Validitas Instrumen Reliabilitas Instrumen

Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Uji coba dilakukan pada beberapa siswa disalah satu SMP Negeri di Bandung. Analisis instrumen menggunakan Anates, kemudian masing-masing hasil yang diperoleh dikategorikan sesuai intervalnya menurut klasifikasi yang telah dibuat oleh para ahli. Berikut ini adalah hasil analisis validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.

a. Validitas Instrumen

Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang baik adalah tes mengukur hasil- hasil yang konsisten sesuai dengan tujuan dari tes itu sendiri. Menurut Arikunto 2007: 65 sebuah tes dikatakan valid apabila tes itu mengukur apa yang hendak diukur. Karena uji coba dilaksanakan satu kali single test maka validasi instrumen tes dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item dengan skor total butir tes dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson Arikunto, 2007: 64: = � − � 2 − 2 � 2 − 2 Keterangan : = koefisien korelasi antara variabel dan � = jumlah peserta tes = skor item tes = skor total Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir tes dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 berikut: Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 1,00 Sangat tinggi 0,60 0,80 Tinggi 0,40 0,60 Cukup 0,20 0,40 Rendah 0,20 Sangat Rendah Sumber: Arikunto 2009 Hasil perhitungan validitas dari soal yang telah diujicobakan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.5 Validitas Tes Kemampuan Representasi Matematis No. Interpretasi Signifikansi 1 0,78 Tinggi Sangat signifikan 2 0,73 Tinggi Sangat signifikan 3 0,75 Tinggi Sangat signifikan 4 0,63 Tinggi Sangat signifikan 5 0,64 Tinggi Sangat signifikan Dari 5 butir soal kemampuan representasi matematis yang diujicobakan, terlihat bahwa setiap item soal memiliki validitas tinggi yang artinya semua soal memiliki validitas yang baik. Berdasarkan tabel di atas setiap soal kemampuan representasi matematis mempunyai korelasi tinggi terhadap hasil belajar siswa dan semua soal memiliki ketepatan atau validitas yang diandalkan untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu instrumen ialah keajegan atau kekonsistenan suatu instrumen. Suatu tes yang reliabel bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula, maka akan Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Keandalan suatu tes dinyatakan sebagai derajat suatu tes dan skornya dipengaruhi faktor yang non-sistematik. Makin sedikit faktor yang non-sistematik, makin tinggi keandalannya. Karena instrumen dalam penelitian ini berupa tes berbentuk uraian, maka derajat reliabilitasnya ditentukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha Suherman, 2003:154: 11 = −1 1 − 2 2 dengan varians item dan variansi total hitung dengan rumus: 2 = 2 − 2 � � dan 2 = 2 − 2 � � Keterangan: 11 = koefisien reliabilitas tes = banyaknya butir soal 2 = jumlah varians skor tiap butir soal 2 = varians skor total Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan Guilford Ruseffendi 2005:197 sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya Tingkat Reliabilitas 11 0,20 Sangat rendah 0,20 11 0,40 Rendah 0,40 11 0,70 Sedang 0,70 11 0,90 Tinggi 0,90 11 1,00 Sangat tinggi Sumber: Ruseffendi 2005 Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan representasi matematis yang telah diujicobakan adalah seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Reliabilitas Tes Kemampuan Representasi Matematis No. 11 Interpretasi 1 0,68 Sedang Karena korelasi antara skor setiap soal dan skor yang diperoleh memiliki reliabilitas yang sedang, dapat dikatakan soal yang akan dijadikan alat ukur dalam penelitian memiliki keajegan yang sedang. Artinya soal yang akan digunakan dalam penelitian memiliki kehandalan kekonsistenan yang dapat dipergunakan untuk beberapa kali tes. Hal ini juga mungkin diakibatkan karena waktu antara materi yang disampaikan dengan soal yang di teskan. Materi tersebut sudah disampaikan tahun yang lalu, jadi faktor waktu mungkin menjadi penyebab tingkat reliabilitas soal. Asumsi yang digunakan peneliti adalah jika pada siswa yang sudah lama mempelajarinya bisa mendapatkan tingkat reliabilitas yang sedang, berarti siswa yang baru saja mempelajarinya seharusnya bisa mengerjakan soal tes tersebut.

c. Tingkat Kesukaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA.

0 4 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 2 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 2 13

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 4 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN ABSTRAKSI DAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING.

2 7 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI 3D.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 1 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 0 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA MTS MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF BERBASIS KONSTRUKTIVISME.

0 2 50

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Induktif Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Generatif.

0 0 50