan Langsung )

Melakukan pengamatan secara langsung di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak – pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan komunikasi organisasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

c. Kuesioner

Merupakan teknik., pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data


(33)

– data mengenai komunikasi organisasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan baik mengenai komunikasi organisasi (X1), lingkungan kerja (X2) maupun prestasi kerja (Y), karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya nilai – nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 3.5 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai Bobot Nilai

a. Sangat Setuju (SS) 5 1 b. Setuju (S) 4 2 c.Cukup (C) 3 3 d. Tidak Setuju (TS) 2 4 e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut :

- Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen – dokumen lain yang ada kaitannya


(34)

dengan permasalahan yang diteliti, dalam hal ini mengenai komunikasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

3.2.4.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya (Azwar 2007:89). Suatu skala atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyasi validitas yang tinggi apabila instrument tersebut menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengkan tes memiliki validitas yang rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukurannya. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan :

r1 = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal ∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal ∑ = jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑ = jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = banyaknya responden


(35)

Dalam mengadakan interpetasi mengenai besarnya koefesien korelasi menurut Suharmi Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada Tabel 3. Sebagai berikut

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi Antara 0.600 samapai dengan 0.500 Tinggi Antara 0.500 samapai dengan 0.400 Agak Tinggi Antara 0.400 samapai dengan 0.300 Sedang Antara 0.300 samapai dengan 0.200 Agak tidak tinggi Antara 0.200 samapai dengan 0.100 Tidak tinggi Antara 0.100 samapai dengan 0.000 Sampai tidak tinggi

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikan 5%)

Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

√ 2

√ 2

Dimana :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Keputusan pengujian validitas intrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :


(36)

1. Item instrument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan

t0,05=1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05=1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Tabel Hasil Pengujian Validitas X1, X2, dan Y

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Kuesioner Komunikasi Organisasi

Variabel Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Komunikasi Organisasi (X1)

Item 1 0,775 0,377 Valid Item 2 0,480 0,377 Valid Item 3 0,833 0,377 Valid Item 4 0,852 0,377 Valid Item 5 0,822 0,377 Valid Item 6 0,837 0,377 Valid

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Kuesioner Lingkungan Kerja

Variabel Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Lingkungan Kerja (X2)

Item 1 0,489 0,377 Valid Item 2 0,503 0,377 Valid Item 3 0,840 0,377 Valid Item 4 0,843 0,377 Valid Item 5 0,844 0,377 Valid Item 6 0,865 0,377 Valid Item 7 0,806 0,377 Valid Item 8 0.785 0,377 Valid


(37)

Tabel 3.9

Hasil Uji Kuisioner Prestasi Kerja

Variabel Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Prestasi Kerja (Y)

Item 1 0,896 0,377 Valid Item 2 0,924 0,377 Valid Item 3 0,938 0,377 Valid Item 4 0,869 0,377 Valid Item 5 0,862 0,377 Valid Item 6 0,928 0,377 Valid Item 7 0,907 0,377 Valid Item 8 0,909 0,377 Valid

3.2.4.2 Uji Reabilitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.

Berdasarkan definisi diatas, maka realibilitas dapat diartikan sebagai ssuatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji realibilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan aalat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada tidaknyanya hubungan atara dua belahan instrument. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini menghitung


(38)

reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap – ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

b. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total untuk kelompok I dan kelompok II

c. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II d. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II

2Ґb 1 + Ґb

e. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputusan pengujian reliabilitas instrument denga menggunakan taraf signifikan 5% satu sisi adalah:

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5% maka instrument dinyatakan reliable dan dapat digunakan.


(39)

instrument dinyatakan tidak reliable dan tidak dapat digunakan. Hasil uji validiatas dengan menggunakan program SPSS.

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuisioner dapat diterima jika memiliki nilai koefesien realibilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

Tabel 3.10

Standar Penilaian Koefesien Validitas dan Reabilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber : Barker et al, 2002:70

Tabel 3.11

Hasil Pengujian Reliabiltas X1, X2, dan Y

Variabel

Nilai

Cαhitung

Nilai

Cαminimum Keterangan

Komunikasi Organisasi (X1) Lingkungan Kerja(X2) Prestasi Kerja (Y)

0,878 0,894 0,967

0,70 0,70 0,70

Reliabel Reliabel Reliabel

3.2.4.3 Uji MSI

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena daata yang didapat dari kuisioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “ Methode Of Successive Interval ” (Hays, 1969:39). Dan selajutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi


(40)

1. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Adapun langkah langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuisioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghituung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi komulatif. Untuk data n>30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal

d) Menghitung nilai ddensitas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval

Dimana:

Means of interval = Rata-Rata Interval Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

Density at Lower Limit – Density at Upper Limit

Means of Interval =


(41)

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal +1

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

1. Analisis Deskriptif atau Kualitatif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana penerapan lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.

c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata – rata dari total skor. d. Unutk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakam statistic

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :


(42)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Menurut Umi Narimawati (2007:85), selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.12

Kriteria Persentase Tanggapan Responden Terhadap skor Ideal

NO % Jumlah Skor Kriteria 1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik 3 52.01% - 68.00% Cukup 4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik (Sumber : Umi Narimawati, 2007:85)

1. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram pemikiran. Didalam melakukan analisis jalur harus dijelaskan hubungan antar variabel secara diagram jalur yang bentuknya ditentukan oleh proporsi teoritik yang berasal dari kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis penelitian (Nirwana SK Sitepu 1994:15). Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan hipotesis yang dikemukakan, maka untuk mengetahui pengaruh antara variabel Komunikasi organisasi dan lingkunagn kerja terhadap prestasi kerja pegawai digunakan analisis jalur.


(43)

Analisis regresi mengkaji hubungan sebab akibat yang bersifat structural dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan mempertimbangkan keterkaitan antar variabel independen. Model analisis regresi adalah sebagai berikut :

X1

PyX1

PYX2\

Gambar 3.2

Model Analisi Regresi Berganda Keterangan :

X1 : Komunikasi Organisasi X2 : Lingkungan Kerja Y : Prestasi Kerja

Pyx1 : Koefesien Komunikasi Organisasi terhadap Prestasi Kerja Pyx2 : Koefisien Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja 1. Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:49) mengungkapkan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dan dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

Y


(44)

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana :

r = koefisien korelasi x1 = komunikasi x2 = lingkungan kerja y = prestasi kerja karyawan n = jumlah responden

2. Analisis Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari

R2 = SS reg/SStot Kd = r2 x 100% Dimana :

d = koefisien determinasi r = koefisien korelasi


(45)

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah pernyataan (dugaan/jawaban) itu dapat diterima atau tidak. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh komunikasi (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap prestasi kerja (Y).

Langkah – langkah pengujian sebagai berikut : 1. Pengujian secara simultan/total

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama – sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fkritis dengan nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.


(46)

Menurut Sujana (2001:369) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:51) menyatakan bahwa perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien korelasi produk moment (Pearson).

b. Hipotesis

H0 ; ρ = 0, Secara simultan komunikasi organisasi dan lingkungan tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai

H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel(α = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:52) menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 3.13

Kategori Korelasi Metode Guilford

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan 0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat/Cukup 0,61 – 0,80 Erat


(47)

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang – kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji – t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a. Rumus Uji t yang digunakan adalah :

2

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikan 5%

b. Hipotesis

H01 ; ρ = 0, komunikasi tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai

H11; ρ ≠ 0, komunikasi berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai H02; ρ = 0, lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja

pegawai

H12 ; ρ ≠ 0, lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai

c. Kriteria Pengujian


(48)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. J i k a

T h i t u

ng ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

Gambar 3.3

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Sumber Sugiyono (2009:185)

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penerimaan Ho

-ttabel ttabel

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penolakan Ho

Daerah


(49)

94 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas fungsi dan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan Strategis, perencanaan kinerja, serta pengukuran dan pelaporan kinerja.

Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka Pusat Penelitian Kimia LIPI (PP Kimia LIPI) sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan negara berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang dimilikinya, dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Berdasarkan Rencana Strategis Implementatif PP Kimia LIPI 2010-2014, yang merupakan implementasi dari Rencana Strategis LIPI untuk periode yang sama, maka disusun rencana kinerja tahunan pada setiap awal tahun anggaran. Rencana kinerja tahunan tersebut merupakan janji/komitmen PP Kimia LIPI tentang kinerja yang ditargetkan akan diselesaikan pada tahun berjalan. Komitmen ini


(50)

dituangkan dan ditetapkan dalam suatu Penetapan Kinerja antara PP Kimia LIPI dengan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI.

LAKIP PP Kimia LIPI tahun 2014 ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan,penetapan kinerja, dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja PP Kimia LIPI oleh pihak yang membutuhkan; sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan rencana dan pelaksanaan program dan kegiatan periode yang akan datang, serta sebagai bahan masukan bagi manajemen untuk penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Pusat Penelitian Kimia LIPI dibentuk berdasarkan Keppres RI No. 166 tahun 2000 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, serta Keppres RI No. 178 tahun 2000, tentang susunan organisasi dan tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen.Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 1151/M/2001 tahun 2001 yang telah dirubah dengan SK Kepala LIPI No. 3212/M/2004, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Kimia LIPI berada di bawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Sesuai Surat Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001, tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,


(51)

4.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar struktur organisasi pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001, tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, PP Kimia LIPI terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang Kimia Analitik dan Standar, Bidang Kimia Bahan Alam, Pangan, dan Farmasi, Bidang Teknologi Proses dan Katalisis, Bidang Teknologi Lingkungan, Bidang Jasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam perkembangan menjawab tantangan Reformasi Birokrasi yang mengisyaratkan struktur yang kaya fungsi, maka Pusat Penelitian Kimia mengalami perubahan struktur terkait bidang bidang yang mendukungnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Kimia LIPI terdiri atas Bagian Tata Usaha yang membawahi Sub Bidang Umum, Sub Bidang Kepegawaian, dan Sub Bidang Keuangan. Bidang Sarana Penelitian membawahi Sub Bidang Sarana Penelitian Umum dan Sub Bidang Sarana Penelitian Khusus. Bidang Pengelolaan Dan Diseminasi Hasil Penelitian membawahi Sub Bidang Diseminasi dan Kerjasama, dan Sub Bidang Pengelollan Hasil Penelitian serta Kelompok Jabatan Funsional yang terbagi menjadi lima kepakaran, yaitu Kimia Analitik, Energi Biomassa dan Lingkungan, Pangan Fungsional, Pengembangan Bahan Baku Obat, Katalis


(52)

dan Makromolekul. Struktur organisasi Pusat Penelitian Kimia mengalami perampingan jumlah pejabat struktural yang semula berjumlah 15 menjadi 11 pejabat struktural. Pengurangan pejabat struktural dibarengi dengan penguatan jabatan fungsional pendukung organisasi sehingga kinerja organisasi dapat lebih efiseen dan efektif. Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kimiaberdasarkan SK Kepala LIPI No.1 Tahun 2014 dapat dilihat pada


(53)

(54)

4.2.1 Deskripsi Jabatan

Deskripsi Jabatan Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung mempunyai tugas :

1 Kepala Pusat Penelitian Kimia

Memimpin pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian di Pusat Penelitian Kimia LIPI. 2 Kepala Bidang

Kimia Bahan Alam Pangan Farmasi

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaka n, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang kimia bahan alam, pangan, dan farmasi, serta evaluasi dan penyusunan laporan.

3 Kepala Bidang Teknologi Lingkungan

Pelaksana penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang teknologi lingkungan, serta evaluasi dan penyusunan laporan

4 Kepala Bidang Kimia Analitik dan Standar

Pelaksana penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang teknologi proses dan katalisis, serta evaluasi dan penyusunan laporan.

5 Kepala Bidang Teknologi Proses dan Katalis

Pelaksana penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang teknologi proses dan katalisis, serta evaluasi dan penyusunan laporan.

6 Kepala Bidang Jasa Iptek

Jabatan ini berperan dalam pengembangan kerja sama dan pelayanan jasa, pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi, serta promosi dan implementasi hasil penelitian dan pengembangan PP Kimia.

7 Kepala Bagian Tata Usaha

Pelaksana urusan ketatausahaan dibidang kepegawaian, umum, rumah tangga, keuangan, dan pngelolaan


(55)

sarana-prasarana di Pusat Penelitian Kimia LIPI. 8 Kepala

Sub.Bag. Kepegawaian

Pelaksana ketatausahaan untuk urusan kepegawaian

9 Kepala Subbag. Keuangan

Pelaksana urusan ketatausahaan keuangan

10 Peltu.KaSubba g. SARPRAS

Pelaksana urusan pelayanan penyediaan sarana dan prasarana penelitian.

11 Kepala Subbbag. Umum

Pelaksana ketatausahaan untuk urusan rumah tangga perkantoran, tata surat dan tata kearsipan, serta pengadaan barang dan urusan gudang.

4.2.2 Karkteristik Rresponden

Penelitian ini membahas tentang “Komunikasi Organisasi Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja Pegawai Di Pusat Penelitian Kimia - Lipi Bandung”. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 50 buah, merupakan jumlah sampel pegawai yang diperoleh dari keseluruhan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 98 orang pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang pegawai.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar kepada responden menunjukkan bahwa responden memiliki karakteristik yang bervariasi dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja.


(56)

Wanita Laki - Laki a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada 50 pegawai diperoleh data mengenai karakteristik berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki – Laki 32 64,00 %

Perempuan 18 36,00 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Gambar 4.2

Diagram Jenis Kelamin Responden

Data tabel 4.1, menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah Laki - Laki dengan jumlah 32 atau 64,00% hal ini dimungkinkan karena dengan jenis perkerjaan yang lebih konsentrasi pada penggunaan fisik maka mayoritas pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung adalah Laki - Laki.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 responden dapat diketahui rincian usia responden sebagai berikut :


(57)

< 20

Tahun 30 - 40

Tahun

20 - 30 Tahun

40-50 Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

< 20 tahun 13 26,00%

20 - 30 tahun 31 62,00%

30 - 40 tahun 2 4,00% 40 - 50 tahun 4 8,00%

> 50 tahun 0 0 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Gambar 4.3

Diagram Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan pada tabel 4.2, dapat diketahui persentase responden berdasarkan usia ,< 20 tahun sebanyak 13 orang responden atau sebesar 26%, pada usia 20-30 yaitu sebanyak 31 orang responden atau sebesar 62,00%. Pada umur 30 -40 tahun sebanyak 2 orang atau sebesar 4% dan pada umur 40-50 tahun sebanyak 4 orang atau sekitar 8%.

Pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung, pegawai paling banyak berada pada usia 20 – 30 yang tergolong produktif dan sudah berpengalaman, yang masih memiliki fisik yang bagus dan tentunya sangat mendukung dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 responden dapat diketahui rincian tingkat pendidikan responden sebagai berikut :


(58)

SMP

SMA

DIPLOM A S1

S2

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

Non SD 0 0%

SD 0 0%

SMP 0 0%

SMA 10 20,00%

Diploma 6 12,00%

S1 29 58,00%

S2 3 6,00%

S3 2 4,00%

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Gambar 4.4

Diagram Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan tabel 4.3, dapat terlihat bahwa responden berada pada tingkat pendidikan SMA 10 orang atau sebesar 10% , pada pendidikan Diploma yaitu 6 orang atau sebesar 12% , pada pendidika S1 yaitu sebanyak 29 orang pegawai atau 58,00%, pada pendidikan S2 yaitu 3 orang atau sekitar 6% dan pendidikan S3 yiatu 2 orang atau sekitar 4%

Pada pusat penelitian kimia – LIPI bandung tingkat pendidikan paling banyak adalah pada tingkat pendidikan S1 yaitu sebesar 58% .hal ini dikarenakan jenis pekerjaan yang memerlukan ilmu dalam bidang tertentu.


(59)

1 - 5 Tahun

6 - 10 Tahun

11 - 15 Tahun

16 - 20 Tahun

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 responden dapat diketahui rincian pekerjaan responden sebagai berikut :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Pekerjaan Frekuensi Persentase %

1 – 5 Tahun 10 20,00%

6 – 10 Tahun 30 60,00%

11 – 15 Tahun 7 14,00% 16 – 20 Tahun 3 6,00% >21 Tahun 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015

Gambar 4.5

Diagram Masa kerja Responden

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa mayoritas responden berada pada masa kerja antara 1- 5 tahun yaitu sebnayak 10 orang atu sebesar 20% , pada 6 - 10 tahun yaitu sebanyak 30 orang responden atau 60,00%, pada 11 – 15 tahun yaitu 7 orang atau sebesar 14% dan pada 16-20 tahun yaitu 3 orang atau sebesar 6% dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa rata-rata pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung mayoritas masa kerja antara 6 - 10 tahun yaitu sebesar 60% artinya pegawai sudah berpengalaman dan menguasai pekerjaannya.


(60)

4.2.3 Analisis Deskriftif / Kualitatif

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari komunikasi organisasi pengaruhnya terhadap lingkungan kerja dan dampaknya pada prestasi kerja pegawai di pusat penelitian kimia - lipi bandung. Hasil analisis terkumpul dari 50 orang responden pegawai Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung.

A. Gambaran Variabel Komunikasi Organisasi (X1)

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi yang terdiri dari 3 indikator yaitu komunikasi kebawah, komunikasi keatas dan komunikasi horizontal. Sedangkan tingkat pengukuran dari tiap indikator dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.5

Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Komunikasi Organisasi

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Selanjutnya persentase total skor jawaban responden yang terdapat pada tabel di atas tersebut di interpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan ke dalam gambar sebagai berikut:

Skor Skor %Skor

Aktual Ideal Aktual

1 182 250 72,80 Cukup

2 94 250 37,60 Kurang Baik

3 137 250 54,80 Cukup

4 132 250 52,80 Cukup

5 136 250 54,40 Cukup

6 141 250 56,40 Cukup

822 1500 54,80 Cukup


(61)

54,80

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 20 36 52 68 84 100

Gambar 4.6

Daerah Kriterium Komunikasi Organisasi

Tabel 4.5 diatas memperlihatkan bahwa hasil persentase total skor jawaban responden pada variabel komunikasi organisasi sebesar 54,80 berada pada interval 52 – 68. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung secara umum berada dalam pada kriterium 54,80 %. Dimana komunikasi yang terjalin antara bawahan terhadap atasan , atasan terhadap bawahnan dan komunikasi natar divisi sudah terjalin cukup baik.

Agar lebih jelas maka penulis juga menyajikan gambaran komunikasi organisasi pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 3 (Tiga) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 6 butir pernyataan. Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.

Tabel 4.6

1. Tanggapan Responden Tentang Saran Atau Gagasan Dan Masalah Pekerjaan Disampaikan Kepada Atasan Untuk Kemajuan Perusahaan

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 % 2 Tidak Setuju 8 16,00 % 3 Kurang Setuju 12 24,00 %


(62)

5 Sangat Setuju 10 20,00 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 20 orang responden atau 40,00%, berdasarkan hasil tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan saran atau gagasan dan masalah pekerjaan akan disampaikan kepada atasan untuk kemajuan perusahaan.

Tabel 4.7

2. Tanggapan Responden Tentang Saudara Rutin Menyampaikan Hasil Laporan Pekerjaan Kepada Atasan Setelah Selesai Melakukan

Pekerjaan

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Setuju 23 46,00 %

2 Setuju 19 38,00 %

3 Kurang Setuju 2 4,00 % 4 Tidak Setuju 3 6,00 % 5 Sangat Tidak Setuju 3 6,00 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Data pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang responden atau 46,00%, berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.7 tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan pegawai selalu menyampaikan hasil laporan pekerjaan kepada atasan setelah selesai melakukan pekerjaan.


(63)

Tabel 4.8

3. Tanggapan Responden Tentang Pimpinan Memberikan Informasi Penjelasan Pekerjaan Dan Beban Tugas Dengan Jelas Dan Dipahami

Oleh Pegawai

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 6 12,00 % 2 Tidak Setuju 22 44,00 % 3 Kurang Setuju 9 18,00 %

4 Setuju 5 10,00 %

5 Sangat Setuju 8 16,00 %

Jumlah 50 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab tidak setuju sebanyak 22 orang atau 44,00% , berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.8 tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan pimpinan tidak memberikan informasi dengan jelas mengenai pekerjaan dan beban tugas yang diberikan kepada pegawai.

Tabel 4.9

4. Tanggapan Responden Tentang Saudara Sulit Untuk Mengerjakan Pekerjaan Yang Di Bebankan Karna Kurang Paham Pada Pekerjaan

Tersebut.

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Setuju 10 20,00 %

2 Setuju 21 42,00 %

3 Kurang Setuju 5 10,00 % 4 Tidak Setuju 5 10,00 % 5 Sangat Tidak Setuju 9 18,00 %

Jumlah 50 100%


(64)

Data pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 21 orang responden atau 42,00%, berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.9 tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan pegawai sulit untuk mengerjakan pekerjaan yang di bebankan karna kurang paham pada pekerjaan tersebut:

Tabel 4.10

5. Tanggapan Responden Tentang Penyampaian Pesan / Informasi Sesama Pegawai Harus Jelas Sehingga Mempercepat Poses Pekerjaan.

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 5 10,00 % 2 Tidak Setuju 23 46,00 % 3 Kurang Setuju 8 16,00 %

4 Setuju 9 18,00 %

5 Sangat Setuju 5 10,00 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Data pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang responden atau 46,00%, berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.10 tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan penyampaian pesan / informasi sesama pegawai tidak jelas.


(65)

Tabel 4.11

6. Tanggapan Responden Tentang Saudara Menjalin Komunikasi Dengan Unit Kerja Lainya Dalam Menyelesaikan Suatu Pekerjaan

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Setuju 0 0 %

2 Setuju 23 46,00 %

3 Kurang Setuju 17 34,00 % 4 Tidak Setuju 6 12,00 % 5 Sangat Tidak Setuju 4 8,00 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 23 orang responden atau 46,00%, berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.11 tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan bahwa karyawan menjalin komunikasi dengan unit kerja yang lainnya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

B. Gambaran Variabel Lingkungan Kerja (X2)

Variabel kedua dalam penelitian ini adalah Variabel Lingkungan Kerja (X2) yang terdiri dari 4 indikator yaitu meliputi : suasana kerja, hubungan dengan rekan kerja, hubungan bawahan dengan pimpinan dan tersedianya fasilitas untuk pegawai.Sedangkan tingkat pengukuran dari tiap indikator dijelaskan sebagai berikut :


(66)

Tabel 4.12

Rekapitulasi Haisl Kuesioner Lingkungan Kerja

Sumber : Pengolahan Hasil Kuesioner

Selanjutnya persentase total skor jawaban responden yang terdapat pada tabel di atas tersebut di interpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan ke dalam gambar sebagai berikut :

58,30

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 20 36 52 68 84 100

Gambar 4.7

Daerah Kriterium Lingkungan Kerja

Tabel 4.18 diatas memperlihatkan bahwa hasil persentase total skor jawaban responden pada variabel lingkungan kerja sebesar 58,30 berada pada interval 52 – 68. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan organisasi pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung secara umum berada pada kriterium 58,30 ,artinya lingkungan kerja saat ini sudah mendukung pegawai

Skor Skor %Skor

Aktual Ideal Aktual

1 174 250 69,60 Baik

2 120 250 48,00 Kurang Baik

3 140 250 56,00 Cukup

4 146 250 58,40 Cukup

5 144 250 57,60 Cukup

6 158 250 63,20 Cukup

7 145 250 58,00 Cukup

8 139 250 55,60 Cukup

1166 2000 58,30 Cukup


(67)

dalam menjalankan aktivitas kerjanya dan juga terpenuhi kebutuhan fasilitas kerjanya sehingga dinyatakan berada pada kategori cukup baik.

Agar lebih jelas maka penulis juga menyajikan gambaran lingkungan organisasi pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 4 (empat) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 8 butir pernyataan. Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.

Tabel 4.13

1. Tanggapan Responden Tentang Suasana Lingkungan Kerja Saat Ini Sesuai Dengan Yang Di Harapkan Pegawai

Bobot Keterangan Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 % 2 Tidak Setuju 15 30,00 % 3 Kurang Setuju 8 16,00 %

4 Setuju 15 30,00 %

5 Sangat Setuju 12 24,00 %

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data,

Data pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab tidak setuju dan setuju sebanyak 15 orang responden atau 30,00%, berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.19 tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan bahwa lingkungan kerja sesuai dengan yang diharapkan pegawai , namun sebanyak 15 orang responden juga menyatakan lingkungan kerja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pegawai .


(1)

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dengan judul “PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PUSAT PENELITIAN KIMIA – LIPI BANDUNG”. Usulan penelitian ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk penyusunan skripsi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).

Penyusunan usulan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si, selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu dari kesibukan beliau dengan sabar untuk memberikan bimbingan


(3)

dan pengarahan, ilmu pengetahuan serta semangat kepada penulis selama dalam penyusunan usulan penelitian ini.

5. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati SE.,M.Si., selaku Penguji I Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si, selaku Penguji II Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak / Ibu Pimpinan dan Pembantu Pimpinan di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, atas segala kebijakan yang telah ditetapkan, khususnya kebijakan akademik yang sangat menunjang keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi yang banyak membantu dalam urusan akademik.

9. Bapak M. Rofii, Drs. MM, selaku Pembimbing/karyawan perusahaan yang telah membantu penulis memberi data dalam penyusunan skripsi ini. 10. Ibu Sri Rahayu, S.AP, Triyuli Atmodjo, dan seluruh staff pegawai di Pusat

Penelitian Kimia – LIPI Bandung yang telah membantu penulis.

11. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, kasih sayang, kesabaran, dukungan, nasihat, bimbingan dan pengorbanan yang tiada hentinya. 12. Kepada Kemal selaku pegawai Rido fotocopy yang membantu penulis

dalam memenhui kebutuhan dalam penulisan ini

13. Kepada Saudara dan Teman-teman juga seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya yang tidak bisa saya sebutkan satu


(4)

persatu, saya hanya bisa mendo’akan agar semua amal dan kebaikannya dapat diterima oleh Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna karena saya masih dalam tahap pembelajaran, dan sebagai motivasi agar lebih baik dimasa yang akan datang saya mohon kritik dan saran dari semua pihak. Atas segala motivasi, kritik dan sarannya saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga laporan Skripsi ini bermanfaat untuk pembelajaran bagi penulis dan pihak - pihak lainnya.

Bandung, Februari 2016 Penulis


(5)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Liggkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja pada Pusat Penelitian Kimia – LIPI Bandung

Nama : Devi Kurniawan

NIM : 21208110

Program Studi : Manajemen

Jenjang : S1

Fakultas : Ekonomi

Bandung, Februari 2016 Menyetujui, Dosen Pembimbing

Isniar Budiarti. SE., M.Si NIP : 4127.34.02.001

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program StudiManajemen

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic Dr.Raeny Dwisanty, SE.,M.Si


(6)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis (Skripsi) saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan tinggi yang lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pembimbing dan tim penguji. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Februari 2016 Yang Membuat Pernyataan

Devi Kurniawan NIM : 21208110