Pengendalian bahaya kesehatan, baik pada sumber bahaya, media perantara, Pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus, untuk mengetahui Tindakan teknis, berupa perbaikan ventilasi, penerapan isolasi substitusi dan Penggunaan alat pelindung diri, misa

b. Evaluasi bahaya kesehatan, melalui pemantulan lingkungan kerja dan

pengujian biomedis, antara lain melalui pengambilan contoh udara di ruang kerja, pemeriksaan darah dan sebagainya.

c. Pengendalian bahaya kesehatan, baik pada sumber bahaya, media perantara,

maupun pada pekerjanya sendiri.

d. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus, untuk mengetahui

kondisi kesehatan pekerja dan menilai pengaruh pekerjaan pada kesehatannya.

e. Tindakan teknis, berupa perbaikan ventilasi, penerapan isolasi substitusi dan

sebagainya.

f. Penggunaan alat pelindung diri, misalnya masker, sarung tangan, tutup telinga,

kaca mata dan sebagainya.

g. Penerangan, pendidikan, tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

2.7 Pengukuran Hasil Usaha Keselamatan Kerja.

Tujuan pengukuran hasil usaha keselamatan kerja adalah membandingkan keadaan antara dua atau lebih masa kerja guna mengetahui sejauhmana pencegahan kecelakaan dapat dilakukan. Standart pengukuran yang telah di setujui oleh International Labour Organization adalah untuk mengetahui tingkat kekerapan atau frekuensi rate dan tingkat keparahansafety rate. Standart yang dipergunakan untuk perhitungan tersebut digunakan perkalian 48 minggu setahun dikalikan 8 jam sehari untuk ± 80 orang.

1. Tingkat frekuensi kekerapan kecelakaan kerja.

Tingkat frekuensi menyatakan banyaknya kecelakaan yang terjadi tiap sejuta jam kerja manusia, dengan rumus : N 000 . 000 . 1 n F × = Budiono ; 1992 Dimana : F = Tingkat frekuensi kekerapan kecelakaan n = Jumlah kecelakaan yang terjadi N = Jumlah jam kerja karyawan

2. Tingkat severity atau keparahan kecelakaan kerja

Untuk mengukur pengaruh kecelakaan, juga harus dihitung angka beratnya kecelakaan untuk sejuta jam kerja dari jumlah jam kerja karyawan N 000 . 000 . 1 H S × = Budiono ; 1992 Dimana : S = Tingkat seferitykeparahan kecelakaan H = Jumlah total jam hilang karyawan N = Jumlah jam kerja karyawan Jumlah jam kerja yang hilang meliputi : a. Jumlah hari yang diakibatkan cacat total sementara, di hitung berdasarkan tanggal termasuk hari libur selama pekerja tidak mampu bekerja. b. Jumlah cacat total permanen dan kematian.

3. Nilai T Selamat

Untuk membandingkan hasil tingkat kecelakaan suatu unit kerja pada masa lalu dan masa kini, sehingga dapat diketahui tingkat penurunan kecelakaan pada unit tersebut, digunakan nilai T Selamat yang berdasarkan pada uji pengawasan mutu secara statistik. Metode yang di gunakan adalah pengujian “ t ” atau Student Test. Safe - T - score Sts = 000 . 000 . 1 1 F 1 F 2 F − Budiono ; 1992 Dimana : Sts = Nilai T Selamat tak berdimensi F1 = Tingkat Frekuensi kecelakaan kerja masa lalu F2 = Tingkat Frekuensi kecelakaan kerja masa kini N = Jumlah jam kerja karyawan Menurut Bennet Silalahi Penafsiran ini adalah : Nilai Sts antara +2 sampai dengan -2, dengan tingkat frekuensi kecelakaan kerja tidak menunjukan perubahan yang berarti pada masa kini. 1. Nilai Sts diatas +2, artinya tingkat frekuensi kecelakaan kerja pada masa kini mengalami penurunan terhadap prestasi masa lalu. 2. Nilai Sts dibawah -2, artinya terjadinya peningkatan prestasi tingkat frekuensi kecelakaan kerja pada masa kini jika di bandingkan dengan masa lalu. Cara menafsirkan : a. Nilai positif berarti keadaan memburuk. b. Nilai negatif berarti keadaan membaik. c. Nilai antara + 2,00 dan -2,00, tidak menunjukan keadaan berartibermakna. d. Nilai kurang dari + 2,00 berarti ada perubahan yang memburuk secara berartibermakna. e. Nilai kurang dari – 2,00, menunjukan perbaikan secara berartibermakna.

2.8 Hubungan Antara Produktivitas Dengan Keselamatan dan kesehatan

Dokumen yang terkait

Minimisasi Kecelakaan Akibat Kerja dengan Pendekatan Fault Tree Analysis (FTA) untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana

4 76 180

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

20 124 133

Pengaruh Displin Kerja, Keselamatan Kesehatan Kerja dan Efikasi Diri terhadap Kinerja Pegawai (Studi kasus pada Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan)

5 27 166

STUDI TENTANG PENGARUH DAN PELAKSANAAN PROGRAM K3(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) TERHADAP STUDI TENTANG PENGARUH DAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA.

0 7 12

IMPLEMENTASI PROGRAM 5S SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus di: CV. Permata Tujuh Wonogiri).

0 0 6

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN CV. PERMATA 7 WONOGIRI.

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA PROGRAM K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR DI WONOGIRI.

0 0 7

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Produktivitas Dengan Pendekatan Angka Indeks Model Marvin E. Mundel (Studi Kasus Di CV. Permata 7, Wonogiri).

0 1 5

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

0 1 8

USULAN PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN 5W1H PADA PT. HOMEWARE INTERNATIONAL INDONESIA

2 4 16