Deskripsi Lokasi Penelitian Pengembangan Bahan Ajar

Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu  Guru pengajar Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol akan diajarkan oleh guru yang sama, yaitu peneliti sendiri.  Lama Penyampaian materi Lama penyampaian materi harus sama. Dalam penelitian ini direncanakan lama penyampaian materi untuk masing-masing kelas sebanyak 4 pertemuan 8 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran sama dengan 40 menit kemudian ditambah dengan 2 x 40 menit untuk pretes sebelum perlakuan diberikan dan 2 x 40 menit untuk postes setelah perlakuan diberikan. Peneliti merencanakan penelitian dalam 4 pertemuan dikarenakan materi yang akan dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini hanya materi segitiga. Pengambilan materi ini disesuaikan dengan jadwal penelitian dan kurikulum matematika sekolah.  Bukubahan Ajar Kedua kelas eksperimen dan kontrol diberikan bahan ajar dari buku pegangan yang sama, yaitu: Buku Matematika untuk SMP Kelas VII Semester 2 Wono Setya Budhi, Ph.D: Erlangga dan Buku Matematika untuk SMP Kelas VII Semester 2 M. Cholik Adinawan, Sugijono, dan Ruhadi: Erlangga

D. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMP Negeri 8 Banda Aceh terletak di kota Banda Aceh dan termasuk dalam wilayah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD yang beralamat di Jalan Hamzah Fansury No. 1 Komplek Pelajar dan Mahasiswa Kopelma Darussalam. Sekolah SMP Negeri 8 Banda Aceh memiliki rombongan belajar Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sebanyak 21 kelas, yaitu kelas VII sebanyak 7 rombongan belajar, kelas VIII sebanyak 7 rombongan belajar, dan kelas IX sebanyak 7 rombongan belajar dengan jumlah siswa setiap kelasnya berkisar antara 25-30 orang. Sehingga jumlah keseluruhan siswa SMPN 8 Banda Aceh sebanyak ± 572

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, berupa tes bentuk uraian untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa. 1. Instrumen Tes Kemampuan Representasi Matematis Soal tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa terdiri dari 5 butir soal yang berbentuk uraian. Dalam penyusunan soal tes di awali dengan menyusun kisi-kisi soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Untuk memberikan penilaian yang objektif, kriteria pemberian skor untuk soal tes kemampuan representasi matematis peneliti berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jakabcsin Hutagaol, 2007 seperti terlihat pada tabel berikut: Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Representasi Skor Mengilustrasikan Menjelaskan Menyatakan Menggambar Ekspresi Matematis Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman tentang konsep sehingga infomasi yang diberikan tidak berarti apa-apa 1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar Hanya sedikit dari gambar, diagram yang benar Hanya sedikit dari model matematika yang benar 2 Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar Melukiskan, diagram, gambar, namun kurang lengkap dan benar Menemukan model matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi 3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa Melukis, diagram, gambar, secara lengkap dan benar Menemukan model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap 4 Penjelasan secara matematis masuk akal dan jelas tersusun secara logis dan sistematis Melukis diagram, gambar, secara lengkap, benar dan sistematis Menemukan model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap serta sistematis Sumber: Cai, lane, dan Jakabcsin Hutagaol, 2007 2. Analisis Tes Kemampuan Representasi Matematis Sebelum tes dijadikan instrumen penelitian, tes tersebut terlebih dahulu diukur face validity dan content validity oleh ahli expert dalam hal ini dosen pembimbing dan rekan sesama mahasiswa pascasarjana. Langkah selanjutnya adalah tes diujicobakan untuk memeriksa keterbacaan, validitas item, reliabilitas, Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Uji coba dilakukan pada beberapa siswa disalah satu SMP Negeri di Bandung. Analisis instrumen menggunakan Anates, kemudian masing-masing hasil yang diperoleh dikategorikan sesuai intervalnya menurut klasifikasi yang telah dibuat oleh para ahli. Berikut ini adalah hasil analisis validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.

a. Validitas Instrumen

Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang baik adalah tes mengukur hasil- hasil yang konsisten sesuai dengan tujuan dari tes itu sendiri. Menurut Arikunto 2007: 65 sebuah tes dikatakan valid apabila tes itu mengukur apa yang hendak diukur. Karena uji coba dilaksanakan satu kali single test maka validasi instrumen tes dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item dengan skor total butir tes dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson Arikunto, 2007: 64: = � − � 2 − 2 � 2 − 2 Keterangan : = koefisien korelasi antara variabel dan � = jumlah peserta tes = skor item tes = skor total Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir tes dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 berikut: Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 1,00 Sangat tinggi 0,60 0,80 Tinggi 0,40 0,60 Cukup 0,20 0,40 Rendah 0,20 Sangat Rendah Sumber: Arikunto 2009 Hasil perhitungan validitas dari soal yang telah diujicobakan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.5 Validitas Tes Kemampuan Representasi Matematis No. Interpretasi Signifikansi 1 0,78 Tinggi Sangat signifikan 2 0,73 Tinggi Sangat signifikan 3 0,75 Tinggi Sangat signifikan 4 0,63 Tinggi Sangat signifikan 5 0,64 Tinggi Sangat signifikan Dari 5 butir soal kemampuan representasi matematis yang diujicobakan, terlihat bahwa setiap item soal memiliki validitas tinggi yang artinya semua soal memiliki validitas yang baik. Berdasarkan tabel di atas setiap soal kemampuan representasi matematis mempunyai korelasi tinggi terhadap hasil belajar siswa dan semua soal memiliki ketepatan atau validitas yang diandalkan untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu instrumen ialah keajegan atau kekonsistenan suatu instrumen. Suatu tes yang reliabel bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula, maka akan Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Keandalan suatu tes dinyatakan sebagai derajat suatu tes dan skornya dipengaruhi faktor yang non-sistematik. Makin sedikit faktor yang non-sistematik, makin tinggi keandalannya. Karena instrumen dalam penelitian ini berupa tes berbentuk uraian, maka derajat reliabilitasnya ditentukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha Suherman, 2003:154: 11 = −1 1 − 2 2 dengan varians item dan variansi total hitung dengan rumus: 2 = 2 − 2 � � dan 2 = 2 − 2 � � Keterangan: 11 = koefisien reliabilitas tes = banyaknya butir soal 2 = jumlah varians skor tiap butir soal 2 = varians skor total Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan Guilford Ruseffendi 2005:197 sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya Tingkat Reliabilitas 11 0,20 Sangat rendah 0,20 11 0,40 Rendah 0,40 11 0,70 Sedang 0,70 11 0,90 Tinggi 0,90 11 1,00 Sangat tinggi Sumber: Ruseffendi 2005 Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan representasi matematis yang telah diujicobakan adalah seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Reliabilitas Tes Kemampuan Representasi Matematis No. 11 Interpretasi 1 0,68 Sedang Karena korelasi antara skor setiap soal dan skor yang diperoleh memiliki reliabilitas yang sedang, dapat dikatakan soal yang akan dijadikan alat ukur dalam penelitian memiliki keajegan yang sedang. Artinya soal yang akan digunakan dalam penelitian memiliki kehandalan kekonsistenan yang dapat dipergunakan untuk beberapa kali tes. Hal ini juga mungkin diakibatkan karena waktu antara materi yang disampaikan dengan soal yang di teskan. Materi tersebut sudah disampaikan tahun yang lalu, jadi faktor waktu mungkin menjadi penyebab tingkat reliabilitas soal. Asumsi yang digunakan peneliti adalah jika pada siswa yang sudah lama mempelajarinya bisa mendapatkan tingkat reliabilitas yang sedang, berarti siswa yang baru saja mempelajarinya seharusnya bisa mengerjakan soal tes tersebut.

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan setiap item instrumen tes kedalam tiga kelompok guna mengetahui apakah sebuah instrumen tergolong mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran pada masing-masing butir tes dihitung dengan menggunakan rumus Sudjana, 2010: 45: = � Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan: = indeks kesukaran untuk setiap butir soal = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal � = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan menggunakan kriteria berikut: Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi 0,70 Soal Mudah 0,30 0,70 Soal Sedang 0,30 Soal Sukar Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat kesukaran untuk tiap butir soal terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Representasi Matematis No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 0,78 Mudah 2 0,78 Mudah 3 0,23 Sukar 4 0,41 Sedang 5 0,37 Sedang

d. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai atau antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda untuk butir tes uraian dihitung dengan rumus Depdiknas, 2006: 45: Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu �� = − atau �� = − Keterangan: �� = daya pembeda = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar = jumlah siswa kelompok atas higher group atau upper group = jumlah siswa kelompok bawahrendah lower group Daya pembeda dapat diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi berikut ini: Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda �� 0,00 Sangat Jelek 0,00 �� 0,20 Jelek 0,20 �� 0,40 SedangCukup 0,40 �� 0,70 Baik 0,70 �� 1,00 Sangat Baik Untuk data dalam jumlah yang banyak kelas besar dengan 30, maka sebanyak 27 siswa yang memperoleh skor tertinggi dikategorikan kedalam kelompok atas higher group dan sebanyak 27 siswa yang memperoleh skor terendah dikategorikan kelompok bawah lower group. Dari hasil perhitungan daya pembeda menggunakan klasifikasi di atas, rangkumannya secara rinci disajikan pada tabel berikut ini. Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.11 Daya Pembeda Tes Kemampuan Representasi Matematis No. Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,35 Cukup 2 0,42 Baik 3 0,39 Cukup 4 0,39 Cukup 5 0,32 Cukup Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi analisis hasil uji coba tes kemampuan representasi matematis secara keseluruhan. Tabel 3.12 Rekapitulasi Analisis Tes Kemampuan Representasi Matematis No. Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Reliabilitas 1 Tinggi Cukup Mudah Sedang 2 Tinggi Baik Mudah 3 Tinggi Cukup Sukar 4 Tinggi Cukup Sedang 5 Tinggi Cukup Sedang Setelah dilakukan uji coba serta analisis terhadap tes kemampuan representasi matematis maka perangkat tes tersebut akan digunakan sebagai instrumen penelitian, karena untuk setiap butir soal dianggap cukup baik untuk dijadikan alat ukur.

F. Pengembangan Bahan Ajar

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kemungkinan terdapatnya peningkatan kemampuan representasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan induktif berbantuan program Cabri Geometry dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan induktif tanpa Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu bantuan program Cabri Geometry. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada tujuan tersebut, di samping juga harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif. Dengan perangkat pembelajaran yang memadai diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga hasil akhir dari data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk lembar kerja siswa LKS. Bahan ajarLKS tersebut dikembangkan dari topik matematika berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah menengah pertama pada saat penelitian dilaksanakan. Materi yang dipilih berkenaan dengan pokok bahasan geometri yaitu segitiga. Semua perangkat pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas penelitian dikembangkan dengan mengacu pada tahapan-tahapan pembelajaran menurut pendekatan induktif, dimana dimulai dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti tahap eksplorasi, tahap pembentukan konsep, tahap penerapan konsep, dan kegiatan penutup. Bahan ajar dengan LKS yang digunakan dalam penelitian sudah melalui pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru bidang studi tempat penelitian dilaksanakan. LKS juga sudah diujicobakan pada beberapa siswa kelas VIII SMP bukan subjek penelitian yang diambil dari salah satu SMP di kota Bandung. Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah petunjuk-petunjuk pada LKS dapat dipahami oleh siswa serta kesesuaian waktu yang terpakai dengan waktu yang dialokasikan. Risnawati, 2012 Pengaruh Pembelajaran Dengan... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA.

0 4 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 2 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 2 13

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 4 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN ABSTRAKSI DAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING.

2 7 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI 3D.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 1 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 0 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA MTS MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF BERBASIS KONSTRUKTIVISME.

0 2 50

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Induktif Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Generatif.

0 0 50