Pengujian secara parsial Pengujian Hipotesis

Apabila pada pengujian secara simultan H ditolak, artinya sekurang – kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji – t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut : a. Rumus Uji t yang digunakan adalah : √ 2 Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikan 5 b. Hipotesis H 01 ; ρ = 0, komunikasi tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai H 11 ; ρ ≠ 0, komunikasi berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai H 02 ; ρ = 0, lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai H 12 ; ρ ≠ 0, lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai c. Kriteria Pengujian H ditolak apabila t hitung dari t tabel α = 0,05 Jika menggunakan tingkat kekeliru an α = 0,01 untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut : a. Jika t hitung ≥ t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya. b. J i k a T h i t u ng ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya. Gambar 3.3 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Sumber Sugiyono 2009:185 Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho -t tabel t tabel Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas fungsi dan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan Strategis, perencanaan kinerja, serta pengukuran dan pelaporan kinerja. Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka Pusat Penelitian Kimia LIPI PP Kimia LIPI sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan negara berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang dimilikinya, dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP. Berdasarkan Rencana Strategis Implementatif PP Kimia LIPI 2010-2014, yang merupakan implementasi dari Rencana Strategis LIPI untuk periode yang sama, maka disusun rencana kinerja tahunan pada setiap awal tahun anggaran. Rencana kinerja tahunan tersebut merupakan janjikomitmen PP Kimia LIPI tentang kinerja yang ditargetkan akan diselesaikan pada tahun berjalan. Komitmen ini