jarang, kadang-kadang, sering, sangat sering. Terdapat 2 jenis pemberian skor pada skala perilaku seksual. Untuk melihat bobot
perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja, peneliti menggunakan penskalaan berdasar stimulus dimana nilai 0 diberikan pada jawaban
tidak pernah dan nilai sesuai bobot item pada jawaban jarang, kadang- kadang, sering, sangat sering yang merupakan bentuk jawaban ya atau
pernah. Untuk melihat intensitas perilaku seksual yang dilakukan, peneliti memberikan nilai 1 pada pilihan jawaban tidak pernah, 2 pada
pilihan jawaban jarang, 3 pada pilihan jawaban kadang-kadang, 4 pada pilihan jawaban sering dan 5 pada pilihan jawaban sangat sering.
G. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas Skala Suatu skala dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa jenis validitas yaitu content validity, cinstruct validity, consurrent validitiy, dan
predictive validity. a. Skala power distance
Skala ini telah melalui uji validitas yaitu validitas isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana seperangkat item soal
mengukur apa yang hendak diukur. Sejauh mana item dalam suatu alat ukut menggambarkan apa yang hendak diukur Periantalo 2015.
Dalam validitas isi dibutuhkan analisis isi untuk melihat dan meneliti
apakah item yang dibuat sudah seusia dengan konstrak yang dibuat. Analisis isi ini dilakukan oleh seorang ahli atau profesional
judgement. Dalam penelitian ini,yang disebut sebagai profesional
judgement adalah dosen pembimbing skirpsi yang melihat apakah
item skala sudah sesuai dengan tujuan pengukuran. Pada tahap awal, peneliti meminta izin untuk menadaptasi
skala pada peneliti sebelumnya. yaitu C. Siswa Widyatmoko. Setelah mendapat izin, skala tersebut kemudian ditunjukkan dan
didiskusikan dengan dosen pembimbing. Pada proses ini, profesional judgement
dibutuhkan untuk memberikan pengarahan dan pandangan pada peneliti dalam penggunakan tata bahasa. Hal ini
dilakukan skala yang digunakan dapat membantu peneliti mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan.
Setelah itu, peneliti memberikan skala tersebut kepada 8 orang yang sesuai dengan subyek dengan karakteristik yang sama
pada penelitian yang akan dilakukan. Tujuan diberikannya kueisoner adaptasi pada 8 orang ini untuk melihat apakah subjek mampu
memahami isi dan konteks pernyataan tersbut. Hasilnya terdapat beberapa kata dan kalimat yang sebaiknya diperhalus atau diganti
degan kata lain yang dianggap lebih sesuai dengan maksud dari kalimat serta mengganti beberap kalimat agar lebih ringkas dan
mudah dipahami.
b. Skala Perilaku Seksual Skala perilaku seksual menggunaka uji validitas isi. Validitas
isi yaitu menunjukkan sejauh mana seperangkat item mengukur apa yang hendak diukur. Sejauh mana item dalam suatu alat ukut
menggambarkan apa yang hendak diukur Periantalo 2015. Dalam validitas isi dibutuhkan analisis isi untuk melihat dan meneliti apakah
item yang dibuat sudah sesuai dengan konstrak yang dibuat. Analisis isi ini dilakukan oleh seorang ahli atau profesional judgement. Dalam
penelitian ini,yang disebut sebagai profesional judgement adalah dosen pembimbing skirpsi yang melihat apakah item skala sudah
sesuai dengan tujuan pengukuran dan penelitian. Sebelum dilakukannya validitas isi, peneliti melakukan survei
terkait perilaku seksual yang dilakukan pada 114 remaja. Hasil survei tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan bentuk perilaku
seksual. Setelah itu peneliti dan professional judgement menentukan bentuk perilaku seksual yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
terbentuk 35 bentuk perilaku seksual. Setelah mendapatkan berbagai bentuk perilaku seksual yang
sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti mencari bobot perilaku seksual dengan memberikan skala perilaku seksual kepada 86
mahasiswa dan meminta mereka memberikan penilaian 1 sampai 11 pada setiap bentuk perilaku seksual. Angka 1 yang diberikan berarti
bentuk perilaku tersebut termasuk dalam kategori ringan dan angka 11
berarti bentuk perilaku seksual termasuk dalam kategori berat. Stelah data terkumpul, peneliti mengolah data tersebut dan median dari
setiap bentuk perilaku seksual adalah bobot item tersebut.
2. Reliabilitas Skala Sebuah skala dikatakan baik jika skala tersebut reliabel. Suatu
skala disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Reliabilitas mengacu pada
konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 1999
a. Skala power distance Reliabilitas pada skala dimensi budaya dapat dilihat dengan
melihat dari koefisien reliabilitas skala yang berada pada rentang 0 sampai dengan 1. Dalam koefisien reliabilitas, angka 1 menunjukkan
hasil yang paling baik. Skala yang dapat digunakan dalam penelitian adalah skala yang berada pada angka yang paling baik baik yaitu 1
dan minimal berada pada angka 0,7 Periantalo, 2015. Reliabilitas power distance dilakukan dengan melakukan test
retest pada 53 mahasiswa. Pada minggu pertama peneliti
memberikan kuesioner kepada 60 mahasiswa dan meminta mereka untuk mengingat inisial masing-masing. Satu minggu kemudian
peneliti memberikan kuesioner yang sama kepada 58 mahasiswa dan meminta mereka mengisi inisial yang sama pada kuesioner yang
diisi pada minggu lalu. Dari data yang terkumpul, terdapat 53 data yang diolah untuk melihat reliabilitas. Data kemudian diolah
menggunakan SPSS dengan melihat korelasinya sebesar 0,777. Hasil ini menunjukkan bahwa skala power distance memiliki reliabilitas
yang baik dan dapat digunakan.
b. Skala perilaku seksual Skala perilaku seksual memiliki reliabilitas yang sangat baik.
Reliabilitas skala dilakukan dengan mengunakan metode test-retest dengan memberikan skala perilaku seksual pada 26 orang remaja
dan meminta mereka untuk mengingat inisial yang diisi pada lembar data diri pada test pertama. Pada jarak waktu kurang lebih satu
minggu, test kedua diberikan kepada 26 orang remaja yang sama dengan meminta mengisi inisial yang sama dengan kuesioner yang
diisi seminggu sebelumnya. Setelah itu data diolah dengan menggunakan melalui SPSS dengan melihat korelasinya sebesar
0,927. Hasil ini menunjukkan bahwa skala perilaku seksual memiliki reliabilitas yang baik dan dapat digunakan.
H. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan SPSS sebagai analisis data dengan menggunakan teknik korelasi. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat ada
tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu power distance sebagai variabel