Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

(1)

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari

Hive Office Park)

Oleh:

Aji Pangestu

NIM: 1111081000123

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: AJI PANGESTU NIM: 1111081000123

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Suhendra, MM Lili Supriyadi, MM

NIP. 19711206 2003 12 1 001 NIP. 19600505 198903 1 005

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Aji Pangestu NIM : 1111081000123

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

( ) Ketua

( )

Sekretaris

(________________________) Penguji Ahli

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini kamis, 09 April 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Aji pangestu

2. NIM : 1111081000123

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty

Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap ujian skipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 April 2015

1. M. Hartana I.Putra., M.Si. NIP. 150409504

2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. NIP. 19731221 2005 01 2 002

3. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM. NIP. 19780307 201101 2 003


(5)

iv

( )

Ketua

( )

Sekertaris

( )

( )

Pembimbing II LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Aji Pangestu

2. NIM : 1111081000123

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty

Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Januari 2016

1. Dr. Ade Sofyan Mulazid 19750101 200501 1 008

2. Ela Patriana, Ir., MM 19690528 200801 2 010

3. Dr. Suhendra, S.Ag, MM

19711206 2003 12 1 001 Pembimbing I

4. Lili Supriyadi, MM 19600505 198903 1 005

5. Bahrul Yaman, M.Si 19620818 198603 1 001


(6)

Ciputat, 13 Janurai 2016 Yang Menyatakan

( Aji Pangestu ) LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aji Pangestu

Nomor Induk Mahasiswa : 1111081000123

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Data Pribadi

a. Nama Lengkap : Aji Pangestu

b. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 07 Mei 1993

c. Jenis kelamin : Laki-laki

d. Agama : Islam

e. Alamat : Jl. Agung Raya II No.77 Rt. 006 / 004 , Leteng

Agung, Jagakarsa, Jakarta-Selatan

f. Telepon : 083870527460

g. Motto : Hilangkan segala rasa malas, karena malas akan

menghancurkan semua perencanaan dan strategi hidup kita.

h. E-mail : ajipangestu448@yahoo.co.id

II. Latar Belakang Pendidikan

a. SD : SDN Kertijayan 03, Pekalongan (1999-2005)

b. SMP : SMP N 14 Pekalongan, Pekalongan (2005-2008)

c. SMK : SMK YAPIMDA, Jakarta-Selatan (2008-2011)

d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2016)

III. Latar Belakang Keluarga

a. Ayah : M. Lukman hakim

b. Ibu : Jumrotun

c. Anak ke/dari : 3/4 bersaudara


(8)

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS

KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

Aji Pangestu ABSTRACT

This study aims to (1) determine whether the occupational health and safety program (K3) and disciplines of team works have significant impact on employee productivity; (2) determine whether the safety and health program has significant impact on employee productivity.

The population in this study were all employees of the Castle Hive Development Project Office Park PT. Wika Realty located at Jl. DI Panjaitan Kav 2, East Jakarta, which amounted to 43 respondents. Data collection techniques used in this study is a questionnaire / kuosioner, documentation method and interview method.

Analysis of the data used in this study using multiple regression analysis with a level of sig <0.05. Results of multiple regression analysis regression coefficient (R) of 0.626 (F = 12.890; sig 0.000 <0.05); and the determination coefficient of 0.392. This shows that the program K3 and discipline together have a significant impact on employee productivity together. As well as each independent variable positive effect on employee productivity variable which is equal to 4.333 and 2.033 with a significance level <0.05 through regression equation Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e.

These results indicate that the safety and health program ( K3 ) and work discipline, have a significant effect both partially and simultaneously to employee productivity.

Keywords : Occupational Health and Safety (K3) ,Work Discipline and


(9)

viii

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

Aji Pangestu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) mengetahui apakah program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty yang berada di Jl. DI Panjaitan Kav 2, Jakarta Timur yang berjumlah 43 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket/

kuosioner, metode dokumentasi, dan metode interviu.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda dengan taraf sig < 0,05. Hasil analisis regresi ganda diperoleh koefisien regresi (R) sebesar 0,626 (F = 12,890; sig 0,000 < 0,05); dan koefisien determinasi sebesar 0,392. Hal ini menunjukkan bahwa Program K3 dan disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap produktivitas kerja karyawan secara bersama-sama. Serta masing-masing variabel independent berpengaruh positif terhadap variabel produktivitas kerja karyawan yakni sebesar 4,333 dan 2,033 dengan tingkat signifikansi <0,05 melalui

Persamaan regresi Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e .

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja, memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial dan simultan terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja, dan


(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, alm Abah Lukman dan ibunda Jumrotun dan juga kepada kedua orang tua angkat saya alm Hj. Sholihah dan H. Thohari yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti- hentinya kepada penulis.

2. Segenap kerabat dekat yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

6. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.


(11)

x

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan. 8. Seluruh teman-teman jurusan Manajemen 2011 yang selalu kompak di dalam

kelas maupun luar kelas.

9. Kepada seluruh sahabat-sahabati organisasi PMII KOMFEIS dan PC PMII CIPUTAT yang senantiasa menyemangati saya.

10. Kepada teman-teman dekat saya dan teman-teman saya sekalian yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat, tak lupa juga terimakasih kepada tukang jajan dan jajanannya.

11. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi manajemen.

Jakarta, 13 Januari 2016 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii

HALAMAN PENGESAHANKOMPRE ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Rumusan Masalah... 16

D. Tujuan Penelitian ... 16

E. Manfaat Penelitian ... 17

BAB II LANDASAN TEORI... 18

A. Produktivitas Kerja ... 18


(13)

xii

2. Dimensi dan Indikator Produktivitas Kerja ... 20

3. Faktor-faktor Produktivitas... 22

4. Pengukuran Produktivitas... 26

5. Peran Pimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan 26 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 28

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 28

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 31

3. Dimensi dan Indikator Kelesamatan dan Kesehatan Kerja . 32 4. Faktor Penyebab Kecelakaan Dalam Kerja ... 34

5. Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 35

6. Peranan Pemimpin dalam meningkatkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 36

7. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 38

Disiplin Kerja ... 41

1. Pengertian Disiplin Kerja ... 41

2. Pembentukan Disiplin Kerja ... 43

3. Indikator Meningatkan Kedisiplinan... 44

4. Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja ... 45

5. Peranan Pemimpin dalam Meningkatkan Disiplin Kerja ... 46

B. C. D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu... 48

E. Kerangka Penelitian ... 52


(14)

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54

1. Lokasi Penelitian... 54

2. Fokus Penelitian... 54

3. Waktu Penelitian ... 54

4. Populasi ... 55

5. Sampel ... 55

B. Metode Pengumpulan Data ... 56

1. Data Primer ... 56

2. Data Sekunder... 57

C. Metode Analisis ... 58

1. Statistik Deskriptif ... 58

2. Uji Kualitas Data... 58

3. Uji Asumsi Klasik ... 59

4. Uji Hipotesis ... 60

D. Operasional Variabel Penelitian ... 62

1. Variabel Independen ... 62

2. Variabel Dependen... 63

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN... 66

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66

1. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan ... 66

2. Karakteristik Profil Responden... 67


(15)

xiv

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 76

2. Hasil Uji Kualitas Data... 78

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 81

4. Hasil Uji Hipotesis ... 84

V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan... 90

B. Implikasi... 91

C. Saran... 92

BAB DAFTAR PUSTAKA ... 93


(16)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

1.1 Data Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia Dari th 2001-2010 ... 6

1.2 Rekap Laporan Kecelakaan Kerja Proyek... 11

1.3 Temuan-temuan Ketidak Taatan Karyawan Pada Peraturan Kerja ... 13

1.4 Rekap Absensi Kehadiran Bulan September 2015 ... 14

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu... 51

3.1 Kriteria Skala Penelitian... 57

3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ... 63

4.1 Data Sampel Penelitian ... 68

4.2 Jabatan Responden ... 68

4.3 Jenis Kelamin Responden ... 69

4.4 Usia Responden ... 69

4.5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 70

4.6 Pengalaman Kerja Responden ... 71

4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 72

4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja ... 73

4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja... 75

4.10Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 77

4.11Hasil Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 78

4.12Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja... 79


(17)

xvi

4.14Hasil Uji Reliabilitas ... 81

4.15 Hasil Uji Multikolonieritas... 82

4.16 Hasil Uji Normalitas ... 83

4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 85

4.18 Hasil Uji Statistik F... 86

4.19 Hasil Uji Statistik T... 87

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Keterangan Halaman 1.1 Tingkat Resiko kecelakaan kerja pada kantor Wika Realty... 9

1.2 Tingkat Resiko Kecelakaan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty ... 10

2.1 Skema Kerangka Penelitian... 52

4.1 Struktur Organisasi Unit Konstruksi... 67

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 84

DAFTAR LAMPIRAN No. Lamp. Keterangan Halaman 1. Kuisioner Penelitian ... 96

2. Surat Keterangan Dari Perusahaan ... 100

3. Tabulasi Data ... 101


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan salah satu organisasi yang menghimpun orang- orang yang biasa disebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan kegiatan rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan dan nilai bagi perusahaan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan. Oleh sebab itu karyawan merupakan salah satu modal sumber daya manusia yang sangat penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional karena sumber daya manusia adalah salah satu aset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Setiap perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, berkompeten dan tekun adalah kunci bagi perusahaan dalam pencapaian tujuannya. (Ravianto, 1986:3) berpendapat bahwa kunci kesuksesan sebuah perusahaan bukan hanya terletak pada keunggulan teknologi dan ketersediaan dana saja, tapi faktor Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting pula.

Sumber Daya Manusia dengan tingkat produktivitas yang maksimal sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan dan produktivitas menjadi salah satu sorotan utama ketika sebuah perusahaan mengalami kemunduran. Produktivitas merupakan indikator utama bagi kemajuan sebuah


(19)

2 perusahaan, sehingga peningkatan produktivitas pada semua bagian sistem merupakan suatu cara untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi perusahaan tersebut (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita Harapan Volume i dan ii, 2000). (Anoraga, 2004:102) Berpendapat bahwa

faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain adalah

mengenai pekerjaan yang menarik, upah yang baik, keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan, penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan, lingkungan dan suasana kerja yang baik, promosi karyawan dan pengembangan diri, serta tingkat kedisiplinan dan kesetiaan kepada pimpinan pekerja.

Memperhatikan hal tersebut, maka pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kedisiplinan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat memengaruhi produktivitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara program K3 dan kedisiplinan karyawan dengan produktivitas kerja karyawan unit konstruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty.

Wika Realty didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Wika Realty No. 17 tanggal 20 Januari 2000, dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, sebelumnya merupakan salah satu unit bisnis di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Wika Realty mengubah statusnya menjadi Perusahaan terbuka berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 11 tanggal 7


(20)

Desember 2004, namun sesuai dengan kebijakan pemegang saham utama (Wika) untuk melakukan penawaran umum terlebih dahulu, maka penawaran umum perdana saham-saham Wika Realty kepada masyarakat tersebut ditunda pelaksanaannya.

Pada tahun 2001, Wika Realty melakukan diversifikasi usaha yang semula fokus pada bisnis Realty sebagai developer berkembang menjadi tiga bidang usaha yaitu pengembangan bisnis Realty, manajemen properti dan jasa konstruksi. Disamping itu untuk mendukung bisnis properti khususnya

Building Management, PT Wijaya Karya menyerahkan berbagai aset tetap Wika, seperti Gedung Perkantoran dan Kawasan Industrinya untuk dikelola. Sampai saat ini bidang usaha properti juga mengelola aset selain milik Wika dan juga mulai mengelola apartemen.

Pembentukan unit bisnis jasa konstruksi pada tahun 2001 terbentuk karena adanya peluang memasuki bidang usaha ini. Hal ini terjadi karena disamping memiliki sumber daya yang memadai, gedung yang dibangun masih berkaitan dengan unit bisnis Realty seperti Mall, Trade Center, Perkantoran dan Rumah Susun. Pada Perkembangannya, bidang usaha Realty selain mengembangkan hunian Landed House juga merambah ke hunian Vertikal atau High Rise Building (http://www.wikarealty.co.id).

PT. Wika Realty adalah salah satu anak perusahaan PT. Wijaya Karya (persero) Tbk, yang bergerak dibidang konstruksi bangunan yang pada pelaksanaanya menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Wika Realty


(21)

4 sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Pada penelitian ini ditetapkan lima faktor keselamatan kerja yaitu: pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Sedangkan produktivitas kerja dapat dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas kerja karyawan yang terdiri dari kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial, dan hubungan kerja.

Tidak mudah bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman guna memotivasi karywan agar mereka terdorong untuk melaksanakan tugasnya dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh. Faktor keamanan dan perlindungan dalam bekerja menjadi salah satu faktor produktivitas kerja karyawan. Ketika karyawan memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa mendapatkan perlindungan yang baik dari perusahaan, maka karyawan tersebut juga akan bekerja dengan perasaan yang tenang dan akan bekerja secara baik. Diharapkan karyawan perusahaan yang seperti ini akan memiliki produktivitas kerja yang maksimal. Salah satu upaya dalam menerapkan perlindungan bagi karyawan adalah dengan melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal - hal yang berpotensi


(22)

menimbulkan kecelakaan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian (Lubis, 2011:3).

Di indonesia angka kecelakaan kerjanya masih tinggi. Pada tahun 2011, tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan mengalami cacat sebanyak 42 orang. Berdasarkan data ILO (International Labour Organization) organisasi perburuhan nasional, kerugian akibat kecelakaan kerja di indonesia mencaai Rp. 280 triliun pertahun. Dengan budaya keselamatan dan kesehatan kerja kita harapkan dapat menurunkan biaya risiko dan perusahaan akan lebih untung.

Keterangan resmi pemerintah mengatakan bahwa dalam satu hari terdapat lebih dari sembilan orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Angka kematian tersebut diperkirakan jauh lebih besar. Karena PT Jamsostek sebagai badan pemerintah hanya mendasarkan perhitungan kecelakaan kerja pada buruh-buruh yang menjadi anggotanya. Padahal, masih banyak perusahaan yang tidak mendaftarkan buruhnya kepada Jamsostek. Seperti diakui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, dari dua ribu industri di Kabupaten Bogor, hanya dua perusahaan yang disiplin melaporkan aktivitas K3-nya.

Saat ini Jumlah tenaga kerja di Indonesia untuk sektor formal diperkirakan mencapai 30 juta orang, sekitar 9 juta pekerja telah diikutsertakan dalam program Jamsostek, sedangkan sisanya lebih dari 20 juta orang tenaga kerja formal yang belum tergabung dalam program jamsostek. Begitu pun dengan pekerja informal yang jumlahnya mencapai 70


(23)

6 juta orang, hanya satu persen yang telah terlindungi oleh polis asuransi. Secara umum, angka yang dilaporkan pemerintah mengenai kecelakaan kerja sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Kasus Kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun 2008-2013

Tahun

Jumlah Kasus Kecelakaan

Kerja

Meninggal Cacat Total

Cacat Sebagian

Cacat

Fungsi Sembuh

2008 93.823 2.124 44 2.547 4.018 85090

2009 96.314 2.144 42 2.713 4.380 87.035

2010 98.711 1.965 31 2.313 3.662 78.722

2011 109.696 31.195 45 35.285 108.945 86.354

2012 117.949 29.544 43 39.704 128.312 95.746

2013 93.578 23.384 51 27.054 104.976 98.632

Sumber : PT. Jamsostek dan Depnaker RI.

Dari data di atas, rata-rata kecelakaan kerja mencapai lebih dari 100.000 kasus per tahun. Data di atas diambil dari 9 juta orang pekerja formal yang menjadi anggota program jamsostek dari total 100 juta orang pekerja di seluruh Indonesia. Artinya, terdapat 90 juta buruh Indonesia yang tidak dilindungi keselamatan dan kesehatan kerjanya. Para buruh tersebut bekerja di berbagai sektor informal. Untuk diketahui, para buruh informal mengalami hubungan kerja yang lebih buruk dibanding buruh formal, baik dari segi upah maupun kondisi kerjanya.

Kondisi di beberapa daerah di Indonesia, sampai semester pertama tahun 2011 menujukan skala yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya seperti di Karawang sampai dengan bulan Mei 2011 telah terjadi


(24)

kasus kecelakaan kerja sebanyak 1.355 kasus terdiri dari, kecelakaan proses produksi sebanyak 883 kasus, kecelakaan lalu lintas sebanyak 472 kasus, meninggal dunia di tempat kerja sebanyak empat kasus dan meninggal dunia

di jalan raya sebanyak 12 kasus. Sedangkan di daerah Jawa Timur Angka

kecelakaan kerja Hingga Agustus 2011 ini terjadi 9.846 kasus.

Bila dilihat secara per sektor jenis usaha, angka kecelakaan kerja di sektor jasa kontruksi paling tinggi dibandingkan dengan sector lainnya. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat hingga tahun 2010, kecelakaan kerja masih didominasi bidang jasa kontruksi (31,9%), disusul sektor Industri manufaktur (31,6%), transport (9,3%), pertambangan (2,6%), kehutanan (3,6%), dan lain-lain (20%).

Berdasarkan dari hasil penelitian, telah terungkapkan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, secara umum dapat dikualifikasi bahwa

kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri unsafe action

adalah sebesar 78% dan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi

berbahaya dari peralatan yang digunakan dalam bekerja unsafe condition

adalah sebesar 20% serta faktor lainnya adalah sebesar 2% (Fathoni, 2008: 4). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Dampak yang dihasilkan dari kecelakaan kerja ini pun dapat berakibat buruk, seperti adanya korban jiwa, cacat, kerusakan hasil produksi, yang pada akhirnya merugikan semua pihak.


(25)

8 Berbagai tuntutan tentang masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini, menyadarkan perusahaaan harus memberi perhatian lebih dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan perlindungan pada karyawan.

Memperhatikan hal tersebut, maka pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena faktor tersebut dapat memengaruhi produktivitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Pada

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan unit konstruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty.

Penelitian diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan program K3 dan disiplin kerja di proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty melalui wawancara langsung, pengamatan, dan beberapa dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada seluruh karyawan unit kontruksi proyek pembangunan Taman Sari Hive Office Park. Karyawan dibagian unit konstruksi dituntut memiliki produktivitas kerja yang tinggi agar tercapai hasil yang optimal.

Proyek Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbagi menjadi dua bagian, yaitu area kantor untuk karyawan Wika Realty dan area pembangunan gedung Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty.


(26)

Gambar 1.1

Tingkat Resiko kecelakaan kerja pada kantor Wika Realty

Sumber: Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control

(HIRARC) proyek.

Pada area kantor karywan proyek terdapat lokasi kegiatan yaitu kantor

seperti penggunaan alat-alat kantor, pantry tempat pencucian alat makan dan pemilihan sampah, tangga darurat ketika terjadi keadaan darurat, toilet dan

tempat wudhu aktifitas menuju toilet dan tempat wudhu. Pada area kantor

karyawan proyek peluang terjadinya kecelakaan kerja mungkin dapat terjadi dan cenderung akan terjadi. Akibat kecelakaan kerja tersebut yaitu cidera ringan (P3K) kerugian material sedang dan hilang hari kerja kerugian

material cukup besar. (Sumber: Dari hasil wawancara dan data “Form Hazard

Identification, Risk Analysis & Risk Control (HIRARC) proyek” dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer, Agustus 2015).


(27)

10

Pada area pembangunan gedung tamansari hive office park terdapat

beberapa lokasi kegiatan yaitu bagian pekerjaan, pos keamanan, pekerjaan galian, (pekerjaan shorsceat) pencampuran material dan penyempotan shorscreat, (pekerjaan struktur) pengecoran, dan (pemasangan precast)

erection kolom dan balok. Pada area pembangunan gedung peluang

terjadinya kecelakaan kerja mungkin dapat terjadi dan cenderung akan terjadi. Akibat kecelakaan kerja tersebut cidera ringan (P3K) kerugian material sedang dan hilang hari kerja kerugian cukup besar. (Sumber: Dari hasil

wawancara dan data “Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk

Control (HIRARC) proyek” dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer, Agustus 2015)

Gambar 1.2

Tingkat Resiko Kecelakaan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty


(28)

Sumber: Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control


(29)

Tabel 1.2

REKAP LAPORAN KECELAKAAN KERJA PROYEK

s.d. Bulan

Jml Tenaga

Kerja

Jumlah Manhours

Kejadian Hari Hilang Total

F R S R

Ringan STMB Berat Meninggal Ringan STMB Berat Meninggal Kejadian Hari

Hilang

Oktober 2014 116 39.578 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 25,27 0,00

November 2014 149 88.847 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11,26 0,00

Desember 2014 183 151.206 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 26,45 0,00

Januari 2015 166 207.669 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 9,63 0,00

Februari 2015 181 263.527 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00

Maret 2015 148 313.940 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00

April 2015 204 381.139 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 7,87 0,00

Mei 2015 223 457.281 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00

Juni 2015 201 563.409 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3,55 0,00

Juli 2015 129 564.905 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00

Agustus 2015 205 623.194 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00

September 2015 254 706.860 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00

Keterangan :

STMB

: Sementara Tak Mampu Bekerja

Jml Manhours : Jumlah pekerja x Jam kerja orang x waktu pelaksanaan proyek

FR : Jumlah kejadian / jumlah jam kerja orang x 1.000.000

SR : Jumlah hari hilang / jumlah jam kerja orang x 1.000.000

Sumber: Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer


(30)

Berkaitan dengan bahaya yang akan timbul dalam bekerja, kedisiplinan dalam bekerja menjadi salah satu sorotan ketika keteledoran yang terjadi dapat mempengaruhi keselamatan karyawan. Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2002:199). Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer karena semakin disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi (Helmi, Buletin Psikologi Tahun IV No. 2, 2006). Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan seperti pakaian pelingdung, dan alat pelindung lainnya, dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan produktivitas.

Pada Proyek Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty mengenai tingkat kedisiplinan kerjanya adalah beberapa kali terlihat pegawai tidak bertugas pada waktu jam kerja, beberapa karyawan tidak memakai baju pelindung dan helm pelindung diarea proyek, dan beberapa karyawan merokok diarea proyek. Adanya karyawan yang berkeliaran pada waktu jam kerja, mengobrol yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam kerja,


(31)

14 dan tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas. Hal ini merupakan salah satu masalah yang terhadap dala program disiplinan kerja karyawan. (Sumber: Dari hasil wawancara dan pengamatan dengan Bpk. Badru Tamam penanggung jawab bagian Kasi Keuangan dan Personalia, September 2015).

Tabel 1.3

Temuan-temuan Ketidak Taatan Karyawan Pada Peraturan Kerja

No. Temuan Lokasi Data dari

1

Pekerja tidak lengkap

APD+ROKOK Lantai 8 Picture PT MPM

2

Pengelasan tidak ada

APAR+Rompi Lantai 12 Picture PT MPM

3

2 pekerja tidak memakai APD

lengkap Lantai 6 Picture Mandor

Amin 4

Pekerja tidak lengkap APD

Lantai 9 Picture PT CTM

5

Sampah

Lantai 9 Picture PT CTM

6

Bekas pipa besi berantakan

Lantai B3 Picture PT MPM

7

Sampah pekerjaan

Tangga B dari Lantai 3-2

Picture Mandor Fauzan 8

Sampah potongan habel

Tangga B dari Lt 2-1

Picture Mandor Fauzan

Sumber : Hasil Safety Patrol dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer, Agustus 2015.


(32)

Tabel 1.4

Rekapitulasi Absensi Kehadiran Bulan September 2015 Bulan September

Jabatan Jumlah karyawan Hadir Tidak Hadir Sakit Izin Cuti Weekend Lembur Jumlah

Staff keuangan 2 41 1 0 0 2 16 0 60

Qa 1 15 5 0 0 1 8 0 29

Me 3 82 2 0 0 2 13 7 106

Surveyor 2 56 2 0 0 1 0 16 75

Drafter 3 69 2 0 0 3 16 8 98

Gudang 2 48 4 0 0 2 7 9 70

Pelaksana 3 67 11 0 0 2 11 13 104

Staff 1 23 1 0 0 1 4 3 32

So 2 53 1 0 0 2 4 12 72

Driver 1 15 6 0 0 1 8 0 30

Qc 2 46 1 0 0 2 10 6 65

SHE 1 14 10 0 0 1 5 3 33

Storing 2 48 4 0 0 2 7 9 70

Staff teknik 2 38 8 0 0 2 12 4 64

K3 9 123 100 0 0 9 36 0 268

gudang 3 52 16 0 0 2 20 1 91

fauzy 4 65 40 0 0 4 17 7 133

TOTAL 43 855 214 0 0 39 194 98 1400


(33)

16 Dari data diatas, peneliti memiliki tujuan untuk melihat pengaruh antara program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya program K3 dan Disiplin kerja, diharapkan karyawan akan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti merasa tertarik untuk membuat suatu kajian yang lebih mendalam mengenai masalah

tersebut yang berbentuk karya ilmiah yang penulis beri judul “Pengaruh

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada

PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park?

2. Bagaimanakah pelaksanaan program disiplin kerja yang ada pada PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park? 3. Bagaimanakah pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park?


(34)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan berpengaruh tehadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty? 2. Apakah penerapan program Disiplin Kerja karyawan berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty?

3. Apakah penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan disiplin Kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan.

2. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh penerapan program disiplin Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.


(35)

18 3. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh

penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis :

a. Bagi penulis atau peneliti

Penelitian ini dapat digunakan membandingkan teori manajemen yang di dapat di bangku kuliah dengan yang terjadi dilapangan. Sebagai upaya lebih mndalami masalah sumber daya manusia serta menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap praktek dilapangan.

b. Bagi akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi penelitian berikut, serta memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu sumber daya manusia.

2. Secara praktis : c. Bagi perusahaan

Dapat digunakan untuk melihat kebutuhan karyawan dalam program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja karyawan agar produktivitas kerja karyawan meningkat.


(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prduktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja a. Secara Harfiah

Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal

peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the

will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas

kehidupan dan penghidupan di segala bidang. Menurut Encyclopedia Britanica (1982:27) disebutkan bahwa produktivitas dalam ekonomi berarti rasio dari hasil yang dicapai dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu. Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil

yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan (input). Konsep produktivitas dikembangkan untuk

mengukur besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas komponen masukan yang digunakan (Cahyono, 1996: 281). Secara sederhana produktivitas yang dimaksud disini adalah perbandingan ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang digunakan selama kegiatan berlangsung.

Dewan Produktivitas Nasional Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dalam kaitannya dengan pengertian produktivitas


(37)

19 tenaga kerja sebagai berikut: Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dipakai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas. Karena produksi dapat meningkatkan walaupun produktivitasnya tetap ataupun menurun.Sedangkan

menurut formulasi National Productivity Board (NPB) Singapore,

dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind)

yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan (Sedarmayanti 2001:56).

b. Secara teorits

Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari

efektivitas dan efisiensi (Gaspersz, 2000).

Efisiensi lebih menekankan pada daya guna dari penggunaan sumber daya, yang berarti penghematan dan meniadakan segala pemborosan yang tidak diperlukan, sehingga tenaga, pikiran, waktu

dan biaya dalam proses produksi dapat dihemat. Efisiensi adalah

pengertian sampai sejauh mana sumber daya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya dapat menjadi hasil yang sebesra-besarnya. Dari


(38)

uraian ini dapat dikatakan bahwa efisiensi lebih memperhatikan kecermatan penggunaan sumber daya.

Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan tugas agar tercapai suatu tujuan dari penggunaan sumber daya untuk memberikan hasil guna, serta bagaimana sumber daya digunakan sesuai fungsi dari sumber daya tersebut, sehingga dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya. Efektivitas berfokus pada keluaran sehingga

merupakan petunjuk seberapa besar hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya yang ada digunakan untuk mencapai hasil

(keluaran) yang optimal, sehingga efektivitas dapat dikatakan sebagai

ketepatan penggunaan sumber daya (Umar, 2004). 2. Dimensi dan Indikator Produktivitas Kerja

Banyak dimensi dan indikator yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan (Sedarmayanti 2001).

Ada enam dimensi serta indikator utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah :

a. Sikap kerja. Sikap kerja adalah Kesediaan untuk bekerja bergiliran, dapat menerima tambahan tugas, bekerja dalam suatu tim (Sedarmayanti, 2001 : 71). Adapun indikator dari sikap kerja adalah sebagai berikut :


(39)

21 1) Kesediaan untuk bekerja bergiliran

2) Dapat menerima tambahan tugas 3) Bekerja dalam suatu tim

b. Tingkat ketrampilan. Tingkat ketrampilan adalah kemampuan

melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia. (Sedarmayanti, 2001 : 71) Adapun indikator dari tingkat ketrampilan adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan formal dan informal

2) Adanya pelatihan dalam manajemen dan superviser

3) Ketrampilan dalam teknik

c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi merupakan hubungan yang terjadi antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi (Sedarmayanti, 2001 : 71) . Adapun indikator dari Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi ini adalah sebagai berikut : 1) Adanya pengawasan mutu terhadap produk

2) Pengawasan karyawan mengenai pekerjaan

d. Manajemen produktivitas. Manajemen produktivitas adalah

manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktifitas. (Sedarmayanti, 2001 : 72) Adapun indikator dari manajemen produktivitas adalah sebagai berikut :


(40)

1) Efesiensi sumber daya manusia

2) System kerja yang terdapat dalam organisasi

e. Efesiensi tenaga kerja. Efesiensi tenaga kerja di definisikan sebagai efesiensi yang mencakup perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas (Sedarmayanti, 2001 : 72). Adapun indikator dari efesiensi tenga kerja Sedarmayanti adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan tenaga kerja 2) Tambahan tugas dari organisasi

f. Kewiraswastaan. Kewiraswataan adalah sikap yang mencerminkan

kemandirian seseorang dalam suatu organisasi. (Sedarmayanti, 2001 : 72) Adapun indikator dari kewiraswastaan ini adalah sebagai berikut : 1) Pengambilan resiko

2) Kreatifitas dalam berusaha

3) Berada dalam jalur yang benar dalam berusaha 3. Faktor-Faktor Produktivitas Kerja

Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah (Sedarmayanti, 2001:71-78):

a. Sikap mental, berupa : 1) Motivasi kerja 2) Disiplin kerja 3) Etika kerja


(41)

23 b. Pendidikan

Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif.

c. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai

kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup.

d. Manajemen

Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.

e. Hubungan industrial pancasila

Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan :

1) Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktifitas meningkat.

2) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dinamis sehingga

menumbuhkan partisipasi dalam usaha meningkatkan


(42)

3) Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.

f. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

g. Gizi dan kesehatan

Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apalagi bila mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

h. Jaminan sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

i. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab


(43)

25 untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.

j. Sarana produksi

Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadangkadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai. k. Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka akan memungkinkan:

1) Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi

2) Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu 3) Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa

Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas.

l. Kesempatan berprestasi

Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.


(44)

4. Pengukuran Produktivitas

Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda (Muchdarsyah Sinungan, 2003:56).

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah

pelaksanaan sekarang ini memuaskan – namun hanya

mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta

tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.

c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.

5. Peranan Pimpinan Organisasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja perlu diingat bahwa faktor manusia menjadi dasar penentuan dalam meningkatkan produklivitas kerja. Tujuan sebuah program peningkalan produktivitas kerja harus mencapai perubahan yang signifikan, yailu untuk

memperoleh perbandingan yang lebih antara keluaran (output) dan


(45)

27 SB.Handayani (2000) mengatakan bahwa hal utama yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja ini adalah mengatasi sikap "tidak peduli" baik manajer maupun karyawan. Mereka sebenarnya sama-sama memiliki kepenlingan dalam meningkalkan produktivilas kerja, oleh karena itu mereka perlu komilmen bersama lerhadap peningkalan produklivitas kerja. Dalam meningkalkan produklivitas kerja membuluhkan tindakan yang memerlukan kekualan kepemimpinan yang besar dari manajemen puncak.

Menurul Panji Anoraga (2001) peningkatan produktivilas dapat berarti peningkatan hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Pada umumnya, strategi yang diterapkan untuk meningkatkan produktivitas, antara lain:

a. Penyempurnaan manajemen, melalui :

1) Peningkatan kemampuan manejerial dalam bidang perencanaan dan pengambilan keputusan,

2) perbaikan prosedur dan sistem manajemen (termasuk kemampuan pimpinan dalam merancang dan menggunakan sistem yang ada).

3) peningkatan "personal and interpersonal skill".

b. Perbaikan manajemen sumber daya manusia, melalui : 1) Peninjauan kembali peraturan kepegawaian,

2) Perumusan kembali tata cara dalam meningkatkan motivasi pegawai,


(46)

4) Penyempurnaan hubungan antara pegawai dan organisasi kerja. c. Perbaikan kualitas kerja, melalui :

1) Perbaikan Iingkungan kerja (dalam arti lingkungan fisiknya),

2) Penerapan prinsip-prinsip pengembangan organisasi dalam praktek kerja dan menciptakan budaya organisasi yang dapat menaikkan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap organisasi kerjanya.

Yulis Rasul (1996) mengatakan bahwa usaha mengatasi rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja dimana perlu ditemukan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja yaitu dengan memberikan penggajian yang baik, pendidikan, peningkatan partisipasi karyawan, perbaikan komunikasi dan perbaikan kondisi kerja. Dari penjelasan diatas adapun faktor yang menghambat produktivitas kerja adalah ketika semua faktor pendukung tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, baik dari sistem perencanaan dan strategi yang telah disusun tidak dilaksanakan oleh karywan dan komunikasi pimpinan organisasi yang tidak menerapkan sistem tersebut dengan baik.

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Secara Harfiah

Dalam manajemen SDM konsep keselamatan dan kesehatan kerja selalu disatukan dan dibahas secara bersamaan, meskipun pada praktiknya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Dilihat dari sisi difinisi bahasa keselamatan adalah terbebas


(47)

29 dari bahaya, bencana, dan malapetaka. Kesehatan adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). (kamus bahasa indonesia:2011)

Dalam pembahasan SDM konsep keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan ligkungan dan

situasi kerja dalam america safety and engineering society of (ASSE).

b. Secara teorits

Pendapat Mangkunegara (2002, p.163). Mengenai

kesealamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah khususnya tenaga kerja dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Pendapat Pandji Anoraga, 2005. Mengatakan bahwa

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah usaha mencegah kecelakaan kerja dan memberikan perasaan yang aman bagi para karyawan dengan memperhatikan aspek lingkungan, mesin dan alat, dan manusianya sendiri.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada kondisi- kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah

perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan


(48)

menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang

sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Kondisi

fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cedera yang

diakibatkan gerakan berulang-ulang, sakit punggung, sindrom carpal

tunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker

seperti kanker paru-paru dan leukimia, emphysema, serta arthritis.

Kondisi-kondisi lain yang diketahui sebagai dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputi penyakit paru-paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan

sistem syaraf pusat, dan bronhitis kronis. Kondisi-kondisi psikologis di

akibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasaan, sikap apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan, dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Schuler, Randall S 1999, p. 222).

Dengan demikian kesimpulan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat


(49)

31 suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut AA Anwar Prabumangkunegara (1993) tujuan dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik secara fisik , sosial dan psikologis.

b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin.

c. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya

d. Adanya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

kerja.

g. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Diterbitkannya Undang-undang tentang Keselamatan Kerja, bertujuan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat

kerja terlindungi keselamatan dan kesehatannya. Pelaksanaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga telah ditujukan untuk

mengidentifikasi kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan

tindakan tidak aman (unsafe act). Tindakan tidak aman bisa terjadi


(50)

Menurut Undang-undang, manajemen hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja setelah yakin tenaga kerja tersebut telah memahami syarat- syarat keselamatan kerja, karena itu manajemen wajib melakukan pembinaan dan memberikan penjelasan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (Soekotjo, dkk, 2000).

3. Dimensi dan Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Berdasarkan teori "tiga faktor" yang menyebutkan bahwa aspek-

aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Pandji Anoraga, 2005), antara lain:

a. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja ialah segala sesuatu yang berada disekitar karywan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Keadaan Iingkungan kerja memberikan pengarug yang besar terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dapat mempertinggi efisien dan efektifitas kerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting untuk diperhatikan antara lain:

1) Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat objek yang dikerjakannya dengan jelas dan cepat. Penerangan yang tidak sempurna, sehingga gelap atau dapat membuat silau, yang berpengaruh negatif terhadap ketrampilan kerja. Warna ruang kantor yang serasi dapat meningkatkan produksi dan semangat kerja (AA Anwar, 1993).


(51)

33 2) Suhu dan sirkulasi udara yang tidak sempurna, sehingga ruangan

kerja berdebu dan lembab. Temperatur dan kelembaban yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik, semangat kerja dan emosi karyawan.

3) Kebisingan merupakan bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki dan mengganggu serla dapat merusak pendengaran dan penggunaan musik di tempat kerja pada waktu-waktu terlentu dapat menciptakan suasana kerja yang lebih serasi.

4) Ketentuan-ketentuan kerja yang sering dilanggar, seperli fasilitas umum didalam perusahaan yang tidak terpelihara, contohnya wc yang tidak dibersihkan, lantai licin dan kotor yang memungkinkan orang tergelincir, tempat pembuangan sisa-sisa bahan pembuangan yang tidak sempurna, cara penempatan mesin dan bahan baku yang tidak tepat, jalur lalu lintas digunakan untuk menempatkan bahanbahan baku, dan ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. b. Mesin dan alat-alat kerja

Kondisi mesin dan peralatan kerja dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemungkinan timbulnya kasus kecelakaan kerja. Peralatan dan mesin kerja yang

tidak ergonomis dapat cepat menimbulkan kelelahan bagi karyawan.

Peralatan yang baik adalah yang senantiasa siap dipergunakan oleh karyawan. Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (1993) kesalahan dapat terletak pada mesin yang letaknya salah, tidak


(52)

dilengkapi dengan alat pelindung, dan alat-alat kerja yang telah rusak atau terlalu tua dan alat-alat perlindungan perseorangan telah rusak. c. Manusia

Dibawah ini merupakan kesalahan-kesalahan manusia yang dapat menimbulkan kecelakaan, meliputi:

1) Sikap yang tidak wajar, seperti sembrono, tidak mengindahkan instruksi, lalai, melamun, tidak memakai alat pelindung diri, tidak kooperatif serta tidak sabar.

2) Kondisi fisik yang kurang sehat cenderung mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja, cepat mengalami kelelahan dan kurang konsentrasi. Kuang sehat secara fisik maupun psikis, seperti cacat badan, tuli, kurang penglihatan, reaksi yang lamban dan kekuatan fisik umum yang kurang, emosi yang tidak stabil, kepribadian yan rapuh, cara berpikir serta motivasi kerja yang rendah memberikan peluang yang lebih besar pada terjadinya kecelakaan kerja.

3) Kurangnya kecakapan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dapat dikarenakan belum cukup latihan, salah mengerti instruksi, tidak mendapat pelajaran terlebih dahulu mengenai suatu pekerjaan, serta merasa asing dalam pekerjaan.

4. Faktor Penyebab Kecelakaan Dalam Kerja

Secara terperinci, pada sekitar tahun 1930, H. W.Heinrich


(53)

35 satu dengan yang lainnya. Teori yang dikenal sebagai teori domino ini menganggap faktor asal usul seseorang dan Iingkungan sosialnya akan mempengaruhi sikap serta perilaku dalam melakukan pekerjaan, sehingga mengakibatkan seseorang cenderung untuk bekerja ceroboh, tidak berhati-hati dan menjurus kearah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam bekerja.

Kondisi demikian ditambah faktor lainnya seperti bahaya Iingkungan kerja dan peralatan mekanik, mengakibatkan suatu kecelakaan kerja beserta seluruh akibatnya. Teori tersebut sekaligus memperluas prinsip penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, bahkan

upaya yang perlu dilakukan tidak sekedar memperbaiki suatu "unsafe

condition", melainkan juga mengoreksi tindakan manusia yang

berbahaya (unsafe action)

5. Usaha-usaha dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Mutiara, 2002) guna mengurangi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecenderungan karyawan untuk

berperilaku dan bersikap yang tidak diinginkan (ubsafe act), adalah

sebagai berikut:

a. Seleksi dan alat yang lain

b. Penyebaran poster dan propaganda c. Pelatihan keselamatan


(54)

e. Komitmen manajer puncak

f. Penentuan kebijaksanaan dalam keselamatan

g. Penetapan tujuan keselamatan dan mengendalikannya

h. Melakukan pengawasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

i. Memonitor pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat (overload).

6. Peranan Pemimpin Dalam Meningkatkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Berikut akan dijelaskan elemen-elemen dasar kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam meningkatkan program K3 (Ismail. A, 2010): a. Komunikasi yang jelas, transparan dan memiliki visi yang jauh

kedepan. K3 harus dikomunikasikan secara jelas, sederhana dan terdapat pengembangan visi. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk mengembangkan visi dan memastikan pesan yang dibuat jelas dan dimengerti oleh semua pihak. Disamping adanya kebijakkan K3, menajemen puncak dapat mengembangkan sendir istilah-istilah yang secara spesifik memeberikan arahan dan tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan tinkat personel di dalam perusahaan.

Misalnya, ”Safety adalah prioritas utama”. Istilah ini sangat sederhana

tetapi siapapun yang membacanya akan dapat memahami dan mengingatnya disaat melakukan aktifitas kerja.

b. Rencana yang ringkas, jelas untuk mencapai visi. Manajemen puncak

bertanggung jawab untuk memastikan penyusunan manual sistem manajemen K3 yang terdiri dari penjelasan singkat struktur dan program SMK3 yang telah dilakukan. Untuk setiap manajemen


(55)

37 K3, sebaiknya terdiri dari: alur yang dapat dipahami, matriks tanggung jawab yang jelas, dan indikator pengukuran kinerja (KPI). Manajemen puncak dapat menunjuk siapa saja yang diberi tanggung jawab menerapkan program tersebut.

c. Secara aktif ikut mendukung dan terlibat dalam pencapaian

program. Ini mencakup setting standar kinerja bagi manajer dan supervisor pada aktifitas seperti safety patrol, investigasi kecelakaan, diskusi kelompok K3 dan proyek-proyek khusus. Para manajer dan

supervisor secara aktif menyingkirkan berbagai hambatan,

mempromosikan pentingnya K3 disamping kualitas dan produktifitas, dan berpartisipasi dalam inspeksi, investigasi, dan lain-lain.

d. Dapat mempertanggungjawabkan semua program K3 kepada semua

level didalam perusahaan. Ini memerlukan keterlibatan aktif semua pihak dengan memberikan peluan yang luas bagi staff untuk memberikan masukkan dan menerima tanggung jawab K3. Hal ini sangat penting dan menunjukkan bahwa standar K3 dan aturannya diketahui, ditaati bersama-sama, dan bila ada pelanggaran, diperkuat dengan tindakkan pendisiplinan.

e. Mengintegrasikan elemen K3 kedalam fungsi inti pengelolaan

bisnis. K3 jangan dianggab sebagai tambahan pekerjaan, atau menjadi

sistem diluat aktifitas sehari-hari. K3 harus menjadi bagian dari setiap pekerjaan. Organisasi yang berkomitmen kuat kepada K3 memiliki batas yang luas bagi SMK3 didalam organisasinya. Bentuk yang biasa


(56)

dilakukan adalah dengan mengintegrasikan SMK3 kedalam sistem manajemen lainnya seperti ISO 9001 dan ISO 14001.

f. Komitmen kepada K3 sebagai prioritas. Memiliki SMK3 yang meliputi banyak hal, terstruktur, dan adanya proses dalam meningkatkan kompetensi sumberdaya manusianya merupakan sebuah pesan bahwa K3 menjadi prioritas didalam organisasi. Pelatihan sebaiknya tidak dipandang sebagai pengganti tapi sebagai tambahan untuk keterlibatan. Pemimpin dalam K3 mengambil setiap peluang dalam memperkuat SMK3, dan menemukan dukungan, keterlibatan pekerja dan mengakui hal tersebut sebagai prestasi positif mereka.

g. Fokus pada perbaikkan berkelanjutan (continous improvement) dari sistem manajemen K3. Mengelola SMK3 adalah sama dengan mengelola produktivitas, kualitas atau area-area lain dalam organisasi. Peningkatan dan perbaikkan sistem dapat dijadikan sebagai bagian dari aktifitas sehari-hari.

7. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dibuatkannya Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sesuatu yang sangat penting dan harus. Karena hal ini akan menjamin dilaksanakannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara baik

dan benar. Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers

liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja.


(57)

39 Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka

dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu

Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat

keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan,

peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,

pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena


(58)

terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan baik.

Sesuai dengan ketentuan pemerintah agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan lingkungan yang aman bagi karyawan dan masyarakat maka diperlukannya AMDAL. AMDAL adalah

singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan.

Pengertian AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 yang berbunyi bahwa pengertian AMDAL adalah Kajian atas dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh.

Alasan diperlukannya AMDAL untuk diperlukannya studi kelayakan karena dalam undang-undang dan peraturan pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Komponen-komponen AMDAL adalah PIL (Penyajian informasi lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis dampak


(59)

41 lingkungan), RPL ( Rencana pemantauan lingkungan), RKL (Rencana pengelolaan lingkungan).

Tujuan AMDAL merupakan penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Adapun Fungsi AMDAL adalah sebagai berikut :

a. Bahan perencanaan pembangunan wilayah.

b. Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

c. Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

d. Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

e. Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.

f. Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha. g. Merupakan Scientific Document dan Legal Document. h. Izin Kelayakan Lingkungan

C. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja a. Secara harfiah

Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin “discipline”

yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta


(60)

memperbaiki perilaku individu sehingga taat azas dan selalu patuh pada aturan atau norma yang berlaku. Disiplin diartikan bilamana pegawai selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peratran perusahaan yang berlaku. Dan dalam disiplin kerja pegawai diperlukan peraturan dan hukuman. Peraturan itu sangat diperlukan untuk memberi bimbingan dan penyeluruhan bagi pegawai dalam menciptakan tatatertib yang baik diperusahaan. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, dan pegawai. Perusahaan sulit mecapi tujuannya, jika pegawai tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut. Disiplin suatu perusahaan dikatakan baik,jika sebagian besar pegawai mematuhi peraturan-peraturan yang ada. b. Secara teoritis

Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi (Mangkunegara, 2001:129). Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan.

Disiplin kerja menurut Husain (2005) adalah karyawan yang taat dan patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan dari kelompok maupun perusahaan.


(61)

43 Disiplin juga merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal (Sedarmayanti, 2001:10). Melalui disiplin pula timbul keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial. Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan. Menurut pendapat ahli lain disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan- peraturan perusahaan dan norma yang berlaku (Hasibuan, 2003:193). 2. Pembentukan Disiplin

Menurut Cenzo & Robbins (2005), Disiplin berdasarkan faktor terjadinya dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu:

a. Disiplin Intrinsik

Disiplin intrinsik adalah disiplin yang muncul atas kesadaran

dan kesukarelaan untuk taat dan patuh terhdap nilai-nilai, norma- norma, dan peraturan, khususnya yang ditetapkan oleh suatu organisas dan kesukarelaan itu muncul dilingkungan dimana seseorang itu berada. Kesadaran dan kesukarelaan itu muncul karena adanya motivasi yang tinggi dalam diri seseorang untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Seseorang yang berperilaku disiplin karena adanya motivasi yang kuat dapat mengembangkan dirinya ke arah penyelesaian yang lebih baik dalam bekerja. Dengan demikian, seseorang yang memiliki disiplin diri secara sukarela dan senang hati untuk bekerja dengan semangat yang tinggi dan penuh tangung jawab.


(62)

b. Disiplin ekstrinsik

Disiplin ekstrinsik adalah disiplin yang muncul karena dipaksa

oleh pihak luar untuk mematuhi nilai, norma, dan aturan yang ada.

Disiplin ini terjadi karena adanya reward dan punishment yang

diberlakukan oleh organisasi atau lingkungannya. Seseorang yang mematuhi dan menjalankan aturan dengan baik, akan mendapat pujian dan penghargaan, sedangkan bagi yang melanggar aturan akan mendapat hukuman. Hal ini dapat mendorong karyawan untuk mematuhi peraturan dalam bekerja. Tujuan akhir yang akan dicapai dari dua faktor disiplin adalah terbentuknya perilaku disiplin karyawan. Dimana karyawan dapat mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Indikator Dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Menurut Hasibuan (2000), untuk menjaga dan meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam bekerja, terdapat beberapa indikator yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Tujuan dan kemampuan, tujuan dari pekerjaan yang dibebankan harus

sesuai dengan kemampuan, agar karyawan dapat bekerja dengan baik. b. Teladan pemimpin, adanya pimpinan yang dapat dijadikan contoh

karyawan dalam berperilaku disiplin.

c. Balas jasa, adanya balas jasa atau imbalan akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya.

d. Keadilan, Penerapan disiplin pada karyawan tanpa membeda-bedakan


(1)

PK8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,413 **

,453 **

,577 **

,440 *

,360 *

,384 ,256 1 **

,518 **

,453 ,186 ,256 *

,381 ,256 **

,672 ,697** ,006 ,002 ,000 ,003 ,018 ,011 ,098

,000 ,002 ,233 ,098 ,012 ,098 ,000 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,405 ,172 **

,432 ,214 *

,312 ,097 ,074 **

,518 1 **

,471 ,114 ,074 ,078 ,074 **

,446 ,452** ,007 ,269 ,004 ,168 ,042 ,536 ,638 ,000

,001 ,467 ,638 ,619 ,638 ,003 ,002

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,394 ,150 **

,504 ,263 *

,359 **

,396 ,253 **

,453 **

,471 1 *

,310 ,253 **

,467 ,253 *

,364 ,619** ,009 ,337 ,001 ,088 ,018 ,009 ,101 ,002 ,001

,043 ,101 ,002 ,101 ,016 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,549 ,054 ,219 *

,341 **

,473 ,194 **

,428 ,186 ,114 *

,310 1 **

,428 ,269 **

,428 *

,307 ,538** ,000 ,729 ,158 ,025 ,001 ,213 ,004 ,233 ,467 ,043

,004 ,081 ,004 ,045 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,483 -,021 ,300 ,214 **

,413 **

,468 **

1,000 ,256 ,074 ,253 **

,428 1 **

,438 **

1,000 ,300 ,703** ,001 ,895 ,051 ,169 ,006 ,002 ,000 ,098 ,638 ,101 ,004

,003 ,000 ,050 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,501 ,190 **

,531 *

,349 **

,465 **

,919 **

,438 *

,381 ,078 **

,467 ,269 **

,438 1 **

,438 ,231 ,715** ,001 ,223 ,000 ,022 ,002 ,000 ,003 ,012 ,619 ,002 ,081 ,003

,003 ,136 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,483 -,021 ,300 ,214 **

,413 **

,468 **

1,000 ,256 ,074 ,253 **

,428 **

1,000 **

,438 1 ,300 ,703** ,001 ,895 ,051 ,169 ,006 ,002 ,000 ,098 ,638 ,101 ,004 ,000 ,003

,050 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

PK15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

*

,359 **

,429 **

,434 *

,324 ,179 ,193 ,300 **

,672 **

,446 *

,364 *

,307 ,300 ,231 ,300 1 ,624** ,018 ,004 ,004 ,034 ,251 ,216 ,050 ,000 ,003 ,016 ,045 ,050 ,136 ,050

,000


(2)

110

PKT Pearson

OT Correlation Sig. (2-tailed) N

**

,789 *

,321 **

,719 **

,555 **

,685 **

,702 **

,703 **

,697 **

,452 **

,619 **

,538 **

,703 **

,715 **

,703 **

,624 1

,000 ,036 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(3)

Uji Reliabilitas

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,843 12

Disiplin Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,805 12

Produktivitas Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

112

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) K3

DK

7,661 13,297 ,576 ,568

,571 ,132 ,539 4,333 ,000 ,981 1,019

,476 ,234 ,253 2,033 ,049 ,981 1,019

a. Dependent Variable: PK


(5)

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

Normal Parametersa,b Mean

Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute

Positive Negative Test Statistic

Asymp. Sig. (2-tailed)

43 ,0000000 5,09718673 ,085 ,055 -,085 ,085 ,200c,d a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


(6)

114

Uji Hipotesis

Uji Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,626a ,392 ,362 5,223

a. Predictors: (Constant), DK, K3 b. Dependent Variable: PK

Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression Residual Total

703,297 2 351,648 12,890 ,000b

1091,215 40 27,280

1794,512 42 a. Dependent Variable: PK

b. Predictors: (Constant), DK, K3

Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) K3 DK

7,661 13,297 ,576 ,568

,571 ,132 ,539 4,333 ,000

,476 ,234 ,253 2,033 ,049