diisi pada minggu lalu. Dari data yang terkumpul, terdapat 53 data yang diolah untuk melihat reliabilitas. Data kemudian diolah
menggunakan SPSS dengan melihat korelasinya sebesar 0,777. Hasil ini menunjukkan bahwa skala power distance memiliki reliabilitas
yang baik dan dapat digunakan.
b. Skala perilaku seksual Skala perilaku seksual memiliki reliabilitas yang sangat baik.
Reliabilitas skala dilakukan dengan mengunakan metode test-retest dengan memberikan skala perilaku seksual pada 26 orang remaja
dan meminta mereka untuk mengingat inisial yang diisi pada lembar data diri pada test pertama. Pada jarak waktu kurang lebih satu
minggu, test kedua diberikan kepada 26 orang remaja yang sama dengan meminta mengisi inisial yang sama dengan kuesioner yang
diisi seminggu sebelumnya. Setelah itu data diolah dengan menggunakan melalui SPSS dengan melihat korelasinya sebesar
0,927. Hasil ini menunjukkan bahwa skala perilaku seksual memiliki reliabilitas yang baik dan dapat digunakan.
H. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan SPSS sebagai analisis data dengan menggunakan teknik korelasi. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat ada
tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu power distance sebagai variabel
bebas dan perilaku seksual sebagai variabel terikat. Analisis korelasi memungkinkan peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua atau
lebih variabel pada suatu penelitian. Jika antar variael tersebut memiliki hubungan, peneliti juga dapat melihat arah korelasi antar varibel tersebut.
arah korelasi ini ditujukan oleh suatu harga yang disbeut koefisien korelasi. Koefisien korelasi bergerak dari angka -1,0 sampai dengan +1,0. Korelasi
yang memiliki koefisien -0,1 disebut korelasi negatif sempurna dan koefisien
+0,1 disebut korelasi positif sempurna Winarsunu, 2009.
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Dalam uji sumsi ini, peneliti melakukan uji normalitas dan uji linearitas .
a. Uji Normalitas Dalam penggunaan statistik parametris, dikatakan bahwa
syarat dari variabel yang akan dianalisis harus memiliki data yang sifatnya normal Sugiyono, 2013 Dengan adanya persyaratan
tersebut, maka peneliti melakukan uji normalitas pada kedua variabel yaitu power distance dan perilaku seksual untuk melihat
apakah data dalam penelitian bersifat normal atau tidak. Data penelitian dapat dikatakan bersifat normal jika memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05 p 0,05 . Sebaliknya, data dikatakan tidak normal jika ia memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 p
0,05. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Kolmogorov- Smirnof
dengan menggunakan SPSS 22.0
b. Uji Linearitas Setelah mengetahui sifat data dari variabel penelitian bersifat
normal atau tidak, peneliti kemudian melakukan uji linearitas. Uji lineritas
dilakukan untuk melihat apakah hubungan hubungan antar variabel bersifat linear atau tidak. Uji linearitas perlu dilakukan
karena teknik produk momen dan turunannya cenderung melakukan underestimasi kekuatan hubungan antara dua variabel apabila
hubungannya tidak linear Santoso, 2010. Namun ada tidaknya korelasi antar variabel tidak ditentukan oleh bentuk garis yang lurus
ataupun tidak. Bisa saja hubungan antar variabelnya tidak mengikuti garis lurus atau tidak berbentuk linear Santoso, 2010. Suatu data
dikatakan linear jika memiliki signifikansi kurang dari 0,05. Sebaliknya, data dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih dari
0,05. Santoso, 2010. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS 22.0
untuk menguji linearitas variabel.
2. Uji Hipotesis Setelah semua persyaratan uji asumsi dilakukan, peneliti
kemudian melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasional pearson. Tujuan dilakukannya uji
korelasional adalah untuk mengetahui hubungan antara power distance dan perilaku seksual. Uji korelasional dilakukan dengan menggunakan
SPSS 22.0 dengan taraf signifikansi p 0,05 . Korelasi antar variabel dapat dikatakan signifikan apabila memiliki nilai signifikansi kurang dari
0,05 p 0,05. Namun, apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 p 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berkorelasi
dengan variabel tergantung. Jika data terdistribusi tidak normal, maka uji hipotesis dilakukan
dengan uji non parametrik Santoso, 2015. Uji non paramterik dapat digunakan pada data yang tidak terdistribusi secara normal, pada jenis
data nomina, ordinal, interval, maupun rasio dan pada data yang berjumlah banyak ataupun sedikit. Namun kekurangan dari uji non
parametrik adalah hasil yang didapat akan bersifat lebih umum dan lemah dibandingkan dengan statistik parametrik Santoso, 2015 . Salah
satu uji korelasi yang dapat dilakukan pada data non parametrik adalah uji
korelasi spearman
’s rho.
56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun skala perilaku seksual. Skala ini dibuat dengan mengumpulkan opini dari 114
mahasiswa terkait bentuk-bentuk perilaku seksual yang dilakukan oleh remja. Setelah mendapatkan data survey bentuk perilaku seksual peneliti
mengelompokkan bentuk-bentuk perilaku seksual yang sama atau sejenis. Dari berbagai bentuk perilaku seksual yang dikelompokkan tersebut, peneliti
dan remaja lain beserta dosen pembimbing menentukan bentuk mana saja yang dapat digunakan supaya tidak menyimpang dari penelitian. Setelah
menentukan bentuk perilaku seksual, penelitian membagi bentuk perilaku tersebut menjadi dua kategori yaitu bentuk perilaku seksual yang dilakukan
sendiri dan dilakukan dengan orang lain. Persiapan selanjutnya adalah dengan menyiapkan skala power
distance . Skala ini disiapkan dengan terlebih dahulu meminta ijin kepada
peneliti sebelumnya untuk mengadaptasi skala yang digunakan. Skala power distance
merupakan skala yang sudah diterjemahkan dari bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia sehingga peneliti dapat melihat kembali item skala
dan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian ini dengan bantuan profesional judgement.
Setelah kedua jenis skala selesai dipersiapkan, keduanya digabungkan dalam satu buah kuesioner peneliti memberikan kuesioner tersebut kepada