Karsinogenesis kanker Karakteristik kemampuan sel kanker

terhadap sel kanker payudara T47D dengan menentukan nilai IC 50 nya menggunakan metode MTT.

D. Tinjauan Pustaka

1. Kanker

a. Karsinogenesis kanker

Kanker merupakan suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler Ganiswara, 1995. Hal ini terkait erat dengan fungsi antioksidan dan antiinflamasi. Produksi berlebihan NO dan prostaglandin, akibat aktivitas iNOS dan COX-2, mendorong terjadinya penyakit kanker Setyawan dan Darusman, 2008. Kanker atau neoplasma berkembang dari sel dalam mekanisme normal dengan kontrol pertumbuhan dan proliferasi yang berubah. Mekanisme terbentuknya kanker kasinogenesis terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu: 1 Tahap Inisiasi Tahap ini perlu pemaparan karsinogen terhadap sel normal. Karsinogen tersebut menyebabkan kerusakan genetik yang tidak dapat diperbaiki sehingga mengakibatkan mutasi sel yang bersifat ireversibel. Sel yang termutasi ini memiliki respon yang berubah terhadap lingkungannya dan tumbuh selektif sehingga berpotensi menjadi sel kanker Di Piro et al ., 2005. 2 Tahap Promosi Selama tahap ini, karsinogen mengubah lingkungan untuk mempromosikan pertumbuhan sel termutasi melebihi sel normal. Berbeda dengan tahap inisiasi, bahwa pada tahap promosi bersifat reversibel. Sifat ini menjadi target kemopreventif selanjutnya dengan perubahan lifestyle dan diet . Akan tetapi, pada titik tertentu sel yang termutasi akan menjadi kanker Di Piro et al ., 2005. 3 Tahap Progresi Tahap akhir dari pertumbuhan tumor adalah progresi. Keterlibatan perubahan genetik menyebabkan proliferasi sel yang begitu cepat. Pada tahap ini melibatkan invansi tumor ke dalam jaringan lokal dan mengalami metastasis penyebaran yang jauh Di Piro et al ., 2005.

b. Karakteristik kemampuan sel kanker

Sel kanker memiliki pengaruh pada jalur regulator yang menguasai proliferasi dan homeostasis sel normal. Genotip sel kanker merupakan manifestasi perubahan esensial pada fisiologi sel yang secara kolektif memerintah pertumbuhan kanker. 1. Self-sufficiency in growth signals Sel normal memerlukan growth signals GS untuk melakukan proliferasi sel. Sedangkan sel tumor menghasilkan growth factors sendiri tanpa tergantung pada growth factors dari sel lain. Reseptor growth factors seringkali membawa aktivitas tirosin kinase di dalam sitoplasma yang diekspresikan secara berlebih pada sel kanker Hanahan dan Weinberg, 2000. 2. Insensitivity to antigrowth signals Sinyal antiproliferasi pada jaringan normal mengatur untuk mempertahankan aktivitas sel dan homeostasis jaringan. Antigrowth signals dapat memblok proliferasi dengan mekanisme yang berbeda. Sel dipaksa keluar dari siklus proliferasi aktif menuju fase istirahat G . Sel kanker selalu menghindari sinyal antiproliferasi. Gangguan jalur pRb menyebabkan terlepasnya faktor transkripsi E2F sehingga terjadi proliferasi sel yang membuat sel tersebut menjadi tidak sensitif terhadap faktor anti pertumbuhan Hanahan dan Weinberg, 2000. 3. Evasion of apoptosis Kematian sel secara terprogram apoptosis bisa terjadi antara lain Gambar 3: adanya famili Bcl-2 memberikan sinyal kematian supaya mitokondria melepaskan sitokrom C, protein p53 mengatur ekspresi proapoptosis Bax dalam merespon kerusakan DNA, serta adanya protease intraseluler caspase yang diaktivasi oleh reseptor kematian seperti FAS atau sitokrom C Hanahan dan Weinberg, 2000. Selain itu, jalur yang juga berperan dalam apoptosis adalah jalur PI3K. PI3K ini merupakan salah satu protein anti-apoptosis. Protein ini akan diaktivasi oleh reseptor tirosin kinase yang selanjutnya akan mengkatalisis fosforilasi phospatidil inositol IP membentuk PI-3,4,5-P3 PIP3. Kemudian PIP3 mengaktifkan Akt memainkan peranan dalam menghambat apoptosis Ujiantari dkk., 2010. Resistensi sel kanker terhadap apoptosis terjadi karena rendahnya pengatur proapoptosis akibat mutasi protein penekan tumor p53 Hanahan dan Weinberg, 2000. Gambar 1. Jalur-jalur Pertumbuhan yang Muncul pada Sel Mamalia dan Mekanisme Apoptosis Hanahan dan Weinberg, 2000 4. Limitless replicative potensial Sel tumor yang dikultur menunjukkan bahwa potensi replikasi tak terbatas merupakan fenotif yang diperlukan selama perkembangan tumor dan esensial untuk perkembangan kanker. Mekanisme dalam limitless replicative potensial pada sel kanker yaitu mengatur ekspresi enzim telomere dengan menambahkan hexanucleotide ke dalam akhir DNA telomerik dan mempertahankan telomere melalui perubahan interkromosomal berbasis rekombinan. Jadi, kematian sel dapat diaktifkan dengan memperpendek telomere atau menentang sinyal pertumbuhan dengan memasuki fase G Hanahan dan Weinberg, 2000. 5. Sustained angiogenesis Tanda awal angiogenesis yaitu adanya vascular endothelial growth factor VEGF dan fibroblast growth factor FGF. Antibodi anti VEGF mampu memperbaiki pertumbuhan tumor dan neovaskularisasi. Inhibitor angiogenesis prototipikal yaitu thrombospondin-1 yang mengikat CD36 . Hilangnya fungsi p53 dapat menyebabkan rendahnya kadar thrombospondin-1 sehingga melepaskan sel endothelial dari efek penghambatannya Hanahan dan Weinberg, 2000. 6. Tissue invasion and metastasis Massa tumor berpindah, menyebar dan bergerak ke tempat lain membentuk koloni baru kanker. Kemampuan invasi dan metastasis sel kanker mampu melepaskan massa tumor ke daerah tubuh yang memiliki nutrisi dan tempat memadai Hanahan dan Weinberg, 2000.

c. Kanker Payudara

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP SEL KANKER P

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

0 8 7

Lampiran 1. Perhitungan larutan sampel dan perhitungan sel 1. Perhitungan larutan sampel AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDA

0 0 8

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

0 1 16

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

1 10 15

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet (L.) J. E. UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Can

0 0 15

PENENTUAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH Penentuan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet) Dengan TLC Dan GC-MS.

0 3 11

PENENTUAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet Penentuan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet (L.) J.E. Smith) Dengan Klt Dan Kckt.

0 1 10

PENENTUAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet Penentuan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet (L.) J.E. Smith) Dengan Klt Dan Kckt.

0 1 17

AKTIVITAS LARVASIDA DAN REPELEN EKSTRAK DAN MINYAK ATSIRI RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet (L.) J.E. Smith) DAN LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP LARVA DAN NYAMUK Aedes aegy.

0 1 2